Penjelasan dengan lidah membuat banyak hal menjadi jernih. Namun cinta yang tak dapat dijelaskan ia lebih jernih
~jalaluddin-rumi~
****
Malam ini adalah puncak harlah SMA ku, acara malam ini adalah pensi dan acara pemotongan tumpeng yang jelas malam ini adalah malam party sekolah.
Aku mengenakan seragam batik almamater SMAku yang memang adalah dresscode untuk malam ini.
Pin almamater juga sudah aku kaitan di jilbabku. Aku sudah siap untuk berangkat ke sekolah yang jaraknya dari rumahku sekitar 4 KM.
Scoopy kesayanganku mulai aku keluarkan. Saat aku menuntun motor keluar, scoopy coklatku rasanya berat saat aku tarik, ku periksa bagian ban belakang ternyata benar,bannya bocor. waktu sudah menunjukkan hampir jam 7 malam, acara akan segera dimulai.
"Bu? Ibu?" Panggilku dengan jongkok masih memperhatikan ban motorku.
"Apa si sayang" sahut ibu menghampiriku.
"Ban motornya bocor bu" aku merengek mengerecutkan bibirku, tidak mungkin kalau aku tidak berangkat ke acara puncak harlah. aku tidak bisa merasakan keseruan harlah.
"Bu... ini gimana? Ini sudah telat, yasmin harus pergi sekarang buu" aku masih merengek pada ibu.
"Boleh ya yasmin malam ini bawa mobil ayah, pliss buu" aku terus memohon pada ibu untuk diijinkan mengendarai mobil ayah.
"Maaf ya sayang, tapi ayah kan belum ijinin kamu nyetir mobil sendiri, jadi ibu belum bisa ijinin kamu nyetir sendiri"jelas ibu dengan mengelus pucuk kepalaku.
"Yaah ibu.. terus yasmin berangkat pakai apa dong? Malam gini mana ada angkot".
Ibu melirik sepeda yang terparkir di sebelah mobil Mercedes Benz milik ayah,
"Pakai sepeda ya?" Ibu memberi saran.
Pandanganku merayap ke arah sepeda keranjang merah itu.
Satu alisku naik, mana mungkin malam-malam gini naik sepeda?.
"Ko naik sepeda sih bu?" aku semakin merengek pada ibu.
"Apa kamu tau? Saat istri nabi Ismail a.s mengeluh kepada mertuanya ( nabi Ibrahim a.s ),maka dengan tegas Ibrahim alaihis salam memerintahkan anaknya Ismail a.s untuk mengganti istrinya"
"Kamu faham kan maksut ibu? Jangan suka mengeluh, mengeluh itu musibah" ibu membelai kembali pucuk kepalaku, seraya senyum yang mengembang di bibirnya. Aku tak bisa melawan perkataan ibu, memang benar, kalaupun aku terus-terusan mengeluh disini itu tidak akan membawaku sampai ke sekolahan, lebih baik aku kayuh sekarang sepeda kesayanganku itu.
"Iya deh bu,yasmin pakai sepeda, yasmin berangkat ya"
"Assalamualaikum"
Sebelum pergi, ku cium punggung tangan bidadariku itu.
Jarak bukanlah hal yang sulit buatku, karna backgroundku memang anak pramuka, dan aku suka olahraga jadi itu bukan masalah untukku.
🌹
"Hai yas" suara melengking itu terdengar di telingaku saat aku sedang memarkir sepedaku, sudah pasti suara mita.
"Kok bawa sepeda sih?"
"Iya motor gue bannya bocor, ngga sempet juga kalau gue bawa ke tambal ban" aku mulai melangkah bersama mita menuju lapangan yang sudah disulap bak acara konser besar, bedanya kali ini konser sedia makanan super banyak.
"Nah lu sendiri kenapa ngga bawa mobil sendiri?" Tanyaku.
"Gue sengaja pengen dianter iqbal" ucap mita sambil nyengir kuda.
"Alah cyee... hati-hati lo mit".
"Hati-hati kenapa?" Mita menatapku serius.
"Hati-hati kalau jadiaan hahhaha" aku terkekeh geli melihat wajah mita yang berubah merah padam saat ku goda.
