Bab 20 - Terbongkarnya rahasia Rio

Bastian main kerumah Rio dan akan menginap disana. Namun ternyata Rio sedang pergi ke kota dan Pak Hari mempersilakan dia masuk dan menyuruhnya istirahat dikamar Rio karena hari sudah malam.

"Biasanya Rio akan pulang saat sore hari. Tapi jika jam segini tidak pulang, berarti dia akan pulang besok pagi," kata Pak Hari pada Bastian.

"Ohh, maafkan saya, karena kesini sudah malam begini," kata Bastian.

"Kamu bisa istirahat dikamar Rio. Besok pagi Rio akan pulang. Teman-temannya juga suka menginap disini saat Rio tidak pulang," kata Pak Hari.

Berulang kali Bastian menghubungi Rio namun ponselnya tidak aktif. Karena hal itu maka dia datang kerumahnya.

Sementara ditempat kerjanya, Rio sedang memikirkan tentang uang yang dia ambil saat kecelakaan itu terjadi. Uang didalam tas itu milik Bastian. Saat itu dia benar-benar tidak berfikir panjang dan tergiur dengan uang dolar dalam jumlah banyak.

Namun pada kenyataannya, dia sekarang menjadi tertekan karena takut ketahuan. Dan lagi saking tertekannya, dia juga sudah nekat akan mencelakai Hafsah kala itu.

Uang sebanyak itu, Rio juga takut untuk terus membelanjakannya. Dia takut dicurigai dan ditanya darimana dia mendapatkan dolar sebanyak itu.

Sudah beberapa hari dia tidak menukar uang dolarnya pada money changer. Seorang temannya menaruh curiga padanya karena dia terus meningkatkan uang dolar.

Setahunya dia tidak pernah menyimpan mata uang itu. Dan kebetulan temanya itu bekerja di money changer.

Karena khawatir ketahuan, maka dia berhenti menggunakan uang dolar dan menyimpannya.

"Sial!" kata Rio memegang kepalanya.

"Apakah sebaiknya aku kubur saja?" kata Rio dalam hati.

"Tapi, sayang jika tidak dipakai," gumamnya lagi.

"Kenapa aku mengambil identitas nya juga? Dan aku tidak berpikir panjang saat itu. Aku main ambil saja," kata Rio lalu menutup tempat bengkelnya dan akan kembali pulang.

Saat ini Rio sedang dalam perjalanan untuk pulang. Dia sampai rumah jam dua malam. Dia tidak tahu jika Bastian ada dikamarnya karena Bastian terbiasa tidur dalam gelap.

Perlahan, Rio membuka lemari dan mengeluarkan tas itu. Dan disaat bersamaan, Bastian terbangun dari tidurnya dan mengira ada maling. Maka dia kaget dan diam-diam menyalakan lampu.

Rio kaget saat lampu menyala dan ada Bastian ditempat tidurnya. Rio sedang memegang tas berisi uang dolar milik Bastian dan juga identitas nya.

Bastian juga kaget saat melihat tasnya dipegang oleh Rio dan juga identitas aslinya.

"Bastian. Kau disini?" Rio menatap kaget pada Bastian dan tas itu terlepas dari genggamanya.

"Iya, dan tas itu, kenapa bisa ada padamu?" tanya Bastian.

Karena ketakutan, Rio segera meninggalkan tas itu dan pergi dari kamar segera masuk ke mobil dan pergi dari rumahnya.

Pak Hari yang mendengar suara kaki berlari terbangun dan melihat pintu kamar Rio terbuka.

"Sepertinya ada suara mobil Rio?" Tanya Pak Hari dan melihat Bastian sedang memegang sebuah tas yang tadi dipegang oleh Rio.

"Tas siapa itu?" tanya Pak Hari saat melihat isinya ternyata dolar semua.

"Ini tas saya. Tas ini hilang beserta identitasnya saat saya kecelakaan. Dan tidak tahunya Rio menyimpannya. Dan entah kenapa dia lari saat saya akan menanyakanya padanya," kata Bastian.

"Apa? Jadi tas ini milikmu? Dan bapak tidak tahu jika Rio menyimpannya," kata Pak Hari.

