TERTARIK

Bintang keluar dari kamar, dan baru saja akan menuruni tangga, saat pria itu melihat Elang yang sepertinya sedang mengobrol akrab bersama Syiela. Bintang memperhatikan gadis cantik dengan rambut coklat lurus itu dan seketika bibir Bintang langsung menyunggingkan senyuman.

Syiela ternyata gadis yang cantik!

"Dia di mana sekarang?" Tanya Syiela pada Elang yang terdengar cukup jelas di telinga Bintang.

"Sedang ganti baju tadi di kamarnya," jawab Elang seraya menoleh ke arah lantai atas, dimana Bintang sudah berdiri di ujung tangga mengenakan kemeja warna navy. Syiela ikut melihat ke arah Bintang, dan seketika tatapan Syiela dan Bintang saling bertemu.

"Itu dia pangeranmu! Aku pergi dulu!" Ujar Elang yang langsung membuat Syiela mengulas senyum malu serta mengalihan tatapannya dari Bintang.

Elang langsung turun ke lantai bawah, meninggalkan Syiela yang masih tersenyum malu-malu di tengah-tengah tangga. Bintang segera menuruni anak tangga dan menghampiri Syiela.

"Hai!" Sapa Bintang pada Syiela yang langsung mengangkat wajahnya dan menatap ke arah Bintang. Dan jangan lupakan senyuman merekah di bibir Syiela yang membiat kecantikan gadis itu sdmakin sempurna.

Astaga!

Apa Bintang sedang jatuh cinta pada pandangan pertama pada Syiela?

"Hai!" Balas Syiela dengan suaranya yang sedikit serak.

Ah, sangat pas dengan parasnya yang menawan.

"Aku Bintang!" Bintang mengulurkan tangannya seolah sedang mengajak Syiela berkenalan.

"Aku Arsyiela! Kau bisa memanggilku Syiela!"

"Ya, itu memang panggilanku!" Ujar Syiela menyebutkan nama lengkapnya seraya tertawa kecil.

"Syiela!"

"Nama yang cantik, secantik orangnya," puji Bintang yang tiba-tiba sudah mengecup tangan Syiela.

Terang saja, hal itu langsung membuat wajah Syiela bersemu merah.

"Bintang!" Panggil Papa Frans yang langsung membuat Bintang melepaskan genggamannya pada Syiela.

"Kau sudah bertemu Syiela?" Tanya Papa Frans selanjutnya yang langsung membuat Bintang mengulas senyum tipis.

"Sudah, Pa!" Jawab Bintang seraya mengajak Syiela untuk turun ke lantai bawah.

"Ayo ke depan! Papi dan mami Syiela sudahmenunggu" ajak Papa Frans selanjutnya yang langsung membuat Bintang mengangguk. Bintang dan Syiela mengikuti langkah Papa Frans lalu mereka segera bergabung bersama Uncle Dana dan Aunty Wenny.

"Selamat malam, Uncle!" Sapa Bintang pada Uncle Dana. Tak llupa Bintang juga mencium punggung tangan papi kandung Syiela itu dengan takzim.

"Selamat malam, Aunty!" Bintang ganti menyapa Aunty Wenny dan mencium punggung tangannya juga.

"Sudah bertemu Syiela, ya?" Aunty Wenny berbasa-basi pada Bintang.

"Sudah, Aunty!" Jawab Bintang yang kini sudah duduk di dekat Papa Frans.

"Elang sudah pergi, Pa?" Tanya Bintang berbisik pada Papa Frans. Bintang yltak menemukan Elang di ruangan tersebut.

"Sudah tadi, katanya sedang buru-buru dan ditunggu klien," jelas Papa Frans.

"Eheem!" Uncle Dana berdehem dan Bintang langsung berhenti bisik-bisik bersama Papa Frans.

"Jadi, Bintang! Ada yang ingin kau tanyakan tentang Syiela?" Tanya Uncle Dana seraya menatap serius pada Bintang.

"Usia?" Tanya Bintang cepat yang tatapan matanya sudah tertuju pada Syiela yang sejak tadi tqk berhenti tersenyum.

"Dua puluh tujuh tahun," jawab Syiela.

"Bekerja? Atau masih kuliah, atau-"

"Aku punya butik," jawab Syiela cepat sebelum pertanyaan Bintang selesai.

"Oh," Bintang langsung mengangguk dan balas tersenyum pada Syiela.

"Saat ini Syiela masih mengelola butik miliknya sendiri sekaligus belajat menjadi CEO di perusahaan milik keluarga, Bintang!" Terang Uncle Dana yang ikut menjelaskan pada Bintang.

"Syiela gadis yang cerdas dan pekerja keras," timpal Papa Frans ikut-ikutan memuji Syiela.

"Pujian Uncle terlalu berlebihan," tukas Syiela merendah.

"Kau juga adalah pewaris tunggal di Mahardika's Company, Bintang!"

"Dan sepertinya kau dan Syiela sudah saling tertarik," tebak Uncle Dana yang langsung membuat wajah Syiela jadi semerah tomat.

"Papi!" Gumam Syiela malu-malu.

"Bagaimana kalau kita tentukan saja tanggal pertunangan mereka, Dana!" Usup Papa Frans yang langsung disambut dengan anggukan kepala mantap dari Uncle Dana.

"Aku setuju!" Jawab Uncle Dana mantap.

"Mereka sudah sama-sama tertarik dan sepertinya sudah sama-sama jatuh cinta kalau dilihat dari gesture tubuh," lanjut Uncle Dana lagi menatao bergantian pada Syiela yang masih tersenyum malu serta Bintang yang tak berhenti menatap pada Syiela sejak tadi.

