Anna menatap dari jauh ke arah pria yang berdiri sembari melihat ke arah apart nya.
"Kau bisa hidup di tempat seperti ini?" tanya Lucas ketika melihat rumah yang bahkan Hana seukuran kamar yang ia miliki.
"Ini cukup untuk saya, anda kenapa datang Sir?" tanya Anna yang kembali melihat ke arah teh yang ia buat.
Tangan nya gemetar dan hampir menumpahkan teh nya namun ia masih berusaha setenang mungkin.
Pria itu tak menjawab sama sekali, ia melihat ke arah gadis yang berdiri di dekat nya itu. Langkah nya berjalan hingga ke ranjang kecil di mana tempat gadis itu biasa tidur.
"Ke sini," ucap nya singkat.
Jantung Anna selalu berdegup jika hanya berdua dengan pria yang sangat suka menyayat tubuh nya itu. Ia pun menghentikan adukan teh nya dan beranjak mendatangi pria yang memiliki tubuh tegap itu.
"Duduk," sambung Lucas yang seperti memberitahu pada anak anjing yang patuh.
Gadis itu duduk di lantai, tepat di bawah kaki pria yang duduk di atas ranjang nya. Usapan halus mulai terasa di kepala nya. Membelai rambut ikal berwarna coklat itu.
"Kau memiliki masalah di sekolah mu?" tanya pria itu dengan suara rendah yang terdengar dingin.
"Tidak ada, Sir..." ucap Anna lirih dengan kaku.
Belaian lembut di rambut panjang gadis itu berubah seketika, helaian yang berada di jemari Lucas pun ia tarik hingga membuat gadis itu meringis dan melihat ke arah nya seketika.
"Benarkah?" tanya nya dengan wajah yang datar tak menunjukkan emosi apapun.
"Auch!"
Anna meringis, kedua tangan nya berusaha menahan rambut nya agar tidak di Jambak terlalu keras. Seluruh kulit kepala yang ingin lepas ketika pria itu menarik rambut nya dengan kuat.
"Ma..masalah yang sa..ya hadapi... kar..na saya... me..merindukan anda Sir..." jawab nya gagap pada pria itu mencari sesuatu yang mungkin akan di sukai oleh pria di depan nya.
Lucas menarik kan secarik senyuman nya dan langsung melepaskan rambut ikal berwarna kecoklatan itu.
Helaian rambut panjang itu menyangkut di sela-sela jemari nya yang ikut tercabut sekalian ketika ia menjambak nya. Tanpa rasa bersalah itu membersihkan rambut itu dan melihat ke arah gadis yang langsung memegangi kepala nya dan terlihat ketakutan itu.
"Lihat aku," ucap Lucas dan langsung membuat Anna menoleh ke atas.
Greb!
Dalam satu tarikan Lucas menarik gadis itu lagi hingga jatuh ke dalam pangkuan nya, Anna yang saat itu mengganti pakaian nya dengan dress rumahan sepanjang lutut dan tangan yang sampai ke bahu tentu membuat pria itu dapat melihat ke arah bekas luka yang ia tinggalkan.
Tangan nya mengusap ke arah lengan gadis itu yang masih di perban. Anna meremang dan takut pria itu kembali menyayat nya.
Namun pria yang tak mengatakan apapun itu tersenyum melihat rasa takut gadis di depan nya.
"Kau suka hadiah yang ku kirimkan?" bisik nya di telinga gadis itu.
Deg!
Anna tersentak, satu-satu nya kotak hadiah yang ia dapatkan hari ini adalah kotak yang berisi lidah dan jari-jari yang sudah terpotong.
"Aku sudah memberi pelajaran ke orang-orang yang menganggu mu." ucap nya sembari menarik wajah nya dan melihat ke arah wajah Anna yang masih diam membatu karna terkejut.
Gadis itu terdiam tak mengatakan apapun, ia masih begitu terkejut sedangkan pria yang memangku tubuh kecil nya itu mulai mengendus nya lagi.
"Parfum apa yang kau pakai?" tanya Lucas sembari mencium aroma tubuh gadis itu.
Anna tersentak, suara dan nafas hangat pria itu berada di leher nya. Hidung mancung yang membuat buat merasa geli.
"Ti..tidak ada Sir..." jawab nya lirih sembari dengan tanpa sadar mengindari endusan pria tampan itu.
"Wangi sekali aku ingin memakan nya..." ucap nya lirih yang merasa tertarik dengan aroma gadis itu.
Anna mengernyit, tentu ia bisa mendengar suara lirih yang dekat dengan telinga nya itu.
Ack!
Gadis itu tersentak, kali ini bukan lagi endusan yang menghirup aroma nya namun gigitan yang terasa begitu lekat di leher nya.
"Si...Sir..." ucap gadis itu lirih para pria yang seakan ingin memakan leher nya itu.
Bruk!
Lucas langsung membalik tubuh nya dan menidurkan gadis di ranjang kecil apart tersebut.
Melihat gadis yang tampak gugup dengan wajah dan tubuh yang kecil tengah berada di bawah tubuh nya.
Ukh!
Pria itu merasa penasaran dengan aroma gadis ranum yang masih remaja itu, ia kembali mengendus aroma tubuh gadis itu dan kembali mengigit nya.
