Restoran hotel bintang lima

Pagi yang begitu cerah pun datang, sedikit cahaya matahari pun masuk dari sela-sela kamar. Seorang gadis tapi bukan merupakan seorang gadis lagi, melainkan seorang perempuan yang tengah tidur terlelap di kasur.

Tiba-tiba perempuan itu terbangun dari tidurnya. Cara bangunnya, dari tidur seperti orang terkejut, kayak orang baru bangun dari mimpi buruknya saja. Pandangannya pun menyapu satu kamar hotel. Ia meminjit pelipisnya yang sedikit terasa pusing. Apa yang telah terjadi semalam dirinya tidak tau. Bahkan terlihat dari penampilan perempuan itu biasa-biasa saja sama seperti semalam dirinya kenakan dan seprainya juga. Dan seperti kayak semalam. Kemudian kayak tidak terjadi apa-apa.

Ceklek...

Suara pintu terbuka pun terdengar. Ia pun menoleh kearah pintu dan terlihat seorang wanita pelayan hotel. "Nona di panggil tuan Renaldy di suruh ke restoran di hotel ini" Pinta wanita Pelayan hotel tersebut dengan ramah. Nona yang di panggil pelayan itu adalah Luziana. Luziana mengeryitkan dahinya heran dengan ucapan pelayan hotel tersebut. Tuan Renaldy? siapa dia?, namanya kek gak asing?. batin Luziana.

"Nona" Panggil pelayan wanita hotel itu karena tidak mendengar sahutan dari nonanya tersebut.

Lamunan Luziana pun buyar. "O'uh ya nantik saya datang" Sahut Luziana gak kalah ramah. Wanita Pelayan hotel tersebut pun izin pamit dan menutup pintu kamar hotel nonanya tersebut.

Saat ingin bangkit dari kasur, tubuhnya kayak terasa remuk dan daerah intimnya juga terasa sakit. "Kenapa terasa sakit sekali ya." Gumamnya merasa sakit ditubuhnya dan juga di daerah bawahnya. Ada apa dengannya kok bisa merasakan sakit di badannya dan juga di bagian bawahnya. Ia pun mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi semalam. Beberapa menit ia mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi semalam hasilnya nihil, yang ada kepalanya terasa ingin pecah mencoba mengingat apa yang telah terjadi semalam.

Luziana pun bergidik ngeri di kamar hotel tersebut. Karena mungkin saja dirinya baru pertama kali tidur kamar hotel, makanya badannya jadi sakit dan juga daerah intimnya. Tetapi kayak tidak masuk akal, dahlah biarin aja gausah terlalu di pikirin. Batin Luziana.

Tiba-tiba ia kayak teringat sesuatu tapi apa?. "Renaldy" Gumam Luziana terhadap nama Renaldy kayak gak asing bagi dirinya.

"Ouh iya... Renaldy itu suami aku sendiri kok bisa lupa ya." Monolog Luziana sambil menggaruk kepalanya yang terasa gatal. Bahwa perempuan itu sudah lupa kalau ia baru kemarin sudah menikah dengan lelaki bernama Renaldy.

Tanpa ingin di tunggu lama-lama sama orang yang telah menjadi suaminya itu. Ia pun cepat-cepat membersihkan tubuhnya. Setelah berselang beberapa menit dirinya pun siap. Ia pun keluar dari kamar hotel tersebut dan pergi menuju tempat suaminya berada.

Luziana berjalan terlihat seperti tertatih-tatih dan raut wajahnya pun terlihat seperti mencari sesuatu. "Nona ada bisa saya bantu" Tanyak resepsionis hotel kepada Luziana yang tidak jauh darinya. Seketika Luziana menoleh pada tempat suara tersebut.

"Ouh iya, mbak bisa nunjukin tempat restoran hotel ini di mana? boleh gak." Soalnya Luziana dari tadi mencari dimana tempat restoran hotel bintang lima tidak ketemu-temu. Padahal ia sudah menghabiskan beberapa jam mengelilingi hotel besar dan mewah ini.

