Pulang.

Terlihat beberapa pasukan tentara berbaris rapi dengan baju tentara berbalut di badan mereka. Di depan pasukan tentara ada dua orang dengan badan tegap dan kekar menghadap para pasukannya.

"Hormat senjata." Suara begitu lantang terdengar di alam terbuka. Para pasukan itu sekarang, berada di hutan. Berapa lamanya mereka hanya menghabiskan waktu hanya di hutan untuk berlatih atau melakukan tugas lainnya.

Dor...

Dor...

Dor..

Suara tembakan terdengar begitu memekakkan telinga. Tentara menembakan senjata itu ke atas langit. Setelah melakukan itu salah satu di antara dua orang di hadapan tentara mempersilahkan yang di sampingnya untuk berbicara.

"Di hari ini juga, adalah malam terakhir kita berada tempat ini. Dan waktu istirahat kita hanya sampai enam bulan. Setelah enam bulan kita akan kembali berkumpul lagi. Dengan menjalankan misi tugas kita sebagai abdi negara." Suara berat lelaki tampan itu dengan badan kekar dan tubuh nya tegap menghadap para pasukan nya. Di atas bahu lelaki tubuh tegap dan kekar itu tergambar empat bintang. Maknanya ia berpangkat jenderal.

"Siap Jenderal." Balas seluruh pasukan dengan kompak.

"Hanya itu saya ingin sampai kan. Saya harap kalian mempergunakan waktu libur enam bulan sebaik mungkin. Dan tidak ada yang bikin menghambat kalian kembali berkumpul disini. Dah itu saja ia sampai kan"

"Terimakasih jenderal."

Jenderal bintang empat itu bernama Renaldy dirgantara Hervandez. Yang di sampingnya letnan jenderal tiga bintang bernama Arya.

"Udah kalian bubar sana. Sekalian siap-siap untuk besok pulang rumah masing masing."

******

Malam yang terasa dingin di hutan, menerpa kulit seorang yang duduk di depan api unggun. Menatap bintang yang berkelap-kelip.

"Jenderal pas pulang dari ini ngapain." Tanya Arya yang duduk bersebelahan dengan Renaldy.

"Gausah panggil jenderal panggil aja Renaldy" Balas lelaki itu yang kurang suka waktu istirahat begini di panggil pakai embel-embel jenderal.

Arya yang di sampingnya terkekeh pelan menatap Jenderal nya. Sekaligus teman selama ia menjadi tentara.

"Oke." Balas nya sambil mengangguk kepalanya. "Kamu Renaldy pas pulang ini dari sini ngapain." Ucapnya melempar pertanyaan yang sama lagi.

Menghela nafas panjang. "Ntah saya kurang tau" Balas Renaldy dengan pandangan lurus ke depan.

"Pas pulang ini lo ada niat nikah." Pertanyaan yang di lontarkan nya. Membuat beberapa orang duduk di antara mereka ikut menyimak Perbicangan mereka.

Renaldy mengerutkan dahinya heran.

"Umur kamu kan dah matang. Seharusnya dah boleh nikah kan" Jelas Arya yang melihat Renaldy, bingung atas penuturan nya. Bukan sudah boleh nikah, tapi memang seharusnya sudah menikah.

"Kapan Jenderal mau nikah. Undang-undang kita kita dong" Seloroh salah satu seseorang yang duduk diantara mereka.

"Saya belum ada niat menikah. Apalagi berkeluarga." Balas Renaldy dengan penuh penekanan. Padahal umurnya sudah cukup terbilang sudah matang. Tapi dirinya tetap saja tidak ada niatan menikah apa lagi berkeluarga. Ia suka dengan status single bukan suka. Tapi lebih ingin fokus dengan dunia tentara nya dan seorang jenderal.

"Kenapa, Kamu takut di selingkuhi kah" Tanya Arya. Kerja sebagai tentara pastinya akan pergi di luar daerah atau negara. Apalagi di antara mereka juga pernah mengalami seperti itu sendiri tentang perselingkuhan.

"Enggak." Sahut datar Renaldy. Buat apa dirinya takut selingkuhi. Menikah aja dirinya gak mau. Yang ada pasti nya cewek itu akan menyesal pernah selingkuhi lelaki seperti nya. Sebab, cowok tu sudah tampan kaya raya lagi.

