Menikahi Ketua Osis | 04

Tak ada yang bisa dilakukan oleh Hazel dan Rinjani. Keduanya pasrah saat harus duduk didepan penghulu yang akan mengijabkan mereka berdua.

Pernikahan yang singkat, jauh dari kata mewah karena pernikahan hanya dihadiri oleh para saksi dan keluarga besar keduanya.

Akibat sebuah foto, Hazel harus menikah secepatnya. Padahal dia hanya ingin menenangkan Rinjani saja karena dia tahu jika Rinjani mempunyai riwayat sesak napas.

"Semua ini gara-gara kamu!" lirih Hazel pelan dengan mata tetap lurus ke depan.

Rinjani menautkan alisnya. Dia merasa tidak terima jika dia menjadi pihak yang disalahkan atas berlangsungnya pernikahan itu, karena kemarin Rinjani tidak menyuruh Hazel masuk ke toilet.

"Enak aja! Gue gak nyuruh Lu untuk peluk gue!" balas Rinjani dengan pelan.

"Ingat, aku sedang menenangkan mu! Jika tidak mungkin kamu sudah innalilahi wa innailaihi rojiun."

Mata Rinjani membelalak. Dia tidak terima atas ucapan Hazel yang dianggap menyumpahinya mati. Namun, saat Rinjani ingin memprotes lagi, pak penghulu sudah memegang mic-nya. Bibirnya tersenyum tipis.

"Baiklah, apakah acara sudah bisa dimulai? Sepertinya pasang sudah tidak sabar lagi untuk berduel," kata penghulu melemparkan candaan.

Sedari tadi penghulu itu memang memperhatikan calon pengantin yang akan di nikahannya. Meskipun tahu jika keduanya menikah atas kehendak orangtuanya, tetapi pak penghulu tidak melihat wajah keterpaksaan dari mereka berdua. Baru kali ini dia akan menikahkan seseorang tetapi keduanya harus saling melemparkan kesalahan terlebih dahulu.

"Silahkan, Pak! Sepertinya memang begitu," timpal Excel.

"Betul, Pak. Segerakan saja agar mereka bisa langsung berduel," sambung Dirga.

Hazel dan Rinjani hanya bisa melotot bersama saat mendengar ucapan kedua orang tuannya.

Sang penghulu pun segera menuntun Hazel untuk mengucapkan ijab kabulnya. Tak perlu berlatih untuk mengingat apa yang akan di ucapkan, karena Hazel sudah sangat lancar saat mengikuti ucapan pak penghulu hingga terdengar kata sah yang bersahutan di belakangnya.

Semua bersorak ria. Bahkan Daisy dan juga Vie merasa sangat haru. Kedua wanita dengan gelar ibu itu sama-sama menitihkan air mata bahagianya. Tepat hari ini anak mereka sudah sah menjadi pasangan yang halal saat usianya baru menginjak 17 tahun.

"Alhamdulillah," seru Daisy dan juga Vie secara bersamaan.

Hazel dan Rinjani terdiam kaku setelah kata sah menggema di telinganya.

"Ayo tunggu apalagi. Istri harus mencium tangan suami sebagai tanda baktinya dan suaminya silahkan mencium istri sebagai bentuk kasih sayangnya," ujar pak penghulu.

Lagi-lagi keduanya harus melotot. "Udah jangan malu-malu," kata penghulu lagi.

"Mana tangan lu, jangan diumpetin," kata Rinjani datar.

Hazel mengulurkan tangannya yang hendak dicium oleh Rinjani. "Cium gue," lirih Rinjani.

"Apanya yang di cium?" gugup Hazel.

"Kepala gue, bodoh! Lu laki-laki gak peka banget, sih"

Hazel menelan kasar salivanya setelah mencium kepala Rinjani. Tepuk tangan meriah pun terdengar nyaring. Para fotografer pun sibuk untuk mengambil foto mereka.

Acara sakral telah berjalan dengan khidmat, meskipun hanya dilakukan sederhana. Mungkin dengan pernikahan ini tidak keduanya tidak akan terjatuh dalam lumpur cinta buta.

***

Acara telah selesai, kini hanya tinggal keluarga besar yang tersisa. Saat ini dua keluarga itu sudah menjadi satu keluarga besar. Persahabatan mereka saat ini telah disatukan dengan ikatan keluarga karena pernikahan anak mereka.

Di sebuah meja terlihat kedua orang laki-laki dewasa saling menatap dengan tajam layaknya seorang musuh. Padahal saat ini keduanya telah menjadi keluarga.

"Aku tidak mau tahu, mereka harus tinggal di rumahku!" ucap Excel lantang.

"Tidak bisa seperti itu, tuan Excel. Rinjani adalah anak perempuanku satu-satunya, maka dia harus tinggal bersamaku." Dirga menimpali.

