Acara

"Kak Al, sekarang gak sayang lagi ya sama meysa" lirih meysa dengan raut sedih. Karena semenjak Renaldy pergi berlatih jadi tentara, kakaknya itu gak pernah kasih kabar atau menelepon mereka.

"Siapa bilang? kakak gak sayang lagi sama meysa. Kakak tuh... malahan, sebenarnya sayang banget sama meysa," Ucap tulus Renaldy dengan pandangan tetap fokus menyetir mobil.

"Serius. Terus kenapa kakak selama pergi berlatih jadi tentara, kenapa gak kasih kabar sama kami yang disini" Tanya meysa di akhir kalimat. Meysa kayak seperti seorang istri menanyakan suaminya. Kenapa gak pernah berbulan-bulan aja.

Renaldy mengehela nafas dengan berat, dan menghembuskan nafasnya dengan perlahan."Kakak bukannya gak mau kasih kabar. Di sana gak ada jaringan, jadi sulit untuk kasih kabar sama kalian disini" Ujar Renaldy menatap adiknya sekilas. Berlatih menjadi tentara di tempat hutan, sangat sulit. Dan untuk mendapatkan sinyal aja juga sulit. Padahal ia sangat ingin sekali menghubungi keluarganya. Mau gimana lagi, menjadi tentara itu harus siap mental dan fisik. Sama hal nantik akan menjadi istrinya. Harus juga kuat mental, dan harus menerima konsekuensinya.

Meysa menjawab hanya ber'oh ria doang."Kak Al. Kan, udah jadi tentara ni. Pastinya kakak bakal kerja sini kan" Tanya penuh harap meysa pada Renaldy. Karena, jika kakak sudah jadi tentara, pasti cowok itu gak perlu jauh darinya lagi.

"Kakak kurang tau. Lagi pun Kakak gak bakal lama ada disini" Balas Renaldy sembari memutar stir mobil.

"Maksudnya" Tanya meysa dengan mengernyitkan dahinya. Yang tidak ngerti maksud arah pembicaraan Renaldy.

"Kakak gak bakal lama disini. Kakak cuman sampai enam bulan berada disini. Setelah itu Kakak balik lagi ke kota B." Ujar Renaldy. Meysa merasa kaget mendengar penuturan kakak nya.

"Kok cepat banget. Kakak berada di sana bertahun-tahun. Sedangkan disini belum setahun udah harus kembali. Kenapa cepat banget sih kak, harus balik kesana lagi." Kata meysa dengan sedikit emosi. Karena merasa tidak senang aja, kakaknya harus kembali secepat itu. Padahal ia berada di sana sudah bertahun-tahun.

"Ada tugas, yang harus kakak lakukan. Sebagai abdi negara"

*******

"Febby....," Panggil seorang wanita paruh baya, hingga suara itu megelenggar di satu rumah. Penampilan wanita paruh baya itu terlihat rapi. Dan hendak seperti mau pergi acara aja. Padahal emang iya.

"Yah mah" Sahut seorang gadis kecil. Dengan tampilan baju dress putih sampai selutut. Dan ada mahkota berada di atas kepalanya.

"Udah siap." Tanya Safira melihat putri kecilnya yang sudah berada di hadapan nya.

"Udah mah" Sahut Febby. Dan dapat anggukan dari Safira.

"Yuk mah, bentar lagi acaranya mau di mulai" Ajak Haris suaminya Safira.

"Ya Pah" Jawab Safira dengan lembut. Tiba-tiba langkah Haris, Febby terhenti.

"Papa tunggu bentar. Luziana mana" Safira menatap sekitar yang tidak melihat keberadaan, Putri sulung nya.

"Udahlah mah, ngapain kita tunggu anak itu. Yang ada kalau dia ikut, yang ada bikin malu" Ucap Haris yang tidak suka istrinya. Mengajak Luziana pergi mengikuti acara anak temannya.