****
Saat acara makan-makan yang diisi dengan konser musik. Aku lebih memilih mengambil makanan dan menikmatinya sepuasku dari pada ikut bernyanyi, itu bukan hobiku.
Saat soto,bakso,siomay sudah aku rasakan, sekarang gikiran menikmati sate, setelah sepiring sate juga nasi sudah ada di tanganku, ini saatnya aku menikmati, tapi pandanganku menuju pada sosok laki-laki tampan yang sedang duduk sendiri di kursi tepi lapangan, laki-laki tampan itu nampak sedang menikmati alunan musik tapi bukan musik yang sedang ditampilkan di panggung,melainkan musik yang berbunyi di headset yang menancap di satu telinganya.
Aku menarik lengan mita.
"Mita,kesana yuk" pandanganju menunjuk arah pak yusuf sedang duduk.
"Ngapain? Mau nyatain cinta yang kemaren belum jadi lu ungkapin?" Tanya mita.
"Hiih ya nggak, lu temenin gue"
"Kalau gue nyamperin pak yusuf sendirian,pasti pak yusuf kabur mit, ngga mungkin kan pak yusuf mau berduaan sama cewe? Nah jadi lu nemenin gue".
"Maksut loh?gue jadi obat nyamuk gitu" mita tidak terima kalau aku jadikan obat nyamuk.
"Brisik,udah ayok" tanpa aba-aba,aku langsung menarik lengan mita menghampiri pak yusuf.
*****
"Assalamualaikum pak? Boleh saya duduk?"
"Duduknya sama mita kok pak,ngga berdua doang" aku mencoba meminta ijin untuk duduk disebelah pak yusuf, dan diperbolehkan dengan syarat harus jaga jarak.
"Wa'alaikumussalam, Duduk saja" suaranya terdengar kaku dan dingin.
Meskipun malam itu ramai sekali, tapi antara aku dan pak yusuf terasa sangat sepi,tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut pak yusuf, ia seperti menikmati musik yang ia putar di headsetnya, seperti tak menganggap kehadiranku. Juga mita yang masih sibuk menyantap makanan yang ia ambil tadi.
Sedangkan aku dengan susah payah menelan makanan yang tadi aku ambil. Berada di sebelah pak yusuf membuat jantungku berdetak tak karuan.
Ekheemmmm... aku berdaham dan berhasil membuat pak yusuf sekilas melirik ke arahku.
"Mita,udah yuk sekarang kita ambil minuman"ajakku pada mita. Aku hanya ingin pergi dari keadaan seperti ini, ingin ketemu tapi salting kalau udah ketemu.
"Ha? Itu sate sama nasi yang lo ambil belum habis yas" protes mita.
"Ih udah ayuk ambil aja lagi yang lain" aku mulai menarik kembali lengan mita,tapi berhenti saat laki-laki tampan itu bersuara.
"Habiskan makannya".
Deeggg begitulah saat suara itu terdengar. Aku kembali mengambil posisi duduk.
"Kenapa?" Tanyaku penasaran,karna dengan tiba-tiba pak yusuf menyuruhku untuk menghabiskan makananku.
"Habiskan makananmu sampai tak ada sebutir nasipun yang tersisa,karna kamu tidak akan tahu dari butir nasi manakah yang terdapat berkah dari Allah" bahkan saat memberi nasehatpun pak yusuf tak menatapku, dia seperti sedang bicara sama langit malam. dia juga masih saja khusyuk mendengarkan musiknya.
tapi nasehat pak yusuf itu benar, ibu juga pernah memarahiku saat aku makan masih menyisakan nasi. Jadi aku memilih duduk kembali dan melanjutkan makan.
"Bapak lagi dengerin lagu apa sih? Cinta luar biasa andmesh ya?" Tebakku yang geram melihat pak yusuf masih mendengarkan lagunya. Pertanyaanku berhasil membuat pak yusuf melepas headset.
"Mau dengar?" Pak yusuf menyodorkan headset kepadaku. Ini serius pak yusuf minta gue dengerin lagu kesukaanya?