"Tidak bisa seperti itu! Hazel adalah penerus dari Excel Word, jadi mereka harus tinggal bersama denganku."

Sama-sama memiliki watak yang keras dan sama-sama tidak ingin mengalah, akhirnya Hazel membuat keputusan sendiri. Dia bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju para orang tua yang tengah berseteru.

"Aku tidak akan tinggal bersama dengan Daddy dan aku juga tidak ingin tinggal bersama dengan ayah mertua. Aku dan Rinjani akan tinggal sendiri di apartemen.”

Pengakuan Hazel membuat semua mata tertuju ke arahnya. Bahkan para ibu mereka pun juga sangat terkejut. Namun, pengakuan Hazel segera ditertawakan oleh Dirga.

"Aku tidak akan yakin jika bisa hidup berdua saja. Bahkan aku juga tidak yakin jika kamu akan sanggup untuk menghadapi istrimu nanti. Dia tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah, jangankan untuk mengurus orang lain, untuk mengurus dirinya sendiri saja dia tidak bisa. Bukankah kamu juga tahu kalau dia adalah satu-satunya siswa yang selalu datang paling akhir ke sekolah?"

Dirga merasa sangat keberatan jika Hazel dan Rinjani akan tinggal sendiri. Mereka masih butuh pantauan orang tua, meskipun keduanya sudah menikah, karena saat ini mereka masih sekolah.

"Pokoknya aku tidak setuju!" tekan Dirga.

"Daddy juga tidak setuju!" timpal Excel.

"Kami juga tidak setuju." Kedua ibu mereka berseru secara bersamaan.

Rinjani hanya bengong menyaksikan drama yang ada di depan matanya saat ini. Dia tidak ingin ambil pusing akan hidup di mana, yang terpenting baginya dia bisa tidur dengan nyenyak.

"Jadi menurutmu kamu akan tinggal bersama dengan siapa, Rinjani?" tanya Dirga ingin tahu.

Saat Rinjani hendak menjawab, Hazel langsung menyerobot. "Saat ini Rinjani sudah sah menjadi istri Hazel dan tanggung jawab Rinjani saat ini sudah menjadi tanggung jawab Hazel. Maka yang berhak menentukan di mana Rinjani tinggal itu adalah suaminya."

Tak ada lagi yang berani berkutik untuk melawan penjelasan Hazel karena memang benar seperti itu kebenarannya. Setiap perempuan yang sudah menikah, maka dia harus tinggal bersama dengan suaminya.

"Apakah ada yang salah dengan ucapan Hazel? Mengapa kalian malah terdiam?"

Excel melemparkan tatapannya kepada Dirga, begitu juga Dirga melemparkan tatapannya kepada Vie, sang istri.

"Hazel, Rinjani itu anak yang manja. Kami takut jika kamu akan kewalahan untuk mengurusnya. Kami saja sebagai orang tua hampir menyerah untuk mengurus dia, apalagi orang lain."

"Selama masih ada Hazel, semua bisa diatasi. Bunda tenang saja, Hazel pasti akan merawat dan membesarkan anak Bunda yang manja itu." Mata Hazel melirik kearah Rinjani.

"Apakah ayah mertua akan keberatan?" lanjutnya pada Dirga.

Dirga hanya membuang kasar napas beratnya Untuk saat ini dia memang sudah tidak berhak untuk mengatur Rinjani lagi, karena saat ini Hazel-lah yang lebih berhak atas Rinjani.

"Ayah tidak keberatan," kata Dirga datar.

"Bagaimana denganmu, Dad?" Kini pertanyaan itu beralih kepada Excel.

"Daddy juga tidak keberatan."

Saat itu juga mata Rinjani terbelalak dengan jawaban kedua orang laki-laki yang sempat merebutkan tempat tinggalnya. Akan tetapi, saat ini mereka sama-sama menyerah dengan pendiriannya tadi. Sungguh lelaki luar biasa, batin Rinjani sambil menggelengkan kepalanya.

Detik selanjutnya Rinjani baru menyadari jika setelah ini dia hanya akan tinggal berdua dengan Hazel, si ketos killer yang sangat menyebalkan. Matanya membulat lebar lalu berteriak dengan kata tidakkkk

...~Bersambung~...

Jangan lupa Jejaknya!

Sambil nunggu makan ini lagi mampir dulu ya ke novel Nita.P dengan judul YOU ARE MY LIFE. Mampir ya!

