"Yasmin?" Panggil ayah di depan pintu kamar setengah terbuka.
"Iya yah masuk saja".
Ayah mulai berjalan mendekati yasmin yang sedang rebahan di kasur ternyamanya.
"Kita jalan-jalan yuk" ajak ayah yang sekarang duduk di epi ranjang yasmin sembari menatap gadis cantiknya.
Yasmin berpikir sejenak,yasmin ingin sekali jalan- jalan bersama keluarga. Sudah lama tidak melakukannya, tapi untuk saat ini badannya lelah sekali dan pikirannya juga kacau.
"Ayah, yasmin pengen banget jalan- jalan sama ayah sama ibu, tapi jangan sekarang ya yah, yasmin capek". Rayu gadis bergingsul itu pada ayahnya.
"Yaudah kamu pengennya kapan? Tapi yas. Ayah hari sabtu sudah ke luar kota" jawab ayah sambil mengurai rambut yasmin.
"Loh? Ayah besok sudah pergi lagi? Yaahh ayah kenapa sebentar banget di rumahhnya"
"Maafin ayah ya sayang" tangan ayah mendekap tubuh mungil yasmin.
"Yah? Kalau jalan- jalannya nanti malam gimana?" Usul yasmin.
"nanti malam? Boleh" senyum ayah mengembang sangat meneduhkan.
Yasmin memeluk tubuh ayahnya dengan erat.
"Yasudah kamu istirahat dulu ya, nanti malam kita pergi" perintah ayah dengan menepuk kepala yasmin. "Oke yah".
pukul 8 malam, tepat setelah sholat isya berjamaah. Seperti janji ayah, yasmin dan keluarga kecilnya pergi keluar untuk menghabiskan waktu bersama. Ayah mengajaknya ke taman bermain, ayah tidak suka menghabiskan waktu di tempat perbelanjaan seperti mall.
Ayah menggelarkan tikar untuk duduk, kemudian ibu mengajak yasmin untuk membeli jagung bakar. Ibu memilih jagung bakar yang dijual kakek tua. Saat menunggu jagung matang, yasmin mendengar obrolan ibu dengan kakek tua itu.
"Kakek dari kapan jualan jagung kapan?" Tanya ibu.
"Ya sudah sekitar 30 tahunan" jawab kakek yang tampk lusuh lelah dengan terus mengipasi jagungnya.
"mohon maaf, kenapa kakek memlih berjualan jagung bakar kalau saya boleh tau".
"ya mau gimana lagi neng, saya bisanya ini. Sekolah tidak pernah, sedangkan saya harus tetap bekerja untuk anak dan istri saya" jawab kakek tua. Mendengar jawaban kakek, hati yasminbenar- benar tersentuh, betapa besarnya perjuangan seorang ayah mencari nafkah, yasmin harus banyak bersyukur. Setidaknya ayahnya di berikan pekerjaan tidak seberat kakek itu, ini bukannya bersyukur malah merengek kalau ayah mau kerja.
Seusai membeli jagung, yasmin dan ibu berjalan kembali menemui ayah yang menunggu di taman, keadaan taman kota sangat ramai. Ternyata banyak juga yang menghabiskan waktu di taman kota. Saat hendak menyebrang, ibu tiba- tiba menyapa seorang wanita muda nan cantik, dia mengenakan gamis warna maroon dengan jilbab kuningnya, yasmin terheran, Siapa perempuan itu? Yasmin rasa bukan teman ibu, karna dia menyium punggung tangan ibu saat bertemu. Dan yasmin rasa bukan saudara, karna ia tidak pernah melihatnya.
"Syifa? Kamu syifa kan?" Tanya ibu memastikan.
"Tante fitri?" Tanya perempuan itu dengan ekspresi sumringah dan langsung mencium punggun tangan ibu.
"Kamu apa kabar nduk? Sudah lama ngga ketemu, tambah cantik saja" tanya ibu.
"alhamdulillah, syifa sehat tante" jawab perempuan itu dengan masih menggenggam tangan ibu.
Sebenernya siapa sih perempuan ini? Kok akrab banget sama ibu.