"Terus kau gak mau nikah nikah gitu" Ntah kenapa para tentara ini sangat kepo dengan kehidupan jendral ini. Padahal banyak rata-rata dari mereka sudah menikah atau sudah punya tunangan. Sedangkan cowok itu boro-boro nikah. Dekat sama cewek aja gak pernah kecuali dengan keluarga nya.

"Aku gak ingin ada yang menghambat misi kita" Misi kali pastinya akan lebih berat. Tapi sebelumnya para tentara itu juga sudah pernah melakukan misi berat. Namun sekarang berbeda, Ia tidak ingin aja ada menghalangi misi sebagai jenderal ini. Cukup orang tuanya aja yang menghalanginya misinya.

Selain tidak ingin menghalangi misinya. Dia, juga tidak ingin pas gugur di daerah perang istrinya itu nantik jadi janda, dan terlebih lagi mengandung darah nya daging nya. Sementara waktu mereka habiskan sampai enam bulan bersama istrinya jika ia menikah. Renaldy gak sanggup memikirkan hal itu terjadi di pernikahan nya nantik.

Mereka mengangguk paham. Malam pun semakin larut mereka pun tertidur di dalam tenda. Karena mereka besok akan pulang menuju rumah masing masing. Dan berkumpul bersama keluarga yang sudah beberapa tahun. Para tentara itu tidak pernah berkumpul bareng bersama keluarga seperti ayah dan ibu atau istri dan anak anak mereka.

*****

Angin berhembus kencang berapa helaian rambutnya berterbangan mengikuti arah angin. Lelaki berdiri tegap dan wajahnya terlihat, sungguh sangat tampan rahang yang kokoh. Tubuhnya tegap dan kekar. Ia menatap sekitar. Sudah beberapa tahun ia meninggalkan tempat kelahiran nya. Dirinya sungguh sangat merindukan tempat kelahiran nya ini. Apalagi tempat ia pijak ini. Di mana dirinya berpisah sama orang tuanya hanya untuk menempuh latihan sebagai tentara.

Lelaki itu adalah Renaldy. Kini ia sudah sampai di kota A tempat kelahirannya dan tempat tinggal orang tuanya berada termasuk dirinya. Sebuah mobil berhenti tempat di depan Renaldy. Cowok tu pun membuka pintunya dan masuk ke dalam mobil tersebut. Cowok itu pun memberi tahu sebuah alamat yang mana harus dia antar kan diri nya.

Mobil berlaju sedang membelah jalan yang cukup padat. Beberapa jam mobil itu melaju. Ia pun sampai di sebuah mansion yang begitu mewah. Banyak pepohonan rindang sekitarnya dan juga ada bunga begitu indah. Bahkan halaman mansion itu sangat luas. Di depan mansion berjarak beberapa meter ditengah nya ada air mancur.

Penjaga satpam mansion itu melihat sosok lelaki tubuh tegap di luar pagar. Satpam itu mencoba-coba mengingat sesuatu karena wajah nya tidak terlihat asing.

"Den, Renaldy." Ada yang memanggil namanya padangan cowok itu langsung di mana suara itu berada. Pak satpam bernama Tio langsung membuka pintu pagar dan mempersilahkan anak tuanya masuk.

"Den apa kabar." Tanya pak Tio kepada Renaldy yang berada di hadapannya. Renaldy menyalami terlebih dahulu pak Tio lelaki paruh baya yang sudah beberapa tahun berkerja jadi satpam di rumahnya.

"Saya baik pak. Gimana keadaan pak Tio." Pak Tio sedikit menjadi kaget melihat anak tuanya itu masih mengingat namanya. Sedangkan dirinya aja hampir aja melupakan anak tuanya itu. Maklum pak tio sudah berkepala empat. Terlebih lagi Renaldy sudah beberapa tahun gak pernah pulang.

"Saya baik Den." Jawab pak Tio dengan ramah.

"Mommy sama papi ada." Tanya Renaldy penasaran apakah orang tuanya ada di rumah atau tidak.

"Ada Den. Den Renaldy masuk aja. Pasti tuan sama nyonya sudah sangat ingin bertemu Den." Ujar pak Tio. Renaldy pun berpamitan dengan pak Tio sebelum pergi masuk kedalam mansion.

"Papi apa Al, sudah meninggal dalam perang." Tanya Liona pada suaminya yang berada duduk di sofa tunggal.

