Bayangan Ayka

"Makan Kak, nanti keburu dingin...aku sudah lapar..."

Canggung dan tidak enak, Ayka melepaskan genggaman tangan Doni, dan segera mengalihkan nya ke makanan.

Ayka tidak bodoh, sebagai perempuan yang abege apalagi berteman dengan Brian yang suka gonta ganti pasangan, membuat Ayka paham dengan semua perlakuan laki laki jika memendam rasa dengannya, dsn ia tau kslau Doni selama ini menyukainya.

Tidak ingin membuat orang lain menaruh harapan dengan nya, Ayka segera mengalihkan pembicaraan, ia tau... setelah ini, Doni ingin mengatakan apa padanya.

"Oh iya Ay, maaf....terlalu senang bertemu dengan kamu, aku jadi lupa ngajakin kamu makan...."

Ayka tersenyum, ia tau kalau Doni pasti kecewa dengan apa yang dilakukan, tetapi ini lebih baik daripada ia harus menolak apa yang Doni ucapkan.

"Ay....aku mau ngomong serius."

Tiga puluh menit setelah makan malam, Doni akhirnya mengatakan sesuatu yang selama ini dipendamnya, ia memang berharap kalau Ayka mau menerima cinta nya, tetapi...jika tidak...Doni akan memberikannya waktu untuk Ayka berfikir.

"Apa Kak??"

Pura pura saja tidak tau, tetapi aslinya ia tau apa yang akan Doni katakan. Tetapi, sebagai pendengar yang baik, Ayka ingin mendengarkan saja dulu, siapa tau beda dengan apa yang di pikirkan.

"Aku sayang sama kamu, Ay..."

Sudah Ayka tebak, dan tebakannya benar. Apa yang selama ini dirasakannya ternyata memang benar, dan terbukti kalau Doni menyatakan cintanya.

"Aku enggak butuh jawaban sekarang, aku tau kalau kamu tidak ada rasa sama aku, tetapi...aku akan tetap menunggu...dan membuat kamu memiliki rasa yang sama seperti yang aku rasakan."

Ayka tidak bisa berkata apa apa, ia hanya diam saja..padahal di dalam hati nya ingin sekali mengatakan tidak, tidak perlu menunggu...karena Ayka tidak ada rasa dengan Doni.

Kalau aku tidak katakan, nanti Kak Doni masih berharap lebih padaku., ah sebaiknya aku katakan saja.

"Maaf Kak, bukannya aku tidak sopan. Tapi Kakak tau sendiri kalau aku ini bagaimana, dan....."

"Shutttt....."

Doni menempelkan jari telunjuknya di bibir Ayka, pertanda kalau tidak menginginkan Ayka untuk berbicara.

"Aku tau, kamu jangan khawatir...."

Doni tidak ingin Ayka menjauhinya, meskipun tidak bisa menjadi pacar Ayka, setidaknya...ia masih bisa jalan bareng sepeerti saat ini, dan Ayka tidak akan menjauhinya...itu saja.

Tidak ada yang dibicarakan lagi, hingga akhirnya Ayka meminta untuk pulang ke rumah saja, lagipula...sudah hampir jam sembilan malam, dan besok ia harus sekolah.

Doni tidak menolak, ia sadar kalau yang di bawanya adalah gadis abege, yang wajib mempunyai jam malam, meskipun tidak ada kedua orang tua Ayka di rumah.

Masih seperti biasa, di dalam mobil Ayka dan Doni jiga saling bercanda, bahkan seperti tidak ada kejadian apa apa.

Dan, kini...mobil Doni sudah sampai di depan rumah Ayka.

"Makasih ya Kak, aku turun ya?? maaf tidak perlu mampir, sudah malam..."

Meskipun Ayka bukan gadis yang baik baik, tetapi ia bisa menjunjung tinggi sopan santun nya.

"Tidak masalah Ay, aku tau.."

Ayka tersenyum, menampilkan deretan gigih putih dsn rapinya, hingga siapa saja yang melihat pasti akan terpesona dengan Ayka.

Ayka membuka sabuk pengamanny, kemudian memegang gagang pintu berniat untuk membuka pintu dan keluar dari mobil, tetapi...tiba tiba Doni memegang tangan Ayka yang satunya.

"Ay...."

Ayka menoleh, dengan tangannya melepas pegangan pintu, dan melihat ke arah Doni, dengan posisi duduknya menghadap Doni.

"Jangan pernah berubah, jangan menjauhi aku....dan jangan nyuekin aku. Aku tidak bisa jika kamu memperlakukan aku seperti itu.."

Pinta Doni dengan memelas, ia yakin kalau setelah ini...Ayka akan berubah sikap padanya.

Ayka menggeleng, "Tidak Kak, Kak Doni santai saja...."

Doni tersenyum, "Awas saja kalau kamu sengaja jauhin aku, aku tidak akan segan segan nikahin kamu nantinya....dan..kalau ada apa apa, hubungi aku saja dan cerita saja aku."

"Iya Kak, ancaman nya serem amat!!!"

"Haruslah...untuk memastikan kamu tidak jauhin aku...."

Ayka keluar dari mobil, dan ia masuk ke dalam rumah. Setelah itu, Doni melajulan mobilnya meninggalkan rumah Ayka.

Bukan kamu yang seharusnya khawatir Kak, tetapi aku....apa kamu masih mau dekat dengan ku jika kamu tau kalau aku sudah pernah tidur dengan laki laki lain.

...***...

Ditempat lain, seperti biasanya...tiap malam Kaindra pasti keluar,. Sudah dapat di pastikan apa yang dilakukan Kaindra malam ini.

"Cepat lakukan!! dan ingat, hanya lima jari saja..."

Wanita itu mengangguk, meskipun ingin sekali merasakan Ori milik Kaindra, tetapi...wanita itu tau kalau tidak mungkin akan melawan seorang Kaindra.

Merasakan sesuatu di bawah, Kaindra memejamkan mata. Ia membayangkan kejadian panas dengan Ayka, yang membuat dirinya semakin berg@irah saja.

Tidak menunggu lama, sesuatu yang memang ingin di keluarkan akhirnya keluar juga. Kaindra sangat puas, bukan karena permainan jari jari wanita yang saat ini ada di depannya, tetapi...karena bayangan Ayka lah yang membuatnya bersemangat.

Oh....Ayka......

Kaindra mengambiil uang, lalu melemparkan beberapa gepok uang merah yang sudah di persiapkan sebelumnya.

"Cepat pergi!!"

Selalu seperti itu, bahkan ia sama sekali tidak memperdulikan wanita yang ada di depannya, bagi Kaindra....setelah ia menggunakan jasanya dan membayar, itu saja sudah cukup.

Setelah memastikan wanita itu keluar dari kamar hotel, Kaindra segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tetapi, baru saja masuk...suara dering telponnya berbunyi, yang membuat Kaindra mengurungkan niatnya dan mengambil ponselnya lebih dulu.

"Shittt!!!!"

Melihat siapa yang menelponnya, Kaindra mengerutkan keningnya...ia yakin pastinya akan ada ceramah tujuh hari dan tujuh malam.

"Hallo..."

"Cepat pulang, kalau tidak...Papi akan benar benar mencoret kamu dari daftar warisan Papi, dan akan membuang kamu ke Eropa..."

Klik

Panggilan di matikan, yang membuat Kaindra kesal seketika. Dan pastinya, Papi Juno sudah tau apa yang di lakukan oleh Kaindra, hingga menelpon dan mengancamnya.