Menikahi Ketua Osis | 07

Siang itu setelah pulang sekolah Rinjani berjalan untuk menuju halte bus. Karena setelah menikah dengan Hazel, dia sudah tidak memiliki jemputan lagi. Semua itu gara-gara Hazel yang menolak mobil pemberian dari ayahnya. Rinjani tidak tahu jika setelah menikah dengan Hazel, dia akan menggunakan transportasi umum untuk berangkat ke sekolah.

"Rin, Lu ngapain disitu?" teriak Mentari dari atas motornya.

Rinjani diam, enggan untuk menjawabnya. Mungkin saja teman-teman yang melihat Rinjani berada di halte bus akan mengira jika perusahaan ayahnya sedang bangkrut, namun kenyataannya tidak seperti itu.

"Sejak kapan Lu nungguin Pak Sam di sini? Ayo naik, aku anterin pulang. Kasihan anak orang panas-panasan nanti kulitnya ke bakar," cibir Mentari.

Dengan bibir yang mengerucut, Rinjani pun hendak naik motor. Namun, tak sengaja matanya melihat Hazel berdiri di samping mobilnya tentang menatapnya.

"Ah, gak jadi deh! Males gue naik motor Lu. Panas! Mending gue nungguin pak Sam disini aja," kilah Rinjani.

"Ya udah, tungguin aja pak Sam. Gue duluan ya. Bye Rinjani sayang .... "

Setelah kepergian Mentari, Rinjani segera menghampiri Hazel. Meskipun dia tidak diizinkan masuk ke dalam mobilnya, tetapi Rinjani menyerobot paksa untuk masuk ke dalam, padahal Hazel masih berada di luar.

"Ayo jalan!" perintah Rinjani.

Hazel hanya menggelengkan kepalanya dan segera masuk ke dalam mobil sebelum banyak anak-anak lain melihat mereka berdua.

Sepanjang perjalanan Rinjani masih membisu. Dia masih merasa kesal dengan Hazel yang telah mengerjainya tadi pagi. Bukan cuma itu saja, Rinjani pun terpaksa harus naik angkot untuk ke sekolahan. Dan itu adalah pengalaman pertama untuk Rinjani karena selama ini dia tidak pernah naik angkot.

"Lapar?" Satu kata keluar dari mulut Hazel membuat Rinjani langsung menatap kearah Hazel.

"Lu itu bener-bener ya! Bukannya minta maaf sama gue malah diem kayak enggak ngerasa bersalah. Sekarang balikin HP gue!" Tangan Rinjani menengadah meminta ponselnya untuk dikembalikan. Lagi-lagi Hazel hanya tersenyum tipis.

"Hp-mu di rumah," ucapnya. "Kamu mau makan apa biar aku pesankan."

"Gue gak laper! Liat muka lu aja dah kenyang," ketus Rinjani dengan membuang wajahnya kesamping.

Tak terasa mobil yang dikendarai oleh Hazel pun telah berhenti di depan sebuah gedung tinggi. Sebuah bangunan apartemen elit di pusat kota. Hanya orang-orang tertentu yang bisa memiliki kamar disana.

Rinjani yang masih kesal dengan Hazel memilih mengurung diri di dalam kamar. Mungkin dengan cara seperti itu dia bisa melupakan amarahnya kepada Hazel, meskipun rasanya ingin berteriak.

Untuk mengusir kejenuhannya Rinjani membuka ponsel yang telah dikembalikan. Dia sudah tidak sabar untuk berkelana ke dunia tipu-tipu. Namun, matanya harus terbelalak saat melihat tidak ada lagi aplikasi game maupun aplikasi chat di ponselnya.

"Hazel bener-bener ya!" Dengan hati yang bercampur aduk, Rinjani keluar dari kamar. Terlihat Hazel sedang menata makanan di atas meja. Dari aroma yang ditangkap, itu adalah makanan kesukaannya.

"Ini kiriman bunda, kamu mau makan biar aku ambilkan piringnya?" tanya Hazel saat menatap Rinjani yang telah berdiri di sampingnya. Namun, detik berikutnya Hazel membalikan badan. "Oh iya, kamu kan gak lapar ya. Ya udahlah aku makan sendiri aja!" Hazel menarik tempat duduk untuk menyantap makan siangnya.

"Enak aja! Ini masakan Bunda buat gue bukan untuk Lu!" Rinjani tak ingin kalah dari Hazel. Dia sengaja mengambil makanan dalam porsi banyak agar Hazel tidak kebagian.

"Pelan-pelan kalau makan." Hazel menyodorkan air minum kepada Rinjani yang tersedak akibat makan yang terlalu cepat.

"Abis makan kamu cuci piring ya! Aku mau ngerjakan tugas!"

Mata Rinjani membulat dengan makanan yang masih penuh di dalam mulutnya. Ingin memprotes tetapi lagi-lagi dia tersedak.