"Heih. Mommy ngomong jangan nya begitu. Gak mungkin Al sudah meninggal. Jangan pikir yang enggak enggak mommy." Balas suami nya bernama Devan yang tidak suka atas penuturan istrinya.

"Mommy bukannya ngomong yang enggak enggak. Lihat Al sekarang gak pernah pulang pulang. Semenjak pergi berlatih jadi tentara itu. Sekedar kasih kabar pun enggak." Ujar Liona dengan raut wajah terlihat sedih. Devan pun juga merasa khawatir kepada putra sulung nya. Namun ia tetap berpikir positif tentang putranya itu. Bahwa putranya itu akan baik baik aja.

"Doain aja mommy. Kalau Al di sana baik baik aja. Dan moga aja Al cepat pulang dan berkumpul bareng kita lagi" Ucap Devan seraya menggapai tangan istrinya. Liona pun mengangguk paham sebagai jawaban.

"Assalamualaikum".

Mendengar suara yang begitu mereka kenali dan sangat sangat mereka rindukan. Dua pasangan paruh baya langsung berdiri dan menghadap di mana suara itu berada. Belum apa apa Air matanya langsung jatuh.

"Al." Pekik Liona melihat putranya. Betapa dirinya hancur mengetahui putra nya ingin menjadi tentara dan ingin meninggalkan dirinya. Namun itu sudah kemauan putranya sejak dulu. Berat hati liona mendukung keputusan putranya itu. Setelah cowok itu pergi berlatih. Putranya tidak pernah kasih kabar sudah sampai sana. Bahkan gak pernah pulang-pulang. Sekarang orang yang sangat ia rindukan berada di hadapannya.

Renaldy berjalan mendekati mommy nya yang sudah melahirkan nya ke dunia dan membesarkan dirinya dengan penuh kasih sayang. Dirinya juga sama hal dengan liona. Ia sangat rindu sosok orang yang telah melahirkan nya ke dunia dan orang yang juga orang telah menafkahi nya. Ia adalah mommy liona dan papi Devan. Mereka saling berpelukan melepaskan kerinduan dan kekhawatiran yang ada di hati mereka.

"Kamu kenapa gak pernah pulang." Ucap Liona dengan buliran air mata membasahi pipi nya setelah melepaskan pelukan putranya yang cukup lama mereka berpelukan.

"Al berlatih jadi tentara mommy. Sekaligus udah di angkat jadi tentara di sana dah lama, sekalian kerja juga terus, di sana makanya Al gak pernah pulang pulang." Ujar Renaldy seraya menghapuskan air mata ibu mengunakan jari jempol.

"Terus kenapa gak kasih kabar. Kamu gak tau mommy khawatir di sini dengan keadaan kamu." Ucapnya dengan iringan tangisan.

"Maafin Al." Balas Renaldy dengan rasa bersalah. Ia tidak tau kalau orang tuanya bakal sampai khawatir begini dengan nya.

"Udah sayang jangan sedih lagi. Sekarang Al sudah ada disini. Seharusnya kamu tu bahagia kalau Al itu udah balik" Ucap Papi Devan yang seharusnya menjadi kebahagiaan kini menjadi perdebatan tentang putra nya gak pulang pulang.

Mommy Liona pun menghapus air mata nya. Dan menatap putranya yang begitu tinggi darinya sampai ia harus mendongak melihat putranya itu.

Renaldy Pun berpelukan dengan papinya."Selamat ya Al! Apa yang kamu inginkan. Sejak dulu, sekarang sudah tercapai" Ucap Papi Devan setelah melepaskan pelukan putranya.

"Makasih papi" Balas Renaldy dengan tersenyum tipis.

"Sayang tau. Kalau Al pangkat nya jadi apa?" Tanya Devan. Melihat gambar bintang di atas bahu baju tentara putranya.

"Tentara." Sahut Liona bingung atas pertanyaan suaminya.

"Bukan sayang pangkatnya loh." Ucap Devan yang melihat istrinya tidak mengerti apa ia tanyakan.

"Gak tau. Emang pangkat apa." Ucap liona melontarkan pertanyaan kepada suaminya.

"Pangkat apa Al" Tanya Devan. Dirinya tidak ingin mengasih tahu langsung kepada istrinya, yang ia ingin adalah biar Renaldy memberi tahu pangkatnya sendiri pada mommynya.

"Jenderal mom" Sahut nya.

