“Jangan pergi Dia.”
Suara yang tak asing berbicara di belakangnya.
Saat Dia menoleh, ia pun melihat ibunya berdiri tegap menatap tajam ke arah dirinya.
“Akhh!!” Dia berteriak histeris dan bangun dari tidurnya.
“Astaga! Ternyata cuma mimpi.” Dia mengusap wajahnya yang penuh keringat.
“Kenapa aku bermimpi horor begitu sih.” Dia yang haus pun berniat turun dari ranjang.
Namun matanya tak sengaja menoleh ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 00:00.
“Masih jam 00:00? Perasaan aku sudah tidur lama banget.” Dia yang akan beranjak ingat yang ibunya katakan di mimpi
“Kau tak tahu ini jam 00:00?”
Mengingat hal itu, Dia jadi mengurungkan niatnya untuk keluar kamar karena takut.
Saat ia ingin merebahkan tubuhnya kembali, tiba-tiba angin menerpa wajah mulusnya.
Dia pun menoleh ke arah datangnya angin. “Kampret! Sejak kapan jendela ku terbuka? Bukannya tadi sore sudah ku kunci?!”
Dengan langkah yang ragu Dia mendekat ke jendela.
Saat ia akan menutupnya, ia pun melihat sebuah kain putih melayang-layang di udara.
“Apa itu?” Dia menatap kain itu dengan seksama. pHingga kain itu perlahan-lahan menuju dirinya.
Brak!
Dia menutup cepat jendelanya, karena ia melihat kain putih itu memiliki kepala.
Ia yang penasaran pun mencoba mempertegas, dengan menyingkap sedikit tirai jendelanya.
Deg!
Jantungnya berdetak dengan kencang, saat ia melihat, wanita berbaju putih sampai ke mata hari kaki, memiliki rambut panjang, sedang berdiri membelakangi dirinya, dengan jarak 30 meter dari jendela kamarnya.
Dia yang ingin beranjak tak bisa bergerak sedikit pun karena terlalu takut.
Karrena eanita berbaju putih itu, atau yang biasa di sebut dengan kuntilanak perlahan memutar kepalanya sampai 190 derajat.
Dia pun melihat wajah kuntilanak itu bersimbah darah, dan kedua matanya bolong.
Seketika Dia gemetaran, keringatnya mengucur deras.
Badannya pun semakin kaku untuk di gerakkan.
Ingin berteriak, suaranya seperti tertahan, tak bisa di keluarkan.
Kuntilanak yang tahu ada manusia mengawasi dirinya, langsung berjalan tanpa menyentuh tanah ke arah jendela Dia.
Astaghfirullah, ya Allah tolong aku!! batin Dia.
Ia pun membaca segala do'a yang ia bisa, namun tetap tak bisa mengusir makhluk halus itu.
“Kau melihat ku ya? Hihihihi!!” kuntilanak itu kini menempelkan wajahnya di kaca, matanya dan Dia saling bertemu. Dia yang sudah tak kuat akhirnya ambruk tak sadarkan diri.
Pagi harinya, saat Dia membuka mata, ia heran karena telah berada di atas ranjang.
“Siapa yang mengangkat ku kesini? Apa ayah? Atau aku hanya bermimpi ketemu hantu tadi malam?” Dia bingung bukan main dengan apa yang ia alami selama ini.
Ia yang ingin berangkat kuliah segera turun dari ranjang menuju kamar mandi.
15 menit kemudian Dia keluar dari kamar mandi, setelah itu ia berpakaian dan memakai make up.
Setelah selesai, Dia menenteng tasnya dan berjalan ke arah pintu, saat ia akan membuka handle pintu, ia pun melihat, kalau engsel pintu kamarnya terkunci rapat.
Jadi yang ku alami tadi malam hanya mimpi? batin Dia.
Ia yang tak ingin memikirkannya lagi dengan cepat keluar dari dalam kamar kemudian menuju dapur.
Sesampainya ia ke dapur, ia pun melihat ayah dan ibunya yang sedang sarapan bersama.
“Eh Dia, apa kau tidur lagi setelah sholat subuh?” ucap Martini.
“Sholat Subuh?” Dia mengernyitkan dahinya.
“Iya, pada hal ibu meminta mu untuk membantu ibu memasak di dapur, tapi kau malah langsung pergi,” timpal Martini.
“Tapi aku baru bangun bu, dan aku ingat banget kalau aku aku enggak sholat subuh.” Dia merasa kalau ada yang tak beres di rumahnya.
