"Hanya perasaan Sela saja mom," jawab Sela.
"Sama kak," jawab Seli.
"Untuk lebih memastikan lagi bisa dengan mengecek lewat cctv," ucap mommy Maya.
"Di rekaman video cctv terlihat jelas setelah mobil itu menabrak neneknya kak Edward, gadis itu langsung meninggalkan lokasi kejadian menuju ke arah apartemen milik gadis itu," jawab Axelo yang sejak tadi diam.
"Jadi bisa dipastikan gadis itu pelakunya," jawab mommy Maya.
"Tidak tahulah mom mungkin Sela yang salah menilai gadis itu walau dalam hati kecil Sela mengatakan kalau gadis itu tidak bersalah," ucap Sela.
"Aku juga sama kak," sambung Seli.
"Kamu itu Seli, dari tadi ngikutin apa kakakmu," ucap mommy Maya.
"Hehehehe..."
"Tapi benar kok mom, waktu Seli menatap gadis itu sepertinya gadis itu polos dan tidak melakukan perbuatan setega itu," ucap Seli.
"Mommy belum bisa memutuskan apakah gadis itu bersalah atau tidak," ucap mommy Maya.
"Tapi yang terpenting sekarang dan seterusnya mommy minta akur dengan saudara kalian dan dengan ipar kalian," sambung mommy Maya.
"Baik mom, dad," jawab Sela dan Seli serempak dengan patuh.
Tidak berapa lama pesanan mereka datang setelah lima belas menit mereka keluar dari kantin dan pulang menuju ke tempat yang berbeda, Sela dan Seli bersama keluarganya pulang ke mansion masing masing sedangkan mommy Maya berjalan ke ruangan UGD.
"Siapa namamu?" tanya mommy Maya dengan nada lembut.
"Namaku Alona, nyonya besar," jawab Alona dengan nada ikut lembut.
"Panggil saja oma," pinta mommy Maya.
"Baik oma," jawab Alona patuh.
"Delisa, apakah sudah ada kabar tentang Ibu mu?" tanya mommy Maya.
"Belum ada mom," jawab Delisa
Tidak berapa pintu ruang ugd terbuka semua orang berjalan ke arah pintu ugd bersamaan dokter keluar dari ruangan ugd dengan wajah lelahnya.
"Bagaimana keadaan mommy ku dok?" tanya Delisa dengan wajah sangat kuatir.
"Akibat di tabrak mobil di tambah terlambat di tolong membuat nyonya besar mengalami koma dan sebentar lagi akan dipindahkan ke ruang ICU," ucap dokter tersebut.
Delisa yang mendengar ucapan dokter tersebut membalikkan badannya dan berjalan ke arah Alona kemudian mengangkat tangan kanannya ke atas sedangkan Alona yang tahu akan di tampar hanya bisa memejamkan matanya dirinya pasrah mendapatkan tamparan walau dalam hatinya ingin mengatakan kalau dirinya tidak melakukannya tapi Alona tidak mungkin mengatakan hal itu.
Grep
"Delisa, sudah," ucap mommy Maya sambil menahan tangan menantunya.
"Tapi mommy, gara - gara dia mommy ku mengalami koma," ucap Delisa dengan air mata tidak berhenti keluar.
Bruk
"Nyonya, saya hanya memohon maaf karena gara - gara a ... saya nyonya besar menjadi koma dan saya bersedia di hukum," ucap Alona.
Ketika Alona berbicara Alona berlutut di depan keluarga Alexander dan hampir mengatakan gara - gara adiknya tapi langsung tersadar dan mengganti menjadi saya sedangkan mommy Maya yang melihat Alona berlutut langsung menarik ke dua bahu Alona dengan lembut.
Delisa hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan perlahan karena melihat mommy Maya yang bersikap baik dengan Alona tapi dirinya tidak bisa berbuat apa - apa.
("Tunggu saja jika kamu tinggal di mansion ku akan aku siksa karena aku tahu wajahmu pura - pura polos tapi sebenarnya kamu itu munafik," ucap Delisa dalam hati sambil menahan amarahnya).
"Maaf tuan - tuan dan nyonya - nyonya, saya pamit dulu mau mengecek pasien lain." pamit dokter tersebut.
"Baik dok dan terima kasih," jawab mommy Maya dan Jessica.
"Sama - sama nyonya, sudah menjadi tugas kami," jawab dokter tersebut kemudian pergi meninggalkan mereka.