"Tidak ada rasanya," ucap nya lirih ketika mengigiti leher gadis itu dan menghisap nya untuk mencari rasa yang sama dengan aroma yang di berikan.
"Sa...saya bukan makanan Sir..." jawab Anna gugup dan semakin takut namun ia lebih takut untuk menolak pria itu.
Lucas tak menjawab, namun ia terus mengigiti kecil leher gadis di depan nya. Tak hanya itu ia juga mengigit pipi dan telinga gadis itu dengan gemas dan penasaran.
Padahal dia sangat wangi tapi kenapa hambar?
Batin pria itu yang mencoba memakan aroma harum yang ia cium dari tubuh gadis di depan nya.
30 menit kemudian.
Anna sudah telentang pasrah sejak tadi, pria yang berada di atas tubuh nya benar-benar dalam kondisi memakan yang sesungguh nya.
Ada beberapa gigitan yang terasa perih ketika pria itu menancapkan gigi nya dengan kuat hingga menimbulkan luka.
"Kau pulang dengan ku," ucap Lucas yang bangun setelah menemukan rasa manis ketika gigitan nya berhasil membuat darah gadis itu keluar.
"Ha? Apa? Kenapa?" tanya Anna yang langsung terkejut.
"Bukan nya kau bilang tadi rindu dengan ku?" tanya Lucas yang tanpa sadar tersenyum.
"Ta...tapi jika kita terpisah ma..maka sa..ya akan terus me..rindukan anda dan me..menantikan pertemuan selanjutnya!"
"Ka...kalau kita tinggal ber...sama mak-"
"Berisik, cepat bangun!" ucap Lucas yang tak ingin mendengar pembelaan apapun dan membawa gadis itu ke mansion nya.
......................
Mansion Demian
Pukul 01.34 am
Setelah membawa gadis itu ke mansion nya ia kembali meletakkan di kamar yang sama dan meninggalkan nya.
Kini pria yang masih terjaga walaupun sudah malam itu melihat ke arah layar hologram di depan nya.
"Kau melihat reaksi penanaman chip nya?"
Suara yang membuat pria tampan itu langsung menoleh ke arah pintu ruangan kerja nya.
"Ya, dia tidak menunjukkan gejala penolakan apapun." ucap Lucas sembari terus melihat ke arah data yang sudah ia dapatkan selama penanaman chip yang berikan di tubuh gadis itu.
"Luc? Kau tertarik dengan anak itu?" tanya Diego melihat ke arah pria di depan nya.
Karna ia yang juga memiliki hubungan kekerabatan dengan pria itu tentu nya ia juga sudah terbiasa tidur di mansion pria itu.
"Ya, dia sedikit menarik." jawab Lucas singkat.
Diego menarik napas nya, tadi ia sempat melihat ke arah cctv yang di pasang di apart Anna dan melihat bagaimana pria itu ingin memakan gadis mungil itu.
"Sebagai wanita? Aku lebih berharap seperti itu," ucap Diego pada Lucas.
Pria itu berhenti menatap layar hologram di depan nya dan menoleh ke arah Diego.
"I'm normal, don't treat me like this!" ucap Lucas dengan wajah yang mulai tampak menyembunyikan amarah nya.
Diego tak mengatakan apapun, sepupu nya itu tak pernah terlibat ataupun tertarik dengan wanita sejak dulu. Dan terlebih lagi hanya ia yang dekat dekat dengan pria yang juga tak memiliki teman pria yang lain juga.
"Aku hanya takut kau jadi seperti..."
"Kau tau kan? Siapa yang ku mak-"
Bugh!
Satu pukulan lambung melayang ke wajah tampan nya, Diego terhuyung. Pria yang tak memiliki emosi itu selalu berubah jika menyebut dan menyangkut seseorang.
"Keluar," tatapan yang begitu marah seakan ingin membunuh nya saat itu juga membaut Diego lambung pergi.
Lucas mengepalkan tangan nya, ia tak memiliki buta warna sejak awal ataupun tak bisa melihat wajah sejak ia kecil.
Anak ku?
Lihatlah....
Aku tau apa yang kau inginkan...
Ukh!
Pria itu merasakan sakit yang luar biasa di kepala nya, pandangan yang bagaikan sketsa itu mulai terlihat gamang dan rusak hingga membuat nya terjatuh.
Suara mengeram yang menahan sakit yang terasa begitu luar biasa itu membuat pria itu sejenak tak bisa melakukan apapun.
Hah...
Hah...
Hah...
Ia menarik suara napas nya yang berat, menahan sesuatu yang seakan mencabik kepala nya keluar.
Pria itu diam seperti tak bergerak, rasa sakit nya mulai mereda namun kepala nya terasa kosong. Ia bangun dan menuju ke tempat yang berada.
Brak!
Mata pria itu tampak kosong, ia membuka pintu tepat di mana ia meletakkan gadis yang ia bawa.
"Sir?" Anna yang baru saja tertidur terbangun seketika saat pria itu membuka pintu kamar nya.
Anna meremang melihat ke arah pisau tajam yang berada di tangan pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Nur Lizza
ya allah smg anna gk di apa2in dn btlh ana sll bhgia sll
2023-02-08
0
Kinay naluw
ya ampun mau di apain sih bawa pisau gitu.
2022-11-06
0
Sumawita
kasian Anna jadi pelampiasan amarah nya Lucas
2022-09-09
1