Lucas pun menarik pisau nya dan kembali menatap gadis itu, mata biru itu kini tampak berubah lagi seperti di dalam kaca.
"Kenapa aku harus memiliki mu?" tanya nya dengan datar.
...
"Karna saya lebih berguna di bandingkan hanya mata saya!" jawab Anna dengan cepat.
Iris nya bergetar, tentu saja ia merasa takut ketika ujung pisau tajam itu sudah tepat mengenai dan bahkan melukai wajah nya.
"Apa kegunaan mu?' tanya Lucas dengan datar namun ia terus memperhatikan mata biru yang kini tampak berbeda dari awal tadi.
"Tadi mata mu tidak seperti ini? Kenapa sekarang seperti ini?" tanya nya sembari menyentuh dengan cara ingin mengeluarkan tadi tangan nya sendiri.
"Ma-makanya saya lebih berguna, saya bisa melakukan apapun! Anda suka mata saya? Saya bisa terus membuka mata dan tidak tidur kalau anda mau!" ucap Anna lagi dengan suara gemetar.
Lucas masih melihat dan memperhatikan mata indah itu lalu melihat toples yang ia bawa.
"Kalau ku simpan di sini lebih tidak akan menggunakan tempat yang banyak," jawab nya datar yang berpikir menyimpan kedua mata lebih baik dari pada manusia nya sekaligus.
"A-anda kan tanya kenapa mata saya berubah-ubah? I-itu karna dia adalah mata saya! Ka-kalau anda ambil nanti jadi jelek, te-terus bisa bau..." ucap Anna yang gugup sehingga mengatakan apa saja yang terlintas di pikiran nya.
"Aku bisa awetkan," jawab Lucas dengan cepat dan kembali menggunakan pisau di tangan nya untuk kembali melakukan pencongkelan yang ingin ia lakukan.
"Ta-tapi mata saya itu limited edition!" ucap nya asal yang gugup dan kembali membuat pisau itu berhenti.
Ia kembali membuka mata nya dan menatap pria yang tak memiliki ekspresi itu namun terlihat bingung.
"Benar juga, aku saja baru kali ini lihat mata yang punya warna." gumam Lucas yang bingung karna baru kali ini ia bisa melihat sesuatu yang begitu jelas selain darah.
Eh? Dia percaya? Dia ini apa? Penculik? Psikopat? Atau psikopat polos?
Masa bodoh! Yang penting lepas dulu!
"Saya kan bisa lakukan apa saja, beda kalau cuma mata. Kalau anda memiliki saya anda otomatis anda sekalian memiliki mata saya kan?" ucap Anna dengan begitu gugup.
Lucas masih melihat nya dengan wajah tanpa ekspresi namun ia tengah berpikir di kepala nya.
Sangat jarang ia bisa melihat sesuatu begitu jelas dan bagaimana kalau yang jelas itu malah berubah ketika ia ingin memindahkan nya?
"Luc? Kau belum selesai?"
Suara seorang pria yang membuat Anna langsung menoleh.
"Eh? Tol-"
"Diam! Aku tidak suka berisik!" ancam Lucas langsung dengan pisau yang tepat berada di leher gadis itu hingga membuat Anna diam seketika.
"Kau tidak jadi ambil mata nya?" tanya Diego sembari melihat ke arah jam nya.
"Apa aku sekalian ambil dia? Jadi peliharaan baru?" Lucas yang balik bertanya.
"Peliharaan mu mati kan? Kau terlalu banyak membunuh peliharaan mu," ucap Diego yang tak asing lagi dengan pembicaraan mengerikan bersama sepupu nya.
"Aku tidak berniat membunuh mereka," elak Lucas pada pria itu dengan wajah datar nya.
"Tidak berniat membunuh tapi di kuliti setiap hari lalu di potong nadi nya, yah jelas mati!" ucap Diego pada pria itu.
Lucas hanya diam dengan wajah datar nya, ia memang tak pernah berniat membunuh namun ia suka saat dapat melihat dengan jelas ketika darah segar itu mengalir.
