Tempat yang begitu tenang dan tidak terlalu ramai orang. Sebagian orang pun juga ada yang beli jajan tempat tersebut. Tempat itu bernama kedai. Empat gadis mengenakan baju putih abu-abu duduk di kursi panjang, dan kursi tersebut tidak ada tempat sandarannya.
"Lo bagaikan siput yang jalan tanpa arah di pandang pasir yang tandus. Dan dia sebagai raja di permainan catur. Ingat tu" Ujar Karina yang gak nyambung, dengan raut wajah kesal. Luziana hanya tertawa terbahak-bahak mendengarnya.
"Emang nya ada apa sih, kalian pas pulang sekolah," Tanyak seorang gadis yang mengunakan kacamata dan rambutnya di sanggul. Ia penasaran kenapa Karina yang cuek, jutek. Kini terlihat serius dan kesal terhadap Luziana. Gadis itu bernama Anita.
"Coba ceritakan Karina" Timpal seorang gadis yang sedang memengang plastik putih yang berisi air nutrisari. Gadis tersebut bernama lisa.
"Tau gak sih kalian," Wajah Anita, Lisa, dan Luziana yang tadi biasa saja. Kini terlihat sangat serius ingin mendengar apa yang akan ucap kan Karina.
"Si anak bod*h dan tol*l ini. Pergi ngejek meysa di depan kakak nya." Ucap Karina sambil menunjuk ke Luziana, yang duduk di hadapannya. Wajah Anita dan Lisa itu nampak berpikir sesuatu, mencoba mencernakan apa yang di ucapkan Karina.
Apa yang diucap kan Karina akhirnya dapat mereka cerna. "Hah," Ucap Kaget Anita dan Lisa. "Serius" Sambungnya lagi dengan raut wajah, tetap terlihat masih kaget.
"Sejuta rius." Sahut jutek Karina. Pandangan Anita pun beralih pada Luziana yang terlihat santai memakan jajanan.
"Parah banget sih Lo lun. Yang Lo hadapi itu kalau ngejek meysa, bukan meysa lagi. Melainkan Kakak nya meysa, Renaldy." Ujar Anita tampak gak percaya apa dilakukan temannya itu.
"Gue yang liat badan kekar nya, aja dah ngeri cuy. Terus dengan berani nya Lo ngejek meysa di depan kakak nya. Asal Lo tau lun. Meysa itu adik kesayangannya. Gak ada yang boleh celakai dia. Kalau ada yang celakai dia, nantik akan berurusan dengan kakaknya. Bernama Renaldy dirgantara HERVANDEZ" Jelas Anita dengan sorot mata tajam menatap Luziana yang di duduk di depannya.
"Apalagi kakak nya tu tentara. Hebatnya pula berpangkat JENDERAL." Timpal Karina. Ia baru saja tahu semalam kalau kakak nya itu tentara berpangkat JENDERAL. Itu pun tau, Karena Karina di undang juga ke acara atas Keberhasilan Renaldy semalam.
"Pas malam pertama yang jadi istrinya pasti badannya remuk." Kata ngelantur Lisa. Mengingat betapa bagus badan cowok itu kekar, tegap dan gagah. Enggak perlu heran, jika Lisa selalu ngomong mesum. Karena emang seperti itu dirinya.
"Heh! ngomong nya." Ucap kompak Anita dan Karina dengan sorot mata tajam menatap ke Lisa. Gadis itu hanya membalas tatapan mereka dengan cengiran.
"Oi, pangkat jenderal itu apa sih." Tanyak kepo Luziana terhadap pangkat tentaranya Renaldy. Soalnya ia kurang tau apa itu tentang pangkatnya tentara, yang hanya ia tau tugas tentara adalah melindungi negara.
"Katanya sih. Jenderal itu ketua dari padanya ketua dari seluruh pasukan tentara. Dan dia itu pang Lima tempurnya. Bahkan jenderal itu pangkat paling tertinggi di tentara." Ujar Karina panjang lebar. Mereka bertiga pun mangut mangut.
"Hebat juga sih, jadi pengen gue punya suami tentara." Ucap Anita sembari memikirkan betapa serunya menikah dengan seorang perwira. Nyatanya menikah seorang dengan perwira itu sulit, harus begitu banyak cobaan yang harus di lewati nya.
Tring..
Tring..
Tring..
Bel masuk pun berbunyi mereka pun bangkit pergi menuju ke kelas.
******
Liona begitu kaget sekaligus sedih mendengar gak lama lagi putranya akan pergi bertugas sebagai abdi negara. Padahal waktu nya masih lama, tapi wanita itu sudah sangat mengkhawatirkan putra sulungnya itu.
