Menikahi Ketua Osis | 17

Sudah satu minggu sikap Hazel berubah dingin. Bahkan Hazel sering pulang malam. Selama itu juga tak ada teguran dan sapaan antara Hazel dan Rinjani, meskipun keduanya berada dalam satu Ranjang. Saat pagi tiba pun Hazel juga sudah berangkat ke sekolah lebih awal.

Rinjani sangat merasakan perubahan Hazel, akan tetapi dia tidak tahu apa penyebabnya.

"Bibi Line, apakah Hazel sudah berangkat?" tanya Rinjani yang sedang diburu waktu.

"Sudah Nona. Apakah Tuan muda tak memberitahu Anda?"

Rinjani menggeleng kepalanya, lalu menyomot roti diatas meja.

"Pelan-pelan, Nona. Anda bisa tersedak!"

"Aku sudah terlambat mana bisa pelan lagi. Apakah Hazel menitipkan pesan?"

"Tidak ada. Apakah Anda membutuhkan sesuatu?" Bibi Line menoleh kearah Rinjani yang sedang memakai sepatunya.

"Berarti Hazel belum memesan taksi untukku?"

Rinjani semakin tidak tahu apa yang sedang terjadi kepada Hazel. Seolah dia sedang berusaha untuk menghindar. Bahkan saat di sekolah, Hazel tak sedikitpun mau untuk melihatnya lagi.

Saat waktu istirahat tiba, Rinjani sengaja mencari waktu untuk bisa berbicara dengan Hazel. Namun, nyatanya Hazel memilih menghindari Rinjani.

"Hazel, lu kenapa sih?" teriak Rinjani saat Hazel acuh dan meninggalkan Rinjani.

Rinjani berusaha untuk mengejar Hazel yang sudah meninggalkan kelas, tetapi langkahnya ditahan oleh Cakra.

"Kamu mau kemana? Apakah kamu sedang punya masalah dengan ketua osis itu?" tanya Cakra dengan menahan lengan Rinjani. "Sudahlah, tak perlu dipikirkan. Dia memang seperti itu. Kita ke kantin aja ya."

Dalam satu hari pikiran Rinjani tidak tenang meskipun saat ini dia tengah bersama dengan Cakra, pangeran yang selalu dia dambakan dalam hari-harinya. Seharusnya Rinjani merasa senang karena bisa lebih dekat dengan Cakra, terlebih saat ini Cakra memberikan perhatian lebih kepadanya.

Selesai mengikuti latihan cheerleader, Rinjani segera bergegas untuk langsung pulang. Namun, lagi-lagi langkahnya harus ditahan oleh Cakra yang mengajaknya untuk singgah sebentar ke caffe terdekat. Mentari yang mendengar ajakan Cakra, langsung mengiyakan saja tanpa persetujuan dari Rinjani.

"Tar, kenapa lu langsung setuju sih? Kan gue belum bilang setuju?" bisik Rinjani di telinga Mentari.

"Rin, gue kasih tau ya. Kesempatan baik itu tidak akan pernah datang dua kali, jadi kita harus memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Harusnya lu senang diajak jalan sama Cakra. Ingat gimana perjuangan lu untuk dapatin dia!" balas Mentari dengan pelan.

"Iy, tapi gue ada urusan sama Hazel."

"Dia lagi dia lagi! Udahlah masalah itu nanti aja belakangan yang penting sekarang kita bisa jalan bersama Cakrawala. Gue udah nggak sabar untuk post foto bareng dia. Biar semua orang tahu kalau Rinjani telah memenangkan pangeran es batu."

Rinjani pasrah saja ketika Mentari menarik tangannya untuk segera menyusul Cakra. Padahal hari ini dia ingin menemui Hazel.

***

Pukul tiga sore Rinjani baru sampai di apartemen. Matanya harus membulat sempurna saat melihat sosok yang telah duduk di sebuah sofa. Dia adalah wanita sekaligus malaikat untuknya.. Siapa lagi jika bukan bundanya.

"Bunda," pekik Rinjani dengan penuh bahagia. Keduanya pun langsung berpelukan untuk melepaskan rasa rindu. Vie tersenyum kepada putrinya. "Kamu dari mana, kenapa jam segini baru pulang?"

"Rinjani jalan sebentar sama Mentari. Bunda kok ke sini nggak bilang-bilang?"

Vie membuang napas beratnya, lalu memaksakan senyum di bibir. "Rin, Bunda hanya ingin kamu bisa menjaga jarak dengan dengan lawan jenis. Kamu itu sudah menikah, meskipun saat ini kamu masih sekolah. Hazel itu adalah jodoh yang telah dipilihkan untukmu. Selamanya Hazel akan menjadi suamimu. Jadi tolong jagalah pergaulanmu dengan lawan jenis. Bunda mohon jangan kecewakan ayah sama Bunda."

Rinjani mengernyitkan dahinya. "Bunda ngomong apa sih? Ucapan Bunda sama bibi Line itu sama. Apa jangan-jangan bibi Line itu tangan kanan Bunda?"

