Bab 5

Maura masih terus termenung semenjak Shaka mengatakan niatnya untuk bekerja di kota. Dia memikirkan bagaimana nantinya jika Shaka bertemu orang-orang yang hilang dari ingatannya. Bagaimana jika nantinya dia tidak kembali di sisinya?

Berbulan-bulan hidup bersama, membuat Maura merasakan bahagia yang kembali hadir meskipun itu hanya sebentar. Namun, Shaka bukanlah hak-nya. Shaka bahkan tidak ingat apa dia sudah memiliki pendamping atau belum. Bagaimana jika sebenarnya Shaka sudah menikah dan punya anak?

Kegelisahan yang sedang Maura rasakan, tampaknya membuat Shaka bertanya-tanya. Bahkan, setelah Pak Rizal dan istrinya ke dalam rumah, Maura masih tetap melamun.

“Ra, kamu mikirin apa?” tanya Shaka saat melihat Maura terus melamun.

“Ha? Enggak kok, siapa yang melamun,” jawab Maura yang kini menatap Shaka dengan senyum yang dipaksakan.

“Aku mungkin lupa masa laluku, tapi meski nanti aku ingat semua, aku tidak akan melupakan kamu Maura. Kamu wanita baik yang akan selalu menempati ruang khusus di hati aku,” kata Shaka sembari memegang pipi kanan Maura.

Maura hampir menangis haru jika saja dia tidak ingat bahwa perasaan Shaka itu mungkin karena rasa utang budi saja.

“Mas Jo, aku itu sedih, kalau nanti Mas Jo kerja di kota, terus yang masakin Mas Jo siapa? Mas Jo ‘kan makannya banyak,” balas Maura yang sengaja menggoda laki-laki itu.

Shaka mendelik. Dia memang menyukai masakan Maura yang sangat sesuai di lidahnya, dan hal itu membuat selera makannya meningkat.

“Kasih resep aja, nanti aku masak sendiri.” Shaka tidak mau kalah.

Shaka mengambil jagung yang sudah matang dan menyuapkannya hati-hati ke mulut Maura.

“Oh, aku yakin nggak ada yang bisa masak resep itu seenak aku,” balas Maura.

Maura tertawa untuk menutupi kesedihan yang sebenarnya ia rasakan. Dia sengaja menggoda Shaka dengan menyuap paksa jagung yang bakar ke dalam mulut Shaka.

“He, itu terlalu besar, Ra.” Shaka sampai melotot saat jagung yang sebagian isinya berwarna hitam itu hampir membuatnya tersedak.

Sementara itu, Maura tanpa rasa bersalah malah melarikan diri masuk ke rumah menuju kamarnya. Wanita itu masih sempat tertawa bahagia sebelum akhirnya mengeluarkan air mata yang menumpahkan kesedihannya.

Sadarlah Maura, dia bukan takdirmu.

Malam itu, baik Shaka maupun Maura sama-sama larut dalam pikiran mereka masing-masing. Shaka tahu jika dia mulai menyukai Maura, tapi dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk mengakui perasaannya. Bagaimana jika nanti saat ingatannya kembali, ada hati yang terluka jika cintanya berpaling pada Maura.

.

.

.

Pagi-pagi sekali, Shaka menyalakan motor milik Pak Rizal karena dia diminta laki-laki itu untuk ke pasar yang lumayan jauh dari rumah untuk membeli obat pertanian.

Melihat Shaka yang bersiap pergi, Maura jadi berdebar-debar. Dia langsung berlari menghampiri Shaka yang masih mengelap bodi motor dengan kain.

“Mas Jo mau ke mana?” tanya Maura panik. Dia pikir Shaka akan pergi ke ibu kota hari ini.

“Eh Maura, ini aku mau ke pasar disuruh Bapak beli obat buat rumput liar,” jawab Shaka.

Dia memperhatikan napas Maura yang tersengal-sengal. Sepertinya gadis itu baru saja berlari untuk menghampirinya.

“Oh, aku kirain mau ke mana. Kalau begitu aku ikut ya,” kata Maura yang kini jadi antusias. Dia sangat jarang pergi ke pasar kecuali saat Pak Rizal mengajaknya.

“Boleh.”

Maura dan Shaka akhirnya pergi ke pasar berduaan dengan naik motor. Mereka berdua berbelanja di pasar seperti pasangan yang sudah menikah. Maura jadi membayangkan jika dia dan Shaka benar-benar menikah, andai saja ingatan Shaka tidak kembali selamanya.

Saat selesai berbelanja, mereka kembali ke tempat parkir di mana Shaka memarkirkan motor. Seorang pemuda kampung itu menghampiri Maura dan Shaka.

“Jadi, kalian ini kumpul kebo? Bisa-bisanya Pak Rizal mengizinkan kalian tinggal bersama, bahkan bermesra-mesraan di pasar begini,” kata pemuda yang merupakan anak dari kepala desa itu.

Maura menatap kesal pada laki-laki tampan yang sombong itu. Sudah tiga kali dia menolak cinta laki-laki itu, dan karena itulah Maura enggan berurusan dengannya lagi.

“Mas Jo ini orang yang kami tolong. Kami juga sudah memberitahu ke desa ‘kan untuk izin tinggalnya. Kenapa kamu menuduh kami kumpul kebo, kami saja tidak tinggal satu rumah,” jawab Maura dengan lantang.

“Mas Fandy, kalau ingin musyawarah jangan di sini. Nanti kalau kami tidak bersalah, nama baik Pak Lurah bisa tercoreng,” sahut Shaka sembari melirik kanan kiri memberi kode pada laki-laki itu untuk sadar tempat di mana mereka sekarang ini berada.

***

Good siang, maaf telat, jaringan lagi lemot gaess 😂😂

Terpopuler

Comments

Yucaw

Yucaw

Hadeww cuman anak lurah..kl Shaka udah ketemu keluarganya dan kembali ingatan nya di beli itu desa..🙄🙄

2023-11-12

1

Yucaw

Yucaw

Dia hobi makan dari orok Ra...maklumin ya?? 🙈🙈

2023-11-12

0

Ney maniez

Ney maniez

😲😲

2023-01-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!