Bab 7- Bertemu keluarga

Saat ini Hafsah sedang bersiap untuk menyambut kedatangan orang tua Bastian dan juga teman barunya yang bernama Daniel.

Dia sudah ada di bandara dan dari jauh nampak tiga orang berjalan kearahnya. Karena Daniel sudah mendapat pesan baju apa yang dipakai Hafsah saat menjemput mereka.

"Hafsah," Kata Hafsah memperkenalkan diri lagi saat mereka berjumpa.

"Daniel, senang bertemu denganmu," ucap Daniel sambil tersenyum.

"Nona Hafsah, kami orang tua Bastian, kami mengucapkan terimakasih karena kau, kami jadi tahu jika anak kami ada didalam penjara," kata Tuan Theo.

Hafsah menyalami mereka lalu mengangguk dan tersenyum senang.

"Mari saya antarkan kalian pada Tuan Bastian," kata Hafsah saat dia tahu jika Pria Amnesia itu bernama Bastian Theo Oliver.

Daniel sudah mengirimkan data kartu keluarga serta identitas yang dibutuhkan oleh pengadilan.

Sampai didalam mobil, Hafsah sekali lagi mengucapkan terimakasih pada Daniel karena dia sungguh peduli pada temannya.

"Aku sangat berterimakasih padamu, berkat bantuanmu, aku bisa menyelesaikan kasus ini dengan mudah," kata Hafsah.

"Aku juga, karena kau, aku bisa menikmati keindahan kota ini," kata Daniel yang mengagumi Hafsah yang ternyata selain cantik dia juga berhati mulia.

Mereka sampai didepan kantor polisi, dan Hafsah sudah mengatur kunjungan mereka setelah berdiskusi dengan polisi disana.

"Mari saya antarkan untuk bertemu dengan Tuan Bastian," ucap Hafsah dan berjalan paling depan.

Sampai disebuah ruangan, Pria Amnesia terkejut saat melihat Hafsah datang dengan tiga orang lainnya.

Pria Amnesia itu tidak mengenali kedua orang tuannya dan juga Daniel. Namun dia tetap tersenyum pada tamunya.

Hafsah sudah memberi tahu pada kedua orang tua kilennya untuk tidak langsung memberitahukan hubungan antara mereka. Karena mereka baru saja bertemu.

Nampak mata kedua orang tua Pria Amnesia itu berkaca-kaca melihat keadaan putra mereka yang seperti itu.

"Saya Theo, dan ini istri saya Eliza,"

Pria Amnesia mengangguk sambil tersenyum.

"Maafkan aku, aku...." kata Pria Amnesia yang tidak bisa menyebutkan namanya.

"Kami tahu," kata Tuan Theo.

"Daniel," Daniel juga memperkenalkan dirinya.

Hafsah lalu berbicara pada Pria Amnesia jika dulu kalian saling mengenal. Dan juga mengatakan jika kalian punya hubungan baik dan kenangan yang sangat manis. Namun sayangnya, kau tidak ingat semua itu.

"Benarkah?" Pria Amnesia itu mulai tertarik dengan masa lalunya.

"Bisakah kau ceritakan bagaimana kehidupanku sebelumnya?" tanya Pria Amnesia pada Tuan Theo.

"Ya, tentu saja,"

"Namamu sebenarnya adalah Bastian," kata Tuan Theo.

"Hem, okey, namaku Bastian lalu apalagi?"

"Jadi, mulai sekarang, kau akan dikenal sebagai Bastian," kata Tuan Theo.

"Iya, aku setuju, namaku adalah Bastian, lalu apa pekerjaanku?" tanya Pria Amnesia yang ingin tahu pekerjaan apa yang dia jalani sebelum ingatannya hilang.

"Kau menjual Pizza," kata Tuan Theo menjelaskan.

"Pizza? Benarkah?" Nampak Bastian terkejut jika dirinya ternyata adalah penjual Pizza.

"Hafsah kau tahu, aku ternyata menjual Pizza," kata Bastian pada Hafsah.

Hafsah tersenyum manis padanya melihat semangat hidupnya seakan kembali bersinar dimatanya.

"Lalu, apalagi? Oh ya kau bilang aku adalah temanmu? Ceritakan apa yang sudah kita lalui bersama?" kata Bastian menatap pada Daniel.

"Kita teman SMA. Kau dan aku sering makan pizza sepulang sekolah. Dan kau mengatakan akan menjual pizza setelah dewasa. Dan kau berhasil menjadi penjual Pizza terlaris dan disukai banyak orang," kata Daniel.

"Benarkah? Aku melakukan itu dan mereka menyukai pizzaku?" Bastian terkejut dengan apa yang dikatakan Daniel.

