Jemput meysa.

Perkumpulan anak sekolah yang tinggal beberapa orang. Berkumpul di satu tempat mengelilingi orang lagi bertengkar.

"Dasar anak gak pernah di didik sama orang tua." Cibir meysa pada Luziana, dengan bersedekap dada . Waktu pulang sekolah sebenarnya sudah beberapa menit yang lalu. Ntah ada masalah apa mereka sampai berdebat begini. Sampai orang gak mau pulang hanya untuk menonton pergaduhan ini .

"Gausah bawa bawa nama orang tua ya!." Balas gak suka Luziana. Ia tidak mau permasalahan seperti ini membawa nama orang tuanya. Padahal orang tuanya tidak, melakukan kesalahan-kesalahan apa-apa. Kenapa harus di bawa bawa.

"Udah Lun." Ucap Karina yang berada di sampingnya. Ia seharusnya sudah ada di rumah. Kini masih berada di sekolah. Karena pertengkaran Luziana dengan meysa. Sejak tadi Karina ingin melerai pertikaian mereka. Yah gimana dua gadis itu gak ada mau ngalah sedikit pun. Yang biasanya di lerai sama Vian. Kini pastinya cowok itu sudah pulang.

"Kenapa gak suka. Dengerin ya, Lo tu dah miskin. Lo sekolah sini karena beasiswa dari keluarga gue. Karena apa, orang tua Lo tu gak mampu bayarin Lo sekolah." Ucapan yang sungguh menyakitkan sampai ke hulu hati. Ia tidak tau seberapa banyak malam begadang gadis itu hanya belajar, dan berusaha mendapatkan beasiswa. Mendapatkan beasiswa, gak mudah seperti balik telapak tangan. Tapi dengan kegigihan nya, ia berhasil. Masuk sekolah paling elit dengan gratis. Dan mendapatkan beasiswa itu dari siapa?. Dari keluarga Hervandez. Kalau di bilang orang tua Luziana. Sebenarnya sangat mampu membiayai ia bersekolah. Tapi orang tuanya tidak pernah peduli dengan nya. Kalau ingin masuk sekolah yang elit. Yah berusaha mendapatkan itu. Bahkan kejuaraan yang di dapat kan tidak pernah di apresiasi kan oleh orang tuanya. Beda dengan adiknya yang selalu di sayang padahal adiknya tidak pernah mendapat juara apapun. Terlebih lagi Adiknya juga masuk sekolah elit yang di biayai oleh orang tua nya sendiri. Tidak seperti dirinya yang haru berusaha masuk sekolah elit itu.

"Hei meysa. Ngomong itu kira-kira." Ucap Karina yang tidak suka dengan perkataan perempuan itu.

"Kenapa. Emang benar itu kenyataannya kan." Balas meysa dengan tersenyum sinis.

"Ouh ya. Emang apa yang kau bilang itu benar. Kalau aku itu dapat beasiswa dari keluarga Lo. Asal Lo tau, emang lu bisa keluarin gue dari sekolah ini. Anak yang pintar di kelas yang mendapat kan rangking satu. Sedangkan Lo ranking dua." Luziana bukan tipe, orang mempamerkan kepintarannya. Soalnya ini lagi mendesak dari pada di injak-injak lebih baik kita lawan.

Benar apa yang di bilang Luziana. Ia tidak pernah bakal bisa, mengeluarkan gadis itu dari sekolah elit ini. Padahal beasiswa itu dari keluarga nya. Bukannya gak bisa orang tuanya tidak mengizinkan nya. Masalah pribadi jangan bawa-bawa dalam hal beasiswa. Itu kata yang di sering di ucapkan oleh orang tuanya.

"Sombong banget lu." Meysa tertawa meremehkan. Menatap gadis yang begitu tinggi darinya. Sedangkan dirinya pendek.

"Seharusnya Lo yang sadar meysa." Balas Karina. Kalau yang sombong itu adalah meysa, bukan Luziana. Dan sebaiknya cewek tu ngaca dulu sebelum menjelekkan orang.

Perkataan dari Karina tidak di gubris oleh meysa. Ia cuman punya masalah hanya sama Luziana bukan Karina.

