Angga pun memegang kuat kedua pundak Dia.
“Semangat! Kau tidak boleh menyerah! Kita harus keluar dari gunung ini apapun ceritanya.” Angga yang pantang menyerah membuat Dia memiliki kekuatan untuk melanjutkan perjalanan mereka.
“Baiklah! Terimakasih banyak Ngga! Aku senang bisa bersama dengan mu.” ucap Dia.
“Aku juga Di, ayo!” Angga pun menggenggam erat tangan kanan Dia.
Kemudian keduanya pun kembali mengikuti burung jalak yang masih setia menunggu mereka.
🏵️
Ali yang ingin buang air kecil terbangun dari tidurnya.
Saat ia membuka mata, ia tudak melihat Heru mau pun Reza di dalam tenda.
“Kemana mereka berdua? Sialan, kenapa enggak ajak-ajak, sih?” Ali yang di tinggal sendiri pun di buat kebingungan.
“Apa mungkin mereka sedang buang air besar?” Ali yang tak tahu apapun mencoba berpikir positif pada kedua temannya.
Ali yang ingin menuntaskan hajatnya bangkit dari tidurnya, lalu merangkak menuju pintu tenda.
Saat ia akan membuka resleting tendanya, ia pun samar-samar mendengar suara gamelan.
“Apa-apan ini?! Mana mungkin ada orang yang main gamelan di tengah gunung.
Semakin lama suara gamelan itu terdengar dengan sangat jelas.
Pasti setan! batin Ali.
Hatinya pun mulai tak tenang, sebab ia tahu ada sesuatu yang tidak beres di luar tendanya.
Ali yang ingin buang air kecil pun merasa ragu untuk keluar.
Ia yang ketakutan masuk ke dalam sleeping back-nya.
“Gawat! Kenapa hantu-hanti itu harus muncul saat aku sendirian disini.” Ali yang sangat ketakutan menunda hajat buang air kecilnya.
Ali yang mencoba menenangkan diri, sekarang mendengar suara langkah kaki di sebelah tendanya.
“Mampus! Semoga saja para lelembut itu enggak mengganggu ku.” Ali berharap makhluk tak kasat mata itu tidak mencari masalah padanya.
Ali yang masih di selimuti rasa takut tiba-tiba tak mendengar suara gamelan yang membuat jantungnya hampir copot.
Kini keadaan menjadi seperti semula, yaitu sunyi dan sepi.
Syukurlah, mereka sudah pergi, batin Ali.
Saat ia berpikir semua telah aman, tiba-tiba angin berhembus dengan sangat kencang.
Wusss!!!!
Ali yang tadinya telentang, langsung duduk, sebab ia takut jika tenda yang ia tempati terbang.
“Ya Tuhan, bagaimana dengan keadaan mereka?” Ali mencemaskan Rita dan Meli
yang ada di tenda sebelah.
Ia pun ingin mencek keadaan dua gadis itu, meski kondisi saat itu angin sedang berhembus dengan sangat kencang.
Ali pun hati-hati Ali membuka resleting tendanya.
Pintu tenda yang masih terbuka separuh, membuat kedua bola matanya membulat sempurna, saat Ali melihat tenda yang di tempati Meli dan Rita terlihat tenang.
“Jadi anginnya hanya ada di tenda ku?” Ali yang ingin keluar menjadi gentar, karena ia yakin, sosok yang mengganggunya ada di atas tendanya.
“Tapi kalau aku tetap disini sama dengan bunuh diri, kapan saja sosok yang mengganggu ku itu bisa melempar ku.” dengan keputusan tanpa keyakinan, Ali pun buru-buru membuka resleting tendanya.
Treeettt!!!!
Tanpa memakai alas kaki, Ali berlari ke tenda para wanita.
“Rita, Meli! Buka tendanya!” suara Ali kian bergetar, saat matanya menangkap sosok kuntilanak merah raksasa yang sedang menggoyang-goyang tendanya ke kiri dan kanan.
“Rita! Meli!” teriak Ali.
Kemudian dari dalam tenda terdengar seseorang sedang membuka pintu tenda dengan sangat pelan.
Treeettt!
Setelah seluruh pintu tenda terbuka lebar, Ali pun mematung, badannya kaku bagai angka satu, tak bisa di gerakkan. Sebab ia tak melihat siapapun dalam tenda.