"Apa kamu lebih baik gausah pergi aja Al." Ucap lirih Liona. Ia sangat begitu khawatir kepada anaknya itu.
"Gak bisa mommy. Ini udah tugas Al sebagai perwira yang harus melindungi negara." Balas Renaldy menatap mommynya, yang seperti ingin menangis. Ia tau bahwa ini berat bagi orang tuanya, tapi ini sudah kewajibannya sebagai tentara, apalagi ia seorang jenderal yang harus memimpin pasukannya. Dan seorang jenderal harus paling garda depan untuk melindungi negaranya.
Liona berusaha sekuat mungkin menahan genangan air matanya agar tidak jatuh. Ia pun menarik nafas panjang agar menghilangkan rasa sesak di dadanya, karena menahan nangis.
"Mommy akan mengizinkan kamu pergi." Renaldy langsung tersenyum senang mendengar perkataan mommynya yang mengizinkannya untuk pergi bertugas.
"Tapi ada syaratnya." Senyuman yang terukir bibir Renaldy kini luntur. Sekarang mengeryitkan dahinya bingung.
"Syaratnya apa itu mommy." Tanyak Renaldy, yang ingin tahu syarat apa yang akan izin ia bertugas. Liona menatap suaminya yang duduk tidak jauh darinya. Tatapan itu seolah meminta suaminya aja yang akan menjelaskannya pada Renaldy.
Devan menghela nafas berat. "Papi dan mommy ingin menjodohkan kamu dengan anak teman nya papi." Ucapan itu berhasil membuat Renaldy perasaannya tidak karuan.
"Al gak mau menikah." Balas Renaldy singkat. Tidak ada terbenak di dalam hatinya ingin menikah. Malahan yang ada ia ingin agar tidak menikah. Karena waktu nya belum pas aja untuk ia memiliki istri.
"Kalau kamu gak mau menikah yaudah. Papi akan berusaha di memecatkan mu dari tentara." Ucap Devan dengan begitu enteng. Devan bisa aja menyuruh seseorang untuk memecatkan anaknya itu dari tentara. Lagipun tidak ada yang susah bagi orang yang ber-uang kayak dirinya. Dunia terasa seakan mau berhenti. Dengan seenaknya jidat papinya mengatakan hal seperti itu. Apalagi sekarang ia berpangkat jenderal, tidak mudah ia meraih pangkat itu, butuh perjuangan ekstra penuh mendapatkan pangkat tersebut.
Renaldy mengehela nafas dengan berat dan menghembuskan nafasnya secara kasar. "Al menerima tawaran perjodohan dari papi dan mommy." Balas terpaksa Renaldy. Demi pekerjaan nya sebagai abdi negara, ia berusaha menyangupkan permintaan orang tuanya tersebut.
"Jika aku nantik sudah menikah, aku tidak akan pernah melakukan berhubungan intim. Jadi jika, kalian ingin cucu dari al. Aku tidak bisa memberikan hal seperti itu untuk kalian." Kata Renaldy to the point yang tidak ingin segera punya anak, apalagi memberikan cucu untuk orang tuanya.
Liona tersenyum miring mendengar perkataan putranya. "Gpp kalau kamu tidak ingin memberi kami cucu. Ingat jika kamu kebablasan. Apalagi sampai istri mu hamil. Ingat perkataan mommy, kamu tidak boleh ikut pergi bertugas. Kamu harus mengurus istri mu yang sedang hamil itu." kata Liona seolah menantang putranya sulungnya itu. Karena laki-laki itu mudah bernafsu jadi tidak mungkin kan ia menolak yang segar. Ikan aja yang gak segar mau kucing makan apa lagi yang segar.
Devan meminjit pelipisnya yang terasa pusing mendengar perkataan istrinya. Seolah perkataanya itu menantang Putranya. Istrinya tidak tau kalau putranya itu seperti itu apa. Al itu orangnya tetap teguh pada pendiriannya atau perkataannya.
"Baik, Al akan selalu mengingat apa yang mommy bilang." Balas Renaldy yang percaya diri dan tidak ada sedikitpun goyah dalam dirinya.
...----------------...
Hanya ingin bilang jika kegiatan tentaranya itu beda seperti dunia nyata i'm sorry :). Lagi pun ini hanya cuman haluan author.
Jangan lupa dukunganya
LIKE
VOTE
KOMENTAR
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Ifah Fatur
jadi pgen punya suami tentara luziana,,,,
2022-12-09
0
🍾⃝🐇ωεɪıɑ xɪɑи⍣⃝కꫝ 🎸
aku sudah mampir kak
jangan lupa kakak mampir di cerita ku Pangeran dingin dan siluman rubah
kita saling dukung
2022-10-26
0
Shinichi x Kaito
yeh blm up
2022-09-08
1