"Ingat Lo gak bakal pernah jadi orang kaya raya seperti keluarga gue. Lo bakal tetap jadi rakyat jelata." meysa mendorong tubuh Luziana. Hampir aja gadis itu jatuh kalau tidak segera mengimbangi tubuhnya. Luziana yang tidak mau kalah juga balik mendorong meysa. Hingga gadis itu terjatuh.

"Kurang ajar loh yah." Meysa melayangkan tangan nya untuk menampar pipi mungil Luziana.

Plak

Suara begitu nyaring terdengar. Para anak sekolah yang menonton pergaduhan itu, menutup mulut nya dengan tangan melihat tamparan dari meysa. Luziana ingin membalas balik. Namun segera di cekal oleh Karina.

Kenapa Karina tidak terlalu ikut campur pertengkaran Luziana dan meysa. Karena gadis itu malas melerai pertikaian mereka yang tidak ada habisnya. Lebih baik dia diam. Tapi bukan nya dia diam tidak membela teman karibnya. Karina juga sudah di larang oleh Luziana. Jangan terlalu lalu ikut campur urusan nya dengan meysa. Kata Luziana. Dan gadis itu tidak mau teman karibnya terbawa masalah karena dirinya.

Bola mata Karina membulat sempurna. Melihat cowok yang begitu ia kenalin dan sekarang makin begitu tampan saja. Dengan tubuh nya yang tegap dan kekar. Berjalan mendekati mereka. Ia mencekal lengan Luziana. Karena apa!. masalah nya bakal akan jadi rumit. Jika cowok itu melihat nya. Bahkan bukan dirinya saja. Orang sama hal kaget melihat lelaki tampan itu. Sampai para wanita yang berkumpul disitu ternganga melihat nya. Para cowok SMA yang masih situ juga menatap kagum pada lelaki itu. Sekolah SMA yang bernama Harvard. Yang dimana para mereka menimbang ilmu, termasuk. Luziana, meysa, Karina dan perkumpulan anak sekolah yang menonton pergaduhan tersebut. Murid yang berada disitu sangat mengenali siapa sebenarnya lelaki tubuh tegap dan kekar itu.

"Ck' apa sih lu ah. Karina." Berdecak kesal Luziana karena tangan nya di cekal. Melihat para orang yang berkumpul disitu mancam kaget melihat sesuatu. Meysa segera membalikkan badan dan menatap seseorang yang ia sangat rindu kan.

Mata meysa langsung berbinar-binar melihat kakaknya datang menghampiri nya. "Kak Al." Pekik meysa seraya berlari mendekati kakak tersayang nya. Al langsung merentangkan tangannya dan membalas kan pelukan adik tersayang nya.

Renaldy datang sekolah SMA Harvard itu hanya ingin menjemput adik tersayang nya adalah meysa Fiola Hervandez.

Flash back

"Mommy Meysa mana?." Yang dari tadi tidak melihat keberadaan adik kesayangannya itu. Biasanya adiknya itu langsung menemui dirinya. Seperti waktu pas sebelum jadi tentara. Kalau dirinya pulang, pasti ada adiknya menyambut kehadiran nya. Namun sekarang ia tidak melihat sedikit pun, batang hidung adiknya kemana kah adiknya itu.

"Ouh meysa lagi di sekolah." Balas Liona. Ia melihat jam di dinding yang sudah pukul waktu pulangnya meysa dari sekolah."Meysa dah waktu nya pulang sekolah. Mommy panggil pak Anto dulu ya. Untuk suruh jemput meysa di sekolah." Sambung nya lagi.

"Gausah mommy. Biar Al jemput aja meysa." Ucap Renaldy menawarkan diri untuk menjemput adiknya.

"Gausah. kan, Al baru pulang pasti capek kan. Lebih baik pak Anto aja yang jemput." Nolak Liona atas tawaran putranya. Ia ingin putra sulung beristirahat karena baru pulang dari perjalanan jauh.

"Gpp mommy. Biar Al aja jemput meysa. Al gak capek kok" Balas kekeuh Renaldy. Ia tetap berusaha ingin sendiri yang menjemput adiknya itu.