"Maaf mom, dad kami pulang dulu," pamit Jessica.
"Ok, hati - hati di jalan," jawab mommy Maya.
Jimmy, Jessica dan putranya yang bernama Jordan mencium punggung tangan mommy Maya, daddy Nathan, Delon dan Delisa secara bergantian di urut berdasarkan yang lebih tua.
Kemudian mereka pun meninggalkan tempat tersebut. Kini tinggal mommy Maya, daddy Nathan, Delon, Delisa dan ke dua anak kembar Delon dengan Delisa yang bernama Edward dan Eden.
Tidak berapa lama pintu ugd terbuka dua orang perawat mendorong brangkar di mana Ibu nya Delisa sedang berbaring dan banyak selang menempel di tubuhnya menuju ke ruang ICU membuat hati Alona terasa sakit melihatnya dan mengumpat kesal terhadap adik kembarnya yang tega meninggalkan wanita tua itu di jalan.
("Alena kenapa kamu jahat dan tega meninggalkan seorang wanita tua? Kamu sudah menabraknya tapi kenapa kamu tidak bertanggung jawab malah pergi meninggalkan wanita tua itu di jalan?" tanya Alona dalam hati dan tidak berapa lama air matanya keluar tapi buru - buru di hapus).
Tanpa sepengetahuan Alona gerak gerik Alona diperhatikan oleh daddy Nathan dan mommy Maya hingga mereka berdua melihat Alona menghapus air matanya dengan cepat.
("Aku merasa Alona tidak mungkin melakukannya tapi dari rekaman video cctv terlihat jelas kalau Alona pelakunya," ucap mommy Maya dalam hati).
("Kenapa aku merasa gadis ini tidak bersalah tapi dari rekaman video cctv terlihat jelas kalau Alona pelakunya," ucap daddy Nathan dalam hati).
("Apa jangan - jangan kembar dan yang melakukan saudara kembarnya," ucap mommy Maya dan daddy Nathan serempak namun dalam hati).
("Siapapun yang melukai salah satu anggota keluarga besar ku akan aku siksa sampai dia meminta untuk di bu nuh termasuk kamu Alona, aku akan menyiksamu sampai kamu memohon untuk ma ti," ucap Edward dalam hati).
("Mommy ku sudah di tabrak, ditinggalkan di jalan dan kini mengalami koma membuatku ingin melampiaskan semua kekesalanku terhadap gadis yang polos itu. Aku akan menyiksanya tidak di depan suamiku ataupun keluarga suamiku karena aku tahu mereka pasti akan membela Alona," ucap Delisa dalam hati).
("Tunggulah di tempat rumah neraka mu yang baru," sambung Delisa sambil menatap Elona dengan penuh kebencian).
Kini Delisa, Edward dan Alona berada di ruang ICU, Alona menyentuh tangan neneknya Edward dan dalam hatinya berdoa agar neneknya Edward segera sadar dan bisa berkumpul kembali dengan keluarganya namun belum ada satu menit tangan Elona di tepis oleh Delisa.
Plak
"Jangan sentuh terlalu lama tangan kotor mu itu dan aku tahu kamu pasti mendoakan yang jelek untuk mommy ku," ucap Delisa dengan nada ketus.
"Aku tidak mungkin mendoakan seperti itu," jawab Elona sambil menggeleng - geleng kan kepalanya.
"Aku tidak percaya, Edward kapan kamu mau menikahi wanita ular itu?" tanya Delisa yang enggan memanggil dengan nama Alona.
"Terserah mommy saja," jawab Edward tidak perduli.
"Bagaimana kalau besok di depan nenekmu?" tanya Delisa.
"Tidak masalah," jawab Edward dengan cuek.
"Bagus, nanti mommy akan bicarakan dengan daddy untuk mengatur pernikahan," ucap Delisa.
"Tapi mom, Edward tidak ingin mengundang rekan bisnis Edward karena Edward tidak ingin orang lain tahu kalau Edward sudah menikah jadi menikahnya cukup anggota keluarga yang hadir," ucap Edward.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sambil menunggu up silahkan mampir ke karyaku dengan judul :
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Paulina H. Alamsyah Asir
semangat Alona 🔥💪
2024-06-28
0
epifania rendo
edwar bakal menyesal nantinya
2023-12-06
2
Winarno Suzhi
Banyak yang nama yang penulisan nya typo bikin bingung sumpah...
2023-03-24
0