Reza dan Heru mengikuti Asrita yang ada di hadapan mereka.
Tanpa mereka ketahui, Asrita yang mereka percaya adalah iblis yang selalu menyesatkan manusia.
“Nama mu siapa?” tanya Reza.
“Asrita, kau sendiri?” tanya Asrita kembali.
“Reza, yang ini Heru.” Reza memperkenalkan dirinya dan temannya.
“Kenapa kalian datang kesini?” Asrita ingin tahu alasan 2 anak manusia itu
“Hanya untuk mendaki, tapi tak di sangka malah berakhir dengan kesialan,” ujar Reza.
“Semua ada sebab penyebabnya!” ucap Asrita.
“Iya, ini salah ku.” Reza mengakui kalau dirinyalah penyebab mereka mendapat petaka yang sedang mereka hadapi saat ini.
Reza juga memikirkan Meli yang belum ia ketahui keberadaannya.
“Kenapa kau bilang begitu?” Heru tidak tahu dengan apa yang telah di lakukan oleh Reza dan Meli.
“Pokoknya aku salah.” Reza enggan mengatakan alasannya yang sebenarnya.
Heru tak bertanya lebih lanjut karena ia tak ingin Heru merasa terbebani.
Setelah berjalan beberapa saat, mereka bertiga pun keluar dari dalam kuburan keramat itu.
“Apa kau setan?” Reza bertanya, karena seharian penuh, ia selalu di teror oleh makhluk tak kasat mata.
“Bukan, aku hanya orang yang sedang menuntut ilmu, ku lihat kalian dari tadi berputar di tempat yang sama, untuk itu aku membantu kalian,” ujar Asrita.
“Lalu, cahaya putih yang tadi apa?” Heru penasaran dengan identitas Asrita yang sebenarnya.
“Itu karena aku berhasil menembus portal yang membatasi alam nyata dan gaib,” terang Asrita.
Keduanya pun mengangguk paham dengan penjelasan Asrita.
Mungkin dia menuntut ilmu hitam, batin Heru.
Mereka yang ikut kemana pun Asrita pergi, tiba-tiba mendengar sebuah keramaian.
“Apa ada pendaki lain yang naik?” gumam Reza.
“Ku rasa juga begitu.” Heru setuju dengan pendapat Reza.
Sedang Asrita hanya diam, tak memberi komentar, hingga mereka bertiga tiba di sebuah perkampungan.
Di malam penuh sinar bulan purnama, Reza dan Heru melihat kalau di hadapan mereka ada sebuah perkampungan, yang penduduknya begitu ramai sekali.
Heru dan Reza melihat satu sama lain, karena mereka merasa di hutan belantara itu tidak mungkin ada perkampungan warga.
“Kenapa berhenti? Ayo jalan!” titah Asrita.
“As, apa kau yakin semua orang yang ada disini manusia?” Heru tidak yakin kalau mereka ada di tempat yang benar.
“Tenang saja, kan ada aku, jadi kalian enggak perlu mengkhawatirkan apapun,” ujar Asrita.
Reza dan Heru yang tidak tahu harus pergi kemana, terpaksa mengikuti iblis yang akan menjadikan mereka budak di istana nyai Putri Candra Wati.
Sementara warga desa merasa tak senang ketika melihat kehadiran 2 anak manusia di tempat mereka.
Reza dan Heru harus menerima tatapan sinis dari orang-orang yang mereka temui.
Saat mereka telah sampai di gerbang istana, Reza dan Heru melihat 2 siluman dari pinggang ke bawah ular sedang bagian atas adalah manusia.
Kedua penjaga itu memegang pedang raksasa, apabila tergores sedikit saja maka akan berdarah.
Lutut Reza dan Heru pun bergetar, karena dua penjaga itu membuat mereka ketakutan sampai ke ubun-ubun.
Asrita yang telah biasa kesana pun dengan mudah bicara pada kedua penjaga berwujud mengerikan itu.
“Aku ingin bertemu nyai,” ucap Asrita.
“Silahkan masuk!” ucap salah satu penjaga.
“Asrita! Untuk apa kita ke dalam?!” tanya Heru.
“Tentu saja untuk menghadap, karena kalian akan tinggal disini,” ujar Asrita.
“Apa?! Jadi kau menjebak kami?!” Reza menyesal karena telah bersedia dengan suka rela mengikuti orang yang tidak ia kenal.