"Hem boleh nona. Nona bisa lurus aja dan jangan lupa belok kiri dah langsung nampak restorannya nona" Ujar resepsionis mengasih tahu dimana letak restoran hotel mewah ini berada. Luziana pun mengangguk kepalanya paham dan berterimakasih kepada resepsionis tersebut.

Ia pun kembali melanjutkan langkahnya yang terhenti. Gak lama kemudian ia pun sampai di sebuah restoran di hotel bintang lima. Luziana pun mengedarkan pandangannya mencari keberadaan suaminya.

Di tempat lain. Renaldy duduk di kursi restoran itu dengan perasaan gusar atas kejadian percintaan semalam. Dan juga kesal melihat istrinya yang gak kunjung datang. Cowok itu bukan tipe suka menunggu orang dan tidak suka basa-basi. Kalau ada seseorang ada keperluan dengannya orang itu sendiri harus datang padanya dan juga sebaliknya begitu kalau ia butuh keperluan sama seseorang. Tetap orang yang, ia perlu itu datang padanya. Baginya menunggu seseorang walaupun orang itu penting tetap saja buang-buang waktu. Lebih baik jika ingin bertemu dengannya harus buat janji terlebih dahulu, jadi tidak saling menunggu dan langsung membahas apa tujuan ingin bertemu dengan CEO Renaldy.

Meskipun begitu tetap banyak juga orang penting yang ingin menemui Renaldy. Apalagi mendengar dan melihat berita-berita bahwa perusahaan Company Hervandez sekarang lebih maju dan pastinya di handle oleh Renaldy. Cara kerjanya pun tidak bertele-tele.

Orang yang di tunggu pun datang ia tersenyum canggung telah membuat Renaldy menunggunya. "Em maa-"

"Kenapa kau lama sekali." Potong Renaldy datar dan dengan nada dingin. Luziana menggaruk kepalanya sembari tersenyum canggung.

"Aku tadi tidak tau dimana restorannya. Makanya jadi terlambat, dan aku juga minta maaf telah membuat kamu menunggu" Balas Luziana seraya tersenyum tipis pada suaminya yang Pandangan menatap kearah meja. Karena tidak tau dimana restorannya, membuat ia harus mengelilingi hotel bintang lima ini dan menghabiskan beberapa jam. Capek-capek mengelilingi hotel bintang lima ini lupanya restorannya berada di lantai satu dan menemukannya tidak susah.

"Saya tidak suka dengan orang terlambat, lain kali kau jangan terlambat lagi kalau tidak mau saya tinggal" Ujar Renaldy datar. Dan nada bicaranya pun dingin terdengar sangat dingin.

"Silahkan kamu duduk, dan pesan makanan yang kamu ingin. Habis itu kita pulang dari sini "Luziana pun menarik kursinya dan mendaratkan bokongnya di kursi tersebut. Perempuan itu menatap suaminya yang dari tadi tidak menatapnya. Ada menatapnya tapi cuman sekilas.

"Saya tidak suka dengan orang terlambat , segeralah pesan makanan atau saya tinggal" Mendengar nada peringatan cowok itu. Cepat-cepat Luziana membuka buku menu.

Mata Luziana membulat lebar melihat harga makanan cukup sangat mahal dari buku menu "Buset harga makanannya mahal semua" Gumamnya. Luziana tidak tahu harus memesan makanan apa, soalnya harga makanan yang ia lihat di buku menu, harga makanannya mahal semua.

Renaldy yang tau Luziana tampak bingung ia membuka suara. "Pilihlah makanan yang kau inginkan, gausah terlalu memikirkan harganya. Karena aku yang akan membayarnya." Ujar cowok itu dengan nada dingin.

Mata Luziana berbinar-binar. "Serius?" Tanyak Luziana dengan nada tinggi. Ia cukup bahagia kalau makanannya akan di bayar suaminya, memang tugas suami membayarin apa yang diinginkan istri.

Renaldy menatap Luziana dengan sorot mata tidak suka. Luziana yang tahu maksud Renaldy yang tidak suka dengan penuturan dengan nada sedikit tinggi, perempuan itu pun meminta maaf. "Em maaf ya" Ucapnya merasa bersalah karena dirinya sampai orang yang berada restoran tersebut menatap mereka.

