"Punggungnya terkena luka tembak," jawab Edward.
"Apa? Bagaimana bisa?" tanya Delon dan Delisa serempak dengan nada terkejut.
"Alona menjadikan tubuhnya sebagai tamengnya agar Edward tidak terkena luka tembak ketika ada penembak jitu yang ingin menembak Edward," jawab Edward menjelaskan ke dua orang tuanya.
"Letakkan Alona di kamar tamu, daddy akan menghubungi tante Kasandra," ucap Delon sambil mengambil ponselnya di saku jasnya.
"Baik dad," jawab Edward patuh sambil berjalan ke arah kamar tamu.
"Tidak usah dad, lebih baik di kamar khusus pelayan," ucap Delisa.
"Mommy, Alona sudah mau menjadikan tubuhnya sebagai tamengnya kalau Alona tidak melakukan itu putra kita yang terkena luka tembak," ucap Delon sambil mengetik pesan ke dokter Kasandra.
"Tapi dad ..." ucapan Delisa terpotong oleh Delon.
"Daddy tahu, mommy masih marah dan membenci Delisa karena telah membuat mommy kita terbaring koma tapi Alona sudah mengorbankan nyawanya demi putra kita. Apakah mommy tidak ada perasaan sedikit saja rasa empati terhadap Alona? Mungkin saja saat itu ketika Alona tidak sengaja menabrak mommy kita Alona sangat ketakutan dan pergi meninggalkan mommy kita," ucap Delon panjang lebar.
Selesai mengetik Delon langsung mengirim pesan agar dokter Kasandra datang ke mansion nya dan langsung di baca oleh dokter Kasandra.
Dokter Kasandra langsung menjawab dengan singkat yaitu Ok kemudian Delon menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku jasnya.
"Kalau seandainya itu di balik, apakah daddy tidak membenci Alona?" tanya Delisa sambil menatap wajah tampan suaminya dengan wajah sendu.
"Daddy akan berusaha untuk memaafkannya," jawab Delon.
"Tidak tahulah dad, berikan mommy waktu untuk berfikir," ucap Delisa sambil kembali duduk di sofa.
Grep
"Mommy itu orang baik dan penuh kasih sayang karena itulah daddy mau menikah dengan mommy," ucap Delon sambil ikut duduk di sofa dan memeluk istrinya dari arah samping.
"Masak? Dulu mommy ngajakin kenalan daddy sama Lemos tapi kenapa sombong banget sampai mommy kesal?" tanya Delisa sambil mengingat masa lalu.
"Sebenarnya waktu daddy melihat mommy menolong seorang nenek, daddy ada perasaan suka tapi daddy berusaha menepis perasaan itu," ucap Delon.
"Kalau ada perasaan suka lalu kenapa menatap mommy dengan penuh kebencian apalagi mommy tidak sengaja menyenggol gelas yang di pegang oleh daddy?" tanya Delisa penasaran.
"Sebenarnya daddy tidak menatap penuh kebencian tapi kesal karena jas milik daddy jadi basah dan kotor," jawab Delon.
"Tapi kan gara - gara mommy tidak sengaja menyenggol gelas yang di pegang oleh daddy, daddy selamat dari obat perang sang yang diberikan oleh ke tiga gadis itu," ucap Delisa dengan nada kesal.
"Daddy minta maaf kalau dulu daddy bikin mommy kesal," ucap Delon sambil menyandarkan kepalanya di ke dua paha istrinya sebagai bantalannya.
"Aku itu salut sama Soraya," ucap Delisa mengalihkan pembicaraan.
"Salut kenapa?" tanya Delon penasaran.
"Mau memaafkan kesalahan Lemos padahal Lemos tiga kali menyakitinya, yang pertama harta berharganya terpaksa diberikan oleh Lemos agar Lemos tidak tersiksa akibat pengaruh obat perang sang dosis tinggi, yang ke dua Soraya di hina dan direndahkan oleh Lemos ketika sudah memberikan harta berharganya dan yang terakhir Lemos dengan teganya mendorong tubuh Soraya padahal Soraya habis jatuh dari tangga akibat ulah ke tiga gadis itu. Sayang, mommy kehilangan jejak karena andai saja mommy bertemu dengan ke tiga gadis itu mommy akan menyiksanya habis - habisan," ucap Delisa sambil menahan amarahnya.
"Mungkin ke tiga itu sudah pergi menjauh karena takut ketahuan," ucap Delon berbohong.
("Maaf mommy, daddy terpaksa berbohong karena sebenarnya ke tiga gadis itu sudah daddy berikan ke singa, macan dan beruang," ucap Delon dalam hati).
"Mungkin saja dad, apa lagi keluarga besar opa Alvonso rata - rata bisa IT jadi kemungkinan besar mereka pergi menjauh atau sudah di bunuh," ucap Delisa.
