TANGGAL LAHIR SIAPA?

"Kak, mau ikut ke rumah Opa?" Tawar Ezra pada Vaia yang masih berkutat dengan palet cat air dan juga kanvas di hadapannya.

"Kakak di rumah saja!"

"Nanti Gavin kalau sewaktu-waktu pulang juga," jawab Vaia beralasan.

"Ck! Kakak lama-lama kayak Gavin! Kalau ada acara keluarga tidak mau ikut!" Ezra berdecak dan menyinggung Gavin yang memang selalu menghindar setiap diajak ke acara keluarga Rainer bersama keluarga Halley. Selalu ada saja alasan Gavin. Yang kuliah, lah! Yang ada klien lah! Yang harus berlatih selancar lah! Padahal bukan atlit selancar juga!

"Kakak baru satu kali ini tidak ikut. Kenapa kamu samakan dengan Gavin yang memang tak pernah ikut!" Decak Vaia merasa tak terima.

"Yaudah makanya ayo ikut! Nggak bosan apa, tiap hari corat coret di atas kanvas begini?" Tanya Ezra heran.

"Namanya juga hobi! Mana ada kata bosan!" Sahut Vaia cepat.

"Ayo ikut, Kak! Masa Ezra sendirian nanti," bujuk Ezra sekali lagi pada Vaia.

"Sendirian bagaimana? Kan ada ayah dan bunda?" Vaia masih keukeuh beralasan.

"Iya ayah dan Bunda pasti nanti pacaran, ngobrol berdua. Trus Ezra jadi obat nyamuk dong!"

"Kalau ada Kak Vaia kan Ezra jdi bisa ngobrol sama Kak Vaia!" Ezra ikut-ikutan beralasan.

"Makanya cari pacar! Jangan sibuk ngurusin kafe terus!" Seloroh Vaia seraya mengacak rambut Ezra.

"Nggak enak sama Kak Vaia!" Sahut Ezra yang langsung membuat Vaia mengernyit.

"Nggak enak kenapa?"

"Kan Ezra rencananya nggak mau pacaran dan mau langsung nikah saja. Nah kalau sekarang Ezra cari calon istri, nanti jatuhnya Ezra melangkahi Kak Vaia, dong!"

"Kak Vaia dan Abang Bintang saja belum nikah!" Cerocos Ezra yang langsung memidarkan senyuman di hati Vaia. Seketika raut wajah Vaia sudah berubah sendu.

"Eh!"

"Maaf, Ezra nggak bermaksud, Kak!" Ujar Ezra yang sudah langsung merangkul pundak Vaia dan merasa bersalah karena menyinggung soal Bintang yang hingga detik ini belum ada kabar.

"Tidak apa-apa!" Jawab Vaia lirih.

"Kita berdoa saja, agar Bintang bisa pulang secepatnya," sambung Vaia lagi seraya menyeka butir bening di sudut matanya.

"Iya, Kak! Semuanya juga selalu mendoakan yang terbaik untuk Abang Bintang," ucap Ezra yang masih merangkul Vaia.

"Oh, ya Ezra lupa." Ezra mengeluarkan ponselnya dari saku, lalu menunujukkan sebuah foto pada Vaia.

"Pameran lukisan," gumam Vaia setelah melihat foto yang ditunjukkan oleh Elang.

"Di mall dekat rumah opa," ujar Ezra memberitahu Vaia.

"Baiklah!" Vaia membereskan peralatan lukisnya dengan cepat dan Ezra langsung tersenyum senang.

"Aku akan ikut ke rumah Opa!" Putus Vaia yang langsung membuat Ezra bersorak.

"Yess!!"

****

"Sedang menelepon siapa?" Tanya Bintang pada Syiela yang sudah meletakkan ponselnya di telinga.

"Elang! Aku akan menyuruh dia menjemput kita berdua karena aku sudah membelikannya oleh-oleh," jawab Syiela seraya menunjuk ke paperbag berisi oleh-oleh yang Bintang pikir tadi dibeli Syiela untuk Papi Dana dan Mami Wenny.

"Aku ke toilet sebentar," pamit Bintang saat mereka lewat di depan lorong yang menuju ke toilet pria.

"Ya!" Jawab Syiela santai. Telepon Syiela pada Elang masih belun diangkat.

Kemana sahabat Syiela itu?

"Halo, Syiela!"

Suara Elang terdengar dari ujung telepon setelah Syiela mencoba menghubungi peia itu sebanyak tiga kali.

Dasar Elang!

"Jemput kami, ya! Kau sedang luang, kan?" Rayu Syiela pada Elang di ujung telepon.

"Sekarang?"

"Tentu saja! Kami sudah tiba di bandara!" Jawab Syiela sedikit berdecak.

"Aku akan mengirim supir saja ke bandara karena aku sedang banyak pekerjaan, Syiela!"

"Ck! Pekerjaan terus yang kau pikirkan!" Syiela kembali verdecak dan mengomeli Elang.