Papi Devan memberikan isyarat kepada istri agar memperbolehkan, Renaldy menjemput meysa.

Liona menghela nafas panjang. "Yaudah kamu boleh jemput. Tapi kamu harus ganti baju kamu dulu oke." Pinta Liona dengan lembut. Renaldy mengangguk kepalanya sebagai jawaban. Cowok itu pun melenggang pergi. Namun beberapa langkah Liona memanggil Renaldy. Dan cowok itu memberhentikan langkah nya.

"Al kamu tau kan. Sekolah meysa dimana." Tanya Liona dengan nada sedikit tinggi.

"Tau. Meysa di SD Nusantara." Balas Renaldy. Tawa dua pasangan paruh baya itu pecah. Mendengar kalau Al menganggap adiknya masih SD. Melihat orang tuanya ketawa, Renaldy menjadi heran.

"Umur kamu berapa." Tanya Liona. Dan jangan sampai putra nya itu lupa dengan umur nya sendiri.

"26". Sahut Renaldy datar. Apa yang tadi pikiran tentang putranya. Bahwa ia lupa dengan lupa umur sendiri. Ternyata salah lupanya putranya masih ingat dengan umurnya.

"Ter-." Belum selesai perkataan nya. Namun sudah di potong oleh suaminya.

"Adik mu. Sudah SMA Al." Potong Devan dengan nada naik beberapa oktaf. Sampai diakhir kalimat lelaki paruh baya itu terkekeh. Melihat putranya lupa dengan meysa. Yang sekolah sudah mencapai ke jenjang apa. Dan menganggap bahwa meysa masih SD. Karena pas terakhir dirinya masih belum menjadi tentara. Adiknya itu aja masih jenjang SD.

Mommy Liona merenggut melihat suaminya asal main potong perkataannya."Ihh papi kenapa potong perkataan mommy sih." Ucap kesal Liona. Devan cengengesan sekaligus takut terhadap istri nya.

"SMA mana." Tanya Renaldy datar.

"SMA Harvard Al." Sahut mommy Liona. Cowok itu pun segera pergi kelantai atas dimana kamarnya berada. Setelah selang beberapa menit. Cowok itu pun selesai membersihkan tubuhnya. Ia pun menuju ke garasi dan menyetir mobil sport nya. lelaki itu pun pergi dari tempat itu juga menuju SMA Harvard.

"Sayang".

"Iya ada apa."

"Umur al kan. Dah dua puluh enam tahun. Gimana Al kita nikahi aja." Ujar Papi Devan. Mengetahui umur putranya yang sudah menginjak usia dua puluh enam tahun. Rasanya ingin ia sekali menikah kan putranya dengan anak perempuan sahabat nya itu.

"Boleh juga. Emang Al mau?"

FLASH OFF

Iri, pengen. Itulah orang yang lagi rasakan sekarang. Melihat adegan itu, mereka semua menjadi terharu melihat pelukan adik dan seorang kakak. Saling melepaskan kerinduan yang pernah didalam hati. Sedangkan Luziana melongo heran, menatap adegan itu. Soalnya ia tidak kenal sama sekali sama lelaki itu. Bahkan hampir seluruh murid SMA Harvard mengenali Renaldy dirgantara HERVANDEZ. Seorang anak sulung pengusaha paling terkaya. Dan juga pemilik yayasan sekolah elit SMA Harvard. Luziana menggaruk kepala yang berbalut jilbab dengan bingung. Ia menatap Karina, tengah menangis melihat adegan tersebut.

"Kak Al sejak kapan kakak pulang. Kenapa selama ini kak kak Al gak pernah kasih kabar kepada kami. Apa kak Al gak sayang lagi sama meysa." Pertanyaan mengebu-ngebu ia lontarkan kepada Renaldy. lelaki itu mengangkat jemarinya untuk menghapus air mata adiknya.

"Nanti ya! Pas di dalam mobil kakak jelasin ya." Pinta Renaldy. Meysa mengangguk kepalanya sebagai jawaban. Dan segera mendekati perkumpulan yang tadi menonton pergaduhan dan adegan tersebut. Untuk mengambil tas nya yang berada di lantai.