"Dia batu saja pulang. Dan akan mengambil tas ini. Lalu saat melihat saya, dia seperti ketakutan dan malah lari saat saya tanya,"

"Ohh Rio, apa yang kamu lakukan nak?" Pak Hati lalu mendekati Bastian.

"Masalah ini jangan sampai kau katakan pada polisi. Bapak akan mengganti uang yang sudah dia pakai, dia anak bapak satu-satunya, bapak mohon, sebaiknya kita selesaikan dulu secara kekeluargaan," kata Pak Hati dengan wajah memelas.

Bastian menatap pak Hari lalu mengangguk pelan.

"Tas ini milikmu? Jika begitu simpanlah, besok kita akan menanyakanya pada Rio," kata Pak Hari.

"Baik pak," kata Bastian dan pak Hari lalu kembali kekamarnya.

Bastian tidak bisa tidur memikirkan kenapa tasnya bisa ada sama Rio? Padahal saat itu, Rio tidak ada disana saat kecelakaan itu terjadi.

Rio yang terus melaju dengan kecepatan tinggi menabrak sebuah mobil truk dengan muatan pasir dari arah berlawanan. Karena panik, dia tidak bisa mengendalikan mobilnya. Dan kecelakaan tidak bisa dihindari.

Karena ini kesalahan Rio, maka sopir truk segera meminta pertolongan pada warga setempat dan juga melapor pada polisi. Ada saksi mata yang melihat Rio melaju dengan kecepatan tinggi dan menabrak Truk yang melaju pelan.

Para warga berpendapat jika Rio mungkin sedang mabuk hingga menabrak truk itu karena saat ini jam tiga pagi.

Polisi segera mengamankan lokasi itu dan membawa Rio ke rumah sakit.

Dua polisi kerumah Pak Hari jam lima pagi untuk mengabarkan jika Rio mengalami kecelakaan. Dan saat itu, Bastian juga sudah bangun.

"Anda bernama Pak Hari?" tanya polisi itu.

"Iya, betul pak,"

"Anak anda yang bernama Rio mengalami kecelakaan dan saat ini ada di rumah sakit, sebaiknya anda ikut kami untuk melihat outra anda," kata Polisi pada pak Hari.

Bastian terkejut dan segera mendekati mereka berdua.

"Rio, kecelakaan," kata Pak Hari pada Bastian.

"Kalau begitu, ayo kita kesana pak. Saya akan menemani bapak," kata Bastian dan mereka pergi bersama dua polisi itu.

Sampai dirumah sakit mereka tidak bisa bertemu dengan Rio karena dia sedang didalam ruang operasi.

Bastian nampak menenangkan pak Hari yang sedih dan masih shock.

Bastian lalu memberitahu Hafsah jika Rio mengalami kecelakaan. Hafsah dan keluarganya juga segera datang kerumah sakit.

Mereka bertemu dengan Pak Hari yang terlihat menangis karena Rio masih ada diruang operasi selama enam jam.

"Yang sabar ya pak. Ini musibah. Kita tidak tahu kapan musibah akan terjadi, semoga Rio lukanya tidak parah," kata Pak Raden duduk disamping pak Hari.

Bastian lalu menceritakan apa terjadi sebelum kecelakaan itu pada Hafsah.

"Jadi, tas dan identitas mu ada bersama Rio?" tanya Hafsah.

"Iya benar," kata Bastian.

"Karena ketakutan, dia lari dan terjadilah kecelakaan itu,"

"Ohh, aku tidak menduganya. Padahal saat itu aku berusaha mencari siapa yang mungkin mengambil tas serta identitas mu. Tidak tahunya, Rio yang melakukanya," kata Hafsah.

"Ya, kita akan menunggu hingga dia sembuh baru bisa tahu dari penjelasannya," kata Bastian.

"Ya, sekarang dia sedang diruang operasi. Bagaimana pun aku berharap dia hanya mengalami luka ringan dan tidak kenapa-kenapa," tambah Bastian.

"Kau tidak marah padanya?" tanya Hafsah.

"Aku hanya ingin tahu alasannya, itu saja," kata Bastian.

Pak Raden nampak menemani pak Hari yang masih sedih dan terpukul.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!