"Kamu mau kemana? Kita ngobrol dulu ya?, sama om juga ada disana" ajak ibu kepadanya.
"Maaf tante, bukannya syifa menolak, tapi syifa buru- buru harus pergi sekarang, sudah ada yang menunggu" tolak perempuan itu dengan sopan.
"Siapa? Pacar ya?" Ibu mulai mencoba menggodanya. Mendengar pertanyaan ibu, wajah perempuan itu berubah me merah. "Syifa pamit dulu tante".
kok tante doang, dari tadi aku kan berdiri di samping ibu, dia pikir aku ini apa kok ngga dianggep dari tadi!! Gumam yasmin dalam hati.
"Hiss nyebelin".
"Kamu kenapa yas" tanya ibu.
"Dari tadi yasmin kan berdiri di samping ibu, kok orang tadi ngga nanya sepatah katapun ke yasmin? Emangnya yasmin ini makhluk halus apa. Ngga bisa dilihat keberadaanya?"
Omel yasmin yang seharusnya untuk perempuan tadi.
"Ya mungkin". Ibu terkekeh geli.
"hih ibu kok gitu sih" bibir yasmin mulai mengerucut kesal.
"Iya- iya, kita balik ke Ayah ya, kasian ayah nungguin dari tadi" kata ibu sambil menarik lengan yasmin.
🌹
"Ayah, maaf ya nungguin lama" kata ibu sembari menaruh jagung bakar di hadapan ayah.
"Iya ngga papa bu, tapi kok lama sih? Antri ya?" Tanya ayah basa basi.
"Tadi ibu ketemu syifa yah".
"Syifa? Loh memangnya dia balik ke jakarta?" Tanya ayah.
"Ngga tau juga yah, ngga sempat ngobrol banyak, dia buru- buru".
Yasmin semakin kesal dengan pembicaraan mengenai perempuan tadi, memangnya siapa sih dia? Yasmin juga masih kesal dengan sikap dia yang mengacuhkan keberadaan yasmin.
kesan pertama saat bertemu dengannya adalah dia perempuan yang sombong.
"Memangnya perempuan tadi siapa sih bu?" Tanya yasmin sedikit nyolot.
"tadi itu namanya mbak syifa, dia itu anaknya mantan suaminya tante wita sepupu ibu" jelas ibu.
"ha? Anaknya mantan suami sepupu ibu?. Jawaban ibu masih kurang jelas untuk yasmin cerna.
"jadi suami tante wita yang pertama kan sudah meninggal. Terus tante wita menikah lagi sama om pras, nah om pras itu sudah punya anak dari istrinya yang sudah meninggal. Nah anak itu namanya syifa. Tapi tante wita sama om pras sudah lama bercerai" jelas ibu.
"oh gitu, tapi ibu kok akrab banget sama syifa" tanya yasmin terheran.
"huss ngga boleh gitu manggil ke orang yang lebih tua" tegur ayah.
"iya, maksut yasmin mbak syifa".
"jadi waktu om pras menikah dengan tante wita, usia syifa 8 tahun, dia cantik dan tante wita sering mengajak syifa main ke rumah. Syifa anaknya sopan dan halus sekali. Makanya ibu sayang sekali sama syifa, sudah ibu anggap anak sendiri. Sampai pada usia pernikahan tante wita dan om pras yang ke 7, tante wita dan om pras memutuskan untuk bercerai. Dan sejak itu syifa di bawa bapaknya kembali ke surakarta, dan ibu sudah tidak pernah mendengar kabar tentang syifa atau om pras. Yang jelas yang ibu dengar, syifa melanjutkan kuliahnya di turki".
Yasmin mengangguk paham kenapa ibu dekat sekali dengan perempuan tadi, dan ibu sayang sekali dengannya.
"tapi menurut yasmin mbak syifa orangnya sombong bu" kata yasmin dengan mada kesal.
"kamunya saja yang belum kenal mbak syifa" bela ibu.
"gimana mau kenal bu? Yasmin yang jelas -jelas di samping ibu saja tidak di tegur oleh dia" jawab yasmin ketus.
"sudah - sudah, begitu saja diributkan" ayah mencoba menengahi yasmin dan ibu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments