Bab 12

Mobil iring-iringan berwarna hitam yang terlihat sangat mewah berhenti di depan rumah Pak Rizal. Beberapa orang dengan pakaian mahal yang berkelas turun dari mobil dengan membawa beberapa makanan sebagai oleh-oleh.

Saat ini, keadaan di rumah Pak Rizal sangat sepi. Pak Rizal dan istrinya sedang berada di sawah untuk memanen jagung, sedangkan Maura sedang pergi diajak Fandy untuk penyuluhan pemuda-pemudi di balai desa.

Karena sudah beberapa kali dipanggil dan diketuk pintunya tetapi tidak ada jawaban, Shaka berinisiatif untuk menyusul ke sawah. Namun, tiba-tiba seorang tetangga yang juga mengenal Shaka menawarkan diri untuk memanggil Pak Rizal karena kebetulan beliau juga mau ke sawah.

Tidak berselang lama, Pak Rizal dan Bu Rizal sampai di rumah dan langsung mempersilakan tamu-tamu tidak diundang itu untuk masuk. Sementara Pak Rizal buru-buru mandi dan berganti pakaian supaya tidak malu dengan keluarga Shaka.

“Jo, ada apa?” tanya Pak Rizal setelah menemui Shaka dan keluarganya.

“Pak, perkenalkan ini kedua orang tuaku, adik-adik dan juga bakal calon istriku,” jawab Shaka sembari menunduk, merasa tidak enak hati pada Pak Rizal saat memperkenalkan Bianca sebagai seseorang yang begitu istimewa.

Shaka tahu, Pak Rizal mengharapkan Shaka untuk bisa bersama dengan Maura. Namun, setelah mendengar cerita dari semua keluarga bahwa Bianca adalah seseorang yang dicintainya, Shaka jadi semakin kehilangan kesempatan untuk mewujudkan keinginan Pak Rizal itu.

Pak Rizal berkenalan dengan seluruh keluarga Shaka, bersamaan dengan itu, Bu Rizal keluar membawa minuman dan camilan ala kadarnya.

“Jadi, kamu sudah ingat dengan orang tuamu?” tanya Pak Rizal setelah memperhatikan wajah Bianca yang menurutnya Maura tidak kalah dengannya.

“Belum, Pak. Tapi, kebetulan saja kami bertemu waktu aku masih kerja. Banyak foto-foto dan beberapa kilasan memori yang bikin aku yakin kalau mereka memang keluargaku,” jawab Shaka.

Pak Rizal mengangguk sembari tersenyum, menyembunyikan isi hatinya yang sedang memikirkan nasib sang putri. Sebagai orang tua, tentu saja Pak Rizal mengerti dengan gerak-gerik Maura yang terlihat mulai membuka hati untuk lelaki. Sayangnya, laki-laki itu bukanlah pilihan yang tepat untuk Maura.

“Oh iya, Pak. Maura ke mana?” tanya Shaka yang sedari tadi tidak melihat Maura. Dia pikir Maura ikut ke sawah, tapi kenapa Maura tidak kembali juga setelah tahu bahwa Mas Jo-nya telah datang.

“Maura ke balai desa, bapak juga nggak tahu ada penyuluhan apa,” jawab Pak Rizal.

Hening, tidak ada yang berbicara. Semua diam dalam kecanggungan masing-masing. Sampai akhirnya, Rafael membuka suara.

“Maksud kedatangan kami ke sini, untuk mengucapkan rasa terima kasih kami kepada Pak Rizal sekeluarga. Tanpa kebaikan hati Pak Rizal, putra kami Shaka belum tentu selamat dan kembali berkumpul bersama kami,” ucap Rafael dengan tulus.

“Oh, tidak perlu berterima kasih, Pak. Kami tulus menolong Jojo, maksud saya, Shaka. Kalau malam itu putri saya tidak melihat Shaka, saya juga mungkin tidak akan tahu dan menolongnya,” balas Pak Rizal.

“Putri Bapak? Maksudnya Maura?” tanya Alisha sembari melirik Shaka.

Pak Rizal menatap Shaka dan Alisha, lalu mengangguk.

“Iya, Mom. Maura itu yang siang malam merawat aku sampai aku bisa beraktivitas normal lagi,” sahut Shaka.

Sementara itu, di halaman luar rumah Pak Rizal, Maura turun dari motor Fandy dengan wajah cemberut. Ditambah lagi sekarang ada dua mobil mewah yang terparkir di halaman. Dia jadi takut, jika itu orang-orang yang sedang mencarinya.

“Ada tamu ya, Maura. Siapa?” tanya Fandy yang ikut turun dari motor.

Dia mengelus mobil hitam mewah yang mungkin dia sendiri tidak mampu membelinya.

“Mas, antar aku bentar ya,” kata Maura yang mendadak panik, takut jika mobil itu adalah mobil orang-orang yang selama ini mencari-cari keberadaannya.

“Ke mana?” Kening Fandy berkerut, dia bingung karena baru sampai rumah tiba-tiba Maura minta diantar pergi lagi.

“Maura.” Suara laki-laki yang sangat dikenalnya memanggil Maura dari dalam rumah Pak Rizal.

Maura merasa lega karena itu suara Shaka, tapi untuk apa Shaka datang dengan dua mobil mewah ini? Apa laki-laki itu ingin pamer kekayaan sekarang? Ah, tidak mungkin karena Shaka laki-laki yang baik dan tidak sombong.

Maura menoleh ke arah Shaka, dia tersenyum saat laki-laki itu keluar dan membentangkan kedua tangannya. Dengan hati yang berbunga seolah lupa dengan apa yang dilihatnya beberapa waktu lalu, Maura berjalan cepat menghampiri Shaka.

Namun, saat tiba-tiba dia teringat Shaka dan Bianca, Maura berhenti sebelum sampai di depan Shaka.

Tidak Maura, kamu harus menjaga diri. Jangan sampai kamu terluka dan sakit hati.

Terpopuler

Comments

Zieya🖤

Zieya🖤

duh... masih nebak² siapa Maura....
eiiiii bikin gerget..

2024-04-21

0

Ney maniez

Ney maniez

ishh🙄🙄

2023-01-04

0

tata 💕

tata 💕

sabar maura, shaka pasti jodoh mu

2022-10-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!