“Beneran tidur anak mu yah, buktinya dia enggak ingat kalau tadi sholat berjamaah dengan kita,” Martini tertawa kecil ke arah ayah Dia.
Ia menganggap kalau putrinya hanya lupa semata.
Ada apa ini? Kenapa rumah ku mendadak jadi horor? batin Dia.
🏵️
Reza yang terlebih dahulu masuk kelas meletakkan kepalanya ke atas meja.
“Kau kenapa Za?” tanya Meli yang baru datang ruangan Matematika A.
Lalu Reza mengangkat kepalanya yang teras berat.
“Aku tadi malam mimpi buruk,” ucap Reza.
“Mimpi apa?” tanya Meli lebih lanjut.
“Di kejar-kejar pocong!” ujar Reza.
“Hahaha, mungkin di kaki mu ada nempel nasi kali, makanya bermimpi buruk, harusnya sebelum tidur itu cuci kaki dulu sayang.”
Cup! Meli mengecup bibir merah merona Reza.
“Apa-apaan sih kau?! Gimana kalau ada yang lihat?!” Reza marah dengan kelakuan Meli yang tidak bisa lihat tempat.
“Masih pagi, enggak akan ada yang lihat, mau satu sedotan enggak?” Meli menunjuk ke arah Joni Reza.
“Gila kau! Dasar mesum!” pekik Reza.
“Kalau aku enggak gatal, kau enggak akan tertarik pada ku! Kau masih bertahan karena dada ku yang besarkan?!” Meli yang terus terang membuat Reza gusar dalam hatinya.
Dasar cewek sialan! batin Reza.
Dia yang ternyata menyaksikan kemesraan keduanya memutuskan untuk tak jadi masuk kelas.
Karena ia merasa canggung kalau harus berada di antara keduanya.
“Dasar buaya!” Dia cukup kesal pada Reza.
Sebab mereka baru 2 bulan putus, namun Reza sudah mendapatkan penggantinya, yaitu sahabatnya sendiri.
“Harusnya aku enggak datang pagi-pagi, mata ku jadi ternodai karena mereka berdua!” Dia mengoceh sendiri di bangku yang ada di depan ruangan mereka.
Ia yang tak punya kegiatan pun hanya mengambil handphonenya untuk menonton YouTube dan membuka channel Prasedjo Muhammad.
Saat ia akan membuka video tentang mendaki gunung, Angga datang menyapanya.
“Kenapa enggak masuk ruangan?”
“Angga? Sejak kapan kau ada disini?” tanya Dia.
“Baru saja.” Angga pun melirik ke layar handphone Dia.
“Sebaiknya jangan nonton konten gunung kalau mau mendaki, nanti yang ada kau malah kepikiran.” kemudian Angga duduk di sebelah Dia.
“Begitu ya.” Dia pun menutup handphonenya.
“Rita belum datang juga ya?” tanya Angga.
“Belum,” sahut Dia.
“Oh, sudah sejauh mana persiapan mu?” ucap Angga.
“Bukannya yang harus ku bawa hanya barang-barang keperluan ku saja?” ujar Dia.
“Iya, betul. Jangan lupa bawa jajanan yang banyak Dia.” Angga tersenyum pada Dia.
“Sebanyak apa?” tanya Dia dengan serius.
“Pokoknya sebanyak-banyaknya, karena kita akan tinggal disana, hahaha...” Angga tertawa cekikikan.
“Kau saja, aku sih enggak mau tinggal di hutan.” meski bercanda, namun Dia tak suka dengan apa yang di katakan Angga.
“Hahaha... kau ini serius banget, pantas saja Reza memutuskan mu.” perkataan Angga membuat Dia jengkel.
Aku putus dengannya, karena dia minta susu terus tahu! batin Dia.
“Sok tahu! Eh, ngomong-ngomong apa kalian sudah pernah kesana?” tanya Dia sebagai basa-basi, karena ia tak punya topik lain yang harus di bicarakan.
“Aku sih enggak, Rita dan keluarganya yang sudah kesana, kata Rita, di gunung itu ada danaunya, airnya jernih sekali, dan ada tambang emasnya juga.” Angga bersisik di telinga Dia.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Herlina Lina
naik gunung kl niatnya g baik biasanya akan mendapatkan sesuatu yg g baik jg
2024-04-30
0
Anonymous
wow
2023-01-11
0
Anonymous
oke
2023-01-09
0