Vaia mengeluarkan semua barang Bintang dari dalam tas yang baru saja diberikan oleh rekan kerja Bintang. Ponsel, dompet, identitas diri, semuanya ada di dalam tas. Lalu bagaimana nasib Bintang sekarang, jika pria itu pergi tanpa bekal apapun?
"Itu barang-barang siapa, Vaia?" Tanya Bunda Vale yang sydah menghampiri Vaia di teras.
"Milik Bintang, Bund," jawab Vaia dengan raut sendu. Vaia menbuka ponsel Bintang dan langsung mendapati foto dirinya bersama Binta yang rupanya dijadikan foto latar untuk ponsel Bintang.
"Bintang ada di sini?" Tanya Bunda Vale lagi dan Vaia langsung menggeleng lemah.
"Bintang tidak diketahui keberadaannya, Bund!" Jawab Vaia dengan raut wajah sedih.
"Tidak diketahui keberadaannya bagaimana, Vaia?" Sergah Bunda Vale menatap serius pada Vaia yang tiba-tiba sudah berurai air mata.
"Vaia juga tidak tahu, Bund!" Vaia menangkup wajahnya sendiri dengan telapak tangan.
"Teman kerja Bintang hanya mengatakan kalau Bintang tak sengaja tertinggal di rest area. Tapi saat teman Bintang mencarinya lagi disana, Bintang tidak ada!"
"Vaia juga sudah menghubungi mess untuk menanyakan apa Bintang ada di sana atau tidak." Vaia kembali menangis tergugu hingga ceritanya sedikit terjeda.
"Tapi Bintang juga belum kembali ke mess hingga sekarang!"
"Tidak ada yang tahu Bintang dimana," cicit Vaia yang langsung diraup Bunda Vale ke dalam pelukan.
"Sejak kemarin perasaan Vaia tidak enak, Bund! Hati kecil Vaiaengatakan kalau hal buruk sudah terjadi pada Bintang-"
"Vaia!" Bunda Vale beegegas menangkup wajah putri sambungnya tersebut.
"Bintang pasti baik-baik saja, dan yang perlu kita lakukan sekaranga dalah berdoa untuk keselamatan Bintang dimanapun ia berada," ujar Bunda Vale sebijak mungkin sambil terus menyeka airmata Vaia yang bercucuran.
"Iya!" Vaia mengangguk masih sambil berlinang airmata.
"Vale, Vaia kenapa?" Tanya Ayah Arga yang baru datang dari toko.
"Bintang tiba-tiba hilang dan tak ada kabar," jawab Bunda Vale yang sudah kembali memeluk serta menenangkan Vaia.
"Hilang bagaimana? Kau sudah menghubungi ponselnya?" Cecar Ayah Arga yang sudah ikut duduk di teras.
"Bintang tidak membawa ponsel serta barang-barangnya, Yah!" Jawab Vaia yang masih sesenggukan seraya menunjuk ke tas serta barang-barang Bintang yang masih terhambur di teras.
"Apa kita bisa lapor polisi, Arga?" Tanya Bunda Vale penuh harap.
"Kita harus tahu kronologinya dulu," tukas Ayah Arga dengan suara lirih.
"Bintang pasti baik-baik saja, Vaia!" Ujar Bunda Vale sekali lagi berusaha menenangkan Vaia.
****
"Hasil tes DNA-nya sudah keluar, Pa!" Lapor Elang seraya mengangsurkan sebuah amplop pada Papa Frans yang teral setia menunggui Bintang.
Setiap hari, setelah pria paruh baya ini kembali dari aktivitas rutinnya di kantor Mahardika's Company, ia akan langsung ke rumah sakit untuk menjaga Bintang.
Sudah lebih dari satu pekan Bintang dirawat, dan belum ada kemajuan berarti pada kondisi pemuda yang diklaim Papa Frans sebagai putra kandungnya yang hilang tersebut.
Papa Frans membuka amplop yangvtadi diangsurkan oleh Elang, lalu membacanya dengan seksama.
"Identik." Hanya satu kata itu yang digumamkan oleh Papa Frans. Namun sudah cukup jelas artinya bagi Elang yang sejak tadi terlihat penasaran.
"Jadi benar dia adalah Bintang? Putra Papa yang selama ini hilang?" Tanya Elang memastikan.
"Ya!"
"Dia putraku, Elang!"
"Dia putra kandungku!" Jawab Papa Frans seraya memeluk Bintang yang masih terbaring tak berdaya. Pria paruh naya itu seolah sedang meluapkam kebahagiaan di dalam hatinya, karena setelah puluhan tahun mencari, ia akhirnya bisa bertemu putra kandungnya.
"Kau adalah anakku, Bintang!" Papa Frans sudah ganti menggenggam tangan Bintang.
"Elang turut bahagia, Pa!" Ucap Elang yang sudah mendekat ke arah bed perawatan Bintang. Elang menatap pada wajah Bintang yang terlihat tenang dalam tidurnya.
Ya, tak bisa dipungkiri kalau Bintang memamng memiliki paras yang mirip dengan Papa Frans jika diperhatikan dengan mendetail.
"Cepatlah bangun, Bintang!"
"Papa ingin mendengar semua cerita tentang kehidupanmu selama ini!" Ucap Papa Frans yang masih menggenggam tangan Bintang.
