1

Barang siapa mengucapkan

Subhanallah

Maka akan dicatat baginya sepuluh kebaikan, dan barangsiapa mengucapkan

Laa Ilaha Illallah

Maka akan dicatat baginya dua puluh kebaikan, dan barang siapa mengucapkan

Alhamdulillah

Maka akan dicatat baginya tiga puluh kebaikan.

🌹

H-2 Pta, yasmin lebih sering menghabiskan waktu di sanggar pramuka, perlengkapan acara PTA belum terkumpul.

"feb, kapan nih perlengkapannya dikumpulin? Dari kemarin cuma di cheklis aja" tanya yasmin kepada feby selaku pradana putri.

"Iya hari ini yas, inikan H-2 jadi hari ini kita nglembur".

"Mita gimana suratnya? udah nyebar semua kan?" Tanya yasmin memastikan pada mita selaku sekretaris acara.

"Tenang yas, masalah surat udah beres, tapi ada satu surat nih yang belum dikasih" kata mita sembari menunjukkan surat undangan.

"Surat buat siapa yang belum dikirim?" Tanya feby penasaran.

"Pak yusuf, dia kebagian jadi imam sholat maghrib plus isya".

mendengar jawaban mita, yasmin sangat semangat mengajukan diri untuk mengantarkan surat itu.

"Gue aja yang nganterin" ucap yasmin antusias.

"Gue anterin ya yas?" arif menawarkan diri. Tapi yasmin tolak mentah-mentah, itu cowok ngga ada kapoknya ngejar-ngejar yasmin.

"Ngga usah gue bisa sendiri" jawab yasmin ketus.

"Sharelocation alamatnya pak yusuf mit".

Setelah mita mengirim alamat pak yusuf, Dengan segera yasmin melajukan motor scoopy coklat kesayangannya, sepanjang jalan yasmin begitu semangat, hatinya seakan berbunga-bunga bak mau bertemu kekasih hati.

sore ini jakarta nampak mendung, tapi sama sekali tak menyurutkan semangatnya untuk mengantar surat undangan itu.

Belum sempat yasmin sampai di rumah pak yusuf, gerimis mengguyur jakarta,  yasmin tak menghiraukan, justru aroma tanah yang bercampur air hujan ia nikmati sepanjang jalan, ia masih melajukan motornya. Sampai akhirnya hujan lebat mengguyur tubuh yasmin dan memaksakan dirinya untuk berteduh dulu.

Subhanallah, segala puji bagi Allah yang telah menurunkan hujan, menghidupkan tanah-tanah yang gersang. Tak pernah yasmin memaki maki hujan. Ibu bilang hujan adalah berkah,  ibu mengajarkan supaya banyak berdoa tatkala hujan turun.

Sepuluh menit kemudian hujan reda, yasmin melanjutkan perjalanannya. Lima menit kemudian sampailah didepan rumah berpagar putih, halamanya luas bisa untuk main futsal disana.

Aduuhhh bajuku basah kuyup lagi. Yasmin menatap wajahnya di cermin spion.

"Tu kan kayak gembel" gerutu yasmin pada dirinya sendiri, beberapa kali yasmin merapikan jilbabnya yang sudah tidak bisa tegak, ujung jilbab yasmin leyoot karna basah.

"Ah udahlah bodoamat".

"Assalamualaikum?" Seru yasmin didepan gerbang. Seorang gadis cantik berjilbab coklat susu keluar dari rumah. Kalau diperkirakan usianya 3 tahun dibawah yasmin.

"Wa'alaikumussalam" gadis itu membukakan gerbang.

"Cari mas yusuf?" Tanyanya.

Mas? Apa dia istrinya pak yusuf? Ah gila lu yas, manamungkin gadis 14 tahunan udah nikah atau ini anaknya? Ah manamungkin pak yusuf sudah punya anak umur 14tahunan, usianya kan baru 22 tahun.

"Eh iya dek cari pak yusuf" kemudian gadis itu mempersilahkan yasmin untuk masuk kedalam rumah. Sebenarnya yasmin enggan masuk, ia ingin menitipkan surat itu kemudian segera pulang, karna baju yang basah kuyup sekarang membuat yasmin menggigil kedinginan. tapi gadis itu memaksa untuk masuk.

"Duduk dulu mbak, aku panggilin mas yusuf"tak lama kemudian pak yusuf datang. Retinaku menatap sosoknya.

Subhanallaahhh pangeran surga ini mah.

Kaos oblong putih berlengan pendek dengan bawahan sarung diatas matakaki juga peci yang agak ditarik kebelakang sehingga tidak menutup jidadnya dan anak rambut di bagian depan kepala yang sedikit keluar membuat yasmin kembali terpesona dan refleks tak bisa menutup mulutnya.

