Arka membuka jasnya dan duduk di samping Mita, ia melihat makanan yang tersaji di atas meja adalah makanan kesukaannya. Ia terus memandangi wajah terlelap Mita, sesekali Arka mengelus wajah wanita yang selama ini memenuhi hati dan pikirannya, ia tidak bisa membohongi hatinya, perasaannya pada Mita masih sama seperti dulu, walaupun ia terus menekankan pada hatinya kalau ia membenci wanita di hadapannya itu tapi bayang bayang Mita selalu memenuhi hati dan pikirannya, meskipun ia tidak bertemu dengannya, ia terus melihat Mita di mana mana, setiap pagi, siang dan malam sosok Mita terus berkeliaran di sampingnya, dan itu terasa sangat sulit dan menyakitkan untuk Arka, bahkan ia sampai menemui seorang psikolog.
Tatapannya beralih pada makanan di atas meja, walaupun sudah dingin ia masih bisa mencium aroma masakan yang menggugah selara. "Ternyata sekarang dia sudah bisa memasak," gumam Arka yang mengetahui apa yang dilakukan Mita dari anak buahnya yang ditugaskan untuk memantau aktivitas sang istri selama di villa tersebut.
Dengan penuh semangat Arka pun mulai mengisi piringnya dan menikmati masakan sang istri. Ia terlihat sangat lahap menyantap makanan buatan Mita, karna ia sudah lama sekali tidak menikmati masakan rumahan seperti ini.
"Rasanya lumayan enak," gumam Arka kembali memasukkan makanan ke mulutnya.
Mita mulai terlihat mengerjapkan matanya, rasa lapar membuat ia terbangun, karna ia juga belum memakan apa pun sejak tadi siang dan ia sangat terkejut saat melihat pria di sampingnya yang terlihat sangat lahap memakan masakan yang ia buat, bahkan hampir tidak tersisa, Mita hanya bisa melongo melihat kelakuan Arka sudah seperti orang yang tidak makan tiga hari. Sementara Arka tidak menyadari kalau Mita sedang memperhatikannya, ia hanya fokus pada makanan di hadapannya.
"Apakah itu enak?" tanya Mita sambil memperhatikan Arka yang memindahkan semua sayur asem ke piringnya.
"Hm ..." jawab Arka yang masih belum sadar kalau Mita sudah bangun.
"Apa kamu menyukainya?" tanya Mita kembali.
"Hm."
"Walaupun kamu sangat menyukainya, tapi setidaknya sisakan untukku juga, kamu benar benar suami yang kejam, apa kamu tidak tau kalau aku juga belum makan sejak tadi siang," gerutu Mita sambil menatap Arka kesal.
Arka langsung menghentikan makannya dan menatap Mita tajam. "Apa kamu bodoh sampai membiarkan dirimu kelaparan, bagaimana kalau maag mu kambuh? Jangan sampai kamu sakit dan merepotkan ku." ucap Arka terlihat sangat marah, tapi tersirat kekhawatiran di setiap kata kata ketus yang ia lontarkan pada Mita, karna ia tahu kalau Mita memiliki riwayat asam lambung.
"Kenapa kamu hanya diam saja? Cepat makan, dan jangan berpikir kalau aku mengkhawatirkan mu, aku hanya tidak ingin kamu sakit sebelum melakukan tugas mu sebagai istriku," ucap Arka.
"Cih, aku tidak pernah memiliki pemikiran seperti itu tuan kejam, orang kejam sepertimu bagaimana mungkin mengkhawatirkan ku, bahkan kamu hampir saja membunuhku," ucap Mita yang hanya berani ia utarakan dalam hati.
"Sampai kapan kamu akan diam saja, cepat makan," ucap Arka kembali, sementara dia sudah selesai dengan makanannya, ia benar benar menghabiskan masakan yang dibuat Mita tanpa tersisa sedikit pun.
"Bagaimana aku bisa makan, sedangkan semua makanan sudah dia habiskan," gumam Mita, tapi masih bisa di dengar oleh Arka.
"Kamu bisa memakan yang lain, lagi pula bukankah ini memang dibuat untukku," ucap Arka lalu meminta pelayan untuk menghangatkan makanan yang ada di atas meja untuk Mita.
"Tapi–"
"Jangan banyak protes makan saja yang ada, lagi pula masakan mu tidak begitu enak, rasanya juga sangat aneh," ucap Arka memotong ucapan Mita.