Vie tidak menjawab. Dia malah menyuruh Rinjani untuk segera bersiap karena Vie akan mengajak Rinjani keluar sebentar.

"Tapi Hazel belum pulang, Bun. Nanti kalau dia nyariin Rinjani gimana?" protes Rinjani.

"Memangnya selama ini Hazel sering nyariin kamu kalau kamu pulang telat? Gak kan? Udahlah ayo! Lagian di rumah juga ada bibi Line."

Dengan rasa berat, Rinjani bangkit dan langsung bersiap-siap. Sebenarnya hari ini dia sangat lelah, bukan hanya lelah fisik saja tetapi lelah pikiran juga, karena memikirkan Hazel yang tiba-tiba berubah dingin kepada dirinya.

Rinjani menjadi gundah. Apakah perubahan Hazel ada kaitan hubungannya dengan Cakra? Atau saat ini Hazel sedang mempunyai hubungan dengan Bella sehingga dia memilih untuk menjaga jarak.

Setelah berpamitan kepada bibi Line, Vie segera membawa putrinya keluar. Rinjani yang pasrah tidak tahu kemana tujuan mereka, hingga mobil yang ditumpanginya telah berhenti disalah satu hotel. Mata Rinjani dengan cepat melotot.

"Bunda, kita ngapain ke sini? Apakah diam-diam Bunda akan menjual Rinjani kepada om-om?"

"Sembarang kalau ngomong! Mana ada seorang ibu mau menjual anaknya kepada om-om. Apalagi saat ini kamu sudah menjadi menantu Tuan Excel Word, bisa-bisa Bunda digantung di tugu Monas sama dia," bantah Vie dengan cepat.

Rinjani mengelus dadanya, dia merasa lega. "Syukurlah kalau gitu," ucapnya.

Langkah Vie membawa putrinya masuk ke dalam hotel. Namun, bukan untuk cek in ke sebuah kamar, melainkan untuk ke ruangan khusus. Lagi-lagi Rinjani merasakan kekhawatiran dalam dirinya. Dia masih sangat takut jika sang Bunda benar-benar akan menjualnya kepada pria hidung belang.

"Udah ayo, masuk!" Vie menarik tangan Rinjani untuk masuk ke dalam ruangan. Rinjani memejamkan matanya. Dia tidak sanggup melihat apa yang akan terjadi setelah dia masuk ke dalam. Dan ....

"Tara ... surprise!" teriak beberapa orang yang sudah hadir di dalam ruangan.

"Happy Birthday, Rinjani." ucap semua orang dengan serentak.

Rinjani yang masih memejamkan akhirnya membuka mata dengan pelan. Sebuah kejutan yang luar biasa, dimana ada ucapan selamat ulang tahun untuknya dan sebuah kue yang telah berada di tangan Hazel yang sedang menyambutnya. Matanya juga menangkap ada dua keluarga besar dalam ruangan itu.

Matanya berkaca-kaca den senyum indah terukir di bibirnya seakan tak ingin memudar, apalagi saat ini Hazel berada di depan matanya. "Selamat ulang tahun tikus nakal," ucapannya.

"Hazel, Lu ...."

"Kok malah berdiri terus? Ayo sini!" panggil Daisy, Mommy-nya.

"Mereka malu-malu, Mom," celetuk Shereena.

Rinjani tidak menyangka jika dia akan mendapatkan sebuah kejutan di hari ulang tahunnya. Bahkan dia sendiri saja tidak mengingat jika hari ini adalah hari ini adalah ulang tahunnya. Meskipun bukan acara yang besar tetapi perayaan kecil ini mampu membuat Rinjani merasa bahagia, terlebih ada Hazel disampingnya.

"Rin, maaf atas sikapku untuk beberapa hari ini," kata Hazel dengan menyodorkan sebuah bingkisan kecil.

"Jadi lu sengaja buat gue kesal dan merasa bersalah? Jahat banget sih, lu!" Meskipun merasa kesal, Rinjani tetap menerima hadiah kecil dari Hazel. Dia tidak tahu apa isinya tetapi dia tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Hazel. "Tapi untuk kadonya makasih ya, meskipun kecil sih."

...~BERSAMBUNG~...

Terimakasih untuk kalian yang masih menemaniku untuk tetap menulis. Cuma mau bilang tinggalin Jejaknya 😊

Selagi nunggu aku up lagi, aku akan kasih rekomendasi Novel yang bagus dari kak Alya Lii dengan judul KAGET NIKAH. Mampir ya!