"Apa? Gue yang cuci piring?" Tubuh Rinjani langsung lemas. Tumbuh dari keluarga berada membuat Rinjani tidak pernah melakukan pekerjaan rumah. Bahkan untuk menginjakkan kakinya di dapur saja bisa dihitung. Dan sekarang Rinjani harus mencuci piring?

"Hazel, gue nggak bisa cuci piring!" teriak Rinjani kuat.

"Perempuan itu harus bisa, Rin," balas Hazel dari dalam kamarnya.

"Ih ...nyebelin banget sih." Meskipun dengan rasa kesal yang bersarang di dalam dada, Rinjani pun akhirnya mencuci piring. Rinjani sampai lupa jika niatnya tadi ingin menanyakan mengapa Hazel menghapus aplikasi di ponselnya tanpa meminta izin terlebih dahulu.

Praaanggg

Suara piring terjatuh. Rinjani yang tidak sigap untuk menghindar akhirnya terkena serpihan dari pecahan piring. Darah segar mulai keluar. Rinjani hanya meringis kesakitan.

Mendengar ada sesuatu yang pecah, Hazel segera keluar dari kamarnya. Dia terkejut saat melihat Rinjani telah jongkok sambil meringis kesakitan. Serpihan kaca pun telah berserak di lantai.

"Rinjani, kamu nggak papa?" tanya Hazel panik.

Tak ada jawaban dari Rinjani, Hazel pun segera memapah gadis itu ke sofa. "Sakit ya?" tanya Hazel saat melihat darah terus keluar. "Tunggu sini biar aku ambilkan obat."

Dengan telaten Hazel membersihkan luka di kaki Rinjani. "Udah, besok juga sembuh," katanya setelah selesai memberikan obat merah.

Hazel kemudian membersihkan sisa-sisa serpihan piring yang berserak di lantai. Dia hanya bisa menghela panjang napas beratnya. Ternyata benar apa yang dikatakan oleh ibundanya Rinjani, jika Rinjani tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Namun, itu bukanlah suatu masalah untuk Hazel. Yang akan menjadi masalah itu ketika mereka direbutkan oleh kedua belah pihak keluarga. Memang sama-sama berat, tetapi Hazel harus mengambil jalan tengah jika tidak ingin ada kecemburuan di antara dua keluarga besarnya saat ini.

"Ternyata benar kamu itu anak manja, tapi bukan berarti kamu harus ceroboh," kata Hazel menatap Rinjani.

"Kan gue udah bilang kalau gue itu nggak bisa cuci piring. Elu sih ngeyel! Kalau sampai kaki gue besok tetanus gimana dong?" rengek Rinjani.

"Kalau tetanus ya harus diamputasi," celetuk Hazel.

"Lu nyumpahin kaki gue diamputasi ya? keterlaluan lu!" sewot Rinjani.

"Udah, besok juga sembuh. Ayo aku antar ke kamar."

Degup jantung Rinjani mendadak berdebar. Kali ini lebih kuat daripada saat berdekatan dengan Pangeran Cakra. Dalam hati Rinjani membatin semoga saja Hazel tidak mendengarkan jantungnya yang sedang bergerumuh.

"Zel," panggil Rinjani pelan.

"Hhmm."

"Kenapa lu hapus aplikasi game di ponsel gue? Bahkan lu juga menghapus semua nomor yang tersimpan. Lu tau nggak, untuk mendapatkan nomor Pangeran Cakra itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, Hazel!"

"Aku berhak untuk menghapus aplikasi apapun di hp-mu termasuk nomor-nomor telepon yang tidak penting, karena apa? Pertama, kamu adalah istriku jadi aku berhak untuk mendidikmu. Kedua gara-gara aplikasi game permainan di ponselmu itu kamu lupa waktu. Kamu sering bergadang, akhirnya kamu telat untuk bangun. Ketiga, kamu nggak boleh menyimpan nomor cowok lain selain nomorku, karena apa? Karena aku suamimu! No debat, sekarang kamu istirahat, awas aja kalau besok kamu sampai kesiangan lagi!"

Setelah memberikan wajenang panjang lebar kepada Rinjani, Hazel pun segera keluar dari kamar Rinjani.

"Dasar Hazel nyebelin. Jadi ketos nyebelin, apalagi jadi suami, nyebelin lu, Zel!" teriak Rinjani dengan keras.

Hazel yang belum sepenuhnya pergi hanya bisa mengangkat kedua garis bibirnya. Memang tidak salah lagi Hazel menjuluki Rinjani dengan nama tikus nakal. Tapi lihat saja nanti, Hazel akan mengubah tikus nakal itu menjadi tikus yang patuh.

...~Bersambung~...

Mohon tinggalkan jejak agar bisa mengobati hati othor yang sedang dikecewakan ini dong 🤧

Selagi nunggu novel up, mampir dulu ke novel

CINTA LELAKI BIASA punya kak Shan_Neen ya!