Meysa mengambil tas ransel nya berwana pink tergeletak di lantai. "Rakyat jelata jelata. Lebih baik Lo tau diri. Sebelum ingin lawan gue. Karena apa?! Lo gak bakal sebanding dengan gue. Encamkan itu". Ucap pelan meysa. Namun mampu di dengar beberapa dari orang yang menonton pergaduhan tersebut.

"Lo ki-." Belum melanjutkan perkataannya. Mulut nya sudah di tutup oleh Karina dengan tangan nya.

"Lebih baik kau diam. Kalau masih ingin melihat matahari pagi besok." Ucap penuh penekanan Karina. Jangan sampai banget, Luziana mengasari atau beradu mulut dengan meysa di depan Renaldy. Pastinya ia akan besoknya tidak melihat matahari hari pagi lagi.

Mata Renaldy dan Luziana bertemu. Tatapan diantara mereka berdua susah ucapkan dengan kata kata. Tangan Karina yang menutup mulut teman karibnya terlepas. Meysa dan Renaldy yang baru berjalan beberapa langkah. Kini berhenti mendadak.

"Banyak omong lu meysa. Dasar telur busuk" Pekik kesal Luziana. Karina berada di samping Luziana rasanya pengen menghilang dari bumi. Kenapa teman karibnya itu susah di bilangin.

"Yang lu lawan bukan meysa lagi oii.. Sedih banget aku bilang nya. Moga aja tuhan memberikan hidayah pada umat seperti mu. Aku lebih baik bobo cantik aja." Gumam Karina yang rasanya ingin nanggis. Luziana sebenarnya bisa sampai kapan pun, bisa adu mulut sama meysa. Gak bakal terjadi apa-apa kok.Tapi-.

"Ada Kakaknya oi Luziana. Ya Allah ampunilah dosa temanku satu ini. Moga nantik dia pergi dengan tenang. Karena Dia sangat tol*l. Apalagi Kakaknya tentara pula hiks hiks. Pengen rasanya insaf terus. Nengok badannya aja yang kekar. Aku dah ketar ketir ni Cok. Bismilah mati." Karina menutup muka dan mata Luziana dengan kasar.

"Aduh." Ringgis Luziana muka nya pukul pakai tangan dan tangan itu masih berdiam di muka nya. Hingga sampai ia tidak bisa melihat karena ada tangan itu menghalanginya.

Luziana menghempas tangan Karina dengan susah payah. "Apaan sih Karina. asal main Ngemplak muka orang aja." Ucap kesal Luziana.

Karina tersenyum sangat lebar. Dan senyuman mulut nya itu seperti hampir robek karena terlalu lebar nya."Lo mending pura pingsan gitu, atau pura pura mati kek. Karena malaikat Izrail lagi di depan lu. Sekarang gausah banyak omong lagi, sebentar lagi kau menghadap ilahi." Tangan Karina terangkat mengusap wajah Luziana.

Luziana mencebik kesal. karena tangan Karina asik mengusap wajahnya aja. Jarak yang tidak jauh terlihat Meysa memutar bola matanya malas melihat mereka yang gajelas menurut nya. Sedangkan perkumpulan murid yang nonton itu. Tengang atas perkataan Luziana, dan merasa lucu mencampur aduk menjadi satu.

Renaldy menatap mereka dengan tatapan yang susah di artikan.

"Kak Al." Panggil meysa.

"Hmm. Iya ada apa." Sahut lembut Renaldy.

"Cewek itu kan-".

"Astagfirullah gempa, gempa bumi." Pekik Karina heboh sendiri. Sambil menggoyang tubuh Luziana. Mereka semua menjadi siap siaga. Namun kok gak ada rasa gempa. Batin mereka semua.

Perkataan meysa yang putus. Mencebik kesal. Ia tahu, kalau karina. Ingin ia tidak bisa mengungkapkan apa yang telah gadis itu lakukan padanya.

"Mana gempa gempa." Ucap Luziana juga ikut panik.