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kok banyak banget typo nama perannya sih thor,bingung aku,,🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️

2023-01-01

0

★Mîñê™

★Mîñê™

kata²nya banyak yg harus di perbaiki, dialognya terlalu kaku, tolong perbaiki lagi thor biar lebih enak bacanya.Maaf cuma ngasih saran aja🙏

2022-10-11

2

⸙ᵍᵏoᷡuͦbᷡliͣer༄༅⃟𝐐

⸙ᵍᵏoᷡuͦbᷡliͣer༄༅⃟𝐐

apa kah hazel udh mulai ada rasa sm Rinjani 🤔🤔🤔 kado apa yg di berikan hazel kpd istrinya up lg thor

2022-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 Menikahi Ketua Osis | 01
2 Menikahi Ketua Osis | 02
3 Menikahi Ketua Osis | 03
4 Menikahi Ketua Osis | 04
5 Menikahi Ketua Osis | 05
6 Menikahi Ketua Osis | 06
7 Menikahi Ketua Osis | 07
8 Menikahi Ketua Osis | 08
9 Menikahi Ketua Osis | 09
10 Menikahi Ketua Osis | 10
11 Menikahi Ketua Osis | 11
12 Menikahi Ketua Osis | 12
13 Menikahi Ketua Osis | 13
14 Menikahi Ketua Osis | 13
15 Menikahi Ketua Osis | 14
16 Menikahi Ketua Osis | 15
17 Menikahi Ketua Osis | 16
18 Menikahi Ketua Osis | 17
19 Menikahi Ketua Osis | 18
20 Menikahi Ketua Osis | 19
21 Menikahi Ketua Osis | 20
22 Menikahi Ketua Osis | 21
23 Menikahi Ketua Osis | 22
24 Menikahi Ketua Osis | 23
25 Menikahi Ketua Osis | 24
26 Menikahi Ketua Osis | 25
27 Menikahi Ketua Osis | 26
28 Menikahi Ketua Osis | 27
29 Menikahi Ketua Osis | 28
30 Menikahi Ketua Osis | 29
31 Menikahi Ketua Osis | 30
32 Menikahi Ketua Osis | 31
33 Menikahi Ketua Osis | 32
34 Menikahi Ketua Osis | 33
35 Menikahi Ketua Osis | 34
36 Menikahi Ketua Osis | 35
37 Menikahi Ketua Osis 36
38 Menikahi Ketua Osis | 37
39 Menikahi Ketua Osis | 38
40 Menikahi Ketua Osis | 39
41 Menikahi Ketua Osis | 40
42 Menikahi Ketua Osis | 41
43 Menikahi Ketua OSIS | 42
44 Menikahi Ketua OSIS | 43
45 Menikahi Ketua Osis | 44
46 Menikahi Ketua Osis | 45
47 Menikahi Ketua Osis | 46
48 Menikahi Ketua Osis | 47
49 Menikahi Ketua Osis | 48
50 Promo : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
51 Menikahi Ketua OSIS | 49
52 Menikahi Ketua OSIS | 50
53 Menikahi Ketua OSIS | 51
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Menikahi Ketua Osis | 01
2
Menikahi Ketua Osis | 02
3
Menikahi Ketua Osis | 03
4
Menikahi Ketua Osis | 04
5
Menikahi Ketua Osis | 05
6
Menikahi Ketua Osis | 06
7
Menikahi Ketua Osis | 07
8
Menikahi Ketua Osis | 08
9
Menikahi Ketua Osis | 09
10
Menikahi Ketua Osis | 10
11
Menikahi Ketua Osis | 11
12
Menikahi Ketua Osis | 12
13
Menikahi Ketua Osis | 13
14
Menikahi Ketua Osis | 13
15
Menikahi Ketua Osis | 14
16
Menikahi Ketua Osis | 15
17
Menikahi Ketua Osis | 16
18
Menikahi Ketua Osis | 17
19
Menikahi Ketua Osis | 18
20
Menikahi Ketua Osis | 19
21
Menikahi Ketua Osis | 20
22
Menikahi Ketua Osis | 21
23
Menikahi Ketua Osis | 22
24
Menikahi Ketua Osis | 23
25
Menikahi Ketua Osis | 24
26
Menikahi Ketua Osis | 25
27
Menikahi Ketua Osis | 26
28
Menikahi Ketua Osis | 27
29
Menikahi Ketua Osis | 28
30
Menikahi Ketua Osis | 29
31
Menikahi Ketua Osis | 30
32
Menikahi Ketua Osis | 31
33
Menikahi Ketua Osis | 32
34
Menikahi Ketua Osis | 33
35
Menikahi Ketua Osis | 34
36
Menikahi Ketua Osis | 35
37
Menikahi Ketua Osis 36
38
Menikahi Ketua Osis | 37
39
Menikahi Ketua Osis | 38
40
Menikahi Ketua Osis | 39
41
Menikahi Ketua Osis | 40
42
Menikahi Ketua Osis | 41
43
Menikahi Ketua OSIS | 42
44
Menikahi Ketua OSIS | 43
45
Menikahi Ketua Osis | 44
46
Menikahi Ketua Osis | 45
47
Menikahi Ketua Osis | 46
48
Menikahi Ketua Osis | 47
49
Menikahi Ketua Osis | 48
50
Promo : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
51
Menikahi Ketua OSIS | 49
52
Menikahi Ketua OSIS | 50
53
Menikahi Ketua OSIS | 51

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!