Cowok itu hanya diam, datar tanpa membalas permintaan maaf Luziana. Perempuan itu pun hanya biasa saja yang melihat suaminya tidak membalas perkataan maafnya.

Setelah melihat menu mereka berdua pun memesan makanan. Gak lama kemudian yang mereka pesan pun datang. Makanan yang dipesan Luziana sama dengan Renaldy, bukan kebetulan sama. Tapi Luziana sendiri yang pesan makanannya minta di samakan aja dengan Renaldy. Karena makanan disini terlalu mahal walaupun akan di bayarin oleh suaminya, tetap saja perempuan itu kayak gak enakan dan malu kalau di bayarin suaminya sendiri. Biasanya Luziana kalau di bayarin dengan senang hati memesan makanan yang ia sukai, tapi tetap saja tau diri, dan memilih pesanan makanan yang tidak terlalu mahal.

Luziana berbinar-binar menatap makanan yang sangat terlihat lezat yang sudah dihidangkan atas meja. Satu suapan daging sapi steak masuk dalam mulutnya. Saat mengunyah rahangnya terasa sangat sakit. Padahal daging steaknya lembut sekali.

Melihat perempuan itu berhenti membuat Renaldy sedikit penasaran. "Kau kenapa" Tanyaknya datar. Pandangannya Luziana menunduk kini menatap suaminya. Ia pun mengeleng kepalanya pelan.

"Gak ada apa-apa" Balas Luziana dengan seraya tersenyum hangat. Cowok itu mendengar jawaban Luziana tetap saja dengan wajah khasnya datar, padahal ia kayak merasa aneh dengan jawaban perempuan itu. Namun perasaan seperti itu ia tepiskan. Renaldy seakan tidak mau memedulikan istrinya.

Dirinya sangat cukup pusing dengan percintaan semalam. Biasanya melakukan berhubungan suami-istri membuat hubungan makin dekat tapi ini kayaknya makin menjauh.

Paling sangat memusingkan adalah memikirkan bagaimana benihnya itu menjadi seorang malaikat kecil di rahim perempuan tersebut. Tugas panggilan dari negara mungkin saja ia tidak bisa ikut, karena di larang mommy Liona sebab Luziana itu hamil.

Sebagai abdi negara ia harus memang ikut, tapi bisa saja pemimpin bertugas di gantikan sama orang lain. Tetapi cowok itu memang ingin sendiri ikut dalam bertugas. Apalagi tugas dari panggilan negara ini, lebih susah daripada sebelumnya para pasukan tentara lain sangat membutuhkan seorang Jenderal mereka ikut serta dalam bertugas ini. Seorang sang pang Lima tempur Renaldy dirgantara Hervandez.

"Kau makan jangan lama-lama, habis ini kita pulang kerumah" Ujar Cowok itu datar. Memberi tahu Luziana bahwa mereka selesai siap makanan ini akan kerumah mommy Liona, dimana orang tuanya tinggal. Karena Renaldy nantik akan bertugas lebih baik istrinya itu tinggal bersama di rumah orang tuanya untuk sementara waktu. Lagipun tidak ada yang protes dengan keputusannya. Bahkan Papa Haris dan Mama Safira sangat suka dan senang dengan keputusan Renaldy malahan bagi Papa Haris lebih baik Luziana itu tinggal di rumah mertuanya untuk selamanya. Jadi rasa hutang Budi mereka dengan keluarga Hervandez terbalas dengan kehadiran Luziana. Yang mungkin akan membantu Mommy Liona sedikit-dikit dalam hal rumah tangga.

Luziana pun kembali mengunyah steak dagingnya tapi tetap saja rahangnya terasa sakit. Ia pun tetap mengunyahnya dengan pelan dan berusaha untuk cepat karena mendengar peringatan cowok itu.

Suara wanita terdengar sedikit heboh walaupun sedikit. Mereka kayak berbisik sesuatu dan pandangan mereka asik menatap kearah Renaldy. Luziana cukup risih dengan wanita yang berada di restoran tersebut. Bukan merasa risih karena suaminya di lihat para wanita dengan tatapan dambaan bukan. Melainkan ia ikut juga terseret gosipan mereka. Bahkan para wanita di situ menatapnya kayak gak suka.