"Assalamualaikum" tanpa yasmin sadari itu kedua kalinya yusuf mengucap salam. Tangnnya ia lambaikan didepan wajah yasmin. Dan segera membuatnya tersadar dari lamunan.

"Astaghfirullah" refleks yasmin ucapkan saat terus membayangkan wajah tampan yusuf.

"Kok istighfar? Bukannya tadi saya mengucapkan salam ya".

"Ha?" Yasmin sedikit kikuk, ia tidak mendengar salam dari yusuf, tapi yasmin tetap menjawabnya saja "wa'alaikumussalam".

"Ada apa?" yusuf mulai mengambil posisi duduknya.

"Ini pak ada undangan" yasmin menyodorkan undangan itu.

Yusuf membuka undangannya dan yasmin melihat ekspresi bingung keluar dari wajah tampan yusuf.

"Ini ngga bisa saya baca" ucapan pak yusuf membuat yasmin ingin tertawa,tapi tidak sopan kalau tertawa didepannya. Begitulah yasmin, meskipun pecicilan di depan teman-temannya, tapi ia tetap menjaga sopan santun yang selalu diajarkan ayah dan ibunya.

"Bapak ini guru masa ngga bisa baca" yasmin meraih paksa undangan itu, nadanya sedikit menahan tawa, ia berniat akan membacakannya didepan pak yusuf. Tapi terhenti, Bola mata yasmin membulat sempurna melihat tinta surat yang sudah luntur semua.

Ini si emng ngga bisa dibaca. yasmin menelan ludah,rasanya malu banget udah bilang tadi ke pak yusuf, pengen banget  klupas ni muka.

"Gimana? Bisa baca?" tanya  yusuf menyindir.

Yasmin hanya bisa nyengir kuda menimpali pertanyaan pak yusuf.

"Jadi itu undangan apa?."

"Jadi gini pak, berhubungan ada murid baru di SMA kita, jadi dewan ambalan mengadakan kegiatan tahunan yaitu Penerimaan Tamu Ambalan, nah bapak diminta untuk menjadi imam sholat maghrib dan isya".

"Oh gitu, insyaallah".

"Ini teh hangatnya" gadis cantik itu memberikan secangkir teh untuk yasmin.

Setelah dipersilahkan minum, yasmin segera meminumnya, kali ini ia benar-benar butuh yang bisa menghangatkan tubuhnya yang masih menggigil.

Yusuf mengamati kaki yasmin yang dari tadi bergetar. Bukan karna grogi tapi karna dia kedinginan.

"Bil,kamu ajak mbak ini kekamarmu ya" ucap yusuf sembari melirik baju basah yasmin.

Seakan mengerti maksutnya,gadis itu menarik tubuh yasmin menuju sebuah kamar, yasmin bingung dengan apa yang gadis itu lakukan.

Apa jangan-jangan pak yusuf minta aku kekamar karna mau di-

Ah **** banget, mana mungkin cowo sealim pak yusuf mau macem-macem.

Pintu kamar dikunci, hanya ada yasmin dan gadis itu yang sedang mencari sesuatu di almari, kemudian memberikan gamis hijau army kepada yasmin. Juga jilbab senada dengan gamis itu.

Yasmin masih bingung untuk apa gamis itu.

"Pakai mbak! Biar ngga masuk angin" katanya sembari tersenyum, dia sangat cantik saat memperlihatkan gigi gingsulnya.

"Buat gue dek?". Gadis itu hanya mengangguk.

Yasmin  kemudian ganti baju, badannya sudah mendingan saat sudah ganti baju kering.

"Makasih ya dek".

"Panggil sabil aja" katanya sambil mengembangkan senyumnya.

Setelah urusannya selesai, yasmin segera pamit, karna sekarang ibu pasti sudah menunggu kepulangannya.

"Pak yusuf, sabil, saya pamit pulang dulu ya, assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam"jawab mereka serempak.

🌹

"Mas yusuf? Tadi itu muridnya mas ya?" Tanya sabil saat yasmin sudah pulang.

"Iya" jawab yusuf singkat.

"Namanya siapa mas? Cantik banget".

"Ngga tau" jawab yusuf sembari menaikkan kedua pundaknya.

"Hih,masa muridnya sendiri ngga tau namanya" sabil menatap yusuf dengan pandangan tak percaya.

"Serius bil, mas ngga tau namanya" sabil masih menatao tak percaya.

"Ya masa mas hafalin murid-murid mas yang ada 3000 murid".

"Makanya mas itu jangan cuek-cuek nanti susah dapet cewenya" sabil terkekeh dengan perkataannya sendiri.

"Apaan si kamu,masih kecil juga".tapi tak bisa dipungkiri, yasmin memang cantik, hidung mancung, pipi mulus dan dia juga punya gingsul kecil seperti sabil.

🌹

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!