Penampilan Luziana kini terlihat sangat elegan dan begitu cantik. Apalagi kulitnya putih jadi kontras dengan baju muslimnya yang warna hitam panjang dan di luaran warna putih dan sepatu warna putih, jilbabnya warna ungu muda.
...Contoh foto penampilan Luziana...
Para seluruh keluarga Luziana kini sudah siap berangkat menemui calon suami gadis tersebut. Mereka pergi mengendarai mobil Avanza yang di kemudi oleh Haris. Febby nampak ceria di dalam mobil, perempuan kecil itu berpikir mereka akan pergi jalan-jalan bersama keluarga.
"Mah, kita bakal kemana sih?" Tanyak Febby begitu antusias pada mama Safira yang di samping papa Haris yang sedang menyetir mobil. Sedangkan Luziana dan Febby di duduk di belakang bagian kedua.
"Kita pergi menemui calon suami kakakmu." Yang menjawab pertanyaan yang di lontarkan Febby bukanlah mama Safira melainkan Haris.
"Calon?" Ulang perkataan Haris oleh Febby seraya menautkan alisnya bingung atas perkataan papa Haris.
"Gak lama lagi kakak mu akan menikah sayang! sekarang kita pergi menemui calon suaminya dulu baru deh nikah." Jelas mama Safira pada anak bungsunya itu. Luziana yang mendengar gak lama lagi dirinya akan menikah, mendengus kesal mendengar kalimat itu. Dari tadi gadis itu hanya menatap kaca mobil. Menampakkan jalan raya yang cukup padat dengan kendaraan.
Febby bersorak senang, kalau kakak sialannya itu bakal segera nikah, jadi dia tidak ada yang gangguin dirinya bermain lagi. Cewek kecil itu bergoyang pelan didalam mobil dengan perasaan senang, membuat papa Haris dan mama Safira mengeleng kepalanya melihat kelakuan putri bungsunya. Kalau Luziana sangat kesal melihat tingkah laku adiknya, yang merasa senang dirinya bakal nikah.
"Gausah goyang-goyang napa, mancam anak monyet aja." Ucap Luziana jutek pada adiknya, ia menatap Febby sekilas dan mengalihkan pandangannya menatap kaca mobil kembali.
Mendengar perkataan Luziana seperti menjelekkan Febby membuat Haris menjadi emosi. "Luziana mulutmu itu di jaga. Jangan samakan adik kamu itu dengan monyet dengar tu!" Bentak Haris kepada Luziana. Mama Safira pun mengelus lengan suaminya yang sedang menyetir agar tenang.
"Iyah." Sahut singkat Luziana. Mendengar bentakan Haris tidak membuat gadis itu sakit hati maupun nangis. Malahan gadis itu terlihat biasa aja atas bentakan Haris padanya.
Beberapa jam menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai pada sebuah restoran yang begitu besar dan terlihat bangunannya sangat indah dan mewah. Orang yang di dalam mobil pun keluar. Febby yang tadi sempat tidur, sekarang menatap takjub pada restoran mewah itu.
"Wahh bagus banget mah tempatnya" Seru Febby dengan mata berbinar-binar. Febby melihat betapa bagus restoran mewah ini. Apalagi mereka pergi ini waktu malam jadi suasananya begitu tenang, dan banyak lampu hias di restoran mewah itu. Ia pun menjadi teringat dengan mansion Hervandez yang lebih besar dan lebih indah daripada restoran ini.
"Gak salah ni pah!. Kalau pak Devan ajak kita ketemuannya tempat begini" Ucap mama Safira menatap suaminya ragu. Ragu karena tempat mereka tujuin ini mungkin salah.
"Emang kenapa dengan tempat ini mah." Tanyak Haris melontarkan pertanyaan pada istrinya, yang tengah terlihat ragu pada tempat yang mereka berada sekarang ini. Takutnya yang mereka pergi ini salah tempat, gak seperti alamat yang di kasih Devan untuk acara ajak bertemu antar dua belah pihak. Dalam pikiran mama Safira.
"Takutnya salah tempat pah. Soalnya tempat ini terlalu berlebihan buat kita." Ucap mama Safira apa di dalam pikirannya. Bagi mama Safira tempat ini terlalu berlebihan bagi keluarga seperti mereka.
"Enggak mah! kita ini sekarang gak salah tempat. Dah betul alamatnya, yang seperti di kasih pak Devan." Balas Haris menyakinkan istrinya. Mama Safira hanya mengangguk mengiyakan apa di bilang suaminya.
"Tapi pah, pasti ini tempat ini. Makanannya mahal semua" Ucap mama Safira. Soalnya uang mereka belum tentu bisa membayar makanan tempat restoran ini.
Papa Haris menghela nafas panjang melihat istrinya yang kini tengah cemas karena biaya makanannya, salah tempat dan lain-lain. "Udah yah mah lebih baik kita masuk dulu. Soalnya kasian, mungkin keluarga Hervandez dah menunggu kita dari tadi didalam. Soal bayaran makanan jangan di pikir, karena biaya makanannya udah di tanggung oleh Pak Devan." Balas sang suami sembari merangkul pundak sang istri. Mama Safira mengangguk pelan sebagai jawaban.