"Cepat lari lun." Teriak Karina sambil menarik tangan Luziana. Sebelum itu ia membungkuk badannya sebagai tanda permintaan maaf pada Renaldy. Sedangkan Luziana dengan polosnya heboh, dan takut sendiri. Padahal gak ada gempa.

Mereka semua menahan ketawa setengah mati. Rasanya ingin tertawa sekencang kencangnya. Melihat kelucuan Karina dan Luziana. Namun mereka tahan. Karena ada Renaldy.

Renaldy menatap datar kepergian dua gadis itu. Yang menurut nya aneh, padahal gak ada terasa sedikit pun gempa. Paling mengganjal adalah kenapa?. Cewek gadis berjilbab itu seperti tadi menjelekkan adiknya.

Terpopuler

Comments

Melia Gusnetty

Melia Gusnetty

maaf thor..tlng kata2 nya d perbaiki lg..biar gk pusing baca nya🙏

2024-01-01

0

Yuliati

Yuliati

thor umur 26 th kok sdh jendral bintang 4 ya perwira gitu masih pantas klo jedral ya sdh tdk blusukan ke hutan

2023-12-07

0

Wa Ode Istika Mayasari

Wa Ode Istika Mayasari

duh thor gini amat bkin pusing typo, kblik2 ktax, kurang2, dan g tau lg .. maaf yah thor .. 🙏