"Jangan gitu pah. Gitu-gitu dia anak kita juga loh" Sahut Safira yang tidak suka dengan kata suaminya, terhadap Luziana. Ntah kenapa? suaminya itu tidak terlalu suka mengajak pergi-pergi, Luziana atau ikut pergi bersama mereka. Padahal Luziana itu anak darah dagingnya. Tapi suaminya itu kayak tidak terlalu suka pada putri sulungnya.

"Yaudah lah seterah mama." Ucap Haris yang tidak ingin di perpanjang kan lagi. Soalnya ia tidak sabar lagi, ingin pergi acara anak temannya itu. Karena sudah bertahun tahun, ia tidak pernah melihat anak lelaki temannya itu. Yang pastinya anak lelaki itu sudah sangat mapan sekarang.

Safira segera berjalan menuju kamar putri sulungnya. Hanya beberapa jengkal karena rumah mereka, tidak bertingkat. Tapi sangat lumayan luas rumahnya itu. Kamar putri itu hampir dekat dengan dapur. Jika ia keluar dari kamar, hanya melihat disampingnya pasti langsung nampak dapurnya. Apalagi malam malam kepengen apa-apa, pasti dirinya tidak perlu takut-takut untuk pergi, ambil sesuatu di dapur. Bahkan juga mandi, di dalam kamar gadis ceria itu tidak kamar mandi. Sedangkan kamar papa, mama, adiknya ada kamar mandi.

Tok..

Tok...

Tok...

"Luziana." Panggil Safira sembari mengendor pintu kamar anak sulungnya. Beberapa detik kemudian terdengar suara pintu terbuka.

Klek

Safira tercengang kaget melihat penampilan putri sulungnya. Dengan rambut hitam lebatnya, yang hampir sepanjang pinggang. Dan rambut itu pun terlihat acak-acakan. Terus mengenakan baju piyama yang bermotif gambar ulat warna hijau. Kemudian Baju piyama itu lengan nya hanya sepanjang siku dan celananya sepanjang lutut.

"Ada apa mah." Tanyanya sambil bersandar dengan tembok pintu.

"Kamu belum siap-siap lagi" Bentak Safira dengan suara yang sedikit tinggi. "Mama udah bilang tadi kan pas Maghrib. Kalau dah siap shalat itu langsung siap-siap terus. Karena kita akan pergi acara syukuran anak teman papa mu." Sambung Safira lagi dengan berkacak pinggang. Kenapa lah putri sulungnya selalu begitu, gak pernah dengar apa yang orang tuanya bilang. Di suruh siap-siap malah pergi tidur, dasar Luziana.

"Aku gak ikut mah. Mama pergi aja sama papa dan Febby. Biar Luziana jaga rumah" Sahut nya enteng. Safira mengehela nafas panjang, melihat putrinya kadang selalu bikin emosi.

"Oke. Dan kamu jangan lupa shalat isya ya. Terus jangan pergi kemana mana. Gak elok gadis-gadis keluar malam-malam." Kata Safira dengan lembut sebelum berlenggang pergi dari situ. Mereka pun semua pergi kecuali, Luziana. Gadis itu lebih suka di rumah dari pada Pergi acara yang terkait ada ada papanya. Karena Pastinya dirinya selalu tidak di anggap dan di cap sebagai pembawa sial. Selalu aja begitu, tapi sudah terbiasa dengan hal seperti itu. Sebenarnya gadis itu paling suka namanya jalan-jalan. Kalau ada temannya ngajak jalan-jalan, paling gas pertama ikut itu, pasti dirinya. Dan sampai gak ingat waktu.

******

Devan tersenyum lebar melihat kehadiran teman akrab lamanya itu datang. Hingga sampai sekarang mereka berdua masih akrab.

"Assalamualaikum Dev"

"Walaikumsalam RIS"

"Gimana keadaan kamu sekarang? Devan." Tanya Haris, setelah mereka melakukan pelukan khas laki-laki.

"Alhamdulillah baik. Kalau kau?" Tanya balik Devan.

"Alhamdulillah saya juga." Balas Haris dengan ramah.