"Benar,"

jawab Daniel dan karena waktu berkunjung sudah habis, mereka semua lalu berpamitan.

Sampai dihotel, kedua orang tua Bastian berbicara tentang putranya pada seorang pengacara.

Bukannya dia tidak percaya pada kemampuan Hafsah, namun mereka ingin memastikan agar putranya segera bisa dibebaskan dan kasusnya menjadi jelas.

Pengacara itu bernama Faisal. Faisal adalah pengacara terbaik dinegeri itu dan bersedia menangani kasus Bastian. Dan dia adalah pengacara termahal dikota itu.

Kedua orang tua Bastian berharap putranya bisa segera pulih dan menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya hingga sampai dia mengalami kecelakaan.

Hafsah mengundang Daniel kerumahnya, dan mereka berjalan-jalan disekitar perkebunan.

"Kau tinggal disini?" tanya Daniel.

"Ya, aku tinggal disini. Maafkan aku, karena aku tidak bisa menyediakan tempat yang lebih baik untukmu," kata Hafsah.

"Aku suka tempat ini, jadi jangan khawatir,"

"Kau mau kesana?" tanya Hafsah mengajaknya pergi ke air terjun yang ada diujung perkebunan itu.

"Tentu saja," Hafsah sengaja mengajak Daniel untuk berjalan-jalan dan memperlihatkan pemandangan disekitar rumahnya agar dia merasa senang.

Rio mendapat kabar dari ayahnya jika dirumah Hafsah ada tamu seorang pria dari Luan negeri. Maka Rio menjadi kaget dan sekaligus khawatir.

"Siapa dia?" tanya Rio.

"Entahlah, katanya sih temannya klien nya.

"Ohh," kata Rio lalu segera keluar rumah dan pergi kerumah Hafsah untuk melihatnya dan bertemu dengan pria itu.

"Hai, kau mau kemana? Baru datang langsung aja pergi," gerutu pak Hari.

Rio melihat Hafsah baru saja kembali dengan seorang pria. Mereka baru saja dari air terjun dan nampak sebagian baju Hafsah dan pria itu terkena percikan air.

"Rio, kau disini?"

"Iya, aku dengar kau ada tamu, jadi aku merasa khawatir, karena apa yang belum lama terjadi padamu," kata Rio menatap Daniel dengan rasa tidak suka.

"Kenalkan, ini Daniel,"

Mereka lalu berkenalan dan berbincang. Namun kedatangan Rio hanyalah untuk memastikan sampai dimana Hafsah tahu tentang Kliennya.

"Orang tuanya juga datang," kata Hafsah dan sangat membuat Rio terkejut.

"Apa?"

"Hai kenapa kau terkejut begitu?" Hafsah melihat air muka Rio yang berubah-ubah.

"Enggak, maksudku, bagaimana semua ini bisa terjadi?"

"Ini berkat bantuannya," kata Hafsah tersenyum pada Daniel.

"Dia yang membantuku dan akhirnya kami menemukan identitas nya. Namanya adalah Bastian Theo Oliver,"

"Ohh, selamat, kau berhasil mendapatkan identitas nya," kata Rio tersenyum masam.

"Ya, tapi aku ingin ingatannya kembali," kata Hafsah.

"Kita akan bersama-sama memulihkan ingatannya," kata Daniel pada Hafsah.

Rio semakin tidak suka karena sekarang Hafsah mendapatkan dukungan dari orang lain. Dan hal itu semakin membuat Rio semakin khawatir.

Rio lalu berpamitan pulang, dan Daniel menginap dirumah Hafsah.

Keesokan harinya,

Hafsah datang lagi ke penjara. Dan dia terkejut saat ada pengacara lain disana sedang berbicara pada Bastian. Namun, nampak Bastian tidak suka pada pengacara baru itu yang sebenarnya datang atas perintah kedua orang tuannya.

"Hai Hafsah, kemarilah," kata Bastian memanggil Hafsah yang berdiri seperti patung.

"Kenalkan, saya Faisal. Saya akan menangani kasus ini," kata Pak Faisal membuat Hafsah terkejut.

"Tapi," Tiba-tiba, Hafsah mendapatkan pesan dari kedua orang tua Bastian jika mereka melakukan semua itu demi kebaikannya.

Dan Hafsah mengerti, jika dia memang masih pemula jika dibandingkan dengan pengacara kondang bernama Faisal itu.

Hafsah lalu pamit pada Bastian dan beralasan jika dia sangat sibuk hari ini.

"Oh ya, aku lupa, aku sangat sibuk hari ini, jadi aku pamit," kata Hafsah lalu meninggalkan ruangan itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!