2023-12-06

0

lihat semua
Episodes
1 Merindukan Al
2 Pulang.
3 Jemput meysa.
4 Acara
5 Menerima persyaratan
6 Kerja di company Hervandez
7 Memberi tahu tentang perjodohan
8 Bertemu antar dua belah pihak
9 menjelekkan di hadapan keluarga
10 Suamimu gak bakal nyentuh kamu
11 Suami kakak orang kaya
12 Penjelasan pangkat jenderal
13 Rias pengantin
14 Sah
15 Ritual malam pertama
16 Visual
17 Restoran hotel bintang lima
18 Pulang kerumah mertua
19 Makan malam sekeluarga
20 Tidur satu ranjang
21 Sarapan pagi
22 Sekolah
23 Tanggung jawab besar
24 Kepikiran
25 Di kasih uang
26 Berubah
27 Belajar bareng mertua
28 Melewati pembatas
29 Olahraga gabungan
30 Pertandingan basket
31 Luka
32 Ajak tanding
33 3 vs 5
34 Adik ipar Vs kakak ipar
35 Satu kelompok
36 Pergi ke sebuah tempat
37 Panti asuhan
38 Tidak di pajang foto pernikahan
39 Gak suka
40 Bukan urusan mommy
41 Kerja kelompok
42 Terkunci di toilet
43 Bayangan hitam
44 Salah peluk orang
45 Black card
46 Kartu tanda pengenal
47 Banyak sekali belanjaan
48 Seolah menyuruhnya
49 Berapa uang
50 Di blokir
51 Nikmat bukan jadi istri tersiksa
52 Vlog video
53 Tembakan
54 Ada yang lebih jago
55 Tidak mengenal suami sendiri
56 Anak itu anugerah
57 Penyanyi terkenal
58 Nasihat Mama Safira
59 ih kakak muntah
60 Sutra
61 Kiss
62 Malah tidur
63 Naik kora-kora
64 Dengan seenaknya Lo pergi
65 Rencana licik
66 Pesta Ekskul
67 Kasih uang pesta Ekskul
68 Di hina di depan semua orang
69 Keluar dari ballroom
70 Kamu kenapa
71 Kakak Karina?
72 Cewek apa cowok?
73 Munafik
74 Durian
75 Perhatian
76 LES
77 Kalah saing
78 Keluh kesah
79 Ingat umur
80 Gak suka mangga
81 Paket
82 Tetap pergi
83 Tantang makan pedas
84 Teror
85 Nasi goreng
86 Pingsan
87 Sadar
88 Happy birthday
89 Perut Lo kayaknya dah ada isinya
90 Tambah kerja
91 Motornya mogok
92 Sikap kekanak-kanakan
93 kedatangan menantu
94 Positif hamil
95 Itu bukannya motor Luziana
96 Kebakar api cemburu
97 Diam menyimpan seribu rahasia
98 Seperti orang ngambekan
99 Pil KB
100 Kecelakaan
101 Usg
102 Niat memutuskan untuk pergi
103 Meminta maaf
104 Penegasan
105 posesif
106 Pernyataan
107 Alasan Mommy
108 Rencana meysa
109 Minta bantuan
110 Menetap di rumah mertua
111 Berangkat bertugas
112 Di culik
113 Kemarahan Renaldy
114 Meninggalkan rumah mertua
115 Hancur karir Meysa
116 Membunuh mu
117 Koma
118 Diary?
119 Rilis novel baru
120 Sudah memaafkannya
121 Ibu totalitas
122 Murni anak dari hasil pernikahan
123 Menantu yang idaman
124 Mimpi buruk
125 Tidak memikir perasaan mu
126 Luziana dimana?
127 Gak ada beruntung nya
128 IUFD
129 Ketinggalan obat
130 Hanya beban
131 Anak ini harus mati
132 Di hadapkan dua pilihan
133 Bayinya meninggal
134 Memutuskan hubungan ini
135 Ikhlaskan saja
136 Tidak mau ikhlas
137 Kejutan
138 Penasaran isi kado
139 Hasil yang masih meragukan
140 Merahasiakan kehamilan
141 Kedatangan Mommy Liona
142 Vanilla (Love and Dare)
143 Tujuan
144 Hanya cuman ingin minta maaf
145 Pikirkan berkelana ntah kemana-mana
146 Merasa bersalah
147 Dipengaruhi obat
148 Lebih mementingkan pekerjaan
149 Pergi bertugas
150 Kedatangan istri Arya
151 Merasa di bohongi
152 Malu Luziana
153 Marahan antar besan
154 Ngidam
155 Bumil malas
156 Rindu
157 Pipinya bengkak
158 Belum ngerti apa itu cinta
159 Tidak sesuai ekspektasi
160 Berdebat perihal bakso
161 Meminta hak
162 Jumpa kawan lama
163 Introspeksi diri masing-masing
164 Gak ngaruh
165 Check up
166 Gak cuti?
167 Mematahkan semangat
168 Ceraikan putra saya
169 Nyesel menikah dengan mu
170 Koma
171 Bayi mungil
172 Anak Al
173 Menyesal belum sepenuhnya
174 Andai istrinya tidak bohong
175 Melihat bayi twins
176 Interogasi
177 Terungkap
178 Pakai pengaman
179 Cukup sampai disini (End)
180 Ekstra Bab
181 Ekstra Bab
182 Bab ekstra
183 Ekstra Bab
184 Ekstra Bab
185 Ekstra Bab
Episodes

