Istri Rahasia Bintang
"Hai!" Sapa Vaia pada Bintang yang kini wajahnya menenuhi layar ponsel gadis itu.
"Kau darimana? Aku telepon dari tadi kenapa tak diangkat?" Tanya Bintang yang wajahnya terlihat khawatir.
"Aku sibuk di toko karena Ayah dan Bunda sedang pergi ke rumah Opa. Dan aku meninggalkan ponselku di kamar. Jadi aku tak tahu kalau kau menelepon," jelas Vaia panjang lebar yang langsung membuat Bintang mengangguk dan tak lagi khawatir.
"Ngomong-ngomong, kau sudah makan?" Tanya Vaia selanjutnya pada Bintang.
"Aku sedang makan!" Bintang memamerkan gelas mie instant yang langsung membuat ekspresi wajah Vaia menjadi kurang senang.
"Bisakah kau mengurangi makan makanan instan?"
"Tidak bisa! Aku harus berhemat, agar aku bisa segera melamarmu dan menikahimu," jawab Bintang beralasan.
"Ck! Kita bisa menikah kapan saja! Kenapa harus pusing memikirkan biaya-"
"Tidak bisa begitu, Vaia! Aku ingin membuatkan pesta pernikahan yang megah untukmu," potong Bintang mengungkapkan tekadnya pada Vaia.
"Lalu aku juga ingin memberikan kehidupan yang layak untukmu setelah kita menikah nanti."
"Aku ingin mewujidkan semua hal itu melalui kerja kerasku sendiri," tutur Bintang yang sesaat langsung membuat hati Vaia meleleh. Bintang memang pria pekerja keras yang hidupnya penuh tekad dan tujuan.
Dan satu-satunya tujuan Bintang sekarang adalah menikahi Vaia, lalu memberikan kebahagiaan berlimpah untuk gadis itu.
"Aku mengerti! Terima kasih atas semua kerja kerasmu selama ini, Bintang!" Vaia menyeka butir bening yang mendadak menggenang di sudut matanya.
"Hei, kau menangis?" Tanya Bintang yang tangannya terlihat menyentuh layar ponsel.
"Aku hanya merasa terharu atas semua kerja kerasmu selama ini! Dan kau yang juga keras kepala karena menolak pekerjaan yang diberikan Tante Ayunda dan malah memilih pekerjaanmu yang sekarang." Jawab Vaia yang masih berusaha mengendalikan emosinya.
"Aku hanya tidak mau membuat Om Ben cemburu," Bintang sedikit terkekeh.
"Kau masih perang dingin dengan Om Ben?"
"Sedikit!" Bintang kembali terkekeh.
"Salahku juga yang dulu mengaku-aku sebagai anaknya. Sampai sekarang sepertinya dia masih kesal," sambung Bintang lagi mengenang kekonyolan yang ia lakukan di acara keluarga Halley dan Rainer belasan tahun silam.
Saat itu juga adalah awal pertemuan Bintang dengan Vaia, hingga akhirnya mereka menjadi teman sepermainan meskipun jarang berjumpa, dan hingga sekarang pun Bintang dan Vaia hanya bisa menjalin hubungan jarak jauh. Namun meskipun begitu, Bintang merasa kalau hatinya dan hati Vaia sudah sama-sama daling tertaut dan tak akan ada apapun yang akan memisahkan mereka berdua.
"Aku harus kembali bekerja," ujar Bintang setelah pria itu melihat arloji di tangannya.
"Tetap jaga kesehatan dan kurangi makan makanan instant seperti itu!" Pesan Vaia mengingatkan sang kekasih.
"Ya!"
"Dan aku ada pengiriman barang ke sana tiga hari lagi!" Ujar Bintang yang langsung membuat kedua bola mata Vaia membulat sempurna. Dan raut wajah Vaia seketika langsung berubah sumringah.
Bintang memang bekerja di sebuah perusahaan yang mengurus pengiriman barang-barang logistik ke berbagai kota di negara ini.
"Kau akan lama disini nanti?" Tanya Vaia yang terlihat begitu antusias.
"Dua minggu! Sudah siap ke pantai dan berjemur bersama?"
"Ya!" Jawab Vaia penuh semangat.
"Siapkan baju renangmu dan aku akan datang tiga hari lagi!"
"Aku akan menunggumu!" Vaia sudah berputar-putar kegirangan.
"Aku lanjut bekerja dulu!" Pamit Bintang selanjutnya.
"Ya! Bye!"
"Bye! I love you!"
"I love you too!" Balas Vaia yang tqk berhenti tersenyum sampai layar ponsel gadis itu mati dan video call bersama Bintang terputus.
"Eheeem! Berapa harga air mineral ini?" Deheman serta pertanyaan dari seorang pelanggan sontak membuyarkan lamunqn Vaia. Sepertinya Vaia tadi terlalu bersemangat video call bersama Bintang, hingga tak menyadari jika ada pelanggan yang menunggu untuk membayar belanjaannya sejak tadi.
Ya ampun!!
"Eh, iya! Harganya lima ribu," jawab Vaia cepat masih sambil menahan tawa karena ingat pada janji Bintang yang akan datang tiga hari lagi.
****
Bintang keluar dari rest area bersama seorang rekannya sembari berbicara perihal kota selanjutnya yang akan menjadi tujuan mereka.
"Aku ke toilet sebentar!" Pamit rekan Bintang tiba-tiba yang sepertinya sudah sangat kebelet.
"Aku tunggu di mobil!" Ujar Bintang sembari memperhatikan sekelilingnya saat pria itu berjalan ke arah truk kontainer yang biasanya akan ia kemudikan bergantian dengan rekannya tadi.