Siapa sih tidak terpesona dengan ketampanan Renaldy rahang yang kokoh badannya kekar, tegap, ketampanannya seperti bak dewa. Dan memiliki harta yang berlimpah kemudian tampilannya sangat sungguh mempesona kaum hawa. Bahkan cowok yang di sekitar disitu mengakui ketampanan Renaldy dan kehebatannya. Para cowok berada sekitar disitu rasanya ingin sekali berjabat tangan pada pengusaha bisnis terkenal baru ini. Dalam seminggu Renaldy sudah terkenal dalam dunianya berbisnis sampai orang-orang ingin berkerja sama kepada Renaldy.

Luziana mencoba mengacuhkan para wanita yang sedang menatap mereka itu dan fokus pada makanannya. Rasa penasaran tiba-tiba muncul di benaknya.

"Kamu semalam tidur mana?." Mendengar Pertanyaan Luziana. Renaldy yang sedang makan pun berhenti. Tiba-tiba rahang laki itu mengeras dan memengang erat sendok dan garpu kuat seakan ingin mematahkannya.

...----------------...

LANJUT GAK?

JANGAN LUPA DUKUNGANYA

LIKE

VOTE

KOMENTAR

DAN JANGAN LUPA GIFT HADIAHNYA

Episodes
1 Merindukan Al
2 Pulang.
3 Jemput meysa.
4 Acara
5 Menerima persyaratan
6 Kerja di company Hervandez
7 Memberi tahu tentang perjodohan
8 Bertemu antar dua belah pihak
9 menjelekkan di hadapan keluarga
10 Suamimu gak bakal nyentuh kamu
11 Suami kakak orang kaya
12 Penjelasan pangkat jenderal
13 Rias pengantin
14 Sah
15 Ritual malam pertama
16 Visual
17 Restoran hotel bintang lima
18 Pulang kerumah mertua
19 Makan malam sekeluarga
20 Tidur satu ranjang
21 Sarapan pagi
22 Sekolah
23 Tanggung jawab besar
24 Kepikiran
25 Di kasih uang
26 Berubah
27 Belajar bareng mertua
28 Melewati pembatas
29 Olahraga gabungan
30 Pertandingan basket
31 Luka
32 Ajak tanding
33 3 vs 5
34 Adik ipar Vs kakak ipar
35 Satu kelompok
36 Pergi ke sebuah tempat
37 Panti asuhan
38 Tidak di pajang foto pernikahan
39 Gak suka
40 Bukan urusan mommy
41 Kerja kelompok
42 Terkunci di toilet
43 Bayangan hitam
44 Salah peluk orang
45 Black card
46 Kartu tanda pengenal
47 Banyak sekali belanjaan
48 Seolah menyuruhnya
49 Berapa uang
50 Di blokir
51 Nikmat bukan jadi istri tersiksa
52 Vlog video
53 Tembakan
54 Ada yang lebih jago
55 Tidak mengenal suami sendiri
56 Anak itu anugerah
57 Penyanyi terkenal
58 Nasihat Mama Safira
59 ih kakak muntah
60 Sutra
61 Kiss
62 Malah tidur
63 Naik kora-kora
64 Dengan seenaknya Lo pergi
65 Rencana licik
66 Pesta Ekskul
67 Kasih uang pesta Ekskul