"Tidak enak tapi dia sampai menghabiskan semuanya," batin Mita.
"Jauhkan makanan makanan yang pedas dari istriku," ucap Arka datar saat mengingatkan pelayan yang hendak membawa makanan di atas meja untuk dihangatkan.
"Baik tuan," jawab pelayan tersebut menundukkan kepalanya.
"Jangan terlalu galak pada mereka Ar, kasian mereka pasti capek," ucap Mita.
"Aku pernah bersikap baik dan lembut pada seseorang, tapi dia tidak pernah menghargai ku," sindir Arka.
Mita hanya bisa mengehela napas mendengar ucapan Arka, ia sangat paham maksud dari ucapan Arka yang tertuju padanya.
pelayan telah selesai menghangatkan makanan untuk Mita dan menaruhnya di atas meja, Mita yang sudah kelaparan langsung saja menyantap makanan yang di sajikan para pelayan untuknya. Tidak lupa juga Arka meminta pelayan untuk membuatkan segelas susu untuk sang istri.
Mendapatkan perlakuan seperti itu dari Arka membuat jantung Mita berdegup kencang awalnya ia merasa kalau sedang di perhatikan oleh Arka, tapi ia tersadar kalau semua perlakuan yang ia dapatkan hanya karna suaminya itu tidak ingin direpotkan olehnya jika sampai asam lambungnya kambuh.
Arka diam diam memperhatikan Mita yang terlihat sedikit tidak nyaman saat makan, karna rambut panjangnya yang tergerai. Ia pun bangun dan mengikat rambut panjang Mita yang terjatuh ke depan.
"Bisakah kau mengikat rambut mu dulu sebelum makan supaya kamu bisa lebih nyaman," ucap Arka sambil mengikat rambut Mita dengan karet gelang yang selalu ia bawa di pergelangan tangannya sejak mengetahui Mita yang selalu terlihat tidak nyaman saat makan, karna Mita yang jarang mengikat rambutnya.
Arka berdecak dalam hati, bahkan kebiasaan kebiasaan kecil seperti ini saja masih melekat dalam ingatannya, bahkan setelah Mita pergi pun ia masih tetap membawa karet gelang itu bersamanya.
"Lain kali jangan lakukan hal ini lagi, aku tidak ingin menyalah artikan perlakuan manis mu itu, perlakukan aku seperti sebelumnya, sebagaimana kamu memperlakukan wanita yang sangat kamu benci, mari tetap berjalan di jalan kita masing masing, aku tidak ingin terbuai dan mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin untuk di gapai oleh wanita sepertiku," ucap Mita lalu beranjak meninggalkan Arka yang menatapnya bingung, entah apa arti ucapan Mita barusan.
-
-
-
Tengah malam Arka yang tidak bisa tidur diam diam menyelinap ke dalam kamar Mita.
"Syukurlah ... dia sudah tidur," gumam Arka.
Ia bernapas lega saat mendapati Mita yang terlihat sangat lelap, dengan langkah pelan Arka mendekat kearah ranjang, baru saja ia hendak berbaring, Mita tiba tiba saja terengah-engah dengan napas memburu.
"Jangan, tolong jangan sentuh aku, tolong ... ja–ngan ..." gumam Mita dengan mata terpejam. Sepertinya ia mengalami mimpi buruk.
Arka terlihat panik dan berusaha membangunkan Mita.
"Mita bangun, Mit ..." ucap Arka mencoba untuk membangunkan Mita yang napasnya semakin terengah-engah dengan keringat yang membasahi wajahnya.
Ia terus mengguncang tubuh Mita agar ia tersadar dari mimpi buruknya.
"Hey, ada apa denganmu, cepat bangun ... Mita Rastanty!" Arka semakin panik, dan tanpa sadar menyebut nama Mita dengan nada membentak.
ja–ngan ..." gumam Mita dengan mata yang mulai sedikit terbuka.
Bersambung . . . . . .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Dehan
hadehhh arkaaa,,,arkaa benci tapi cinta 😂
hati2 loh ntar bucin
2022-10-26
0
mom mimu
akhirnya Babang Arka up juga, semangat kak Fitt, vote dan secangkir kopi segera mendarat... semangat terus 💪🏻💪🏻💪🏻
2022-09-24
0
Sri Mulyati
Mitha kenapa ya?
apa ada trauma sebelum akhirnya pergi dari Arka?
Semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘
2022-09-23
0