BAB 15 : Modus Arka

Arka melangkah untuk memasuki villa dan di sana sudah ada Mita yang berdiri di depan pintu menyambut kedatangannya sambil tersenyum manis, karna sebelumnya ia kembali menelpon dan meminta Mita untuk menyambut kepulangannya.

"Yah ... aku tidak menyangka kau benar benar melakukannya," ucap Arka dengan nada mengejek sambil menyodorkan tas kerjanya di hadapan wajah Mita, ia sangat puas karna berhasil mengerjai Mita malam ini, ia dapat melihat kekesalan di balik senyum manis itu.

"Terimakasih suamiku, karna telah membuatku melakukan banyak tugas mulia malam ini," sindir Mita dengan senyum terpaksa.

Mita mengambil tas kerja yang disodorkan Arka, lalu meraih tangannya dan mencium punggung tangan sang suami. Untuk hal yang satu ini ia melakukannya dengan tulus tanpa paksaan dari Arka.

Arka yang mendapatkan perlakuan seperti itu berusaha menyembunyikan senyumnya dan tetap terlihat cool dengan memasang wajah datarnya. Padahal di dalam hatinya sudah di penuhi oleh kupu kupu.

"Wajahmu? Apa yang terjadi?" tanya Mita dengan ekspresi terkejut saat menyadari wajah lebam Arka.

"Ayo masuk, aku sudah sangat lapar," ucap Arka tanpa menjawab pertanyaan Mita.

Bukannya langsung masuk Mita malah memegang lengan Arka yang hendak masuk. "Itu pasti sakit, apa kamu baik baik saja? Ini harus cepat diobati," ucap Mita lalu menarik Arka dan mendudukkannya di sofa. "Tunggu di sini," perintah Mita.

"Aku tidak apa apa ini hanya luka kecil," ucap Arka yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Mita. Tanpa sadar Arka menurut dan dengan patuh menunggu Mita yang sedang mengambil kotak obat.

Mita duduk di samping Arka dan mulai mengobatinya dengan telaten. "Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa wajahmu bisa terluka seperti ini? Apa kemampuan bertarung mu sudah menghilang, sampai membiarkan dirimu terluka seperti ini?" oceh Mita sambil menekan dengan pelan sudut bibir Arka.

Sementara Arka hanya diam saja sambil menatap wajah Mita yang jaraknya sangat dekat dengannya.

"Apa kamu mengkhawatirkan ku?" tanya Arka tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Mita.

Tatapan mereka bertemu, suasana tiba tiba menjadi hening, tatapan mata mereka seolah olah sedang menyampaikan perasaan mereka masing masing, menyalurkan rasa rindu yang selama ini terpendam. Arka membelai pipi Mita dengan lembut, ia terus mendekatkan wajahnya ke hadapan Mita, membuat Mita secara tidak sadar memejamkan matanya, dan saat bibir mereka nyaris bertemu.

"Tuan, Non–" ucapan pelayan tersebut terpotong saat melihat adegan kedua majikannya.

Mita reflek membuka matanya, karna terkejut ia tanpa sadar menekan kuat sudut bibir Arka yang terluka.

"Aw! Apa yang kamu lakukan? Bukannya mengobati, kamu malah menambah sakit," gerutu Arka sambil memegangi lukanya.

"Maaf Non makanannya sudah siap," ucap pelayan tersebut sambil menundukkan kepalanya ketakutan, karna telah menggangu majikannya, ia hanya bisa berharap semoga ia tidak mendapatkan kemarahan dari tuannya.

"Bu–bukankah kamu lapar? Ayo cepat keburu makanannya dingin," ucap Mita saat melihat Arka yang hendak memarahi pelayan tersebut.

"Sepertinya lain kali aku harus meliburkan mereka agar tidak menggangu di saat saat penting seperti tadi, padahal tinggal sedikit lagi," gumam Arka sambil memegangi bibirnya, lalu ia pun menyusul Mita yang terlebih dahulu beranjak menuju meja makan.

Mita sudah berada di kamarnya, ia menatap jam yang sudah menunjukkan pukul satu pagi.

"Dia benar benar pria yang kejam, dia telah membuatku melek sampai jam segini," gerutu Mita karna ia akan sulit terlelap jika sudah terlalu tengah malam masih belum tidur, ia terus membolak-balikkan tubuhnya untuk mencari posisi yang nyaman agar ia bisa segera terlelap.

"Astaga!" Mita sangat terkejut saat melihat keberadaan Arka di kamarnya.

"Apa yang kamu lakukan disini? Bagaimana kamu bisa masuk? Bukankah aku sudah mengunci pintunya?"