“Ih hihihi!! Memangnya kenapa? Siapapun yang masuk ke dalam gunung ini, tidak akan bisa keluar! Dan aku juga berterimakasih pada kalian karena telah membangkitkan ku kembali!” Asrita tertawa puas.
“Kami?” Heru mengernyitkan dahinya.
“Iya, dengan membuka kain hijau itu, kalian telah membangunkan ku yang telah 150 tahun di kurung dalam makam sialan itu!” pekik Asrita.
Duar!!
Pengakuan Asrita membuat Reza dan Heru syok.
Mereka menyesal karena telah berbuat teledor dan tidak hati-hati dalam bertindak.
“Ayo kabur Za!” Heru dengan cepat melarikan diri terlebih dahulu.
Namun sayang, Asrita yang memiliki ilmu hitam dengan cepat menyuruh 2 jin raksasa dengan lidah menjalar ke tanah untuk menangkap Heru.
Sedang Reza yang ingin menyusul tak dapat kemana-mana, karena sang penjaga menaruh mata pedangnya yang tajam ke leher Reza.
“Bergerak sedikit saja, maka leher mu putus!” ucap si penjaga.
Glek!
Reza menelan salivanya, ia hanya diam mematung, karena ia masih ingin hidup.
“Lepaskan aku! Aku tidak ingin disini!” Heru menghempas-hempas kan tubuhnya.
“Diam lah! Jangan melawan!” pekik jin dengan wajah menyeramkan.
“Lepas! Kembalikan kami ke alam kami!!!” Heru berteriak sekencang-kencangnya.
Hingga si penjaga gerbang kehabisan ke sabaran.
Cing!!!
Si penjaga tanpa pikir 2 kali menebas leher Heru. Hingga darah segar menyemprot dari leher Reza yang telah buntung.
Reza yang menyaksikan kematian teman karibnya terkencing-kencing di celana.
Terlebih saat kepala Heru menggelinding sampai ke kaki si penjaga.
Buk Buk buk!
Si penjaga menginjak-nginjak kepala Heru dengan bringas.
“Heru!!!!” Reza berteriak histeris.
Ali yang ada di dalam istana mendengar suara teriakan temannya.
Sontak ia berdiri dari singgah sana pelaminannya.
“Ada apa kakang?” tanya nyai Putri.
“Apa kau tidak mendengar suara teriakan yang tadi?” ucap Ali.
“Dengar,” sahut nyai Putri.
“Itu teman ku, aku tidak ingin mereka terluka sedikit pun, bukankah kau sudah berjanji kepada ku?” Ali mengingatkan nyai Putri tentang janjinya.
“Baiklah, aku mengerti.” nyai Putri bangkit dari duduknya.
“Pengawal! Siapkan kereta!” titah nyai Putri.
Kemudian kereta kuda sang nyai pun datang lengkap dengan iringan gamelannya.
“Ayo, kakang!” seru nyai Putri.
Ali yang telah resmi menjadi suami nyai Putri merasa percaya diri untuk naik ke dalam kereta kuda sang nyai.
“Jalan!” titah nyai Putri pada kusir yang mengendalikan kereta kuda.
Kereta kuda itu pun berjalan melayang menuju tempat Heru dan Reza berada.
Setibanya mereka, Ali melihat Reza menangis sesungukan.
Saat Ali menoleh ke arah penjaga yang masih menginjak kepala Heru.
Deg! Jantungnya berdetak dengan kencang.
“Heru!!” Ali ikut berteriak, karena ia tak menyangka, temannya mati dengan kepala terpenggal.
“Apa yang kau lakukan?! Kau bilang akan memulangkan mereka dengan selamat, tapi teman ku malah mati mengenaskan di tangan penjaga mu!” Ali menghardik istrinya.
“Maaf, aku juga tidak tahu kalau ini akan terjadi.” nyai Putri menjadi marah dengan kesalahan yang di perbuat penjaganya.
“Siapa yang melakukanya?!” suara menggelegar dari nyai Putri membuat semua orang jadi ketakutan.
“Dia yang melakukannya!” Reza menunjuk ke salah satu penjaga gerbang.
Nyai yang murka langsung mengeluarkan keris yang ia tanam dalam telapak tangannya.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Aqiyu
jdkdogohohj
2022-11-08
1
Suaidah Hasibuan
ya ampun serem bangat
2022-09-13
0