Sakit

Masih di kampus--------

Seperti biasa Khanza menjani kuliah nya, dia mengambil ilmu hukum di universitas terkenal.

Akan tetapi hari ini sedikit berbeda, Tubuh Khanza sangat lelah padahal dia tak melakukan apapun, dan juga Khanza merasakan perutnya sakit entah apalah penyebabnya.

Khanza meringkuk di bangkunya, sambil memegani perutnya yang sakit, Sinta yang duduk tak terlalu jauh dari nya langsung menoleh dia khawatir melihat keadaan Khanza seperti itu.

“Za kamu kenapa ??” tanya Sinta dengan suara pelan, karena di depan nya ada dosen yang sedang menerangkan materi.

Khanza mengangkat kepala nya sedikit, dia menoleh kepada Sinta.

“Aku gak Papa” jawab Khanza pelan.

Mata kuliah berakhir, dari tadi Khanza rasanya tak sabar menunggu sang Dosen keluar, perutnya terasa sangat sakit, enggak biasanya Khanza seperti ini, tapi dia heran karena selama seminggu ini tubuhnya cepat sekali lelah, di tambah dengan gejala mual yang dia alami.

Bukan karena gejala hamil seperti yang sering terjadi pada ibu hamil, karena tidak mungkin Khanza seperti itu, soalnya dia pacar aja gak punya.

“Za aku anterin pulang ya !! wajahmu sedikit pucat” ucap Sinta khawatir.

“Enggak perlu Sin, lagian masih ada satu mata kuliah lagi, aku gak Papa kok”

“Tapi Za”

Khanza membalas dengan senyuman sebisa mungkin dia berusaha kuat menahan rasa sakit di perutnya.

“Apa aku kerumah sakit aja ya nanti ?? supaya aku tau penyebab sakit perutku, tapi aku takut kalau ternyata aku punya penyakit lain” batin Khanza.

“Mau ikut ke kantin ?? ” tanya Sinta

“Enggak Sin, kamu aja maaf ya aku gak bisa nemenin”

“Ok enggak papa, Kamu mau nitip gak ??”

Khanza menggleng, setelah Sinta pergi Khanza menempelkan wajahnya di atas meja, matanya terpejam dengan kening mengkerut, sementara kedua tangan nya masih di atas perut karena rasa sakit itu belum mereda.

“Ayah, perut Khanza sakit” lirihnya pelan.

Khanza masih harus berjuang, masih ada satu pelajaran lagi yang akan dia tempuh, sejujurnya Khanza sudah tak sanggup tapi Khanza berusaha melawan rasa sakitnya.

Karena Khanza yakin kalau ini hanya sakit perut biasa, dia tidak ingin berpikiran negatif karena kata sang Ayah pikiran negatif itu akan menjadi kenyataan, makanya Khanza berusaha yakin kalau dia tidak apa-apa.

-

-

Akhirnya dengan banyak kesabaran jam kuliah pun berakhir, wajah Khanza semakin pucat bahkan dia sudah tidak ada tenaga sama sekali.

“Sin anterin aku pulang ya !! nanti kamu pulang nya di anterin sopir rumah ku” ucap Khanza memohon.

“Ok Za. Kamu tenang aja nginap di tempat mu juga aku mau”

Sinta membantu memapah tubuh Khanza keluar dari kampus, banyak para cowok yang ingin membantu mengantar Khanza saat itu tapi Khanza tak menggubris dia tetap berjalan dengan di bantu Sinta sahabatnya.

Tidak berapa lama Sinta dan Khanza tiba di rumah Khanza, segera Sinta berlari memanggil Bik Sri untuk membantu Khanza.

“Bik tolong bantuin aku, Khanza sakit” teriak Sinta.

Bik Sri yang sedang memasak langsung mematikan kompornya, dia dengan tergesa-gesa keluar dari rumah untuk melihat keadaan Khanza.

“Ya Allah non Khanza kenapa begini ??? mana yang sakit Non ??” tanya Bik Sri bertubi-tubi.

“Perutku bu sakit sekali”

“Ya sudah masuk dulu, apa mau langsung kerumah sakit ?? ”

“Tidak bu. Khanza hanya butuh istirahat”

Dengan di bantu Bik Sri dan Sinta, Khanza bisa berjalan dan masuk kedalam kamar nya.

*************

Seminggu telah berlalu, keadaan Khanza masih sama seperti kemaren-kemaren bahkan sekarang nafsu makan Khanza hilang, membuat Bik Sri semakin khawatir.

Sementara Pak Hadi sudah dalam perjalanan pulang, setelah di kabari oleh Bik Sri, Pak Hadi langsung pulang.

“Non kita kerumah sakit aja ya ??”

“Iya bu”

Akhirnya sekarang Khanza pasrah tidak seperti kemaren-kemaren Khanza membantah untuk di bawah kerumah sakit, karena sekarang Khanza sudah tidak berdaya sakit di perutnya semakin menjadi.

Bik Sri langsung memanggil Pak Udin untuk membantu mengangkat tubuh Khanza, dan mereka bertiga langsung ke rumah sakit.

Sesampai nya di rumah sakit, Khanza langsung di bawah ke ruangan IGD, kebetulan jadwal Arif kosong jadi dia yang bertugas memeriksa Khanza.

“Selamat siang Nona” sapa Arif ramah.

Khanza hanya mendelikan matanya, tidak suka dengan pria yang sok akrap dengan nya seperti itu, padahal Arif hanya menjalan kan tugasnya bukan untuk SKSD (Sok Kenal Sok Dekat).

“Apa yang Nona rasakan ??” tanya Arif lagi masih dengan nada bersahabat.

“Perutku sakit, di tambah akhir-akhir ini aku mengalami mual dan muntah”

Mendengar perkataan Khanza, Arif menjadi mengernyit bingung.

“Apa anda hamil ??”

Pertanyaan Arif membuat Khanza langsung menatapnya dengan sorot mata tajam, dia tidak suka dengan pertanyaan itu jika dia punya tenaga ingin sekali Khanza menampar wajah sok polos dari dokter itu.

“Hei dokter, jaga ya ucapan mu, mana ada aku hamil kawin aja belum”

“Nikah Nona, bukan kawin” ralat Arif.

“Sama aja” balas Khanza sengit.

Arif mulai memeriksa tubuh Khanza, dari denyut jantung dan tekanan darah.

“Sus ambil simple darahnya, dan persiapkan segalanya karena akan di lakukan USG untuk mengetahu penyebab sakit di bagian perutnya” pintah Arif kepada Suster disana.

“Baik Dok”

“Tunggu-tunggu, apa aku akan di suntik ??” tanya Khanza

“Iya mbak, cuman sedikit kok, saya hanya akan mengambil darah mbak dikit buat pemeriksaan”

Arif tersenyum melihat Khanza ketakutan saat akan di suntik, padahal itu hanya sebentar karena hanya untuk mengambil darahnya sedikit.

“Jangan takut Nona itu tidak akan sakit” ucap Arif dengan lembut.

“Tapi saya takut Dok, ini lah Alasan nya kenapa aku gak mau kuliah kedokteran karena takut sama jarum suntik”

“Sini saya pegang tangan saya, biar gak takut” pinta Arif.

Tak di sangka Khanza langsung menurut, dia langsung memegang tangan Arif dengan kencang sementara sang Suster mengambil simple darah Khanza.

“Sudah selesai, bagaimana apa masih sakit ??”

“Hehe, enggak kerasa dok”

Lagi-lagi Arif menahan senyumnya, lucu dengan sikap Khanza, tadi dia jutek dan sekarang dia sudah mau berteman.

“Saya sakit apa dok ??” tanya Khanza.

“Saya belum bisa memastikan, nanti kalau sudah melakukan USG dan hasil darah kamu keluar baru kita akan mengetahui gejala sakit di perut kamu” jelas Arif.

Khanza mengangguk dia menatap wajah Arif lama, terlihat sangat tampan dan berseri, buru-buru Khanza menepis pikiran nya.

“Yang datang bersama kamu tadi adalah kedua orang tua kamu ??” tanya Arif lagi.

“Bukan, mereka pembantu di rumah, Ayahku masih dinas tapi katanya pulang hari ini kalau Bunda dia udah pergi ke syurga”

BERSAMBUNG.....

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

😍😍😍

2023-09-03

0

susi 2020

susi 2020

😘😘

2023-09-03

0

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

kereeenn

2022-09-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!