"Selamat datang di rumah," ucap Papa Frans pada Bintang yang akhirnya diizinkan untuk pulang. Meskipun ingatan Bintang belum kembali, namun Papa Frans yakin kalai seiring berjalannya waktu, ingatan bintang pasti akan segera pulih dan kembali.
"Apa sebelumnya Bintang tinggal disini, Pa?" tanya Bintang yang masih mengedarkan pandangannya ke setiap sudut rumah. Bintang benar-benar " aneh dengan rumah besar yang kata Papa Frans adalah rumah Bintang tersebut.
"Ya!" jawab Papa Frans tanpa berpikir panjang lagi.
"Kau sudah tinggal disini sejak kecil hingga sebelum kecelakaan terjadi," sambung Papa Frans lagi sedikit berbohong pada Bintang.
"Lalu kenapa Bintang merasa asing dengan rumah ini dan Bintang tak ingat apapun?" tanya Bintang merasa bingung.
"Itu karena efek dari amnesia yang kau alami, Bintang!"
"Nanti seiring berjalannya waktu kau pasti akan ingat semuanya," tukas Papa Frans seolah sedang meyakinkan Bintang. Papa Frans lalu memanggil maid untuk mengantar Bintang ke kamarnya agar Bintang bisa beristirahat.
"Kenapa Papa berbohong?" tanya Elang yang sejak tadi hanya diam.
"Tidak perlu dibahas, Elang!" jawab papa Frans tegas.
"Tapi seharusnya-"
"Sudah Papa bilang untuk tak membahasnya!" ulang papa Frans lebih tegas lagi.
"Masalalu serta bagaimana kehidupan Bintang selama dua puluh tahun kemarin tidaklah penting! Karena yang terpenting untuk saat ini adalah Bintang yang akhirnya sudah pulang dan menikmati hidup yang seharusnya!" ujar Papa Frans panjang lebar.
"Kalau perlu, ingatan Bintang tak usah kembali sekalian, agar Bintang bisa menjadi putraku yang seutuhnya. Bintang akan mulai belajar bagaimana cara mengelola sebuah perusaahaan. Papa akan memanggilkan guru privat untuk mengajari Bintang." tutur Papa Frans mengungkapkan rencananya.
"Bintang adalah pewaris tunggal di Mahardika's Company. Dan kau akan membantu Bintang nantinya, Elang!" sambung Papa Frans yang langsung mengingatkan tentang kedudukan Elang yang hanya merupakan anak pungut Papa Frans.
Dan ya....
Elang tak punya hak apapun di Mahardika's Company!
"Iya, Pa!" jawab Elang yang akhirnya patuh.
****
"Bagaimana? Belajar banyak hal hari ini?" tanya Elang pada Bintang yang baru selesai les private bersama guru pembimbing.
"Lebih banyak pusing," jawab Bintang seraya memijit pelipisnya sendiri yang mungkin sedang pening sekarang.
"Aku seperti anak TK yang baru belajar alphabet. Aku benar-benar buta perihal bisnis dan semua hal tentang perusahaan. Apa efek amnesia benar-benar separah ini, Elang?" tanya Bintang merasa tak mengerti.
"Aku juga tidak tahu. Aku belum pernah amnesia," jawab Elang seraya terkekeh.
"Tapi jika sebelum hilang ingatan, aku sudah terjun ke dunia bisnis, bukankah seharusnya aku ingat sekarang, Elang?" Tanya Bintang yang mulai berteori.
"Dan seharusnya Papa tak perlu membayar guru les private untukku," ujar Bintang lagi.
"Kau memang belum terjun ke dunia bisnis sebelumnya," jawab Elang yang akhirnya berterus terang.
"Benarkah?" Bintang terlihat kaget.
"Lalu aku melakukan apa sebelum kecelakaan menimpaku dan membuat aku amnesia?" Cecar Bintang selanjutnya pada Elang.
"Aku juga tidak tahu," jawab Elang seraya mengendikkan kedua bahunya.
"Kau tidak tahu?" Bintang mengernyit pada Elang.
"Kau mungkin bisa menanyakannya pada Papa," saran Elang yang sejujurnya tak ingin ikut-ikutan berbohong perihal jati diri Bintang sebelum pemuda ini dibawa pulang oleh Papa Frans.
"Kenapa bukan kau saja yang memberitahuku, Elang?" Tanya Bintang sedikit memaksa.
"Bukan ranahku untuk menjelaskannya padamu," jawab Elang diplomatis.
"Tapi kau saudaraku! Seharusnya kau tahu semuanya-"
"Hanya saudara angkat!" Sergah Elang tegas.