"Iya lalu aku harus memikirkan apa? Mau memikirkan negara, tapi aku bukan presiden."

Syiela benar-benar tak bisa menahan tawa mendengar selorohan Elang yang lucu. Sahabat Syiela itu memang selalu bisa berkelakar.

Syiela baru saja akan buka suara lagi dan menjawab selorohan Elang, saat tiba-tiba ponselnya sudah diambil Bintang tanpa permisi.

Ya ampun!

Dasar Bintang.

"Elang!" Panggil Bintang pada Elang di seberang telepon.

"Ya! Aku sudah menghubungi supir untuk menjemput kalian."

"Terima kasih, Elang!" Ucap Bintang cepat.

Kok sudah terima kasih?

Apa Elang langsung menyanggupi permintaan Syiela tadi untuk menjemput Bintang dan Syiela ke bandara?

Keren juga Bintang!

Begitu dia buka suara, Elang langsung menurut!

"Sudah!" Bintang mengembalikan ponsel Syiela.

"Elang akan menjemput kita?" Tanya Syiela seraya mengikuti langkah Bintang menuju ke pintu keluar bandara.

"Elang sudah mengirim supir untuk menjemput kita, karena Elang sedang banyak pekerjaan," jawab Bintang tanpa menoleh pada Syiela.

"Oh," Syiela hanya membulatkan bibirnya, dan gadis itu langsung membuka ponselnya lagi, lalu jarinya lincah mengirimkan pesan pada Elang.

[Kau pulang jam berapa? Aku punya oleh-oleh untukmu] -Arsyiela-

Pesan terkirim!

Tak butuh waktu lama dan balasan pesan dari Elang sudah langsung masuk ke ponsel Vaia.

[Terima kasih! Titipkan saja pada supir. Aku kemungkinan lembur] -Elang-

Ck!

Syiela berdecak setelah membaca pesan Elang. Kenapa juga Elang seperti menghindari Syiela belakangan ini?

[Yah, sayang sekali!] -Arsyiela-

Pesan terkirim!

Syiela dan Bintang sudah tiba di tempat menunggu jemputan yang ada di depan bandara, dan supir yang dikirim Elang rupanya juga sudah tiba.

"Syiela, ayo!" Seru Bintang pada Syiela masih menatap ke layar ponselnya.

"Ya!" Jawab Syiela yang akhirnya menyimpan ponselnya karena tak ada balasan pesan dari Elang. Syiela lalu segera naik ke mobil bersama Bintang. Dan tak berselang lama, mobil sudah melaju meninggalkan bandara kota.

"Aku boleh pinjam ponselmu?" Izin Bintang setelah mobil melaju meninggalkan bandara.

"Kau punya ponsel sendiri, kan?"

"Baterei ponselku habis," Bintang beralasan.

"Aku mau menelepon Papa dan memberitahu kalau kita akan langsung pulang ke rumah Mami dan Papi," ujar Bintang menyampaikan alasannya lagi.

"Silahkan!" Syiela menyodorkan ponselnya pada Bintang.

"Passwordnya apa?" Tanya Bintang saat mrndapati ponsel Syiela yang ternyata memakai password.

"Tanggal lahirku," jawab Syiela memberikan clue.

Bintang berpikir sejenak, lalu memasukkan tanggal lahir yang berkelebat di benaknya. Meskipun Bintang tak yakin itu tanggal lahir siapa. Tapi karena mendadak berkelebat berulang-ulang di benak Bintang, jadi Bintang pikir pastilah itu tanggal lahir Syiela.

"Kok salah, Sayang?" Tanya Bintang seraya menunjukkan ponsel Syiela pada sang empunya.

"Masa? Coba kau masukkan tanggalnya!" Titah Syiela seraya memperhatikan saat Bintang mengetikkan password ke ponsel Syiela.

"Gagal lagi!" gumam Bintang melapor pada Syiela.

"Iya tanggal lahirnya salah!" Komentar Syiela seraya merebut ponselnya dari tangan Bintang, lalu membuka password ponselnya dengan cepat.

"Kamu masukin tanggal lahir siapa, sih?" Gerutu Syiela seraya memberikan kembali ponselnya pada Bintang yang hanya garuk-garuk kepala.

"Maaf, Sayang!" Ucap Bintang merasa bersalah.

Bintang juga tak tahu dirinya tadi mengetikkan tanggal lahir siapa.

Ya ampun!!

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Jangan lupa like biar othornya bahagia.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

PSTI TGL LHIR VAIA

2023-05-24

0

💝GULOJOWO💝

💝GULOJOWO💝

😂😂😂😂😂

2022-09-18

0

Zėė

Zėė

pasti tanggal lahir vaia,,,
Harusnya bintang jangan nikah dulu sebelum sembuh dr amnesia 🙈🙈🙈
Bintang lama-lama kok Nyebelin 🙆🙆🙆

2022-09-16

7

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!