BAB 4 : Di culik

Di sebuah villa yang letaknya jauh dari kota.

Mita mulai mengerjapkan matanya, ia bangun sambil memijit keningnya yang masih terasa sedikit pusing. Mita menelisik setiap sudut ruangan tempatnya saat ini yang semuanya terasa asing.

"Ini di mana? Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Kenapa aku bisa ada di tempat asing ini? Apa aku di culik?" gumam Mita bertanya sendiri.

Ia ingat sekali beberapa saat lalu ia diantar oleh sopir taksi yang menawarkannya minum, dan ia tiba tiba saja merasakan kepalanya pusing setelah meminum minuman yang diberikan oleh sopir tersebut, dan penglihatannya semakin menggelap lalu setelah itu ia tidak dapat mengingat apa pun lagi, dan saat ia terbangun Mita sudah berada di sebuah kamar mewah yang terasa sangat asing ini.

"Jika benar aku diculik, aku harus cepat cepat pergi dari sini." ucap Mita bangun dari atas tempat tidur.

baru saja ia hendak melangkah menuju pintu, seseorang tiba tiba membuka pintu kamar tersebut. Mita membulatkan matanya saat melihat orang yang baru saja masuk itu ternyata adalah adalah Arka, pria yang harus di hindarinya.

"Ar–arka ..." ucap Mita dengan ekspresi terkejut menatap sang mantan.

Arka melangkah mendekati Mita yang terus mundur untuk menghindarinya.

"Akhirnya kita bertemu lagi sayang ..." ucap Arka sambil tersenyum menatap wanita yang sangat ia rindukan, tapi ia juga membencinya karna Mita yang lebih memilih pria lain dan pergi meninggalkannya.

Mita dibuat merinding melihat ekspresi Arka yang tidak lagi seperti beberapa tahun lalu. Dulu senyum itu sangat manis, tapi kini terlihat sangat mengerikan.

"Jangan mendekat!" teriak Mita yang berusaha tetep terlihat tenang di hadapan Arka.

Arka menyeringai dan tetap mendekat, ia sama sekali tidak menggubris ucapan Mita dan langsung menarik tangan Mita lalu memeluknya erat.

"Arka lepas! Jangan kurang ajar!" Mita terus memberontak. Ia berusaha untuk melepaskan pelukan Arka, apalagi saat pria itu terus menciumi lehernya.

"Ayolah sayang aku tau kamu juga pasti sangat merindukan ku, aku akan membuktikan kalau aku lebih baik dalam memuaskan mu dari pada pria mu itu." ucap Arka tanpa melapaskan Mita

Mita yang mendengar ucapan Arka yang seakan akan menganggapnya wanita murahan dibuat emosi dan dengan sekuat tenaga menendang perut Arka, membuatnya terlepas dari pelukan pria itu.

Plak

Tangan lentik Mita mendarat keras di pipi Arka, ia tersenyum sinis sambil memegangi pipinya yang di terkena tamparan Mita. Arka kembali mendekat dan menariknya hingga terjatuh ke dalam pelukannya.

"Dasar brengsek!" ucap Mita penuh emosi atas perlakukan Arka, dan kembali mengangkat tangannya hendak menampar Arka.

Arka pun langsung menangkap tangan Mita dan mendorongnya dengan kasar sampai terlentang di atas ranjang. Dengan tatapan penuh kebencian ia menatap Mita dan mencekik leher Mita.

"Beraninya kau menamparku!" Arka menatap tajam Mita yang terlentang di bawah tubuhnya, tanpa melepaskan tangannya dari leher Mita.

"Ar–ka ..." ucap Mita sambil memukul lengan Arka. Ia merasakan dadanya sesak karna kesulitan bernapas. "Le–pas ..." ucap Mita dengan air mata yang mulai keluar dari pelupuk matanya.

"Apa kau pikir aku sama seperti dulu, sehingga kau begitu berani meninggikan suaramu di hadapanku bahkan menamparku! Kamu bersikap sok suci padahal selama ini kamu dengan begitu nyamannya tinggal serumah dengan pria pilihanmu itu, dasar murahan! berapa yang pria itu berikan padamu ha?!" bentak Arka.

Api kemarahan terlihat jelas di matanya, bayangan bayangan saat Mita tinggal berdua dengan pria lain membuatnya tidak dapat mengontrol emosinya, dan tanpa sadar belitan tangannya pada leher Mita semakin kuat.

Mita hanya bisa pasrah menerima perlakuan kejam Arka tanpa memberontak lagi, air mata terus membasahi pipinya, rasa sakit dan sesak yang ia rasakan bertambah dua kali lipat saat mendengar ucapan Arka yang terus merendahkan dirinya, Mita menatap Arka dengan tatapan sayu, pria di hadapannya itu benar benar telah berubah menjadi tidak berperasaan, sosok konyol yang selalu membuatnya kesal sudah tidak ada lagi, ia hanya bisa melihat tatapan kemarahan di mata Arka.