"Apa jenderal" Pekik kaget Liona. Sampai teriakan itu melenggar satu rumah. Renaldy mengangguk mengiyakan apa mommy nya bilang.

"Anak kita jadi jenderal papi." Teriak penuh kebahagiaan istrinya.

"Iya sayang papi tau. Gausah teriak teriak gitu ah. Malu di dengar tetangga sebelah." Ucap Devan sambil merasa risih. Karena teriakan istrinya.

"Gpp. Papi, namanya juga senang orang tua kalau anak nya jadi jenderal." Kata Renaldy yang gak terima atas perkataan atas papinya.

"Dengar tu papi. Al aja bilang gpp." Ucap Liona dengan nada mengejek.

"Iya iya seterah kalian ah." Ucap Devan yang tidak mau berdebat. Biarkan istrinya bersenang-senang atas keberhasilan putra nya, menjadi tentara. Dan tidak nanggung nanggung jadi jenderal.

"Malam ini mommy mau undang-undang orang orang. Buat acara atas keberhasilan kamu." Renaldy mengangguk sebagai jawaban. Biarkanlah apa yang dilakukan mommy, asalkan mommy nya itu bahagia

"Mommy Meysa mana?" Yang dari tadi tidak melihat keberadaan adik kesayangannya itu. Biasanya adiknya itu langsung menemui dirinya. Seperti waktu pas sebelum jadi tentara. Kalau dirinya pulang, pasti ada adiknya menyambut kehadirannya. Namun sekarang ia tidak melihat sedikit pun, batang hidung adiknya kemana kah adiknya itu.

...----------------...

BERI DUKUNGAN NYA

LIKE

VOTE

DAN KOMEN AGAR AUTHOR SEMANGAT MELANJUTKAN KARYA NYA.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

tulisan jg bahasanya lucu, banyak kata2 yg gk nyambung banget🤦

2023-12-10

2

Murni Zain

Murni Zain

Baru x ini baca novel ttg abdi negara yg panggilan .. bukan komandan, Lettu,Daton..tp jenderal.
trs pangkat jenderal msh sendiri 🤔🤔 🙏🏼🙏🏼🙏🏼

