BAB 5 : Pernikahan

Sudah hampir satu jam sejak Mita tersadar dari pingsannya dan selama itu ia hanya diam saja, bahkan makanan yang telah disiapkan oleh pelayan sama sekali belum dia sentuh. Yang ia pikirkan saat ini adalah bagaimana caranya agar ia bisa kabur dari tempat ini.

"Ayolah Mita gunakan otakmu ini, bagaimana caranya agar bisa keluar dari tempat mengerikan ini," batin Mita bergidik ngeri mengingat apa yang di lakukan Arka padanya hampir saja membuatnya hanya tinggal nama.

"Dia benar benar mengerikan, apakah dia benar pria yang selama ini aku kenal? Sepertinya dia benar benar sangat membenciku," gumam Mita.

Ceklek!

Seorang pelayan tiba tiba masuk ke kamarnya.

"Nona anda harus makan, tuan akan marah besar jika anda tidak menghabiskan makanannya," ucap pelayan tersebut saat melihat makanan di atas meja masih utuh.

"Aku tidak lapar bik," ucap Mita.

"Saya mohon Non makanlah, kalau tidak tuan akan memecat saya," mohon pelayan tersebut sambil menyodorkan piring yang sudah terisi dengan nasi dan lauk pauknya.

"Tuan mu itu benar benar sangat arogan," ucap Mita. Mau tidak mau ia pun memakan makanan tersebut.

"Ok Mita kamu harus tetap makan, karna kamu membutuhkan tenaga untuk kabur," batin Mita.

Di tengah tengah ia makan tiba tiba saja sebuah ide terlintas di otaknya, Mita memperhatikan penampilan pelayan tersebut yang menggunakan seragam pelayannya dari ujung kaki sampai kepala.

"Maaf Nona apa ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan tersebut yang melihat Mita tersenyum sambil menatapnya.

"Bisakah kamu membantuku keluar dari tempat ini?" tanya Mita.

"Maksud Nona?"

"Aku ingin kabur dari sini," jawab Mita.

"Maaf Nona kalau itu saya tidak berani membantu, karna saya masih sayang dengan nyawa saya," ucap pelayan tersebut menolak permintaan Mita.

"Sudah ku duga dia tidak mungkin mau membantuku," gumam Mita dan saat pelayan tersebut sedang membereskan sisa makanan di atas meja Mita langsung saja bangun lalu memukul tengkuk pelayan tersebut hingga pingsan.

"Maaf aku terpaksa melakukannya, karna kamu tidak mau membantuku," ucap Mita lalu ia pun mulai menukar pakaiannya dengan seragam yang digunakan pelayan tersebut.

"Bahkan dia juga mengambil barang-barang ku," gumam Mita yang baru menyadari  kalau barang barangnya tidak ada di sana saat ia mencari ponselnya.

Mita pun keluar dari kamar tersebut sambil membawa nampan sisa makanannya dan saat ia sudah sampai di lantai bawah ia tidak sengaja berpapasan dengan salah satu penjaga.

"Tunggu!" panggil penjaga itu setelah melewati Mita, mau tidak mau Mita pun berbalik menghadap pria tersebut dengan perasaan gugup.

Penjaga itu memperhatikan dirinya membuat Mita semakin gugup karna takut penyamarannya diketahui.

"Apa kamu sudah memastikan Nona memakan makanannya?" tanya penjaga tersebut. Mita hanya menjawab dengan anggukan kepala.

"Bagus kalau begitu kamu bisa melanjutkan pekerjaanmu kembali, berhati hatilah dalam bekerja jangan sampai membuat tuan marah," ucap penjaga tersebut lalu berlalu meninggalkannya. Mita langsung bernapas lega setelah kepergian penjaga itu, untung saja ia menemukan masker di kantong celananya jadi ia bisa menutupi wajahnya dengan itu.

"Hampir saja, untung dia tidak curiga," gumam Mita sambil mengelus dadanya.

Ia memperhatikan keadaan di sekitar villa dan mulai mengendap-endap untuk keluar dari tempat itu.

Tanpa disadari oleh Mita seseorang sedang memantau apa yang tengah ia lakukan saat ini.

"Dasar kucing liar, aku sudah menduga hal ini akan terjadi, ternyata dia sama sekali belum berubah, selalu memiliki seribu satu cara di otak kecilnya itu." gumam Arka sambil menatap layar ponselnya yang terhubung dengan CCTV yang ada di villa. Tanpa ia sadari ia tersenyum menonton aksi Mita yang sedang mencoba untuk kabur.

"Tapi sayang sekali semua usaha mu kali ini akan sia sia, kamu tidak akan bisa lepas dariku lagi," ucap Mita kembali dengan ekspresi datarnya.

"Rey suruh para penjaga di villa untuk meninggalkan tempatnya, biarkan kucing liar ku bermain main sebentar," perintah Arka.

"Baik tuan," jawab Rey lalu ia pun langsung menghubungi anak buahnya yang berjaga di villa untuk membiarkan Mita keluar dari villa.

Mita akhirnya berhasil keluar dari villa mewah itu. "Ternyata tidak seperti dugaan ku, aku pikir akan ada banyak penjaga di villa itu," gumam Mita yang sudah berada jauh dari gerbang villa.

Mita terus berjalan tapi sudah satu kilo ia melangkahkan kakinya ia belum juga menemukan jalan besar apalagi sebuah kendaraan yang lewat.

"Apa aku sedang berada di tengah hutan, aku sudah berjalan begitu jauh tapi aku tidak melihat manusia yang melintas di tempat ini bahkan satu kendaraan pun tidak ada yang lewat di tempat ini, bagaimana bisa ia membangun tempat semewah itu di tempat seperti ini," gerutu Mita yang sudah mulai kelelahan.

