"Meysa, kamu nantik malam harus siap-siap. Soalnya kita akan bertemu dengan calon istri kak Al." Titah Liona sembari berjalan memasuki kamar putrinya. Bahkan membuka lemari meysa untuk mencari pakaian apa yang bagus di kenakan oleh putrinya untuk menemui calon istri Renaldy.
"What!. Calon istri kak Al, gak salah dengar ini meysa." Ucap meysa dengan menautkan alisnya bingung.
"Iya sayang..kamu gak salah dengar! nantik malam kita akan bertemu dengan calon istri kak Al." Jelas mommy Liona yang masih sibuk mencari baju untuk putrinya, pergi bertemu calon istri Renaldy.
"Kok meysa gak pernah dengar kalau kak Al udah punya calon istri," Ucap meysa apa yang didalam pikirannya. Bahwa setahunya Renaldy itu gak pernah pacaran atau dekat sama cewek. Masak tiba-tiba aja kakaknya itu udah punya calon. Mungkin aja! calonnya itu tempat kak Al kerja menjadi tentara. Jadi ia tidak tau, kalau Kak Al sudah ada calon yang mau ia jadikan istri, Batin Meysa.
"Mommy juga baru tau sayang, yang mommy tau kakakmu itu bakal di jodohkan sama dengan anak temannya papi." Ujar Liona memberi tahu seadanya. Meysa menatap mommynya yang dari tadi asik mengeluarkan baju yang ada di lemarinya. Mulut cewek itu berbentuk huruf O yang mengerti apa yang di ucapkan mommynya.
"Jam berapa kita perginya." Tanyak meysa yang begitu antusias. Soalnya kalau kakaknya dah nikah berarti ia bakal punya teman dong dan dirinya gak bakal sendirian lagi dirumah. Bahkan ia bisa mengajak kakak iparnya itu pergi shopping, mall, nonton bioskop dan lain-lain.
Liona yang sedang menempelkan baju itu tubuh meysa, hanya ingin mengetes cocok atau gak. Jika putrinya mengenakan baju itu untuk pergi acara nantik malam. Sekarang ia menatap heran kepada putrinya yang nampak antusias ingin mengetahui jam berapa pergi menemui calon istri Renaldy.
"Jam delapan habis isya." Sahut mommy sembari menaruk baju yang ia tes dari tubuh meysa ke kasur.
...*****...
Seorang gadis keluar dari kamar dengan rambut acak-acakan, kalau bisa ditebak dari penampilan gadis itu seperti orang bangun tidur.
"Luziana." Panggil Safira melihat putrinya keluar dari kamar dengan penampilan acak-acakan. Pandangan Luziana pun menoleh dimana mamanya berada dan berjalan mendekati mamanya berada.
"Iya mah ada apa," Sahut Luziana yang sudah duduk di ruang meja makan begitu juga Safira. Safira menatap penampilan putri sulungnya itu dari bawah sampai ke atas. Kemudian ia menggeleng kepalanya pelan, melihat penampilan putri sulungnya yang cukup ngenes.
"Ada nyenyak tidurnya." Tanyak Safira menatap Luziana yang di hadapannya. Gadis itu mengusap lehernya yang merasa canggung, di tanyak sama mamanya tentang begitu.
"Ada." Sahut Luziana sembari cengiran lebar. Safira mengagnguk kepalanya sebagai jawaban. Dirinya menghela nafas panjang, berusaha tenang untuk ingin menyampaikan sesuatu tentang perjodohan pada Luziana.
"Ada hal penting yang mama ingin sampaikan kepada mu Luziana" Ucap lembut Safira dan raut wajahnya terlihat serius. Seolah apa yang ingin disampaikan wanita paruh baya itu penting.
Luziana menautkan kedua alisnya heran. "Mama ingin sampaikan apa sama Luziana." Tanyak gadis itu penasaran. Hal serius seperti apa yang ingin disampaikan Safira padanya.
"Kami ingin nikahkan kamu dengan anak temannya papa kamu." Ucap Safira dengan hati-hati. Setelah perkataan tersebut Luziana hanya diam sejenak, mencoba mencerna apa yang di ucapkan Safira.
"Hahaha.. mama ngomong apa sih." Ucap Luziana terkekeh geli. Mendengar perkataan mamanya yang ingin menikahkan ia, dalam pikiran gadis itu mungkin Safira itu hanya becanda.
"Mama kamu bilang! kamu akan di jodohkan dengan kawan anaknya papa. Jadi nantik malam kamu harus bersiap-siap untuk pergi berjumpa dengan calon suami mu." Ucap Haris dengan tegas. Lelaki paruh baya itu tadi baru saja keluar dari kamarnya dan melihat putrinya dan istrinya sedang berdua seperti membicarakan hal sesuatu.