68 Di hina di depan semua orang
69 Keluar dari ballroom
70 Kamu kenapa
71 Kakak Karina?
72 Cewek apa cowok?
73 Munafik
74 Durian
75 Perhatian
76 LES
77 Kalah saing
78 Keluh kesah
79 Ingat umur
80 Gak suka mangga
81 Paket
82 Tetap pergi
83 Tantang makan pedas
84 Teror
85 Nasi goreng
86 Pingsan
87 Sadar
88 Happy birthday
89 Perut Lo kayaknya dah ada isinya
90 Tambah kerja
91 Motornya mogok
92 Sikap kekanak-kanakan
93 kedatangan menantu
94 Positif hamil
95 Itu bukannya motor Luziana
96 Kebakar api cemburu
97 Diam menyimpan seribu rahasia
98 Seperti orang ngambekan
99 Pil KB
100 Kecelakaan
101 Usg
102 Niat memutuskan untuk pergi
103 Meminta maaf
104 Penegasan
105 posesif
106 Pernyataan
107 Alasan Mommy
108 Rencana meysa
109 Minta bantuan
110 Menetap di rumah mertua
111 Berangkat bertugas
112 Di culik
113 Kemarahan Renaldy
114 Meninggalkan rumah mertua
115 Hancur karir Meysa
116 Membunuh mu
117 Koma
118 Diary?
119 Rilis novel baru
120 Sudah memaafkannya
121 Ibu totalitas
122 Murni anak dari hasil pernikahan
123 Menantu yang idaman
124 Mimpi buruk
125 Tidak memikir perasaan mu
126 Luziana dimana?
127 Gak ada beruntung nya
128 IUFD
129 Ketinggalan obat
130 Hanya beban
131 Anak ini harus mati
132 Di hadapkan dua pilihan
133 Bayinya meninggal
134 Memutuskan hubungan ini
135 Ikhlaskan saja
136 Tidak mau ikhlas
137 Kejutan
138 Penasaran isi kado
139 Hasil yang masih meragukan
140 Merahasiakan kehamilan
141 Kedatangan Mommy Liona
142 Vanilla (Love and Dare)
143 Tujuan
144 Hanya cuman ingin minta maaf
145 Pikirkan berkelana ntah kemana-mana
146 Merasa bersalah
147 Dipengaruhi obat
148 Lebih mementingkan pekerjaan
149 Pergi bertugas
150 Kedatangan istri Arya
151 Merasa di bohongi
152 Malu Luziana
153 Marahan antar besan
154 Ngidam
155 Bumil malas
156 Rindu
157 Pipinya bengkak
158 Belum ngerti apa itu cinta
159 Tidak sesuai ekspektasi
160 Berdebat perihal bakso
161 Meminta hak
162 Jumpa kawan lama
163 Introspeksi diri masing-masing
164 Gak ngaruh
165 Check up
166 Gak cuti?
167 Mematahkan semangat
168 Ceraikan putra saya
169 Nyesel menikah dengan mu
170 Koma
171 Bayi mungil
172 Anak Al
173 Menyesal belum sepenuhnya
174 Andai istrinya tidak bohong
175 Melihat bayi twins
176 Interogasi
177 Terungkap
178 Pakai pengaman
179 Cukup sampai disini (End)
180 Ekstra Bab
181 Ekstra Bab
182 Bab ekstra
183 Ekstra Bab
184 Ekstra Bab
185 Ekstra Bab
Episodes

