Kembali Kuliah

Matahari telah terbit dari ufuk timur, udara segar pagi hari, kicauan burung-burung riang seolah-olah bertasbih atas keindahan Ilahi. Suara kendaraan bermotor pagi hari yang berisik menjadi kebiasaan di kota Jakarta.

Setelah sekian lama tak menampakan diri di Universitas tempatnya menimbah ilmu. Hingga hari itu Khanza akan kembali kuliah.

“Non Khanza. Itu Den Arif sudah nunggu di depan” ucap Bik Sri di ambang pintu.

Khanza merengut kesal padahal dia sama sekali tidak ingin lelaki itu mengantar nya kuliah. Bukan apa-apa hanya saja Khanza belum siap untuk memberi tahu semua nya kepada Sinta. dia belum siap. Apalagi pertunangan mereka sangat dadakan.

Namun Arif tak mengindahkan permintaan nya. Dia tetap dengan pendirian nya untuk mengantar Khanza ke tempat nya kuliah.

“Iya Bu. Bilang tunggu sebentar !!” balas Khanza dengan wajah di tekuk.

Khanza kembali meneliti penampilan nya. Tidak ingin terlewatkan sedikitpun. Setelah di rasa semuanya perfect. Khanza langsung berlalu dari sana tidak lupa dengan tas kecil yang menjadi favoritnya. Tumpukan buku tebal yang harus dia bawah hari itu. Menyebalkan.

“Sudah siap ??” tanya Arif setelah Khanza berdiri di depan nya dengan wajah merengut.

Membuatnya terkekeh karena lucu.

“Enggak usah ketawa !!” Cibir Khanza tak terima.

“Lagian kamu pagi-pagi wajahnya udah kusut aja. Seperti gak dapat jatah” Arif kembali terkekeh.

“Iihh. Diam sih !! ya udah katanya mau nganterin ?? jadi gak ??”

“Iya jadi Dong. Masa enggak”

“Ya Udah ayok”

“Tunggu bentar !!” ucap Arif semakin membuat Khanza kesal.

Apalagi sih ?? gak tau apa kalau hari ini adalah hari pertama nya kuliah setelah sekian lama meliburkan diri. Batin Khanza geram.

“Sudah mau berangkat ??” tiba-tiba suara Pak Hadi muncul membuat Khanza menoleh kebelakang. Dia menatap Arif dengan seksama.

“Iya Om. Kita mau pamit” balas Arif tersenyum ramah.

“Oh ya sudah. Sana berangkat !! hati-hati dijalan. Jagain Khanza ya !! sabar kalau dia sedikit nyebelin karena memang gitu anak nya”

“Ayah” balas Khanza cepat. Tidak ingin ayahnya terus melanjutkan kata yang akan semakin membuat nya jadi bahan ketawaan oleh calon suami nya itu.

“Hehe. Iya Om” sahut Arif cepat sambil mengu lum senyum nya.

“Panggil Ayah saja !! kan sebentar lagi kalian akan menikah”

“Baik Om eh Ayah”

“Buruan eh..Nanti aku telat” Khanza memukul lengan Arif supaya menyudahi obrolan pagi ini. Jam di tangan nya terus berputar dan Sinta semalam memberi tahunya kalau mereka ada kuis pagi ini.

“Ya udah Yah kita berangkat ya. Assalamualaikum” pamit Arif kemudian.

“Walaikumsalam” balas Pak Hadi.

Mereka berdua langsung berjalan keluar rumah tak lupa mencium punggung tangan Pak Hadi terlebih dahulu.

**********

“Kenap sih cemberut terus ?? marah ya aku anterin gini ??” tanya Arif sambil fokus ke jalanan yang lumayan padat pagi itu.

“Bukan marah ataupun gak suka kamu anterin. Tapi ini bukan waktu yang tepat. Soalnya teman aku gak tau kalau aku udah tunangan apalagi bentar lagi nikah”

“Ya udah maaf”

Khanza tetap dengan pendirian nya. Menghadap ke kaca jendela tanpa sedikitpun menoleh ke arah Arif. Memikirkan bagaimana caranya menjelaskan kepada sahabatnya tentang siapa yang nganterin dia saat ini.

“Nanti gak usah di jemput ya ! aku bisa pulang sendiri. Lagian nanti pulang kuliah aku mau ke toko buku dulu” jelas Khanza setelah mobil berhenti di depan gerbang Universitas tempatnya kuliah.

“Iya. Kamu hati-hati. Jangan capek-capek ingat Minggu depan kamu Masih harus kontrol lagi”

“Iya Mas. Aku ingat kok”

“Bagus. Sana masuk katanya mau ada kuis” ucap Arif sambil mengelus kepala Khanza dengan lembut.

Khanza tersenyum dia langsung membuka pintu mobil lalu berjalan meninggalkan nya.

Mata Arif masih terus memandang langkah Khanza yang terus menjauh memasuki halaman Universitas.

**************

“Ya ampun Khanza Astaga aku kangen banget sama kamu” ucap Sinta setelah melihat Khanza masuk kekelas.

Khanza tersenyum Jika Sinta ada di dalam kelas. Berarti dia tidak melihat Khanza turun dari mobil Arif. Selamat.

“Aku kira kamu bohongin aku kalau mau masuk hari ini” ucap Sinta antusias sambil menggiring Khanza untuk duduk di bangku nya.

“Ya enggaklah Sin” balas Khanza

“Gimana keadaan kamu ?? setelah operasi gak ada apa-apa kan ?? kamu sih aku nanya di rawat di rumah sakit mana gak di jawab-jawab. Aku tanya Bik Sri dia gak mau jawab juga”

“Haha. Iya maaf Sin.. Bukan gak mau kamu jengok tapi aku gak ingin kamu khawatir”

Tidak berapa lama terdengar langka kaki seseorang. Sinta langsung menghentikan ucapan nya saat matanya menatap seorang dosen pria yang di kenali paling galak di antara dosen.

Sementara Khanza hanya diam saja.

Baginya dosen galak maupun enggak sama aja. Sama-sama makan nasi.

Tak ada penjelasan karena mungkin sang Dosen sudah memberi tahu kalau akan ada Kuis pagi ini. Jadi dia langsung memberikan lembar soal kepada seluruh anak didiknya.

“Khanza sudah sehat ??” tanya Dosen saat meletakan lembar soal di meja Khanza.

“Sehat Pak" jawab Khanza ramah.

Waktu berlalu begitu cepat tak terasa jam kuliah pertama sudah selesai. Seperti sebelum nya Khanza dan Sinta akan langsung ke kantin untuk mengisi perutnya.

Namun di perjalanan ke kantin suara ponsel Khanza membuat kedua nya berhenti. Khanza langsung mengecek ponselnya.

Jangan makan sembarangan ya dek !! jaga kesehatan.

Hati Khanza terenyuh Calon suaminya begitu perhatian kepadanya. Semua itu membuat Khanza sangat nyaman walau beberapa kali Khanza bersikap cuek dan jutek namun Arif tak pernah marah dengan nya . Arif selalu memperlakukan Khanza dengan baik.

“Siapa Za ??” tanya Sinta kepo.

“Ayah” jawabnya masih memandangi pesan singkat yang baru ia terima.

“Kok lihatnya gitu amat, ? senyum -senyum lagi kek orang jatuh Cinta aja” cibir Sinta

“Apaan sih, Biasa aja kok”

Langkah mereka kembali berlanjut. Memasuki area kantin yang setiap saat di penuhi oleh mahasiswa. Khanza dan Sinta duduk di bangku yang masih tersisah.

“Pesan apa Za ??” tanya Sinta.

“Apa ya ??” jawab Khanza sembari mikir “Nasi uduk aja deh” lanjutnya lagi.

“Tumben biasanya juga Bakso”

“Iya pingin ganti aja” ..

Sebenarnya bukan begitu hanya saja Khanza ingat sama pesan singkat yang ia terima tadi.

Memikirkan hal itu Khanza baru sadar kalau pesan dari Arif belum dia balas. Mumpung Sinta lagi mesan makanan Buru-buru Khanza membalas pesan dari calon suaminya itu.

Iya Mas . Aku ingat kok. Makasih udah perhatian sama aku.

Centang satu menandakan kalau Arif tidak aktif. Khaza tau kalau tunangan nya itu adalah dokter pasti dia sedang banyak pasien.

BERSAMBUNG..

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

😘😘😘

2023-09-04

0

susi 2020

susi 2020

🙄🙄

2023-09-04

0

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

lanjuuut

2022-09-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!