Tanpa ada penolakan, headset itu sudah beralih ke tanganku,aku menyelipkannya di jibab, ternyata aku salah, ini bukan musik, melainkan murottal ayat suci alqur'an. Sungguh menentramkan di banding lagu yang sedang tren saat ini.
"Mendengarkannya itu pahala, membaca juga pahala,apalagi kalau kita menghafalkan memahami maksutnya dan mengamalkan setiap yang terkandung didalamnya".
"Jangan lupa untuk selalu mewarnai dirimu dengan al-quran dan ilmu. Kamu harus ingat, hati jika tidak dimasuki hikmah dan ilmu selama tiga hari, hati akan mati. Jadi beruntunglah mereka yang setiap harinya menyibukkan diri dengan mendengarkan ilmu"jelas pak yusuf.
Aku menimpali penjelasan oam yusuf dengan aggukan kecil. Setiap nasehat pak yusuf memang selalu bisa membuatku tenang.
"Mana headsetnya, saya mau pergi" pinta pak yusuf yang kembali cuek.
Baru aja mau ngobrol,udah pergi aja.
🌹
Waktu menunjukkan pukul
23 : 06, ini terlalu malam untuk aku mengayuh sepedaku untuk pulang, mita juga sudah pulang bareng iqbal, sebenarnya tadi iqbal menawarkan tumpangan, tapi aku ngga enak ngrepotin iqbal karna rumah kami beda jalur.
Mau tidak mau aku harus naik sepeda sendiri tengah malan begini. Saat aku sedang mengambil sepadku dan hendak ku kayuh.
"Ekheemm" suara itu mampu membuatku berbalik arah menghadapnya, laki-laki tampan itu.
"Naik sepeda?"
"Iya pak".
"Tengah malam begini?".
"Iya pak".
Nampak pak yusuf menggeleng kepala tipis.
"Saya antar saja".
"Hah?" Bukannya akh tidak dengar, tapi aku ingin memastikan kembali apa yang barusan pak yusuf bilang.
"Saya antar"ternyata aku tidak salah dengar, pak yusuf mau mengantarkanku.
Aku berniat menuntun sepedaku kebelakang untuk masuk ke bagasi mobil pak yusuf,tapi malah pak yusuf tahan.
"Mau ngapain?" Tanyanya mengernyitkan dahi.
"Lah tadi katanya mau nganterin saya,lah ini saya mau taruh sepeda saya di bagasi mobil bapak" jelasku.
"Terus? Maksut kamu kita semobil berdua begitu?"
Aku tidak faham dengan perkataan pak yusuf,ya jelas semobil berdua lah kalau pak yusuf mau mengantarkan aku,kenapa harus ditanya?. Aku masih menganga bingung.
"ya iyalah pak semobil berdua, katanya mau nganterin saya".
"Maksut saya,kamu naik sepeda duluan,nanti saya antar saya kawal dari belakang, makanya jangan GR dulu".
"Hah?" Lagi-lagi bukannya aku tidak dengar, tapi aku malu, benar-benar malu,rasanya pengen banget aku salto atau apalah yang bisa ngilangin ini malu gagara ke PD an.
"Oh, yaudah" kataku singkat.
"Yaudah" jawab pak yusuf.
"Yaudah" aku mengulangi ucapanku.
"Yaudah jalan yasmin" kata pak yusuf greget.
"Yaudah ini jalan" aku mulai mengayuh sepedaku.
****
Perlahan, kunikmati kayuhan sepeda tengah malam tanpa rasa getar, karna ada sosok laki-laki gagah yang mengawalku di belakang, aku tak bisa menahan senyumku yang terus mengembang sepanjang perjalanan. Pak yusuf mengawal sepeda yang aku kayuh membelah jalan malam jakarta dengan penuh kesabaran. Ini sungguh lebih romantis daripada semobil berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
emake nabira 🌹
ntar yusuf mau nikah dengan syifa kah?
yasmin nanti ketemu siapa lagi dan jatuh cinta dengan siapa? dan akirnya bersanding dengan siapa?
jadi inget jaman masih abg long time a go wkwkwk....
semangat ya thor, lanjutkan ceritamu...
2019-10-10
1