"Geser," ucap Arka dengan santainya naik ke tempat tidur Mita dan membaringkan tubuhnya di sana.

"Kamu mau ngapain?" tanya Mita sambil menggeser tubuhnya.

"Tidur," jawab Arka singkat.

"Aku tau kamu mau tidur, tapi kenapa di sini? Bukankah kami punya kamar sendiri? Kenapa malah masuk ke kamar seorang gadis?"

"Hai nona apa kamu lupa kalau sekarang kamu adalah istriku? jadi wajar jika aku tidur di kamar yang sama denganmu," ucap Arka.

"Dan satu lagi yang harus kamu ingat kamu bukan lagi seorang gadis, walaupun memang masih gadis, tapi aku bisa membuat kamu menjadi tidak jadi gadis lagi detik ini juga kalau kamu mau," ucap Arka tersenyum mesum ke arah Mita yang terlihat sangat kesal.

Saking kesalnya pada sang suami Mita sampai membayangkan kalau dia menendang bokong Arka sampai terjatuh dari tempat tidur.

Bug!

"Hahaha! Syukurin makanya jadi orang jangan mesum," ucap Mita dengan beraninya menertawakan Arka yang masih terduduk di lantai.

"Mita Rastanty! Beraninya kamu menendang bokong berhargaku!" teriak Arka sambil memegangi bokongnya.

Suara teriakan Arka membuat Mita tersadar dari khayalan brutalnya, dan ia sangat terkejut saat melihat Arka tergeletak di lantai dengan posisi mengenaskan.

"Bukannya minta maaf kamu malah menertawakan ku, dasar wanita bar bar," ucap Arka lalu bangun dan mendekat ke Mita.

"Kamu ngapain di sana?" tanya Mita.

"Wah kamu benar benar licik, setelah menendang ku, kamu malah bertanya aku lagi ngapain, jangan berpura pura lupa ingatan setelah melakukan kesalahan, cepat bangunkan aku."

Mita pun membantu Arka untuk bangun. "Jadi itu bukan khayalan? Aku benar benar menendang bokong mu?" tanya Mita dengan ekspresi tidak bersalahnya.

"What! Jadi kamu mengira kalau tendangan tadi hanya khayalan mu saja? Itu artinya selama ini kamu memang berencana untuk menendang bokong ku?"

"Ha, itu tidak benar, aku mana berani memikirkan hal kejam seperti itu padamu, tadi itu aku hanya terlalu kesal dan tanpa sadar menendang mu," ucap Mita beralasan, padahal selama ini ia memang selalu membayangkan hal itu setiap kali ia kesal dengan Arka.

"Aku tidak mau tau, apa pun alasanmu kamu harus tetap di hukum," ucap Arka.

"Hukuman lagi, apa kamu seorang guru kenapa suka sekali menghukum ku," protes Mita.

"Semakin hari kamu semakin berani membantah ucapan ku, jangan sampai aku benar benar menambah hukuman mu," ucap Arka.

"Ck, memangnya apa hukumannya? Tapi jangan memintaku melakukannya sekarang," pinta Mita.

"Tidak bisa kamu harus menjalankan hukuman mu malam ini juga," ucap Arka lalu kembali berbaring di samping Mita.

"Besok aja ya ... ini udah larut malam," mohon Mita menatap iba ke arah Arka, tingkahnya itu membuatnya terlihat sangat menggemaskan di mata Arka.

"Peluk aku," ucap Arka.

Mita terlihat bingung mendengar ucapan Arka.

"Cepat peluk aku kenapa diam saja, itu hukuman untukmu, kamu harus memelukku sampai pagi," ucap Arka lalu menarik Mita agar berbaring di sampingnya, lalu memeluk tubuh ramping Mita dan menjadikan lengannya sebagai bantal.

"Tidurlah, jangan sampai di lepas kalau tidak aku akan menambah hukumannya dengan menyuruhmu membersihkan seluruh lantai di villa ini," ucap Arka menaruh tangan Mita di atas perutnya.

Mita yang sebelumnya sulit untuk tidur, merasa sangat nyaman dalam pelukan Arka dan usapan lembut tangan Arka pada kepalanya membuatnya langsung terlelap.

Bersambung . . . . .

Terpopuler

Comments

Wkwkwkk

Wkwkwkk

keno nggi tombo lora ra iso turru yo mit

2023-07-24

0

Dehan

Dehan

ntar lama lama jadi nyaman tuh arka

2022-10-29

0

mom mimu

mom mimu

cieee yg tidur berdua 😙😙😙 semangat terus kak Fitt 💪🏻💪🏻💪🏻🌹🌹

2022-10-07

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!