"Tapi Luziana gak mau di jodohkan, apalagi menikah pah." Sergah Luziana yang sudah mengetahui maksud papanya itu seperti apa. Bahwa maksud papanya itu yang ingin dirinya menikah dengan anak kawan papanya tersebut.
"Papa gak mau tau! Kamu bakal tetap akan menikah, dengan anaknya kawan papa. Dan satu lagi ntar malam kamu harus berpakaian yang sopan dan cantik. Karena kamu akan menemui calon suamimu dan membahas tentang pernikahan kalian." Ujar Haris dengan tegas dan tidak ingin di gugat oleh putrinya. Luziana menunduk kepalanya dalam dan menautkan kedua tangannya. Jujur Luziana belum siap menikah. Apalagi umurnya terbilang masih muda. Dirinya masih ingin menghabiskan waktu remajanya bersama temannya. Bukan mengurus suami dan anak.
Kenapa papa nya selalu saja lebih mementingkan dirinya sendiri, dari pada dirinya. Ia juga punya hak untuk mengeluarkan pendapat. Tapi percuma papanya itu bakal memarahinya habis-habisan. Di bilang anak durhaka lah, anak yang gak guna lah, dan dibilang Luziana anak yang bikin malu orang tuanya saja.
Safira? wanita paruh baya itu hanya bisa diam. Terus cuman bisa menonton pertikaian antara ayah dan anak itu. Ia tidak bisa buat apa-apa, kalau ia iku campur. Nantik suaminya akan marah dan bilang, kamu terlalu memanjakan Luziana. Padahal Luziana sendiri tidak pernah mendapat kasih sayang dari orang tuanya apalagi papanya. Papanya itu selalu memarahi dirinya. Bahkan papanya juga sudah main fisik pada putri sulungnya itu. Sebenarnya tujuan Haris tidak ingin memanjakan anak sulungnya, ia ingin anak sulungnya itu harus mandiri dan tahan banting. Makanya ia tidak terlalu memanjakan Luziana. Tapi apa yang di lakukan oleh haris terlalu berlebihan bagi gadis itu.
Luziana hanya mampu memendam rasa sakit di dalam hatinya. Kemudian menampilkan senyuman lebarnya yang palsu. Bahwa kalau dirinya itu selalu baik-baik aja, padahal tidak.
Luziana beranjak pergi menuju kamarnya. Pas di dalam kamarnya dirinya melihat kata motivasi yang ia sendiri tempelkan di dinding belajar. Sebagai kata penguat untuk terus belajar. Namun kayaknya percuma gadis itu belajar mati-matian, soalnya yang mematahkan semangat belajarnya itu adalah orang tuanya sendiri, sungguh sangat miris.
Terlebih lagi menikah bukan hal yang di katakan sepele. Mungkin nantik ia harus melayani nafsu suaminya. Kemudian punya anak. Dalam pikiran gadis itu hanya belajar dan bermain bersama kawan-kawannya seperti anak remaja biasanya, bukan menikah.
Apalagi yang akan menjadi suaminya tersebut. Adiknya musuh bebuyutan Luziana. Satu sekolah pun juga tahu semusuh apa mereka. Tidak kata baikan bagi mereka, walaupun sudah di panggil BK berkali-kali. Tetap saja mereka tetap bermusuhan. Lalu Renaldy sangat menyayangi adik kesayangannya itu!. Seperti apakah rumah tangga mereka tersebut nantik. Apa Luziana nantik setelah menikah akan selalu mendapatkan perhatian yang sebelumnya ia dapat kan dari keluarga nya, atau malah sebaliknya. Mungkin akan lebih parah dari keluarganya.
Luziana hanya seorang gadis polos yang penuh banyak luka. Bahkan menjadikan kekerasan itu hal biasa dalam kehidupannya.
...----------------...
Jangan lupa dukunganya agar author semangat update 🥲
LIKE
vote
hadiah
komentar..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Tya Dito
papa haris jangan suka main fisik pada lusi kasihan lusi dua anak pintar dan baik
2023-06-16
0
Tya Dito
bagus ceritanya suka aq
2023-06-16
0
rie
Papa Haris please atuh lah gak main fisik sama anak, marah-marah sesuka hati juga janganlah, apalagi sama anak perempuan, selamanya anakmu akan mengingat apa yang sudah kau lakukan padanya, jangan sampai anakmu membencimu
2022-09-16
1