Updated 185 Episodes

1
Merindukan Al
2
Pulang.
3
Jemput meysa.
4
Acara
5
Menerima persyaratan
6
Kerja di company Hervandez
7
Memberi tahu tentang perjodohan
8
Bertemu antar dua belah pihak
9
menjelekkan di hadapan keluarga
10
Suamimu gak bakal nyentuh kamu
11
Suami kakak orang kaya
12
Penjelasan pangkat jenderal
13
Rias pengantin
14
Sah
15
Ritual malam pertama
16
Visual
17
Restoran hotel bintang lima
18
Pulang kerumah mertua
19
Makan malam sekeluarga
20
Tidur satu ranjang
21
Sarapan pagi
22
Sekolah
23
Tanggung jawab besar
24
Kepikiran
25
Di kasih uang
26
Berubah
27
Belajar bareng mertua
28
Melewati pembatas
29
Olahraga gabungan
30
Pertandingan basket
31
Luka
32
Ajak tanding
33
3 vs 5
34
Adik ipar Vs kakak ipar
35
Satu kelompok
36
Pergi ke sebuah tempat
37
Panti asuhan
38
Tidak di pajang foto pernikahan
39
Gak suka
40
Bukan urusan mommy
41
Kerja kelompok
42
Terkunci di toilet
43
Bayangan hitam
44
Salah peluk orang
45
Black card
46
Kartu tanda pengenal
47
Banyak sekali belanjaan
48
Seolah menyuruhnya
49
Berapa uang
50
Di blokir
51
Nikmat bukan jadi istri tersiksa
52
Vlog video
53
Tembakan
54
Ada yang lebih jago
55
Tidak mengenal suami sendiri
56
Anak itu anugerah
57
Penyanyi terkenal
58
Nasihat Mama Safira
59
ih kakak muntah
60
Sutra
61
Kiss
62
Malah tidur
63
Naik kora-kora
64
Dengan seenaknya Lo pergi
65
Rencana licik
66
Pesta Ekskul
67
Kasih uang pesta Ekskul
68
Di hina di depan semua orang
69
Keluar dari ballroom
70
Kamu kenapa
71
Kakak Karina?
72
Cewek apa cowok?
73
Munafik
74
Durian
75
Perhatian
76
LES
77
Kalah saing
78
Keluh kesah
79
Ingat umur
80
Gak suka mangga
81
Paket
82
Tetap pergi
83
Tantang makan pedas
84
Teror
85
Nasi goreng
86
Pingsan
87
Sadar
88
Happy birthday
89
Perut Lo kayaknya dah ada isinya
90
Tambah kerja
91
Motornya mogok
92
Sikap kekanak-kanakan
93
kedatangan menantu
94
Positif hamil
95
Itu bukannya motor Luziana
96
Kebakar api cemburu
97
Diam menyimpan seribu rahasia
98
Seperti orang ngambekan
99
Pil KB
100
Kecelakaan
101
Usg
102
Niat memutuskan untuk pergi
103
Meminta maaf
104
Penegasan
105
posesif
106
Pernyataan
107
Alasan Mommy
108
Rencana meysa
109
Minta bantuan
110
Menetap di rumah mertua
111
Berangkat bertugas
112
Di culik
113
Kemarahan Renaldy
114
Meninggalkan rumah mertua
115
Hancur karir Meysa
116
Membunuh mu
117
Koma
118
Diary?
119
Rilis novel baru
120
Sudah memaafkannya
121
Ibu totalitas
122
Murni anak dari hasil pernikahan
123
Menantu yang idaman
124
Mimpi buruk
125
Tidak memikir perasaan mu
126
Luziana dimana?
127
Gak ada beruntung nya
128
IUFD
129
Ketinggalan obat
130
Hanya beban
131
Anak ini harus mati
132
Di hadapkan dua pilihan
133
Bayinya meninggal
134
Memutuskan hubungan ini
135
Ikhlaskan saja
136
Tidak mau ikhlas
137
Kejutan
138
Penasaran isi kado
139
Hasil yang masih meragukan
140
Merahasiakan kehamilan
141
Kedatangan Mommy Liona
142
Vanilla (Love and Dare)
143
Tujuan
144
Hanya cuman ingin minta maaf
145
Pikirkan berkelana ntah kemana-mana
146
Merasa bersalah
147
Dipengaruhi obat
148
Lebih mementingkan pekerjaan
149
Pergi bertugas
150
Kedatangan istri Arya
151
Merasa di bohongi
152
Malu Luziana
153
Marahan antar besan
154
Ngidam
155
Bumil malas
156
Rindu
157
Pipinya bengkak
158
Belum ngerti apa itu cinta
159
Tidak sesuai ekspektasi
160
Berdebat perihal bakso
161
Meminta hak
162
Jumpa kawan lama
163
Introspeksi diri masing-masing
164
Gak ngaruh
165
Check up
166
Gak cuti?
167
Mematahkan semangat
168
Ceraikan putra saya
169
Nyesel menikah dengan mu
170
Koma
171
Bayi mungil
172
Anak Al
173
Menyesal belum sepenuhnya
174
Andai istrinya tidak bohong
175
Melihat bayi twins
176
Interogasi
177
Terungkap
178
Pakai pengaman
179
Cukup sampai disini (End)
180
Ekstra Bab
181
Ekstra Bab
182
Bab ekstra
183
Ekstra Bab
184
Ekstra Bab
185
Ekstra Bab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!