Bintang melemparkan tasnya ke dalam kabin truk, dan hendak masuk, sebelum kemudian kawanan pria bertopeng dan berbaju serba hitam yang menghampiri sebuah mobil menarik perhatian pria dua puluh sembilan tahun tersebut.
Apa mereka perampok?
Bintang masih memperhatikan dari kejauhan saat para pria tadi menodongkan senjata api pada pria paruh baya di dalam mobil. Terlihat juga kalau mereka sempat adu mulut sebelum kemudian salah satu dari kawanan perampok hendak memukul pria di dalam mobil.
Bintang yang biasanya tak pernah mau ikut campur dengan urusan orang lain, mendadak malam ini berubah haluan. Bintang dengan cepat menghampiri orang-orang yang bertikai tersebut dan bergegas mencegah salah satu perampok yang hendak memukul pria di dalam mobil.
"Hentikan!" Cegah Bintang seraya menahan tangan pria bertopeng tadi.
"Kau siapa? Jangan ikut campur!" Gertak pria bertopeng lain seraya mendorong Bintang hingga jatuh terduduk. Namun Bintang bangkit berdiri dengan cepat dan balas mendorong pria bertopeng yang yadi mendorongnya. Alhasil, tindakan sederhana Bintang tersebut sukses membuat pemuda itu dikeroyok oleh kawanan pria bertopeng.
Namun bukan Bintang namanya jika tak melakukan perlawanan. Bintang terus membalas pukulan demi pukulan yang dilancarkan ke arahnya, meskipun ia haris babak belur setelahnya.
"Urusan kita belun selesai, Pak Tua!" Para pria bertopeng menuding pada pria paruh baya di dalam mobil.
"Aku akan lapor polisi!" Jawab pria di dalam mobil tak gentar.
"Kami akan balik melaporkanmu!" Ancam salah satu pria bertopeng. Entah ada masalah apa sebenarnya Bintang juga tidak tahu.
"Dan kau anak muda!" Salah satu pria bertopeng ganti menuding pada Bintang.
"Jangan ikut campur urusan orang lain yang kau sendiri tidak tahu apa masalahnya!" Ujar pria bertopeng itu memperingatkan Bintang.
"Pergi kalian semua!" Usir Bintang tanpa gentar.
Para peia bertopeng itu akhirnya masuk ke mobil mereka yang terparkir sedikit jauh dari mobil pria tua yang tadi ditolong oleh Bintang. Pria tua itu kini sudah keluar dari mobilnya dan menghampiri Bintang.
"Terima kasih, Nak!" Ucap pria tua tadi pada Bintang yang hanya mengangguk.
"Kau butuh tumpangan? Ayo ikut!" Ajaknya lagi.
"Tidak usah, Pak! Saya bersama rekan saya-" Bintang hendak menunjuk ke truk kontainernya, saat ternyata truk tersebut sudah tidak ada.
Apa?
Apa itu artinya rekan Bintang baru saja meninggalkan Bintang di rest area?
Sial!
Pasti rekan Bintang mengira kalau Bintang sudah duduk di bagian belakang kabin karena tas Bintang yangvsyfah bearda dj dalam kabin tadi.
"Kau yakin tidak ingin ikut?" Tawar pria tua itu lagi. Wajahnya hanya terlihat samar di rest area yang minim penerangan ini.
"Tidak, terima kasih!" Tolak Bintang sekali lagi.
Bintang akan menelepon rekannya saja nanti atau menelepon kantornya.
"Baiklah! Terima kasih sekali lagi!" Ucap pria tua itu sekali lagi, sebelum kemudia berbalik dan hendak kembali ke mobilnya.
Namun di luar dugaan, saat pria tua tadi hampir mencapai mobilnya, sebuah mobil tanpa lampu tiba-tiba melaju kencang ke arah pria tua tersebut dan seperti memang berniat untuk menabraknya.
"Pak, awas!!" Seru Bintang yang langsung bergerak cepat untuk menyelamatkan pria tua tadi.
Namun untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, tubuh Bintang yang justru tertabrak mobil tanpa lampu tadi, lalu terpental beberapa meter jauhnya hingga kepala Bintang berbenturan dengan pembatas beton di sisi tempat parkir dan tubuhnya terkapar di atas aspal.
Mobil yang menabrak Bintang langsung tancap gas dan kabur, meninggalkan Bintang yang sudah tak sadarkan diri dan bersimbah darah.
.
.
.
Hai!
Karya ke-39 akhirnya bisa ngerjain Bintang dan Vaia 🙈🙈
Sinopsisnya bikin emosi, ya?
Ceritanya juga mungkin bakal menguras airmata.
Boleh skip yang nggak kuat.
Bintang sudah muncul sebelumnya di "Beauty & Berondong" bab 74-75. Dia ngaku-ngaku sebagai anaknya Ben dan endingnya dia dilempar Ben ke panti asuhan milik Ayunda itu, ya.
Kalau Vaia adalah anak sulungnya Ayah Arga dengan mendiang istrinya. Jadi Vaia bukan anak kandung Bunda Vale, ya! Hanya anak sambung statusnya.
Terima kasih yang tetap setia mengikuti. Bulan ini rilis dua judul karena alhamdulillah udah sehat dan sedang mengejar target.
Jangan lupa like 💜💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Jenike Amaliyah
sebenarnya agak gimana gitu bacanya dgn bahasa "kau", harusnya "kamu" lebih enak dibaca sih
2024-08-09
0
Dayane de Sousa Barcelos
oi
2022-11-21
0
Ind_Di
aq udah sampe sini thor 😉 akhirnya.... qiqiqi
semangat ya bun author ai lope yu full 😘😘😘
2022-10-11
0