"JIka seandainya benar mereka sudah di bunuh, apakah mommy menyesal menikah dengan daddy?" tanya Delon penasaran.
"Tidak, kenapa menyesal?" tanya Delisa menjawab pertanyaan dengan pertanyaan.
"Karena daddy sudah menghukum mereka bertiga," jawab Delon terpaksa mengatakan jujur karena Delon tidak bisa membohongi istrinya.
"Mommy setuju kalau daddy menghukum mereka karena mereka sudah sangat jahat, tega memberikan obat perang sang untuk daddy dan Lemos selain itu tega mendorong Soraya sahabat baikku dan Sela adik ipar ku di tambah memfitnah sahabatku jika sahabatku yang melakukannya padahal perbuatan mereka," jawab Soraya.
Grep
"Terima kasih mommy," ucap Delon sambil memeluk istrinya dari arah samping.
"Terima kasih untuk apa?" tanya Delisa.
"Terima kasih mommy tidak marah karena daddy menghukum mereka," jawab Delon.
"Mommy hanya minta, sebelum di hukum selidiki dulu jangan sampai sampai kejadian seperti sahabatku terulang," ucap Delisa.
"Iya mom," jawab Delon.
Delisa belum menyadari kalau perkataannya seharusnya ditujukan juga ke dirinya mengingat kalau Alona korban dari kebohongan adik kembarnya di tambah ibunya sudah mengetahui kalau pelakunya adalah putri bungsunya.
Di tempat yang sama hanya berbeda ruangan Edward perlahan meletakkan tubuh Alona kemudian Edward duduk di samping Alona.
Edward menatap wajah cantik Alona hingga dirinya menatap bibir Alona dan entah kenapa dirinya ingin merasakan bibir Alona.
Edward dengan perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Alona sedangkan Alona yang masih pura - pura pingsan masih setia memejamkan matanya.
("Aduh, kenapa kak Edward duduk di samping ranjang? Aku kan ingin membuka mataku karena kalau aku buka sekarang pasti ketahuan kalau aku pura - pura pingsan," ucap Alona dalam hati tanpa memberanikan membuka matanya).
Alona merasakan hembusan nafas Edward membuat Alona berusaha untuk bersikap tenang karena dirinya saat ini sangat lelah mendengarkan ucapan pedas dari mulut Edward hingga dirinya merasakan bibirnya di cium oleh Edward.
("Oh tidak??? Ciuman pertamaku? Dasar pria mesum ... Katanya tidak mau menyentuhku tapi ini apa?" tanya Elona dalam hati sambil menahan amarahnya karena ciumannya di ambil oleh Edward).
"Manis," ucap Edward sambil menjilati bibirnya.
("Dasar mesum, awas saja kalau mencium ku lagi," ucap Alona dalam hati).
Edward yang baru merasakan pertama kali berciuman membuat Edward menginginkan lagi membuat Edward mencium kembali bibir Alona kemudian me lu mat nya.
Hingga tanpa sadar Edward menaiki tubuh Alona sambil tangannya melepaskan satu persatu kemeja milik Alona namun di kancing yang ke tiga Alona terpaksa membuka mataya dan menatap tajam ke arah Edward.
Edward sangat kaget dan langsung tersadar dari pikiran mesumnya membuat Edward menggulingkan ke arah samping dan turun dari ranjang sambil memandang sinis ke arah Alona untuk menutupi rasa malunya.
"Lain kali jangan pingsan kalau tidak aku hukum yang lebih parah dari ini," ucap Edward sambil membalikkan badannya dan berjalan ke arah pintu kamar tamu dan meninggalkan Alona sendirian.
"Dasar mesum, mengambil kesempatan dalam kesempitan," ucap Alona dengan nada kesal.
"Kenapa aku tadi tidak menggigit bibirnya? Dasar bodoh kamu seharusnya kamu tendang adik kecilnya dan gigit bibirnya yang bermulut pedas itu," sambung Alona yang masih kesal dengan Edward.
"Lebih baik aku tidur, mengumpulkan tenagaku yang sudah lemah," sambung Alona kembali sambil memejamkan matanya.
Tidak membutuhkan waktu lama Elona sudah tertidur dengan pulas sedangkan di tempat yang sama namun berbeda ruangan tepatnya di kamar pribadi Edward yang tidak pernah dimasuki selain dirinya, ke dua orang tuanya , adik kembarnya dan ke empat adik sepupunya.
"Dasar bod*h kamu Edward, kenapa kamu tidak bisa menahan diri?" tanya Edward meruntuki kebodohannya yang tidak bisa menahan dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
epifania rendo
dasar edward
2023-12-06
1
Renireni Reni
kecanduan🤣🤣🤣🤣
2023-05-25
0
Bernadeth Meilan
falling in love
2023-01-19
0