Bab 13 - Perjodohan Bastian

Hafsah sudah janjian dengan Rio untuk bertemu dengannya siang ini. Hafsah keluar dari kantor saat jam makan siang dan berbicara dengan Rio disebuah restoran.

Mereka makan siang sambil membicarakan tentang pernikahan yang akan diadakan dua bulan lagi.

"Kita tidak bisa menikah," kata Hafsah.

"Aku tahu," jawab Rio.

"Kita tidak hidup di jaman Siti Nurbaya. Pernikahan kita yang harus tentukan, bukan orang tua, karena kita yang akan menjalaninya ," kata Hafsah lagi.

"Aku setuju," kata Rio sambil makan.

"Apa yang akan terjadi jika pernikahan ini batal? Apakah ayahmu akan mengusir keluargaku dari tanahnya?"

"Apa?" Rio terperanjat dan menatap Hafsah dalam.

"Ya, jika aku menolak lamaran ayahmu, maka beliau pasti sangat kecewa. Dan hubungan antar dua keluarga mungkin akan menjadi renggang. Kami harus mencari tempat yang baru untuk tinggal," kata Hafsah.

"Tapi, ayahku tidak mungkin melakukan itu," kata Rio.

"Tidak Rio, meskipun ayahmu tidak melakukanya, tapi kami akan merasa sungkan untuk tinggal disana lagi," kata Hafsah.

"Ohh, aku tidak menyangka akan jadi serumit ini," kata Rio.

"Makanya, harusnya kau cegah dari awal. Tapi kau malah datang bersama ayahmu dan melamarku. Dan sekarang semua sudah terlanjur terjadi kesalahpahaman. Dan mereka menganggap ada hubungan spesial antara aku dan kamu," kata Hafsah.

"Maafkan aku, lalu apa yang harus aku lakukan?"

"Jika kau meyakinkan ayahmu. Atau kau bawalah gadis lain sebagai kekasihmu maka pernikahan kita bisa dibatalkan dan keluargaku tidak perlu pergi dari lahan itu," kata Hafsah menatap Rio.

"Ahh, hahahaha, aku tidak punya kekasih. Dan kau menyuruh aku untuk membawa seorang gadis. Darimana aku akan mendapatkanya?" Rio tertawa dengan ide Hafsah.

"Lalu, jika dari pihak kami yang membatalkannya maka terpaksa aku harus mencari tempat lain sejak sekarang. Waktunya hanya dua bulan. Maka sebelum waktu itu habis dan ayahmu mempersiapkan segalanya. Aku harus sudah memberitahunya jika kita tidak bisa menikah," kata Hafsah kesal karena Rio tidak berusaha membatalkan pernikahannya.

"Baiklah, aku akan berusaha, mencari gadis lain untuk dijadikan kekasih," kata Rio agar Hafsah tenang.

"Aku harus kembali kekantor. Aku duluan," kata Hafsah meninggalkan Rio sendirian.

Saat melihat punggung Hafsah, entah kenapa ada perasaan lain dihati Rio. Dia melihat seakan dia Hafsah begitu indah dimatanya hari ini.

"Ahh, apa yang aku pikirkan. Kenapa aku mulai tertarik padanya?" Gumam Rio yang mulai merasa ada perasaan lain dihatinya terhadap Hafsah.

"Ini tidak mungkin. Aku tidak boleh mencintainya. Aku sudah menembaknya waktu itu. Jika ada yang tahu aku pelakunya, maka aku bisa dipenjara. Ahh, kenapa aku malah tertarik padanya?"

Rio terus berbicara seorang diri lalu pergi meninggalkan restoran itu.

Sementara dinegara Sweden, Bastian disambut oleh seluruh pegawai kantornya dengan berbagai hadiah buket bunga berwarna warni.

Mereka senang karena CEO Bastian akhirnya kembali dan akan membuat jenis pizza baru untuk dijual pada konsumen.

Bastian adalah pendiri perusahaan Pizza Oliver dan sudah terkenal di seluruh Sweden bahkan sudah sampai ke luar negeri. Dan sebenarnya pizza yang waktu itu dibawa Hafsah adalah pizza dari perusahaanya.

Makanya meskipun saat itu dia menderita Amnesia, tapi citarasa Pizza itu begitu melekat di lidahnya. Namun Hafsah juga tidak tahu jika pemilik perusahaan yang sedang booming itu ternyata adalah perusahaan milik Bastian, kliennya.

"Selamat datang kembali, CEO Bastian, kami sangat merindukan anda," kata sekretaris Bastian yang mewakili seluruh karyawan dalam penyambutan itu.