"Yuk Febby, Luziana kita masuk." Ajak mama Safira. Febby pun berjalan mengikuti mama Safira dari belakang sambil melihat kiri kanan menatap takjub pada restoran mewah ini.
Langkah mama Safira terhenti membuat Haris memberhentikan juga langkahnya dan menatap istrinya bingung. "Kenapa mah," Tanyak Haris menaikkan alisnya sebelah. Mama Safira tidak menjawab pertanyaan suaminya. Wanita paruh baya itu menoleh kebelakang.
"Luziana mana?," Tanyak mama Safira panik. Haris pun ikut susul juga membalikkan badannya kebelakang dan menyapu pandangannya mencari keberadaan Luziana. Febby melihat orang tuanya seperti tengah mencari sesuatu melontarkan pertanyaan.
"Mama, papa, kalian napa" Tanyak Febby penasaran. Pandangan papa Haris dan mama Safira pun pindah menatap anak bungsunya.
"Kakakmu mana Febby?" Tanyak Papa Haris dengan lembut pada putri bungsunya.
"Ouhh.. kak Luziana. Di dalam mobil." Sahut Febby sambil menunjuk jari telunjuknya kearah mobil mereka kendarai tadi. Pandangan mereka berdua pun mengikuti yang di tujukan putrinya. Haris mengepal tangannya kuat. Karena bisanya acara penting kayak gini gadis itu malah tidur. Melihat sang suami naik pitam mama Safira segera menenangkan suaminya.
"Udah pah jangan emosi. Biar mama pergi dulu bangunkan Luziana ya pah." Ujar mama Safira sekaligus mencoba menenangkan papa Haris. Haris menghela nafas berat dan menghembuskan nafasnya secara kasar. Ia pun mengangguk mengiyakan permintaan sang istri. Mama Safira pun langsung berlenggang pergi menuju parkiran mobil.
"Luziana bangun" Ucap Safira sembari membuka pintu mobil yang menampilkan Luziana tertidur pulas. Ia pun menepuk pipi mungil putri sulungnya itu. Hingga gadis itu mengeliat dan membuka kedua kelopak matanya.
Mata Luziana sempurna membuka dan ia menoleh kesamping menatap mamanya yang berada berdiri di pintu mobil. "Mama," Ucap gadis itu. Mama Safira pun segera membantu mengeluarkan gadis itu dari dalam mobil. Ia pun menutup pintu mobilnya setelah Luziana keluar.
Luziana tercengang kagum dengan restoran sangat mewah itu. "Mama ngapain kita pergi kesini." Masih aja putri sulungnya itu tanyak buat apa kita pergi disini, padahal udah di bilang kalau kita tu pergi menemui calon suaminya sendiri, Luziana. Sampai mobil pun membahas juga kita pergi menemui calon suaminya. Sekarang masih aja ia menanyakan hal itu?.
Mama Safira mengehela nafas panjang."Menemui calon suamimu." Balas Mama Safira dengan kesal. Mendengar nada bicara mama Safira seperti berbeda, membuat ia tidak mau bertanya lagi, maupun mengeluarkan suara. Padahal masih banyak dalam pikirannya yang ingin tanyakan lagi kepada mama Safira, namun niat itu ia urungkan saja.
Mereka pun sudah dalam restoran mewah itu, rupanya mereka di sambut sangat ramah oleh pelayan restoran itu. Padahal mereka bukan dari keluarga terpandang namun tetap saja di sambut ramah sama pelayan restoran.
Luziana berjalan pelan-pelan hingga ia tertinggal beberapa langkah dengan orang tuanya. Sedangkan adiknya sedang berada di tengah antara papa Haris dan mama Safira, mereka kini berjalan sambil bergandengan seperti keluarga harmonis tanpa kehadirannya.
Brukk
Mereka berdua pun bertabrakan yang sama-sama tidak memperhatikan jalan. Gadis yang menabrak Luziana mengancung jari telunjuknya kearah Luziana. Setelah melihat wajah gadis tersebut.
"E-lo" Ucap meysa dengan nada tinggi sekaligus kaget bahwa yang ia nabrak itu Luziana. Luziana juga gak kalah kaget bahwa yang tabrak juga itu Meysa.
"Ngapain Lo kesini." Tanyak sinis meysa sambil bersedekap dada sembari melihat penampilan gadis itu dari ujung kaki hingga kepala. Meysa pun tersenyum sinis melihat penampilan Luziana, lumayan cantik sih tapi-.
"Bukan urusan kamu." Balas Luziana singkat. Ia pun melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti tadi.