"Bagaimana kalau pekan depan saja? Bukankah lebih cepat lebih baik?" Usul Aunty Wenny.

"Nanti setelah bertunangan, mereka akan bisa langsung mempersiapkan pernikahan," lanjut Aunty Wenny lagi. Uncle Dana dan Papa Frans langsung kompak manggut-manggut.

"Bagaimana, Bintang? Kau setuju bertunangan dengan Syiela minggu depan?" Tanya Papa Frans pada sang putra.

"Bintang ikut saja, Pa," jawab Bintang.

"Kau bagaimana, Syiela?" Papa Frans ganti bertanya pada Syiela.

"Syiela ikut keputusan Uncle dan Papi mami saja," jawab Syiela yang masih tersipu.

Bintang tiba-tiba sudah beranjak dari duduknya, lalu menghampiri Uncle Dana dan membisikkan sesuatu.

"Di halaman belakang saja, dan mengobrollah sepuas kalian," titah Uncle Dana pada Bintang yangvrupqnya tadi sedang minta izin untuk mengajak Syiela mengobrol berdua.

"Baik, Uncle!" Jawab Bintang yang langsung menghampiri Syiela dengan cepat.

"Apa?"

"Ayo ke halaman belakang! Papamu sudah memberikan izin," ajak Bintang seraya mengulurkan tangannya pada Syiela yang langsung menatap pada sang papi.

"Iya! Papi sudah memberikan izin," ujar Uncle Dana yang langsung membuat Syiela menyambut tangan Bintang dan bangkit berdiri.

Setelah sedikit berpamitan pada para tetua, Bintang dan Syiela langsung menuju ke halaman belakang dan duduk di ayunan tepi kolam.

"Kita pernah bertemu sebelum aku amnesia?" Tanya Bintang membuka obrolan.

Syiela refleks mengangguk dengan pertanyaan Bintang tersebut.

"Setahuku, kau tidak berada di kota ini sebelum kau amnesia-"

"Tunggu! Kau amnesia?" Tanya Syiela yang terlihat kaget.

"Kata dokter begitu!" Bintang mengendikkan kedua bahunya.

"Tapi aku memang tak bisa mengingat apapun termasuk apa yang terjadi sebelum aku kecelakaan," ujar Bintang lagi yang langsung membuat Syiela semakin mengernyit.

"Lalu bagaimana kalau ternyata kau punya pacar-"

"Kata Papa dan Elang, aku tak punya pacar!" Jawab Bintang bersungguh-sungguh.

"Syukurlah kalau begitu," gumam Syiela bernafas lega.

"Jadi sebelum ini kita memang tak pernah bertemu?" Tanya Bintang sekali lagi pada Syiela.

"Tidak!"

"Kata Uncle Frans, kau sudah lama berada di luar kota dan lost contact dengan Uncle Frans!"

"Baru saat kecelakaan yang menimpamu itu Uncle Frans kembali bertemu denganmu dan membawamu pulang ke sini," terang Syiela yang malah membuat Bintang bingung sekarang.

Di luar kota?

Lost contact?

Tapi bukankah Papa Frans mengatakan kalau Bintang sudah tinggal di rumah ini sebelum dirinya amnesia?

Apa Papa Frans sudah membohongi Bintang?

"Jadi, kau benar-benar tak ingat dengan apapun tentang dirimu sebelum kecelakaan?" Tanya Syiela yang mendadak merasa penasaran

"Ya!" Jawab Bintang lirih.

"Tapi kata dokter, ingatanku akan kembali seiring berjalannya waktu," lanjut Bintang lagi seolah sedang meyakinkan Syiela.

"Emmmm, sebenarnya itu bukan masalah besar!" Jawab Syiela santai.

"Jadi, kita tetap akan bertunangan, kan?" Tanya Bintang seraya tertawa kecil.

"Tadi sudah ditentukan oleh para tetua! Tentu saja jadi!" Syiela memukul kecil lengan Bintang.

Bintang sontak menahan tangan Syiela sebelum gadis itu sempat menariknya.

"Kau yakin belum punya pacar?" Tanya Bintang memastikan.

"Belum! Aku sudah menjomblo satu tahun lebih!" Jawab Syiela pamer.

"Elang?" Tanya Bintang lagi.

"Kami hanya bersahabat!" Syiela kembali memukul lengan Bintang.

"Baiklah, aku percaya!" Jawab Bintang seraya menggenggam tangan Syiela.

"Hey, Bung!" Syiela mengendikkan dagunya ke arah tangannya yang masih digenggam erat oleh Bintang.

"Apa! Kan sudah calon tunangan! Jadi kau tak perlu keberatan!" Ujar Bintang yang tiba-tiba sudah merentangkan tangannya dan ganti merangkul pundak Syiela.

"Baiklah! Kau agresif ternyata, hah?" Syiela langsung menyandarkan kepalanya dengan nyaman di pundak Bintang, dan tangan Bintang juga refleks merapikan rambut Syiela yang sedikit berserak.

Angin sepoi-sepoi membuat dua insan itu semakin betah mengobrol hingga malam semakin larut.

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Jangan lupa like biar othornya bahagia.

Terpopuler

Comments

Halima Ma

Halima Ma

gercep ooii

2023-05-15

0

chizumi09

chizumi09

amnesia sih boleh.tpi hati GK bisa di bohongi loh,,walupun lupa dengn segala nya tapi hati tidak bisa ...karena hati yg merasakan.

2022-10-12

0

Sari Novarizal

Sari Novarizal

celamitan juga ternyata si bintang baru lihat cewe cantik langsung jatuh cinta

2022-09-24

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!