Itu lah alasan nya menguliti orang-orang yang ia sandera setiap hari, memotong nadi di tangan dan leher nya lalu melihat cairan merah kental itu yang mengalir.
Anna terlihat pucat mendengar percakapan yang mengerikan itu namun di bicarakan seperti bukan apa-apa.
Pembicaraan psikopat macam apa ini?
Dan lagi paman baik ternyata paman jahat?
Batin nya yang penuh akan pertanyaan dan rasa takut.
"Sekarang kau sudah selesai? Kita ada urusan," ucap Diego pada pria itu.
Ia memang tinggal bersama dengan Lucas semenjak membantu pria itu dalam perusahaan nya.
"Dia mengatakan lebih baik memliki nya dari pada hanya mata nya, bagaimana menurut mu?" tanya Lucas sembari memainkan pisau nya dengan senang hati ketika ia menyukai goresan yang meninggalkan warna merah di leher gadis itu.
"Memiliki nya?" tanya Diego mengulang.
"Seharusnya pendengaran mu masih baik kan?" jawab Lucas dengan datar namun hanya Diego lah yang bisa membaca raut datar itu.
Ia tau jika sepupu nya tengah kesal pada nya karna bertanya dua kali sedangkan ia membutuhkan jawaban segara.
"Memiliki nya lebih bagus kan? Kita juga kekurangan pekerja karna kau menguliti tiga pelayan dan memotong dua leher penjaga kemarin? Aku belum dapat ganti nya." ucap Diego enteng sembari meminum bir di tangan nya.
Deg!
Wajah cantik itu semakin pucat mendengar nya, dari lahir hingga sekarang ia tak pernah merasa beruntung dan kali ini malah mendapat sial saat di culik oleh orang yang tak di kenal.
Lucas kembali melihat ke arah wajah gadis itu, ia tak bisa membaca ekspresi nya namun iris biru itu kini kembali berubah.
"A-aku bisa kerja apa aja kok, bisa semua nya..." ucap Anna ketika pria itu melihat nya.
"Lagi pula dia juga cantik kan? Kau tidak mau jadikan dia saja pengganti peliharaan mu? Waktu Konsul kemarin kau juga di suruh mengembangkan perasan kan?" tanya Diego lagi.
"Cantik?" tanya Lucas mengernyit, jujur saja pandangan hitam putih dan berbentuk sketsa membuat nya tak bisa mengenali kecantikan seseorang karna bagi nya semua sama.
"Wajah seperti cumi kering begini cantik?" tanya nya mengulang.
Diego tak menjawab, ia hanya menarik napas nya. Ia sendiri bahkan di katai mirip jajargenjang, jadi ia sudah mewajari perkataan teman nya yang tak mampu membedakan wajah orang lain.
"Cu-cumi kering? Apa aku sejelek itu?" gumam Anna yang terkejut karna baru kali ia mendengar orang lain menyebut nya sebagai cumi kering.
Lucas pun perlahan bangun, mengambil kembali toples nya dan menyimpan pisau nya.
"Mulai sekarang kau milik ku, jadilah peliharaan yang baik dan dengarkan perkataan ku. Mengerti?" ucap nya sembari melepaskan satu persatu belenggu yang mengikat kaki dan tangan gadis itu.
Ia pun membawa nya dan memberikan nya rantai di kaki gadis itu.
Anna masih diam, ia terduduk melihat kaki nya yang di rantai dengan gelang gemerincing yang berbunyi setiap kali ia bergerak.
Mata nya menatap ke arah punggung pria yang ia anggap tampan itu beranjak pergi dari ruangan yang ia tempati saat ini.
"Sekarang aku harus bagaimana?" gumam nya lirih yang merasa ketakutan.
...****************...
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen yah😘😘😘
Dukungannya juga biar othor semangat up nya wkwk💕💕💕
Happy reading💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Inah Ilham
🤣🤣🤣🤣🤣 maaf ya aku ngakaknya telat, soalnya aku baru nemu novel ini
2024-05-03
1
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
aaaaaaa....kamu menyebalkan sekaligus mbanyollll
2023-07-02
3
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
medeni
2023-07-02
1