"Putraku!" Papa Frans kembali memeluk Bintang sembari membisikkan doa-doa terbaiknya untuk Bintang.
Tiga puluh tahun sebelumnya....
"Wanita ini tak pantas untukmu, Frans!" Ucap seorang wanita paruh baya yang wajahnya sudah merah padam dipenuhi amarah. Dialah mami kandung Frans yang kala itu masih berusia dua puluh lima tahun.
"Mami sudah mencarikan wanita yang pantas untukmu-"
"Frans tidak mau, Mi! Frans mencintai Mira!" Potong Frans keras kepala.
"Jangan melawan Mami!" Mami Frans menuding ke arah sang putra.
"Frans tetap akan menikahi Mira!" Ucao Frans seraya berbalik dan lergi meninggalkan sang Mami yang kembali berteriak kepadanya.
"Frans! Jangan keras kepala!"
****
"Maaf, aku tidak bisa, Frans!" Ucap Mira saat Frans mengajaknya menikah.
Sekalipun Mami kandung Frans tak merestui hubungannya dengan Mira, tapi Frans tetap berniat menikahi Mira karena hubungan mereka yang bisa dibilang bukan lagi hubungan main-main. Hubungan di antara mereka berdua memang sudah terlampau jauh,dan bahkan Frans juga sudah merenggut hal berharga milik Mira, meskipun mereka melakukannya atas dasar suka sama suka.
"Tapi kenapa, Mira? Bukankah kita saling mencintai-"
"Aku tidak mencintaimu!" Sergah Mira cepat.
"Apa?" Frans menatap tak percaya pada Mira.
"Mamimu akan mencabut semua fasilitas yang ia berikan kepadamu,jika kau memaksa untuk menikahiku!" Ujar Mira demata yang sudah berkaca-kaca. Namun kemudian wanita itu mendongakkan wajahnya demi menahan agar airmatanya tak jatuh.
"Kita akan memulai semuanya dari nol, Mira! Bukankah itu yang dinamakan cinta?"
"Maaf, tapi aku tidak bisa!" Sergah Mira menatap serius pada Frans.
"Aku tidak mau hidup miskin dan serba kekurangan," ujar Mira lagi yang langsung membuat Frans menatap tak percaya pada wanita di depannya tersebut. Satu tahun lebih Frans memacari Mira,Frans mengira kalau Mira mencintainya tanpa memandang harta selama ini.
"Aku tidak mau hidup bersama pria miskin!" Ucap Mira lagi seraya melepaskan tangan Frans yang tadi menggenggam tangannya.
"Aku benar-benar tak menyangka jika kau-" Frans benar-benar kehilangan kata-kata sekarang.
"Maaf!" Ucap Mira lirih seraya berbalik dan meninggalkan Frans yang kini menatap penuh benci pada Mira.
Wanita yang selama ini Frans kira mencintainya dengan tulus, ternyata hanya mencintai harta dan kekayaannya.
****
"Wanita itu sudah pergi? Apa Frans mengejarnya?"
Frans baru tiba di rumah saat pria itu tak sengaja mendengar pembicaraan sang mami di telepon dengan seseorang.
"Bagus! Berikan uang untuk wanita itu, lalu suruh dia pergi sejauh mungkin dari hidup Frans!"
"Jangan lupa untuk mengancamnya-"
"Jadi Mami yang menyuruh Mira untuk meninggalkan Frans?" Suara Frans sudah menggelegar saat pria itu mendekati sang mami yang masih bicara di telepon.
"Frans, kau sudah pulang?" Mami Frans berbasa-basi pada sang putra.
"Mami yang mengancam Mira dan menyuruhnya pergi?" Frans menatap marah pada sang mami.
"Apa maksudmu? Mami tak mungkin melakukan hal konyol itu, Frans!" Kilah Mami Frans beralasan.
"Tidak usah mengelak lagi, Mi!"
"Mami benar-benar keterlaluan-" Frans sudah mengangkat tinggi tangannya dan siap menampar sang mami.
"Apa? Kau berani memukul dan melawan Mami hanya karena wanita miskin itu?"
"Wanita itu tak pantas untukmu, Frans!" Mami Frans berteriak sembari mendelik-delik pada sang putra.
"Wanita itu-" kalimat dari mami Frans belum selesai, saat tiba-tiba tubuh wanita paruh baya itu ambruk ke lantai.
"Mami!" Frans buru-buru memeriksa sang mami yang mendadak kejang dan berteriak memanggil maid.
"Mamiii!!" Papa Frans terjaga dari tidurnya dan menatap nyalang ke sekeliling. Ruangan serba putih seolah menyadarkan Papa Frans, kalau oa koni tengah berada di rumah sakit menjaga putra kandungnya....
Bintang!
Papa Frans mengusap wajahnya sendiri, lalu memperhatikan Bintang yang masih belum sadarkan diri. Papa Frans baru saja akan membenarkan selimut Bintang, saat pria paruh baya itu melihat tangan Bintang yang bergerak lemah.
Apa itu artinya, Bintang sudah bangun dari koma?
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Jangan lupa like biar othornya bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Sari Novarizal
nyimak
2022-09-24
0
keke global
alasan apa yg bikin frans minta tes DNA
2022-09-04
0