"RIS kenalin ni. Putra sulung aku namanya Renaldy." Ucap Devan memperkenalkan Putranya yang berada di sampingnya. Renaldy pun menyalami teman papanya itu.

"Tubuh putra mu kekar dan tegap sekali ya. Beda dengan ku yang perutnya buncit." Seloroh akhir kalimat Haris.

"Ada ada aja kamu RIS. Kalau kulihat-lihat tubuh kau tetap saja masih keren kok." Tutur Devan. Mereka berdua pun tergelak tertawa.

"Namanya dah tua. Seharusnya umur kek kita gini. Sudah punya, cucu-cucu. Yah Kan mommy." Devan menatap istrinya seolah meminta jawaban apa yang ia katakan. Liona mengangguk mengiyakan apa suaminya itu bilang. Dan kepada istri temannya itu ia juga meminta jawaban. Sama hal juga dengan Liona, Safira pun juga mengangguk mengiyakan.

"Bukan cucu lagi Dev. Tapi dah punya cicit." Seloroh Haris dan tawa mereka berdua pun pecah.

"Cucu, cicit, apa-apaan sih tuang Bangka ni" Meysa memutar bola matanya malas. Mendengar pembicaraan orang tuanya dan temannya itu yang menurutnya gak ada faedahnya sama sekali. Sedangkan Renaldy hanya diam aja.

"Yuk makan." Ajak Liona pada Safira. Safira mengangguk kepalanya sebagai jawaban. Mereka pun pergi meninggalkan tiga lelaki itu. Menuju keruang yang emang khusus untuk istri teman suaminya itu. Dan mereka pun sampai pada tempat khusus itu.

Liona mempersilahkan Safira yang tersedia makanan di atas meja. "Maaf ya, makanannya cuman adanya segini" Ujar Liona yang gak enakan.

"Hah apa. Bilang cuman segini, malahan ini terlalu berlebihan Cok." Batin Febby. Menatap makanan yang begitu lezat di atas meja. Makanan pembuka ada, penutup ada, pokoknya serba ada di atas meja tersebut.

"Gpp. Malahan ini terlalu berlebihan ni loh. Abis itu siapa nantik yang bakal sanggup ngabisin nya" Ujar Safira bingung, melihat makanan begitu banyak di atas meja. Dan dapat kekehan pelan dari Liona.

Acara pun berlangsung semewah mewahnya. Orang yang hadir pun para pebisnis terkenal, Dan para penjabat. Bahkan anak sekolah meysa mereka semua ikut hadir. Mereka begitu tercengang kagum melihat acara nya begitu mewah. Padahal acaranya di buat hanya setengah hari, tapi mampu acaranya, di buat seperti acara istana-istana dongeng. Apalagi para tamu kaget mengetahui putra sulung pengusaha bisnis paling terkenal dan sukses itu. Menjadi seorang tentara, pangkat JENDERAL.

"Haris kamu masih ingat janji yang kita buat dulu." Ucap Devan dengan terlihat serius. Menatap temannya yang duduk di kursi depannya.

Haris mengangguk kepalanya. "Masih. Kamu ingin anak mu dan anak kita menikah kan." Ucap Haris sembari mengingat janji yang dulu mereka berdua buat. Padahal Haris hanya bilang itu sebagai candaan. Namun di bawa serius oleh Devan.

"Dan aku, ingin menagih janji itu." Ucap Devan dengan raut wajahnya yang sangat serius. Sedangkan Haris terlihat santai. Renaldy tidak ada di antara mereka, cowok itu pergi melayani tamu. Dan meysa? yah pergi ngumpul sama teman satu sekolah nya.

Kini mereka hanya berdua, dan membicarakan hal yang serius, berkait dengan masa depan anak mereka."Anak ku masih kecil Dev. Masih kelas satu SMP." Ujarnya memberikan tahu kalau Febby itu masih SMP. Dan belum cukup umur untuk menikah.

"Yang aku ingin menikah kan Renaldy. Adalah dengan anak perempuan pertama mu haris. Luziana Afriani."

...----------------...