"Ma–af ..." ucap Mita samar, perlahan suara Arka yang sedang memaki dan terus merendahkan dirinya semakin tidak terdengar dan penglihatannya mulai menggelap, mata cantik itu perlahan lahan mulai terpejam dan Mita pun pingsan karna kehabisan napas.

Arka yang melihat Mita tidak sadarkan diri, langsung melepaskan tangannya dari leher Mita.

"Hey bangun, Mit jangan coba coba menipuku dengan pura pura pingsan supaya aku melepaskan mu," ucap Arka tetap dengan sikap arogannya, padahal raut wajahnya tidak dapat disembunyikan kalau ia terlihat sangat khawatir, ia terus mencoba untuk menyadarkan Mita sambil menepuk pipi Mita berkali kali, tapi Mita tak kunjung bangun.

"Rey! Reyhan!" teriak Arka memanggil asistennya, ia semakin panik saat melihat wajah Mita yang semakin memucat.

Rey yang menunggu di depan pintu kamar langsung masuk saat mendengar panggilan Arka. "Tuan," ucap Rey yang terkejut saat melihat Mita terbaring di atas tempat tidur dalam keadaan pingsan dengan penampilan yang terlihat sedikit berantakan, iya sangat yakin Arka telah melakukan sesuatu pada wanita itu, apalagi saat melihat leher Mita yang membiru.

"Cepat panggilkan dokter bayu untuk datang ke sini!" perintah Arka pada asistennya untuk segera memanggil dokter pribadinya.

"Baik tuan," ucap Rey dan langsung menghubungi dokter kepercayaan tuannya itu.

Beberapa menit kemudian dokter Bayu telah tiba di villa tersebut, ia juga sangat terkejut saat melihat bukan Arka yang harus diperiksa, tapi seorang wanita.

"Dia siapa?" tanya Bayu menatap Arka meminta jawaban.

"Cepat periksa jangan banyak tanya," ucap Arka dingin.

Bayu pun mulai mengeluarkan alat alatnya dan memeriksa kondisi Mita walaupun masih ada rasa penasaran yang mengganjal, karna untuk pertama kalinya ia melihat seorang wanita berada di dekat sang tuan muda itu, bahkan wanita yang digadang gadang akan menjadi tunangannya saja sangat jarang untuk bisa berada di dekat Arka, apalagi sampai membawanya ke villa mewah ini yang merupakan tempat pribadi Arka yang tidak sembarang orang bisa masuk ke tempat ini, bahkan ibu kandungnya sendiri.

"Siapa dia? Apa kamu hendak melecehkan wanita itu?" tanya Bayu, karna ia melihat banyak bercak merah pada leher Mita dan bekas tangan Arka yang mulai terlihat membiru.

"Kamu bisa langsung pulang, jika sudah selesai, dan ingat jangan coba coba untuk memberitahu siapa pun," ucap Arka tanpa menjawab pertanyaan Bayu yang merupakan dokter pribadi sekaligus sepupunya yang ia percaya.

"Apakah dia wanita itu?" tanya Bayu kembali.

"Rey antar dia ke depan," Arka langsung memerintahkan asistennya untuk membawa Bayu pergi dari sana.

"Kau tidak perlu mengantarku, aku bisa keluar sendiri," ucap Bayu, percuma ia menanyakan soal wanita itu, karna Arka tidak akan pernah menjawab pertanyaannya itu. "Siapa pun dia jangan terlalu kasar padanya, kamu hampir saja membunuhnya," Bayu mengingatkan Arka sebelum keluar dari kamar.

Arka tidak membalas ucapan Bayu dan tetap dengan ekspresi datarnya sambil terus menatap Mita.

"Rey apa semuanya sudah siap?" tanya Arka tanpa mengalihkan pandangannya dari Mita.

"Sudah tuan," jawab Rey.

Arka tersenyum samar mendengar jawaban Rey, entah apa yang sedang ia rencanakan.

Bersambung . . . . . . .

Terpopuler

Comments

Dehan

Dehan

Kenapa mereka jadi tom and jerry gt yak d novel ini

2022-10-03

0

mom mimu

mom mimu

3 🌹🌹🌹 penyemangat meluncur kak Fit... maaf belum bisa kirim balik kopinya ya, poinnya blm cukup 😅✌🏻

2022-09-10

1

mom mimu

mom mimu

ya ampun Ka, kamu hampir aja bunuh Mita tau, istighfar Ka istighfar...

2022-09-10

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!