2023-12-03

1

𝕗 𝕚 𝕚

𝕗 𝕚 𝕚

👍

2023-12-02

0

lihat semua
Episodes
1 Merindukan Al
2 Pulang.
3 Jemput meysa.
4 Acara
5 Menerima persyaratan
6 Kerja di company Hervandez
7 Memberi tahu tentang perjodohan
8 Bertemu antar dua belah pihak
9 menjelekkan di hadapan keluarga
10 Suamimu gak bakal nyentuh kamu
11 Suami kakak orang kaya
12 Penjelasan pangkat jenderal
13 Rias pengantin
14 Sah
15 Ritual malam pertama
16 Visual
17 Restoran hotel bintang lima
18 Pulang kerumah mertua
19 Makan malam sekeluarga
20 Tidur satu ranjang
21 Sarapan pagi
22 Sekolah
23 Tanggung jawab besar
24 Kepikiran
25 Di kasih uang
26 Berubah
27 Belajar bareng mertua
28 Melewati pembatas
29 Olahraga gabungan
30 Pertandingan basket
31 Luka
32 Ajak tanding
33 3 vs 5
34 Adik ipar Vs kakak ipar
35 Satu kelompok
36 Pergi ke sebuah tempat
37 Panti asuhan
38 Tidak di pajang foto pernikahan
39 Gak suka
40 Bukan urusan mommy
41 Kerja kelompok
42 Terkunci di toilet
43 Bayangan hitam
44 Salah peluk orang
45 Black card
46 Kartu tanda pengenal
47 Banyak sekali belanjaan
48 Seolah menyuruhnya
49 Berapa uang
50 Di blokir
51 Nikmat bukan jadi istri tersiksa
52 Vlog video
53 Tembakan
54 Ada yang lebih jago
55 Tidak mengenal suami sendiri
56 Anak itu anugerah
57 Penyanyi terkenal
58 Nasihat Mama Safira
59 ih kakak muntah
60 Sutra
61 Kiss
62 Malah tidur
63 Naik kora-kora
64 Dengan seenaknya Lo pergi
65 Rencana licik
66 Pesta Ekskul
67 Kasih uang pesta Ekskul
68 Di hina di depan semua orang
69 Keluar dari ballroom
70 Kamu kenapa
71 Kakak Karina?
72 Cewek apa cowok?
73 Munafik
74 Durian
75 Perhatian
76 LES
77 Kalah saing
78 Keluh kesah
79 Ingat umur
80 Gak suka mangga
81 Paket
82 Tetap pergi
83 Tantang makan pedas
84 Teror
85 Nasi goreng
86 Pingsan
87 Sadar
88 Happy birthday
89 Perut Lo kayaknya dah ada isinya
90 Tambah kerja
91 Motornya mogok
92 Sikap kekanak-kanakan
93 kedatangan menantu
94 Positif hamil
95 Itu bukannya motor Luziana
96 Kebakar api cemburu
97 Diam menyimpan seribu rahasia
98 Seperti orang ngambekan
99 Pil KB
100 Kecelakaan
101 Usg
102 Niat memutuskan untuk pergi
103 Meminta maaf
104 Penegasan
105 posesif
106 Pernyataan
107 Alasan Mommy
108 Rencana meysa
109 Minta bantuan
110 Menetap di rumah mertua
111 Berangkat bertugas
112 Di culik
113 Kemarahan Renaldy
114 Meninggalkan rumah mertua
115 Hancur karir Meysa
116 Membunuh mu
117 Koma
118 Diary?
119 Rilis novel baru
120 Sudah memaafkannya
121 Ibu totalitas
122 Murni anak dari hasil pernikahan
123 Menantu yang idaman
124 Mimpi buruk
125 Tidak memikir perasaan mu
126 Luziana dimana?
127 Gak ada beruntung nya
128 IUFD
129 Ketinggalan obat
130 Hanya beban
131 Anak ini harus mati
132 Di hadapkan dua pilihan
133 Bayinya meninggal
134 Memutuskan hubungan ini
135 Ikhlaskan saja
136 Tidak mau ikhlas
137 Kejutan
138 Penasaran isi kado
139 Hasil yang masih meragukan
140 Merahasiakan kehamilan
141 Kedatangan Mommy Liona
142 Vanilla (Love and Dare)
143 Tujuan
144 Hanya cuman ingin minta maaf
145 Pikirkan berkelana ntah kemana-mana
146 Merasa bersalah
147 Dipengaruhi obat
148 Lebih mementingkan pekerjaan
149 Pergi bertugas
150 Kedatangan istri Arya
151 Merasa di bohongi
152 Malu Luziana
153 Marahan antar besan
154 Ngidam
155 Bumil malas
156 Rindu
157 Pipinya bengkak
158 Belum ngerti apa itu cinta
159 Tidak sesuai ekspektasi
160 Berdebat perihal bakso
161 Meminta hak
162 Jumpa kawan lama
163 Introspeksi diri masing-masing
164 Gak ngaruh
165 Check up
166 Gak cuti?
167 Mematahkan semangat
168 Ceraikan putra saya
169 Nyesel menikah dengan mu
170 Koma
171 Bayi mungil
172 Anak Al
173 Menyesal belum sepenuhnya
174 Andai istrinya tidak bohong
175 Melihat bayi twins
176 Interogasi
177 Terungkap
178 Pakai pengaman
179 Cukup sampai disini (End)
180 Ekstra Bab
181 Ekstra Bab
182 Bab ekstra
183 Ekstra Bab
184 Ekstra Bab
185 Ekstra Bab
Episodes