**Buat para readers author ingin bilang, cerita ini nantik, akan tidak masuk akal bagi menurut kalian. Beda banget dengan yang realita. Tolong!. ini cerita fiksi bukan non fiksi, jika cerita ini beda banget dengan kenyataan itu wajar karena ini cerita fiksi. kalian cukup ikuti alur ceritanya gimana oke. Dan berkomentar lah sebaiknya baiknya. Dan author usahakan jika kalian ingin cerita ini tragedi akan author buat tragedi, jika ingin happy ending. Author usahakan buat kan juga. kalau kalian hanya ingin mengikuti alur nya aj itu lebih bagus buat author. Yang penting kalian tetap setia menunggu cerita author update.

Thanks you...

Jangan lupa dukunganya

like

Vote

komentar**

Terpopuler

Comments

Wa Ode Istika Mayasari

Wa Ode Istika Mayasari

seterah othor lah

2023-12-06

1

Sri Handayani

Sri Handayani

visualnya cantumin dong

2023-11-14

0

Mawar🌹

Mawar🌹

awalnya gmna sih thor... kok bisa lusianan dibenci orang tua kandungnya

2023-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 Merindukan Al
2 Pulang.
3 Jemput meysa.
4 Acara
5 Menerima persyaratan
6 Kerja di company Hervandez
7 Memberi tahu tentang perjodohan
8 Bertemu antar dua belah pihak
9 menjelekkan di hadapan keluarga
10 Suamimu gak bakal nyentuh kamu
11 Suami kakak orang kaya
12 Penjelasan pangkat jenderal
13 Rias pengantin
14 Sah
15 Ritual malam pertama
16 Visual
17 Restoran hotel bintang lima
18 Pulang kerumah mertua
19 Makan malam sekeluarga
20 Tidur satu ranjang
21 Sarapan pagi
22 Sekolah
23 Tanggung jawab besar
24 Kepikiran
25 Di kasih uang
26 Berubah
27 Belajar bareng mertua
28 Melewati pembatas
29 Olahraga gabungan
30 Pertandingan basket
31 Luka
32 Ajak tanding
33 3 vs 5
34 Adik ipar Vs kakak ipar
35 Satu kelompok
36 Pergi ke sebuah tempat
37 Panti asuhan
38 Tidak di pajang foto pernikahan
39 Gak suka
40 Bukan urusan mommy
41 Kerja kelompok
42 Terkunci di toilet
43 Bayangan hitam
44 Salah peluk orang
45 Black card
46 Kartu tanda pengenal
47 Banyak sekali belanjaan
48 Seolah menyuruhnya
49 Berapa uang
50 Di blokir
51 Nikmat bukan jadi istri tersiksa
52 Vlog video
53 Tembakan
54 Ada yang lebih jago
55 Tidak mengenal suami sendiri
56 Anak itu anugerah
57 Penyanyi terkenal
58 Nasihat Mama Safira
59 ih kakak muntah
60 Sutra
61 Kiss
62 Malah tidur
63 Naik kora-kora
64 Dengan seenaknya Lo pergi
65 Rencana licik
66 Pesta Ekskul
67 Kasih uang pesta Ekskul