Sedang sang kuntilanak yang tadinya menggangu tenda Ali, kini tertawa cekikikan.
“Ihhihihihi!!!” tawa melengking yang menggema dari sang kuntilanak merah itu membuat Ali ingin mati.
Setelah tawa sang kuntilanak berhenti, perlahan-lahan kuntilanak itu mengecil hingga seukuran manusia normal.
Lalu tubuh sang kuntilanak yang melayang-layang, kini duduk tepat di atas tenda Meli dan Rita.
Sang kuntilanak yang jahil pun menyibak rambutnya yang panjang sampai menyentuh tanah dengan jemarinya yang memiliki kuku-kuku tajam.
Ali yang melihat kengerian itu berdo'a pada Tuhan agar membuatnya pingsan saat itu juga.
Namun sayang, Ali yang sehat walafia tak dapat izin dari yang maha kuasa untuk pingsan, walau satu detik saja.
“Kau! Takut pada ku ya?Ih hihihihi!!” sang kuntilanak mengejek Ali.
Ali hanya mematung dan matanya melotot pada sang kuntilanak.
“Kau mau jadi pacar ku enggak?” sang kuntilanak yang juga iseng, mulai menjulurkan lidah panjangnya ke wajah Ali.
Sruuuppp!!
Sang kuntilanak mengerikan itu pun menjilat wajah jomblo Ali. Lalu sang kuntilanak yang suka Ali mulai turun dari atas tenda.
Bangsat! Siapapun tolong aku!!! batin Ali.
“Tampan!” ketika sang kuntilanak ingin mencabut bola mata Ali. Tiba-tiba cahaya hijau mencambuk tangan sang kuntilanak hingga terputus.
“Akh!!!”
Ali pun melihat dengan mata kepalanya saat sang kuntilanak menjerit kesakitan.
Dan dalam hitungan detik, kuntilanak itu pun menghilang.
“Huffft!!!” Ali yang baru menghembuskan napas lega, seketika jantungan lagi.
Karena di depan matanya, muncul tanpa permisi, seorang gadis berparas cantik memakai kebaya hijau, dengan bawahan kain jarik, serta di pinggangnya terikat selendang kuning dan di kepalanya ada mahkota ular.
“Apa kau baik-baik saja?” tanya nyai Putri Candra Wati. Sang penguasa terkuat di gunung itu.
“I-iya.” jawab Ali gelagapan.
Karena ia tahu yang ada di hadapannya bukanlah manusia.
“Ayo, ku bantu.” nyai Putri mengulurkan tangannya.
“Terimaksih banyak.” Ali pun menerima uluran tangan itu meski jantungnya berdebar tiada henti.
“Ikutlah ke istana ku,” pinta nyai Putri.
“Maaf, karena aku harus mencari teman-teman ku,” ucap Ali.
“Pikirkan saja dirimu, aku punya banyak makanan lezat dan juga tempat tidur yang hangat, kau pasti tidur nyenyak di ranjang ku,” ujar nyai Putri.
Mendengar kata ranjang, hati Ali menjadi panas dingin.
“Maaf, aku tidak bisa.” Ali tetap menolak karena masih ingin mencari ke 6 temannya.
“Kau akan bertemu teman-teman mu lagi, kalau kau mau ikut dengan ku,” ujar nyai putri.
“Benarkah?” Ali tak percaya begitu saja pada nyai Putri.
“Iya, pantang bagi ku untuk berbohong.” nyai Putri yang luhur soal apa yang keluar dari mulutnya menyakinkan Ali.
Ali yang tak punya pilihan pun akhirnya mau di bawa oleh nyai putri.
Disini juga bikin jantungan, lebih baik aku ikut, batin Ali.
Ali yang masih saling berpegangan tanngan dengan nyai putri tiba-tiba merasa ngantuk, ia pun menguap dan memejamkan matanya sejenak.
Saat Ali membuka mata, Ali syok bukan main, karena ia telah ada di dalam sebuah kamar dengan barang- barang serba hijau tua hijau di dalamnya.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Abi Zar
horor tapi lucu lucu gitu ya kK
2024-04-06
0
indy aulia
ini cerita horor apa lucu sih saya ngakak terus jadinya
2022-11-11
1
Aqiyu
hadeehhh 🤦♀️
2022-11-08
1