Pagi hari, Ayka siap siap untuk berangkat ke sekolah. Seperti biasa, hari ini tidak ada yang spesial. Tidak ada kedua orang tua yang menyambut nya.
Hanya bibik asisten rumah tangga yang selalu memberikan sapaan manis setiap hari nya. Bik Surti... asisten rumah tangga sekaligus wanita yang sudah mengasuh dan membesarkan Ayka sejak kecil, di mana Keuda orang tuanya sibuk untuk mencari uang dan juga kebahagiaan nya masing-masing.
Hari ini hari Senin, yang kebanyakan orang akan buru buru untuk cepat sampai di tempat tujuan, tetapi...tidak dengan Ayka.
Mantan gadis itu santai seperti di pantai, ia tidak peduli dengan apapun, apalagi soal hukuman. Bagi Ayka, sudah biasa mendapatkan hukuman setiap harinya, apalagi hari Senin ini.
"Non, sarapan dulu...buruan nanti telat."
Seperti biasa, Bik Surti selalu mengingatkan Ayka, bahkan wanita paruh baya cerewet ketika jam sudah menunjukkan hampir pukul tujuh pagi.
"Santai Bik, guru BP nya sudah hafal sama aku. Lagian sudah terbiasa, paling juga disuruh hormat bendera, atau kalau enggak nyapu dan membersihkan kamar mandi...", jawab Ayka santai, sesantai hidup nya saat ini.
"Membersihkan kamar mandi? menyapu halaman?? Non bisa???"
Bukan meragukan kemampuan Ayka, tetapi jujur saja..bibik belum pernah melihat anak dari majikannya itu melakukan hal yang tadi di katakan oleh Ayka, karena selama ini, beliau lah yang membersihkan, menyapu bahkan merapikan tempat tidur Ayka.
"Bisakah bik. Yang penting pegang sapu dan juga alat pembersih saja. Lagian juga bukan hanya aku saja, banyak yang dihukum hahaha....."
Bik Surti menggeleng, antara senang tetapi juga kasihan. Namun, bersyukur karena Ayka tidak serius melakukan itu, yang beliau tau kalau pekerjaan itu pastinya tidak mudah bagi Ayka yang memang tidak terbiasa melakukan nya.
"Aku sekolah dulu ya Bik,..."
Ayka salim dan mengucapkan salam, ia kemudian bergegas menuju ke depan di mana mobil nya sudah disiapkan oleh supir.
Padahal, Keuda orang tuanya sudah menyiapkan supir pribadi untuk mengantarkan Ayka kemanapun gadis itu berada, tetapi...Ayka merasa tidak bebas jika diantar jemput oleh supir.
"Iya, non hati hati..."
"Beres Bik."
Ayka meninggalkan bik Surti yang masih berdiri melihat ke arahnya, kemudian gadis itu tiba tiba teringat sesuatu dan langsung saja menghentikan langkah kaki.
Ayka membalikkan badannya, dan menghampiri wanita tua yang masih berdiri di tempat yang sama.
"Lupa, besok Nyonya dan Tuan Besar pulang, bibik siapkan kamar seperti biasa ya?? siapa tau mereka mau menginap setelah ribut.."
"Iya Non."
Bik Surti menggelengkan kepala nya lagi, ia tau betul apa yang dimaksud oleh Ayka. Dan selalu kata kata nya seperti itu saat kedua orang tua Ayka mau datang ke rumah.
"Eh....tapi enggak perlu dibersihkan juga enggak apa apa Bik, palingan juga enggak nginep.", ucap Ayka lagi.
Dan ia mempunyai firasat jika ada yang akan dibicarakan oleh kedua orang tua nya, apalagi....besok belum jadwalnya mereka berkunjung.
Apalagi, tidak biasanya kedua orang tuanya itu datang bersamaan seperti besok.
Dan juga tidak mungkin menginap. Pastinya mereka hanya mampir sebentar, memberikan ceramah ini dan itu, dan terakhir berusaha mengajak Ayka untuk tinggal bersama salah satu diantara mereka berdua. Itu yang Ayka tidak mau.
Tidak banyak bicara lagi, setelah Ayka memberitahukan kepada Bik Surti, ia pun segera menuju ke mobil nya.
"Mampooos!! telat lagi!!"
Sudah tau telat, Ayka malahan santai saja. Lagi pula tidak mungkin ia ngebut di jalan, tentu saja selain membahayakan nyawa orang lain, waktunya juga tidak keburu, tetap saja telat.
Orang lain?? yah....Ayka lebih sayang nyawa orang lain daripada diirinya sendiri. Baginya, kehidupan nya saat ini hanyalah semu belaka, tidak ada kasih sayang dan perhatian.
Beberap menit kemudian, mobil yang dikendarai oleh Ayka sudah tiba di depan sekolah, dengan pintu pagar yang sudah tertutup rapat.
Untung jalanan sudah tidak lagi macet, karena mungkin sebagian orang sudah berada di tempat nya masing masing. Meskipun tetap saja terlambat masuk ke sekolah.
"Apes!!"
Ayka turun dari mobil, dan menghampiri Pak Satpam yang berjaga. Ia tau kalau pastinya tidak dibiarkan masuk, dan seperti biasanya...jurus andalan pasti Ayka gunakan
"Pak, biasanya ya??"
Ayka mengedikkan sebelah matanya, yang membuat Pak Satpam itu luluh seketika.Tidak hanya kedipan mata saja, tetapi...Ayka juga memberikan beberapa lembar uang merah, sogokan supaya dapat masuk.
Tidak apalah terlambat, yang penting bisa masuk duluan, meskipun nanti ujung ujungnya juga kena hukuman.
"Siap Ayka sayank yang cantik jelita tiada duanya..."
Cihhh.....rayuan gombal!!!
Setelah dibukakan pintu gerbang, Ayka langsung masuk dan memarkirkan mobilnya di tempat biasa.
...***...
"Ini jam berapa Kaindra???"
Mami Yuli dan Papi Juno yang sudah menunggu Kaindra sedari tadi, menggelengkan kepalanya karena melihat putra semata wayangnya baru saja turun dari atas tangga.
Memang semalam Kaindra pulang tidak larut malam, bahkan bisa di bilang masih terlalu siang untuk nya, tetapi... mengapa pagi ini laki laki itu terlambat bangun.
"Jam setengah delapan Pi.", jawab Kaindra jujur.
Laki laki melihat jam di tangan nya, kemudian menggeser kursi lalu mengambil segelas air putih.
"Jam setengah delapan?? santai sekali kamu??", bentak Papi Juno.
Beliau geram sekali melihat tingkah putra semata wayangnya. Entah harus seperti apa dan bagaimana caranya,. menyadarkan Kaindra yang semakin hari semakin tidak terkontrol saja, apalagi umurnya yang sudah tidak muda lagi.
"Iya Pi, jam aku tidak salah kan masih jam setengah delapan???"
"Astaga....kamu bilang apa?? masih jam setengah delapan?? kamu lupa kalau hari ini adalah hari pertama kamu mengajar???"
Entah apa yang dimakan istrinya wajah ngidam Kaindra, hingga ia mendapatkan putra seperti Kaindra yang sangat santai bahkan tidak perduli dengan pekerjaan.
"Aku tidak lupa Pi, nah ini buktinya...aku sudah siap!!"
Kaindra masih saja menjawab pertanyaan Papi Juno dengan sangat santai, meskipun ia tau kalau sekarang Papi Juno sedang mengeluarkan taringnya.
"Kamu pikir, itu sekolah milik nenek moyang kamu!! seenaknya saja datang dan pulang sesuka hati..."
Papi Juno mengusap dadanya, setelah ini... beliau harus pergi ke Dokter spesial jantung untuk memastikan kondisi jantung nya yang mungkin tidak baik baik saja.
Kan memang itu sekolah milik Nenek moyangnya aku Pi...ah ..dasar orang tua, belum punya cucu saja sudah pikun, apalagi kalau punya cicit....batin Kaindra.
"Sudah Pi, lebih baik Papi makan. Jaga kesehatan Papi..", ucap Mami Yuli menenangkan suaminya, beliau tau... perdebatan ini tidak akan selesai kalau salah satunya tidak mau mengalah.
"Mana bisa diam Mi, lihat saja anak kamu!!!"
"Anak kamu juga kan?? ingat Pi, sebentar lagi Papi akan punya mantu yang cantik... jadi. .jaga kesehatan Papi.", bisik Mami Yuli di telinganya Papi Juno, dan itu membuat Kaindra mengeryitkan alisnya.... merasa ada yang aneh dengan tingkah kedua orang tuanya yang saling berbisik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Tapi kali ini org yg akan menghukum kamu akan berbeda,Dan tanggapan mu juga akan beda😀😀😂
2023-03-21
0
Lihayati Khoirul
smg org yg dekat dg ayka masih tetap berjodoh dg family ayka atau adik tirinya ayka biar gak kasihan
2022-12-03
0
Chindy Miracle
up na lama bgt...byk yg hrs d up yak thor
2022-12-02
0