"Ya Tuhan tolong pertemukan aku dengan orang baik di tempat ini ..." ucap Mita sambil mendongakkan kepalanya menatap langit, berharap doanya dikabulkan.

Baru saja ia selesai berdoa tiba tiba sebuah mobil mewah terlihat melintas di tempat itu, tanpa pikir panjang Mita langsung saja menghadang mobil tersebut.

"Tuan tolong saya, biarkan saya ikut mobil anda," pinta Mita memelas pada seorang pria tampan yang baru saja keluar dari mobil yang ia hadang.

"Apa anda yakin akan ikut kami Nona?" tanya pria tersebut yang ternyata adalah Rey.

"Tentu saja, tolong saya tuan saya harus keluar dari tempat ini," mohon Mita kembali.

"Kalau begitu silahkan masuk, saya harap anda tidak menyesalinya," ucap Rey membiarkan Mita masuk ke mobilnya.

"Akhirnya aku bisa kabur dari tempat ini ..." gumam Mita setalah duduk di kursi mobil, tanpa menyadari seseorang sedang menatapnya.

"Ingat Nona setelah masuk ke mobil ini anda tidak bisa keluar lagi," ucap Rey lalu mengunci pintu mobil.

"Untuk apa aku menye–" Mita tidak melanjutkan ucapannya saat menyadari ada orang lain di sampingnya dan orang itu adalah Arka.

"Bukannya bertemu orang baik, tapi aku malah masuk ke sarang singa," batin Mita.

"Rey kita kembali ke villa," perintah Arka.

"Baik tuan," jawab Rey lalu memutar balik mobilnya menuju villa.

Mita berusaha untuk membuka pintu mobil tapi percuma itu tidak akan berhasil. "Arka hubungan kita sudah lama berakhir kita sudah tidak ada urusan lagi, tolong lepaskan aku, biarkan aku pergi dari sini," ucap Mita menghadap Arka.

"Sampai kapan pun hubungan kita tidak akan berakhir, karna sebentar lagi kamu akan menjadi istriku," ucap Arka.

"Tidak bisa!" ucap Mita dengan ekspresi yang terlihat panik.

"Aku sedang memberitahumu bukan meminta persetujuan mu," ucap Arka kembali.

"Tidak Arka, aku tidak bisa menikah denganmu, aku mohon lepaskan aku, biarkan aku pergi Arka ..." mohon Mita dengan suara lirih.

"Sebegitu tidak ingin kah dirimu menikah denganku, pantas saja dulu kamu selalu menolak ku, apakah karna pria itu?"

"Iya aku sangat mencintainya, maka dari itu biarkan aku pergi," jawab Mita.

Arka tidak mengatakan apa pun ia mengepalkan tangannya menahan amarah saat Mita mengatakan mencintai pria lain.

Akhirnya mobil yang membawa mereka telah sampai di depan villa. Mita langsung saja turun dari mobil dan hendak kabur tapi para bodyguard Arka terlebih dahulu menangkapnya.

"Sepertinya kamu lebih suka aku bersikap kasar padamu," ucap Arka lalu mengangkat tubuh Mita dan membawanya ke dalam kamar.

"Jangan coba coba untuk kabur jika tidak ingin keluargamu dalam bahaya," ancam Arka.

"Apa maksudmu?"

"Ibu dan adikmu ada dalam pengawasanku, jika kamu terus bersikap seperti ini, maka keselamatan ibu dan juga adik kesayanganmu jadi taruhannya."

"Jangan sentuh mereka, aku mohon Arka jangan usik ibu dan adikku," Mita sampai berlutut dihadapan Arka.

"Aku tidak akan menggangu keluargamu jika kamu menjadi gadis yang patuh. Persiapkan dirimu karna besok kita akan menikah," ucap Arka lalu beranjak meninggalkan Mita di dalam kamar.

Mita terduduk di lantai sambil terisak, ia kembali teringat dengan kejadian yang membuatnya pergi meninggalkan Arka.

"Ternyata kamu sama saja dengan wanita itu," gumam Mita sambil menatap pintu kamar.

*

*

Esok harinya.

Mita menatap pantulan dirinya di cermin, ia terlihat sangat cantik menggunakan kebaya warna putih dengan desain sederhana itu. Mita tersenyum miris menatap penampilannya saat ini, bagaimana tidak, hari yang seharusnya menjadi hari yang membahagiakan baginya malah sebaliknya berubah menjadi momen menyesakkan bagi Mita.

Hari ini ia akan menikah dengan Arka, tapi bukan karna cinta melainkan karena Arka ingin membalas rasa sakit di hatinya, ia hanya ingin membelenggunya dalam status pernikahan, menjerat kebebasannya dengan mengurungnya di villa mewah ini.

Arka juga sudah siap dengan setelan jas putih yang senada dengan kebaya yang di gunakan Mita, mereka duduk berdampingan di hadapan penghulu.

Akad nikah pun di mulai, Arka mengucapkan ijab kabul dan sah, kini Arka dan Mita telah resmi menjadi pasangan suami istri.

Bersambung . . . . .

Terpopuler

Comments

Dehan

Dehan

sambil nunggu up, aku ulangi baca thor 😂😂😂👍
dan aku singgahi juga vote buat author

2023-05-15

0

Dehan

Dehan

drastis bgt perubahan arka ya

2022-10-08

0

mom mimu

mom mimu

Arka bener2 udah berubah kejam ya 😬 yg sabar ya Mit...

2022-09-11

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!