Updated 185 Episodes

1
Merindukan Al
2
Pulang.
3
Jemput meysa.
4
Acara
5
Menerima persyaratan
6
Kerja di company Hervandez
7
Memberi tahu tentang perjodohan
8
Bertemu antar dua belah pihak
9
menjelekkan di hadapan keluarga
10
Suamimu gak bakal nyentuh kamu
11
Suami kakak orang kaya
12
Penjelasan pangkat jenderal
13
Rias pengantin
14
Sah
15
Ritual malam pertama
16
Visual
17
Restoran hotel bintang lima
18
Pulang kerumah mertua
19
Makan malam sekeluarga
20
Tidur satu ranjang
21
Sarapan pagi
22
Sekolah
23
Tanggung jawab besar
24
Kepikiran
25
Di kasih uang
26
Berubah
27
Belajar bareng mertua
28
Melewati pembatas
29
Olahraga gabungan
30
Pertandingan basket
31
Luka
32
Ajak tanding
33
3 vs 5
34
Adik ipar Vs kakak ipar
35
Satu kelompok
36
Pergi ke sebuah tempat
37
Panti asuhan
38
Tidak di pajang foto pernikahan
39
Gak suka
40
Bukan urusan mommy
41
Kerja kelompok
42
Terkunci di toilet
43
Bayangan hitam
44
Salah peluk orang
45
Black card
46
Kartu tanda pengenal
47
Banyak sekali belanjaan
48
Seolah menyuruhnya
49
Berapa uang
50
Di blokir
51
Nikmat bukan jadi istri tersiksa
52
Vlog video
53
Tembakan
54
Ada yang lebih jago
55
Tidak mengenal suami sendiri
56
Anak itu anugerah
57
Penyanyi terkenal
58
Nasihat Mama Safira
59
ih kakak muntah
60
Sutra
61
Kiss
62
Malah tidur
63
Naik kora-kora
64
Dengan seenaknya Lo pergi
65
Rencana licik
66
Pesta Ekskul
67
Kasih uang pesta Ekskul
68
Di hina di depan semua orang
69
Keluar dari ballroom
70
Kamu kenapa
71
Kakak Karina?
72
Cewek apa cowok?
73
Munafik
74
Durian
75
Perhatian
76
LES
77
Kalah saing
78
Keluh kesah
79
Ingat umur
80
Gak suka mangga
81
Paket
82
Tetap pergi
83
Tantang makan pedas
84
Teror
85
Nasi goreng
86
Pingsan
87
Sadar
88
Happy birthday
89
Perut Lo kayaknya dah ada isinya
90
Tambah kerja
91
Motornya mogok
92
Sikap kekanak-kanakan
93
kedatangan menantu
94
Positif hamil
95
Itu bukannya motor Luziana
96
Kebakar api cemburu
97
Diam menyimpan seribu rahasia
98
Seperti orang ngambekan
99
Pil KB
100
Kecelakaan
101
Usg
102
Niat memutuskan untuk pergi
103
Meminta maaf
104
Penegasan
105
posesif
106
Pernyataan
107
Alasan Mommy
108
Rencana meysa
109
Minta bantuan
110
Menetap di rumah mertua
111
Berangkat bertugas
112
Di culik
113
Kemarahan Renaldy
114
Meninggalkan rumah mertua
115
Hancur karir Meysa
116
Membunuh mu
117
Koma
118
Diary?
119
Rilis novel baru
120
Sudah memaafkannya
121
Ibu totalitas
122
Murni anak dari hasil pernikahan
123
Menantu yang idaman
124
Mimpi buruk
125
Tidak memikir perasaan mu
126
Luziana dimana?
127
Gak ada beruntung nya
128
IUFD
129
Ketinggalan obat
130
Hanya beban
131
Anak ini harus mati
132
Di hadapkan dua pilihan
133
Bayinya meninggal
134
Memutuskan hubungan ini
135
Ikhlaskan saja
136
Tidak mau ikhlas
137
Kejutan
138
Penasaran isi kado
139
Hasil yang masih meragukan
140
Merahasiakan kehamilan
141
Kedatangan Mommy Liona
142
Vanilla (Love and Dare)
143
Tujuan
144
Hanya cuman ingin minta maaf
145
Pikirkan berkelana ntah kemana-mana
146
Merasa bersalah
147
Dipengaruhi obat
148
Lebih mementingkan pekerjaan
149
Pergi bertugas
150
Kedatangan istri Arya
151
Merasa di bohongi
152
Malu Luziana
153
Marahan antar besan
154
Ngidam
155
Bumil malas
156
Rindu
157
Pipinya bengkak
158
Belum ngerti apa itu cinta
159
Tidak sesuai ekspektasi
160
Berdebat perihal bakso
161
Meminta hak
162
Jumpa kawan lama
163
Introspeksi diri masing-masing
164
Gak ngaruh
165
Check up
166
Gak cuti?
167
Mematahkan semangat
168
Ceraikan putra saya
169
Nyesel menikah dengan mu
170
Koma
171
Bayi mungil
172
Anak Al
173
Menyesal belum sepenuhnya
174
Andai istrinya tidak bohong
175
Melihat bayi twins
176
Interogasi
177
Terungkap
178
Pakai pengaman
179
Cukup sampai disini (End)
180
Ekstra Bab
181
Ekstra Bab
182
Bab ekstra
183
Ekstra Bab
184
Ekstra Bab
185
Ekstra Bab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!