Bab 4

Malam terasa begitu dingin. Awan mendung mulai menyelimuti langit malam hingga menenggelamkan bintang-bintang yang seharusnya bersinar terang. Di malam dingin ini, Shaka dan Pak Rizal duduk di depan api unggun yang mereka buat untuk membakar jagung dan kini hampir matang.

Maura menatap dua laki-laki yang sedang bercengkerama itu dari dalam rumah. Laki-laki tampan di sebelah ayahnya itu sedang tersenyum entah karena apa. Senyum yang membuat kadar ketampanan laki-laki bernama Shaka itu semakin bertambah banyak.

“Lihat apa kamu sampai senyum-senyum gitu?”

Suara sang ibu yang tiba-tiba muncul di belakang Maura membuat gadis itu salah tingkah.

“Ibu bikin kaget aja.” Maura tidak bisa menyembunyikan raut malu-malu yang terlihat di wajah cantik itu hingga membuat kedua pipinya bersemu merah. “Aku cuma lagi lihatin Ayah.”

Maura hanya mencari-cari alasan yang menurut ibunya bukan alasan yang tepat.

“Maura, jangan bohong! Kamu bukan lihat Ayah, tapi lihatin Mas Jo, ‘kan?” goda sang ibu.

Wanita yang telah menganggap Maura seperti anaknya sendiri itu juga berharap Maura bisa menemukan kebahagiaannya sendiri. Kehadiran Shaka telah membuatnya perubahan pada diri Maura.

“Nggak, Bu. Aku cuma senang saja lihat Ayah ketawa sama Mas Jo. Kehadiran Mas Jo ternyata bisa bikin Ayah tertawa selepas itu ya,” balas Maura yang kini kembali menatap dua laki-laki di luar rumah itu.

“Bukan hanya Ayah, tapi kamu juga Maura. Sejak ada Jojo kamu lebih ceria dari sebelumnya. Ibu senang kalau kamu bisa membuka hati untuk laki-laki lain.” Ibu mengusap pundak Maura dengan perasaan sayang yang tulus.

“Kayaknya air rebusannya sudah matang, Bu. Aku bikin kopi dulu buat Mas Jo sama Ayah.”

Maura mengalihkan pembicaraan. Dia buru-buru pergi ke dapur untuk membuat minuman. Bagaimanapun juga, dia tidak ingin membuka hati, apalagi jika itu untuk laki-laki yang belum jelas statusnya.

Setelah membuat kopi untuk Shaka dan teh hangat untuk ayah dan ibunya, Maura menemui ketiga orang itu.

Dengan sigap Shaka membantu Maura yang terlihat kesulitan membawa empat gelas minuman.

“Sini biar aku bawakan,” kata laki-laki itu dengan senyuman tampan seperti biasa.

Bahkan dengan hanya tersenyum saja, hati Maura terasa bergetar hebat. Apakah sekarang Maura benar-benar sudah menyukai laki-laki di hadapannya ini?

“Makasih, Mas.” Maura menyerahkan dua gelas teh hangat untuk ayah dan ibunya.

“Maura, minggu depan, Ayah sama Jojo mau ke ibu kota mau bawa hasil panen kita. Kamu mau ikut sekalian?” tanya Pak Rizal setelah menerima teh hangat dari Maura.

Maura sudah berjongkok di depan api unggun, Shaka melepaskan sandal jepitnya untuk bisa dipakai Maura duduk. Lalu, mata mereka berdua pun beradu.

“Biar nggak kotor, pakai sandal aku aja,” kata Shaka setelah mendapat tatapan Maura.

“Aku di rumah aja sama Ibu, Yah,” jawab Maura yang belum memiliki keberanian untuk kembali ke kota yang membuat luka di hatinya.

“Kamu kenapa mau ke kota, Mas?” Kali ini Maura menatap Shaka dengan sedih. Dia takut, jika Shaka pergi darinya dan tidak akan kembali lagi.

“Kata Salman, di kota itu banyak pekerjaan yang menjanjikan. Aku mau ikut Bapak sekalian cari info pekerjaan. Siapa tahu aku bisa menghasilkan uang yang banyak. Buat Bapak, Ibu, sama kamu juga nantinya,” kata Shaka yang memiliki keinginan kuat untuk bisa membalas kebaikan keluarga Pak Rizal yang telah menyelamatkannya dari maut.

“Sebenarnya bapak lebih suka kamu di sawah bantu-bantu bapak, tapi ya memang di sini anak muda itu banyak yang merantau, jarang ada yang mau menggarap sawah.” Pak Rizal tertawa renyah. Memang begitulah keadaan di kampung, para pemuda lebih banyak yang keluar kampung untuk bekerja di kota.

“Nanti kamu coba satu dua bulan, Jo. Kalau nggak betah, kamu pulang saja, bantu bapak di sawah.”

“Palingan juga nanti di sana teringat terus sama yang di sini,” balas ibu yang sebenarnya menyindir Shaka dan Maura.

Tawa Pak Rizal dan istrinya membuat Shaka ikut tertawa. Dia memang sempat membayangkan bagaimana nanti dia merindukan Maura saat di kota.

Sementara itu, Maura memaksakan senyum di hadapan ketiga orang itu. Perasaannya tiba-tiba tidak enak. Takut jika Shaka tidak akan kembali, tapi dia bahkan tidak memiliki hak apa pun.

***

Kembang kopinya jangan lupa. Ramaikan komen juga yuk 💋💋

Terpopuler

Comments

Yucaw

Yucaw

apakah Maura dan Joshua terpisah di Jakarta juga? atau Joshua ke Jakarta dan tak pernah kembali??

2023-11-12

0

Yucaw

Yucaw

apa Maura istri Joshua??

2023-11-12

0

Yucaw

Yucaw

apa ibu tiri? atau Maura yg anak angkat??

2023-11-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!