Updated 185 Episodes

1
Merindukan Al
2
Pulang.
3
Jemput meysa.
4
Acara
5
Menerima persyaratan
6
Kerja di company Hervandez
7
Memberi tahu tentang perjodohan
8
Bertemu antar dua belah pihak
9
menjelekkan di hadapan keluarga
10
Suamimu gak bakal nyentuh kamu
11
Suami kakak orang kaya
12
Penjelasan pangkat jenderal
13
Rias pengantin
14
Sah
15
Ritual malam pertama
16
Visual
17
Restoran hotel bintang lima
18
Pulang kerumah mertua
19
Makan malam sekeluarga
20
Tidur satu ranjang
21
Sarapan pagi
22
Sekolah
23
Tanggung jawab besar
24
Kepikiran
25
Di kasih uang
26
Berubah
27
Belajar bareng mertua
28
Melewati pembatas
29
Olahraga gabungan
30
Pertandingan basket
31
Luka
32
Ajak tanding
33
3 vs 5
34
Adik ipar Vs kakak ipar
35
Satu kelompok
36
Pergi ke sebuah tempat
37
Panti asuhan
38
Tidak di pajang foto pernikahan
39
Gak suka
40
Bukan urusan mommy
41
Kerja kelompok
42
Terkunci di toilet
43
Bayangan hitam
44
Salah peluk orang
45
Black card
46
Kartu tanda pengenal
47
Banyak sekali belanjaan
48
Seolah menyuruhnya
49
Berapa uang
50
Di blokir
51
Nikmat bukan jadi istri tersiksa
52
Vlog video
53
Tembakan
54
Ada yang lebih jago
55
Tidak mengenal suami sendiri
56
Anak itu anugerah
57
Penyanyi terkenal
58
Nasihat Mama Safira
59
ih kakak muntah
60
Sutra
61
Kiss
62
Malah tidur
63
Naik kora-kora
64
Dengan seenaknya Lo pergi
65
Rencana licik
66
Pesta Ekskul
67
Kasih uang pesta Ekskul
68
Di hina di depan semua orang
69
Keluar dari ballroom
70
Kamu kenapa
71
Kakak Karina?
72
Cewek apa cowok?
73
Munafik
74
Durian
75
Perhatian
76
LES
77
Kalah saing
78
Keluh kesah
79
Ingat umur
80
Gak suka mangga
81
Paket
82
Tetap pergi
83
Tantang makan pedas
84
Teror
85
Nasi goreng
86
Pingsan
87
Sadar
88
Happy birthday
89
Perut Lo kayaknya dah ada isinya
90
Tambah kerja
91
Motornya mogok
92
Sikap kekanak-kanakan
93
kedatangan menantu
94
Positif hamil
95
Itu bukannya motor Luziana
96
Kebakar api cemburu
97
Diam menyimpan seribu rahasia
98
Seperti orang ngambekan
99
Pil KB
100
Kecelakaan
101
Usg
102
Niat memutuskan untuk pergi
103
Meminta maaf
104
Penegasan
105
posesif
106
Pernyataan
107
Alasan Mommy
108
Rencana meysa
109
Minta bantuan
110
Menetap di rumah mertua
111
Berangkat bertugas
112
Di culik
113
Kemarahan Renaldy
114
Meninggalkan rumah mertua
115
Hancur karir Meysa
116
Membunuh mu
117
Koma
118
Diary?
119
Rilis novel baru
120
Sudah memaafkannya
121
Ibu totalitas
122
Murni anak dari hasil pernikahan
123
Menantu yang idaman
124
Mimpi buruk
125
Tidak memikir perasaan mu
126
Luziana dimana?
127
Gak ada beruntung nya
128
IUFD
129
Ketinggalan obat
130
Hanya beban
131
Anak ini harus mati
132
Di hadapkan dua pilihan
133
Bayinya meninggal
134
Memutuskan hubungan ini
135
Ikhlaskan saja
136
Tidak mau ikhlas
137
Kejutan
138
Penasaran isi kado
139
Hasil yang masih meragukan
140
Merahasiakan kehamilan
141
Kedatangan Mommy Liona
142
Vanilla (Love and Dare)
143
Tujuan
144
Hanya cuman ingin minta maaf
145
Pikirkan berkelana ntah kemana-mana
146
Merasa bersalah
147
Dipengaruhi obat
148
Lebih mementingkan pekerjaan
149
Pergi bertugas
150
Kedatangan istri Arya
151
Merasa di bohongi
152
Malu Luziana
153
Marahan antar besan
154
Ngidam
155
Bumil malas
156
Rindu
157
Pipinya bengkak
158
Belum ngerti apa itu cinta
159
Tidak sesuai ekspektasi
160
Berdebat perihal bakso
161
Meminta hak
162
Jumpa kawan lama
163
Introspeksi diri masing-masing
164
Gak ngaruh
165
Check up
166
Gak cuti?
167
Mematahkan semangat
168
Ceraikan putra saya
169
Nyesel menikah dengan mu
170
Koma
171
Bayi mungil
172
Anak Al
173
Menyesal belum sepenuhnya
174
Andai istrinya tidak bohong
175
Melihat bayi twins
176
Interogasi
177
Terungkap
178
Pakai pengaman
179
Cukup sampai disini (End)
180
Ekstra Bab
181
Ekstra Bab
182
Bab ekstra
183
Ekstra Bab
184
Ekstra Bab
185
Ekstra Bab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!