Racara

Racara

Awal Mula

Seragam biru-putih itu sudah begitu basah dengan keringat. Sementara sang pemilik tidak merasa malu dan risih dengan tatapan dari siswa-siswi yang ia lewati.

Larinya pelan dan sesekali melihat ke belakang. Meskipun larinya sudah dibuat pelan, seorang laki-laki tua berumur sekitar 40-an, tetap saja tidak bisa mengejarnya. "Pak, berhenti aja. Capek saya, Pak," kata Raca dengan nafas yang terengah-engah. Larinya telah berhenti, dipegangi lututnya yang makin lama terasa sakit. Niat untuk menyelesaikan larinya gagal karena Pak Lukman yang masih berlari ke arahnya.

"Udah tua, masih aja suka lari-lari," kata Raca kemudian kembali berlari dengan cepat. Lalu, saat sosok Pak Lukman tak terlihat, Raca berlari ke arah taman Sekolah yang begitu ramai. Mungkin jika dengan keadaan ramai, Pak Lukman tidak akan bisa menemukannya.

"Aduh!!"

Mendengar rintihan suara cewek yang sepertinya karena ia tabrak. Raca pun mengalihkan pandangan kepada cewek yang sedang berusaha untuk berdiri. Belum ada kata maaf dari mulutnya. Raca masih waspada jika dengan tiba-tiba Pak Lukman berlari ke arahnya.

"Sakit tahu," kata cewek itu sambil mengelus tangan kirinya. Tak menggubris keluhan cewek itu, Raca berlari saat melihat Pak Lukman telah menginjak rumput taman Sekolah. "Lo mau ke mana?"

Niatan untuk mengejar cowok itu, Cara urungkan saat suara Pak Lukman yang bertanya kepadanya. "Maaf, apa kamu lihat ada anak cowok yang wajahnya pas-pas an?"

Cara memutar bola matanya, bingung akan pertanyaan Pak Lukman. "Itu banyak anak cowok, Pak. Wajahnya juga pas-pas an."

Pak Lukman memukul keningnya, "seragam yang dia pakai basah. Lihat gak?"

Mendengar pertanyaan Pak Lukman, Cara jadi ingat dengan cowok yang baru saja menabraknya. Ia juga ingat betul, jika seragam cowok yang menabraknya barusan sangatlah basah dan lengan kanan seragamnya telah menjadi korban.

Mengingat jika Pak Lukman adalah guru BK, Cara menebak bahwa cowok yang menabraknya telah melakukan pelanggaran. Awalnya, Cara ingin mengatakan jika cowok yang Pak Lukman maksud telah berlari ke arah parkiran. Sayangnya, Cara ingin dengan cepat memarahi cowok itu. Dengan wajah polosnya, Cara menggeleng, "kayaknya, ke arah belakang Sekolah, Pak."

"Ya sudah, terima kasih," kata Pak Lukman kemudian melangkah menuju belakang Sekolah. Setelah kepergian Pak Lukman, Cara berlari menuju parkiran. Rasanya, ia ingin memarahi cowok tadi dan meminta tanggung jawab.

Sesampainya di parkiran, Cara bisa menangkap cowok sedang bersembunyi di sela-sela sepeda motor. Langkahnya mendekat di belakang cowok itu. Dari jarak 3 langkah kaki, Cara bisa mendengar cowok itu berkata, "Pak, main kejar-kejarannya selesai ya."

"Berdiri lo!"

Raca mengernyit bingung saat mendengar suara cewek di belakangnya. Terkejutnya hilang dan diganti rasa lega saat melihat bukan Pak Lukman yang menemukannya. Dielus dadanya, "syukur alhamdulillah."

"Lo habis nabrak gue gak minta maaf, malah langsung pergi. Gak tahu apa kalau sakit, lengan seragam gue yang kanan jadi bau gara-gara keringet lo dan lihat ini," kata Cara sambil menunjukkan lengan seragamnya yang kiri. Lengan seragam yang terkena kotoran tanah karena dirinya yang terjatuh, tadi.

Raca diam sebentar, dilihatinya wajah cewek di depannya. Terlihat begitu kusam, itulah yang pertama kali keluar dari benak Raca. "Iya, maaf. Gak sengaja."

"Gak sengaja, mangkannya kalau lari tuh lihat ke depan. Masa lalu tuh gak perlu dilihat lagi, mending lo lihat masa depan lo," kata Cara, "tapi, menurut gue, masa depan lo bakal suram."

Raca tersedak dengan air liurnya sendiri setelah mendengar perkataan cewek di depannya. "Enak aja kalau ngomong. Gue lihat ke belakang tuh karena dikejar sama Pak Lukman dan lo," kata Raca, jarinya menunjuk tepat di wajah Cara, "gak usah ngeramal masa depan gue nantinya. Karena cuma Tuhan yang tahu."

Cara kesal melihat tingkah cowok di depannya. Terlihat begitu menjengkelkan, itulah yang pertama kali keluar dalam benak Cara. "Sekarang lo harus tanggung jawab. Lengan seragam gue jadi bau dan kotor nih."

Raca mendorong kening cewek itu dengan pelan, "iya-iya gue ganti."

Cara tersenyum senang. Cowok di depannya begitu bertanggung jawab. Tapi, belum saja 1 menit Cara memuji, tingkah cowok itu membuatnya bingung. "Ngapain lo mau buka seragam?"

"Lah, katanya minta diganti, yaudah gue ganti sama seragam gue," kata Raca berhenti membuka kancing seragamnya saat cewek di depannya itu telah melenggang pergi.

"Beneran gak mau diganti? Kalau keringat gue banyak, malah tambah wangi!" teriak Raca. Karena teriakannya, gadis itu menoleh dengan tatapan tajam. Lalu kembali melenggang pergi.

 

~•~

 

Cara tersentak kaget saat sebuah jaket jeans jatuh tepat di wajahnya. Setelah pandangannya tak terhalangi, Cara bisa melihat cowok menyebalkan yang tadi saat istirahat menabraknya ada dilantai 2.

"Pakai jaketnya," kata cowok itu, kemudian kepalanya sudah tak terlihat.

Dalam hati, Cara membatin agar dia tidak sekelas dengan cowok menyebalkan seperti itu.

"Cara!"

Teriakan itu membuat Cara sadar. Kini Kakaknya tengah berdiri diambang pintu sambil melihatinya dengan aneh. "Eh, Kak Randy, ada apa Kak?"

"Lo kenapa ngelihatin jaket itu, sampai gak denger gue panggil," kata Randy curiga dengan adik perempuan satu-satunya.

Cara menyengir dan menggeleng, "gak kenapa-kenapa. Kakak mau makan ya? Cara ambilin ya?"

"Gak, gue cuma lewat aja tadi. Terus lihat lo ngelamun," jawab Randy, "yaudah, jangan ngelamun lagi. Kakak, mau berangkat kerja. Hati-hati di rumah."

"Iya, Kak," kata Cara.

Setelah kepergian Kakaknya, Cara membaringkan tubuhnya. Dipeluknya jaket jeans itu sambil menghirup aroma wangi yang begitu menenangkannya. Entah kenapa dia merasa sesuatu aneh sedang menyelimuti hatinya.

 

~•~

 

Terpopuler

Comments

Rikasari sarii Sarii

Rikasari sarii Sarii

seharum apa sih keringet Raca

2021-02-07

1

Agus Prianto

Agus Prianto

mulung poin

2020-09-29

2

ℒ⃟ꑓ χie

ℒ⃟ꑓ χie

hmmm mulai

2020-09-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!