68 Di hina di depan semua orang
69 Keluar dari ballroom
70 Kamu kenapa
71 Kakak Karina?
72 Cewek apa cowok?
73 Munafik
74 Durian
75 Perhatian
76 LES
77 Kalah saing
78 Keluh kesah
79 Ingat umur
80 Gak suka mangga
81 Paket
82 Tetap pergi
83 Tantang makan pedas
84 Teror
85 Nasi goreng
86 Pingsan
87 Sadar
88 Happy birthday
89 Perut Lo kayaknya dah ada isinya
90 Tambah kerja
91 Motornya mogok
92 Sikap kekanak-kanakan
93 kedatangan menantu
94 Positif hamil
95 Itu bukannya motor Luziana
96 Kebakar api cemburu
97 Diam menyimpan seribu rahasia
98 Seperti orang ngambekan
99 Pil KB
100 Kecelakaan
101 Usg
102 Niat memutuskan untuk pergi
103 Meminta maaf
104 Penegasan
105 posesif
106 Pernyataan
107 Alasan Mommy
108 Rencana meysa
109 Minta bantuan
110 Menetap di rumah mertua
111 Berangkat bertugas
112 Di culik
113 Kemarahan Renaldy
114 Meninggalkan rumah mertua
115 Hancur karir Meysa
116 Membunuh mu
117 Koma
118 Diary?
119 Rilis novel baru
120 Sudah memaafkannya
121 Ibu totalitas
122 Murni anak dari hasil pernikahan
123 Menantu yang idaman
124 Mimpi buruk
125 Tidak memikir perasaan mu
126 Luziana dimana?
127 Gak ada beruntung nya
128 IUFD
129 Ketinggalan obat
130 Hanya beban
131 Anak ini harus mati
132 Di hadapkan dua pilihan
133 Bayinya meninggal
134 Memutuskan hubungan ini
135 Ikhlaskan saja
136 Tidak mau ikhlas
137 Kejutan
138 Penasaran isi kado
139 Hasil yang masih meragukan
140 Merahasiakan kehamilan
141 Kedatangan Mommy Liona
142 Vanilla (Love and Dare)
143 Tujuan
144 Hanya cuman ingin minta maaf
145 Pikirkan berkelana ntah kemana-mana
146 Merasa bersalah
147 Dipengaruhi obat
148 Lebih mementingkan pekerjaan
149 Pergi bertugas
150 Kedatangan istri Arya
151 Merasa di bohongi
152 Malu Luziana
153 Marahan antar besan
154 Ngidam
155 Bumil malas
156 Rindu
157 Pipinya bengkak
158 Belum ngerti apa itu cinta
159 Tidak sesuai ekspektasi
160 Berdebat perihal bakso
161 Meminta hak
162 Jumpa kawan lama
163 Introspeksi diri masing-masing
164 Gak ngaruh
165 Check up
166 Gak cuti?
167 Mematahkan semangat
168 Ceraikan putra saya
169 Nyesel menikah dengan mu
170 Koma
171 Bayi mungil
172 Anak Al
173 Menyesal belum sepenuhnya
174 Andai istrinya tidak bohong
175 Melihat bayi twins
176 Interogasi
177 Terungkap
178 Pakai pengaman
179 Cukup sampai disini (End)
180 Ekstra Bab
181 Ekstra Bab
182 Bab ekstra
183 Ekstra Bab
184 Ekstra Bab
185 Ekstra Bab
Episodes