"Apa?" Bintang langsung terkejut.
"Aku hanya anak angkat Papa Frans, jadi kita juga hanya saudara angkat dan bukan saudara sedarah, Bintang!"
"Aku hanya orang asing, jadi biarkan Papa Frans yang menjelaskan semuanya padamu," tutur Elang panjang lebar seraya mengendikkan dagu ke arah pintu depan. Mobil Papa Frans memang sudah terlihat memasuki halaman rumah.
"Elang!" Panggil Bintang lagi saat Elang hendak masuk ke kamarnya.
"Ya! Kau butuh sesuatu?" Tanya Elang yang sigap menghentikan langkahnya, lalu menoleh pada Bintang.
"Apa aku punya pacar sebelum aku hilang ingatan? Aku benar-benar tak bisa mengingatnya," tanya Bintang dengan dengan raut wajah serius.
"Aku tidak tahu-" Elang belum menyelesaikan kalimatnya saat Papa Frans sudah datang menyela.
"Tidak tahu apa, Elang?" Tanya Papa Frans menatap tajam ke arah Elang.
"Bintang bertanya apa dia punya kekasih sebelum amnesia, Pa!"
"Dan Elang benar-benar tidak tahu-"
"Kau tidak punya kekasih, Bintang!" Ujar Papa Frans cepat dan tegas.
"Oh," hanya satu kata itu yang keluar dari bibir Bintang.
"Kau bisa memacari gadus manapun yang kau inginkan, Bintang!" Ujar Elang berusaha menghibur Bintang.
"Nanti Papa akan mengenalkanmu dengan beberapa putri dari rekan kerja Papa," timpal Papa Frans yang sydah merangkul pundak Bintang.
"Kau bisa memilih salah satu dari mereka nanti," sambung Papa Frans lagi bersamaan dengan ponsel Elang yang tiba-tiba berdering nyaring.
"Permisi," pamit Elang pada Bintang dan Papa Frans. Elang langsung menuju ke halaman belakang sebelum mengangkat telepon.
"Bagaimana private hari ini? Lancar?" Tanya Papa Frans mengalihkan pembicaraan.
"Bintang masih bingung, Pa!" Jawab Bintang jujur.
"Bintang merasa, kalau Bintang tak akan bisa menjalankan sebiab perusahaan-"
"Kau pasti bisa, Bintang!" Sergah Papa Frans cepat berusaha meyakinkan Bintang.
"Kau putra kandungku! Jadi kau pasti bisa!"
"Kau harus bisa! Karena kau adalah pewaris tunggal di Mahardika's Company!" Tegas Papa Frans sekali lagi.
"Tapi sepertinya Elang kebih piawai daripada Bintang, Pa! Dan dia sepertinya juga lebih berpengalaman! Kenapa Papa tak menyerahkannyq saja pada Elang?" Tanya Bintang yang terlihat frustasi.
"Tentu saja Elang akan membantumu ke depannya, Bintang! Tapi kau yang tetap akan menjadi direktur utama karena kau adalah putra kandung Papa!" Jawab Papa Frans yang sepertinya berambisi sekali menjadikan Bintang pimpinan di perusahaan miliknya tersebut. Apa Bintang akan mampu ke depannya?
"Kau hanya belum terbiasa, itu saja!" Papa Frans kembali menepuk pundak Bintang.
"Nanti seiring berjalannya waktu, kau akan paham dan semuanya qkan jadi mudah untukmu!"
"Kau akan menjadi direktur utama di Mahardika's Company," ujar Papa Frans yang terlihat yakin sekali.
"Ya!" Jawab Bintang yang sebenarnya masih pesimis serta tak yakin.
"Tetap semangat!" Papa Frans memberikan semangat untuk Bintang, bersamaan dengan Elang yang sydah kembali dari halaman belakang. Sepertinya pria itu sudah selesai menelepon dan wajah Elang terlihat lebih sumringah.
"Elang akan terus mendampingimu nantinya, Bintang! Jadi kau tak perlu khawatir," ujar Papa Frans sekali lagi pada Bintang yang hanya mengangguk-angguk.
Semoga perkataan Papa Frans memang benar adanya!
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Jangan lupa like biar othornya bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
who am I
kadang nasib anak pungut begitu, padahal yang mau angkat anak siapa, tapi nanti diingetin terus status si anak yang cuma anak angkat, contoh orang tua yang tidak bersyukur sudah dikasih kesempatan menjadi orang tua 🧐
2022-09-10
0
keke global
Jangan bilang nnti Elang juga naksir cewek yg bakal dinikahi sama Bintang selain Vaia
2022-09-08
0