"Terimakasih,"

Bastian lalu berjalan ke kantornya. Dia melihat ruanganya yang biasa dia pakai untuk bekerja masih sama seperti sebelumnya. Ruangan itu rapi dan terawat dengan baik. Semua berkas juga tetap tersusun ditempat semula saat dia meninggalkanya.

"Ruangan ini masih sama seperti sebelumnya. Apakah kau yang merawatnya?" tanya Bastian pada Jenny, sekretaris nya.

"Ya, aku yakin kau pasti akan kembali," kata Jenny yang merupakan teman masa kecil Bastian.

"Terimakasih,"

"Sama-sama," kata Jenny lalu menatap Bastian. Sebenarnya, Jenny sudah lama menaruh hati pada Bastian. Bahkan sudah dia pendam selama bertahun-tahun. Namun, Bastian tidak tahu perasaannya selama ini.

Jenny sudah tidak tahan lagi untuk memendam rasa cintanya pada atasanya sekaligus teman masa kecilnya.

Maka, Jenny akan mengatakan perasaannya dan tidak akan menundanya lagi. Terlebih, kedua orang tua Bastian juga sudah kenal baik dengan Jenny. Dan juga mereka terlihat sangat menyukai Jenny.

"Pak, nanti malam akan ada makan malam," kata Jenny pada Bastian.

"Makan malam?" Bastian nampak terkejut dan menatap Jenny dengan heran.

"Ya, kami sudah lama tidak mengadakan pesta. Maka kita akan merayakannya nanti malam," kata Jenny.

"Baiklah," kata Bastian lalu duduk dikursi dan mulai bekerja. Sementara Jenny meninggalkan kantor Bastian dan akan bekerja juga.

Kedua orang tua Bastian sedang duduk dirumah dan membicarakan tentang kondisi Bastian.

"Sepertinya, sudah saatnya anak kita menikah pah," kata istrinya.

"Apakah tidak terlalu cepat Bu?" tanya Tuan Theo pada istrinya.

"Bastian sudah sembuh pah, dan jika ada istrinya maka akan bisa mendampinginya setiap kali pergi ke luar negeri untuk mengembangkan bisnisnya," kata Nyonya Eliza.

Dan tiba-tiba, pintu diketuk oleh Jenny yang secara khusu sudah diundang oleh Nyonya Eliza melalui pesan singkat.

"Selamat siang, Om, Tante," sapa Jenny pada Tuan dan Nyonya Theo.

"Kemarilah sayang," kata Nyonya Eliza pada Jenny. Jenny memang sudah seperti keluarga sendiri dan mereka akrab sejak dulu. Nyonya Eliza sangat menyayanginya.

"Baik Tante,"

"Gini, jenny, Tante mengundangmu kesini, karena ada hal penting yang ingin Tante bicarakan denganmu," kata Nyonya Eliza.

"Masalah apa ya Tante?" Jenny memang tidak tahu apa yang ingin dibicarakan oleh kedua orang tua Bastian.

"Kami ingin agar Bastian cepat menikah. Dan kami ingin agar kaulah yang menjadi istrinya. Kami sudah lama mengenalmu dan menganggapmu yang paling pantas untuk mendampingi nya," kata Nyonya Eliza dan mengagetkan Jenny.

Dia benar-benar tidak menyangka jika dia diundang untuk hal yang sangat dia nyanyikan selama ini.

"Tapi Tante...."

"Tidak ada gadis yang lebih baik darimu dan mengenal Bastian lebih selain dirimu," kata Nyonya Eliza.

"Apakah Bastian sudah tahu?" tanya Jenny penasaran.

"Belum, Tante akan mengatakanya nanti setelah pulang dari kantor," kata Nyonya Eliza tersenyum menatap suaminya.

"Kamu mau kan jadi istri Bastian. Kalian sudah mengenal sejak kecil. Maka sudah saling memahami pribadi masing-masing. Dan untuk berumah tangga akan lebih mudah," kata Nyonya Eliza.

"Ehm, terimakasih Tante, karena Tante dan om sudah percaya pada Jenny dan kalian begitu baik pada Jenny," kata Jenny berkaca-kaca.

"Karena kedua orang tuamu adalah sahabat kami sejak lama. Dan kami berkawan baik. Kecelakaan yang menimpa keduanya, benar-benar membuat kami kehilangan," kata Tuan Theo teringat saat membawa kedua orang tua Jenny kerumah sakit. Setelah kecelakaan itu terjadi. Dan hanya Jenny yang berhasil diselamatkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!