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻Hazel lebih dewasa dari semua org dewasa yg berpikiran kayak anak2 yg ada di sana,,🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️

2023-01-01

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Maka nya dari itu Ga biar mereka nisa nelajar mandiri,,kalo masih tinggal dgn ortu sampai kapan pun adek kamu Rinjani itu gak bakalan berubah,biar dia belajar menjalan kan tanggung jawab nya sebagai seorang istri,,,

2023-01-01

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kata nya sahabatan udah lama,kok panggilan mereka formal banget,.🤔🤔😃

2023-01-01

0

lihat semua
Episodes
1 Menikahi Ketua Osis | 01
2 Menikahi Ketua Osis | 02
3 Menikahi Ketua Osis | 03
4 Menikahi Ketua Osis | 04
5 Menikahi Ketua Osis | 05
6 Menikahi Ketua Osis | 06
7 Menikahi Ketua Osis | 07
8 Menikahi Ketua Osis | 08
9 Menikahi Ketua Osis | 09
10 Menikahi Ketua Osis | 10
11 Menikahi Ketua Osis | 11
12 Menikahi Ketua Osis | 12
13 Menikahi Ketua Osis | 13
14 Menikahi Ketua Osis | 13
15 Menikahi Ketua Osis | 14
16 Menikahi Ketua Osis | 15
17 Menikahi Ketua Osis | 16
18 Menikahi Ketua Osis | 17
19 Menikahi Ketua Osis | 18
20 Menikahi Ketua Osis | 19
21 Menikahi Ketua Osis | 20
22 Menikahi Ketua Osis | 21
23 Menikahi Ketua Osis | 22
24 Menikahi Ketua Osis | 23
25 Menikahi Ketua Osis | 24
26 Menikahi Ketua Osis | 25
27 Menikahi Ketua Osis | 26
28 Menikahi Ketua Osis | 27
29 Menikahi Ketua Osis | 28
30 Menikahi Ketua Osis | 29
31 Menikahi Ketua Osis | 30
32 Menikahi Ketua Osis | 31
33 Menikahi Ketua Osis | 32
34 Menikahi Ketua Osis | 33
35 Menikahi Ketua Osis | 34
36 Menikahi Ketua Osis | 35
37 Menikahi Ketua Osis 36
38 Menikahi Ketua Osis | 37
39 Menikahi Ketua Osis | 38
40 Menikahi Ketua Osis | 39
41 Menikahi Ketua Osis | 40
42 Menikahi Ketua Osis | 41
43 Menikahi Ketua OSIS | 42
44 Menikahi Ketua OSIS | 43
45 Menikahi Ketua Osis | 44
46 Menikahi Ketua Osis | 45
47 Menikahi Ketua Osis | 46
48 Menikahi Ketua Osis | 47
49 Menikahi Ketua Osis | 48
50 Promo : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
51 Menikahi Ketua OSIS | 49
52 Menikahi Ketua OSIS | 50
53 Menikahi Ketua OSIS | 51
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Menikahi Ketua Osis | 01
2
Menikahi Ketua Osis | 02
3
Menikahi Ketua Osis | 03
4
Menikahi Ketua Osis | 04
5
Menikahi Ketua Osis | 05
6
Menikahi Ketua Osis | 06
7
Menikahi Ketua Osis | 07
8
Menikahi Ketua Osis | 08
9
Menikahi Ketua Osis | 09
10
Menikahi Ketua Osis | 10
11
Menikahi Ketua Osis | 11
12
Menikahi Ketua Osis | 12
13
Menikahi Ketua Osis | 13
14
Menikahi Ketua Osis | 13
15
Menikahi Ketua Osis | 14
16
Menikahi Ketua Osis | 15
17
Menikahi Ketua Osis | 16
18
Menikahi Ketua Osis | 17
19
Menikahi Ketua Osis | 18
20
Menikahi Ketua Osis | 19
21
Menikahi Ketua Osis | 20
22
Menikahi Ketua Osis | 21
23
Menikahi Ketua Osis | 22
24
Menikahi Ketua Osis | 23
25
Menikahi Ketua Osis | 24
26
Menikahi Ketua Osis | 25
27
Menikahi Ketua Osis | 26
28
Menikahi Ketua Osis | 27
29
Menikahi Ketua Osis | 28
30
Menikahi Ketua Osis | 29
31
Menikahi Ketua Osis | 30
32
Menikahi Ketua Osis | 31
33
Menikahi Ketua Osis | 32
34
Menikahi Ketua Osis | 33
35
Menikahi Ketua Osis | 34
36
Menikahi Ketua Osis | 35
37
Menikahi Ketua Osis 36
38
Menikahi Ketua Osis | 37
39
Menikahi Ketua Osis | 38
40
Menikahi Ketua Osis | 39
41
Menikahi Ketua Osis | 40
42
Menikahi Ketua Osis | 41
43
Menikahi Ketua OSIS | 42
44
Menikahi Ketua OSIS | 43
45
Menikahi Ketua Osis | 44
46
Menikahi Ketua Osis | 45
47
Menikahi Ketua Osis | 46
48
Menikahi Ketua Osis | 47
49
Menikahi Ketua Osis | 48
50
Promo : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
51
Menikahi Ketua OSIS | 49
52
Menikahi Ketua OSIS | 50
53
Menikahi Ketua OSIS | 51

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!