Updated 185 Episodes

1
Merindukan Al
2
Pulang.
3
Jemput meysa.
4
Acara
5
Menerima persyaratan
6
Kerja di company Hervandez
7
Memberi tahu tentang perjodohan
8
Bertemu antar dua belah pihak
9
menjelekkan di hadapan keluarga
10
Suamimu gak bakal nyentuh kamu
11
Suami kakak orang kaya
12
Penjelasan pangkat jenderal
13
Rias pengantin
14
Sah
15
Ritual malam pertama
16
Visual
17
Restoran hotel bintang lima
18
Pulang kerumah mertua
19
Makan malam sekeluarga
20
Tidur satu ranjang
21
Sarapan pagi
22
Sekolah
23
Tanggung jawab besar
24
Kepikiran
25
Di kasih uang
26
Berubah
27
Belajar bareng mertua
28
Melewati pembatas
29
Olahraga gabungan
30
Pertandingan basket
31
Luka
32
Ajak tanding
33
3 vs 5
34
Adik ipar Vs kakak ipar
35
Satu kelompok
36
Pergi ke sebuah tempat
37
Panti asuhan
38
Tidak di pajang foto pernikahan
39
Gak suka
40
Bukan urusan mommy
41
Kerja kelompok
42
Terkunci di toilet
43
Bayangan hitam
44
Salah peluk orang
45
Black card
46
Kartu tanda pengenal
47
Banyak sekali belanjaan
48
Seolah menyuruhnya
49
Berapa uang
50
Di blokir
51
Nikmat bukan jadi istri tersiksa
52
Vlog video
53
Tembakan
54
Ada yang lebih jago
55
Tidak mengenal suami sendiri
56
Anak itu anugerah
57
Penyanyi terkenal
58
Nasihat Mama Safira
59
ih kakak muntah
60
Sutra
61
Kiss
62
Malah tidur
63
Naik kora-kora
64
Dengan seenaknya Lo pergi
65
Rencana licik
66
Pesta Ekskul
67
Kasih uang pesta Ekskul
68
Di hina di depan semua orang
69
Keluar dari ballroom
70
Kamu kenapa
71
Kakak Karina?
72
Cewek apa cowok?
73
Munafik
74
Durian
75
Perhatian
76
LES
77
Kalah saing
78
Keluh kesah
79
Ingat umur
80
Gak suka mangga
81
Paket
82
Tetap pergi
83
Tantang makan pedas
84
Teror
85
Nasi goreng
86
Pingsan
87
Sadar
88
Happy birthday
89
Perut Lo kayaknya dah ada isinya
90
Tambah kerja
91
Motornya mogok
92
Sikap kekanak-kanakan
93
kedatangan menantu
94
Positif hamil
95
Itu bukannya motor Luziana
96
Kebakar api cemburu
97
Diam menyimpan seribu rahasia
98
Seperti orang ngambekan
99
Pil KB
100
Kecelakaan
101
Usg
102
Niat memutuskan untuk pergi
103
Meminta maaf
104
Penegasan
105
posesif
106
Pernyataan
107
Alasan Mommy
108
Rencana meysa
109
Minta bantuan
110
Menetap di rumah mertua
111
Berangkat bertugas
112
Di culik
113
Kemarahan Renaldy
114
Meninggalkan rumah mertua
115
Hancur karir Meysa
116
Membunuh mu
117
Koma
118
Diary?
119
Rilis novel baru
120
Sudah memaafkannya
121
Ibu totalitas
122
Murni anak dari hasil pernikahan
123
Menantu yang idaman
124
Mimpi buruk
125
Tidak memikir perasaan mu
126
Luziana dimana?
127
Gak ada beruntung nya
128
IUFD
129
Ketinggalan obat
130
Hanya beban
131
Anak ini harus mati
132
Di hadapkan dua pilihan
133
Bayinya meninggal
134
Memutuskan hubungan ini
135
Ikhlaskan saja
136
Tidak mau ikhlas
137
Kejutan
138
Penasaran isi kado
139
Hasil yang masih meragukan
140
Merahasiakan kehamilan
141
Kedatangan Mommy Liona
142
Vanilla (Love and Dare)
143
Tujuan
144
Hanya cuman ingin minta maaf
145
Pikirkan berkelana ntah kemana-mana
146
Merasa bersalah
147
Dipengaruhi obat
148
Lebih mementingkan pekerjaan
149
Pergi bertugas
150
Kedatangan istri Arya
151
Merasa di bohongi
152
Malu Luziana
153
Marahan antar besan
154
Ngidam
155
Bumil malas
156
Rindu
157
Pipinya bengkak
158
Belum ngerti apa itu cinta
159
Tidak sesuai ekspektasi
160
Berdebat perihal bakso
161
Meminta hak
162
Jumpa kawan lama
163
Introspeksi diri masing-masing
164
Gak ngaruh
165
Check up
166
Gak cuti?
167
Mematahkan semangat
168
Ceraikan putra saya
169
Nyesel menikah dengan mu
170
Koma
171
Bayi mungil
172
Anak Al
173
Menyesal belum sepenuhnya
174
Andai istrinya tidak bohong
175
Melihat bayi twins
176
Interogasi
177
Terungkap
178
Pakai pengaman
179
Cukup sampai disini (End)
180
Ekstra Bab
181
Ekstra Bab
182
Bab ekstra
183
Ekstra Bab
184
Ekstra Bab
185
Ekstra Bab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!