Meysa menatap punggung gadis itu dengan sorot mata tajam. Soal meysa yang tadi menanyakan ngapain gadis itu disini, bukannya kepo kenapa gadis itu disini. Kepo sih iya! tapi yang sebenarnya adalah, ngapain gadis itu di restoran mewah ini. Soalnya biaya restoran ini sangat mahal cuman masuk saja bayar apa lagi makan. Kualitas dan rasa makanannya pun terjamin enak. Restoran ini bernama herva resto, restauran paling terkenal di kota A ini. Walaupun harganya mahal tetap saja banyak pengunjung makan di tempat restauran ini. Pemilik restauran ini adalah keluarga Hervandez.
Meysa yang merasakan sesuatu ingin keluar, melanjutkan langkahnya menuju toilet. Daritadi cewek itu sudah sangat kebelet buang air kecil. Dan tiba-tiba saja ia menabrak Luziana akibat tidak memperhatikan jalan, kemudian karena ingin niat segera sampai toilet makanya tidak memperhatikan jalan.
Mereka pun sampai di tempat meja makan yang sudah dibuat sangat khusus buat acara pertemuan ini. Mereka semua sekarang berada di ruang VIP. Papi Devan dan mommy Liona berdiri menyambut, terus mengulurkan tangan untuk menyalami mereka semua. Yang sebentar lagi mereka akan jadi besan.
Pandangan Liona terhenti pada gadis begitu cantik di matanya. Gadis itu menyalami mommy Liona. Membuat Liona tidak hentinya menatap gadis begitu cantik itu. Pandangannya pun menatap papi Devan dan papa Haris, mama Safira. Seolah meminta jawaban siapa gadis cantik ini.
"Itu Luziana mommy." Ujar Papi Devan lembut yang mengetahui maksud tatapan istrinya. Senyuman Mommy Liona pun makin terukir lebar. Tidak sangka yang akan menjadi istri Renaldy adalah gadis yang sangat berparas cantik ini. Enggak bisa ni pasti malam pertama ini langsung dah jebol. Soalnya gadis ini terlalu cantik di biarin begitu saja. Yah pastinya putranya itu bakal langsung tergoda dengan Luziana. Jadi dia tidak perlu turun tangan untuk membuat mereka berhubungan suami-istri, soalnya pasti putranya itu langsung menerkam mangsanya. Batin Mommy Liona. Ia pun segera mengeleng kepalanya, menghempaskan pikiran kotor di dalam otak nya. Melihat pasangan yang akan menjadi istrinya Renaldy yang begitu sangat cantik. Dan juga sangat cantik cocok sama Renaldy yang sangat tampan seperti bak dewa. Rasanya pengen cepat aja punya cucu dari mereka berdua.
Melihat istrinya melamun sendiri membuat Papi Devan menegur mommy Liona. "Mommy, ngapain melamun." Tanyak Devan dengan suara sedikit keras. Renaldy mendengar itu hanya menatap mereka datar saja. Dan dari tadi cowok itu pun kenapa lebih banyak diam. Padahal sama keluarga sendiri, ada sih ngomong tapi dikit tentang perusahaan.
Lamunan mommy Liona pun buyar. "Ouh ya maaf-maaf, soalnya mommy tadi terpesona dengan kecantikannya Luziana." Ujar mommy Liona tulus. Membuat mereka disitu tergelak tertawa mendengar penuturan Liona. Luziana hanya tersenyum canggung menanggapi penuturan mommy Liona sedangkan Renaldy hanya menatap datar, diam, cuek, dingin.
"Apalagi Renaldy pasti senang banget dapat istri cantik seperti kamu. ya, kan papi." Seloroh Liona membuat mereka menjadi tertawa lagi.
"Jelas lah mommy, siapa lagi kalau bukan menantu kita loh. ya kan Renaldy" Devan memberikan tatapan meminta mengiyakan pada putranya. Tapi cowok itu hanya diam dan tidak menggubris perkataan Papinya. Mereka disitu bukannya menatap kecewa kepada Renaldy yang tidak mengiyakan perkataan Devan. Malahan tawa mereka pecah sambil menggeleng kepala pelan. Mereka disitu pun udah sangat mengenali sifat Renaldy seperti apa? jadi tidak perlu kecewa lagi. Yang ada mereka sangat suka kepada Renaldy. Punya menantu kayak Renaldy suatu impian bagi papa Haris. Sekarang impiannya terwujud moga aja di pernikahan mereka tidak ada kata cerai, dan lagi moga aja Luziana tidak mengecewakan papanya atau bikin malu papanya di hadapan teman karibnya ini, Devan.
"Duduk-duduk" Titah mommy Liona ramah. Mereka semua pun duduk. Baru saja beberapa detik mereka semua duduk-.
"Aduuh... Mohon maaf kalau saya terlambat".
...----------------...
JANGAN LUPA DUKUNGANYA, BIAR AUTHOR SEMANGAT UPDATE 🤩.
LIKE
VOTE
KOMENTAR
DAN HADIAH NYA JANGAN LUPA😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Hylda Zuank_Alii
seruuu...lanjut mba' thorrr...
2022-09-11
1