Terpopuler

Comments

🦅ᴮᵀ⃝☽⃟☾fítrí

🦅ᴮᵀ⃝☽⃟☾fítrí

mana ada tikus patuh ,,,semua tikus juga nakal lho

2022-09-03

3

lihat semua
Episodes
1 Menikahi Ketua Osis | 01
2 Menikahi Ketua Osis | 02
3 Menikahi Ketua Osis | 03
4 Menikahi Ketua Osis | 04
5 Menikahi Ketua Osis | 05
6 Menikahi Ketua Osis | 06
7 Menikahi Ketua Osis | 07
8 Menikahi Ketua Osis | 08
9 Menikahi Ketua Osis | 09
10 Menikahi Ketua Osis | 10
11 Menikahi Ketua Osis | 11
12 Menikahi Ketua Osis | 12
13 Menikahi Ketua Osis | 13
14 Menikahi Ketua Osis | 13
15 Menikahi Ketua Osis | 14
16 Menikahi Ketua Osis | 15
17 Menikahi Ketua Osis | 16
18 Menikahi Ketua Osis | 17
19 Menikahi Ketua Osis | 18
20 Menikahi Ketua Osis | 19
21 Menikahi Ketua Osis | 20
22 Menikahi Ketua Osis | 21
23 Menikahi Ketua Osis | 22
24 Menikahi Ketua Osis | 23
25 Menikahi Ketua Osis | 24
26 Menikahi Ketua Osis | 25
27 Menikahi Ketua Osis | 26
28 Menikahi Ketua Osis | 27
29 Menikahi Ketua Osis | 28
30 Menikahi Ketua Osis | 29
31 Menikahi Ketua Osis | 30
32 Menikahi Ketua Osis | 31
33 Menikahi Ketua Osis | 32
34 Menikahi Ketua Osis | 33
35 Menikahi Ketua Osis | 34
36 Menikahi Ketua Osis | 35
37 Menikahi Ketua Osis 36
38 Menikahi Ketua Osis | 37
39 Menikahi Ketua Osis | 38
40 Menikahi Ketua Osis | 39
41 Menikahi Ketua Osis | 40
42 Menikahi Ketua Osis | 41
43 Menikahi Ketua OSIS | 42
44 Menikahi Ketua OSIS | 43
45 Menikahi Ketua Osis | 44
46 Menikahi Ketua Osis | 45
47 Menikahi Ketua Osis | 46
48 Menikahi Ketua Osis | 47
49 Menikahi Ketua Osis | 48
50 Promo : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
51 Menikahi Ketua OSIS | 49
52 Menikahi Ketua OSIS | 50
53 Menikahi Ketua OSIS | 51
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Menikahi Ketua Osis | 01
2
Menikahi Ketua Osis | 02
3
Menikahi Ketua Osis | 03
4
Menikahi Ketua Osis | 04
5
Menikahi Ketua Osis | 05
6
Menikahi Ketua Osis | 06
7
Menikahi Ketua Osis | 07
8
Menikahi Ketua Osis | 08
9
Menikahi Ketua Osis | 09
10
Menikahi Ketua Osis | 10
11
Menikahi Ketua Osis | 11
12
Menikahi Ketua Osis | 12
13
Menikahi Ketua Osis | 13
14
Menikahi Ketua Osis | 13
15
Menikahi Ketua Osis | 14
16
Menikahi Ketua Osis | 15
17
Menikahi Ketua Osis | 16
18
Menikahi Ketua Osis | 17
19
Menikahi Ketua Osis | 18
20
Menikahi Ketua Osis | 19
21
Menikahi Ketua Osis | 20
22
Menikahi Ketua Osis | 21
23
Menikahi Ketua Osis | 22
24
Menikahi Ketua Osis | 23
25
Menikahi Ketua Osis | 24
26
Menikahi Ketua Osis | 25
27
Menikahi Ketua Osis | 26
28
Menikahi Ketua Osis | 27
29
Menikahi Ketua Osis | 28
30
Menikahi Ketua Osis | 29
31
Menikahi Ketua Osis | 30
32
Menikahi Ketua Osis | 31
33
Menikahi Ketua Osis | 32
34
Menikahi Ketua Osis | 33
35
Menikahi Ketua Osis | 34
36
Menikahi Ketua Osis | 35
37
Menikahi Ketua Osis 36
38
Menikahi Ketua Osis | 37
39
Menikahi Ketua Osis | 38
40
Menikahi Ketua Osis | 39
41
Menikahi Ketua Osis | 40
42
Menikahi Ketua Osis | 41
43
Menikahi Ketua OSIS | 42
44
Menikahi Ketua OSIS | 43
45
Menikahi Ketua Osis | 44
46
Menikahi Ketua Osis | 45
47
Menikahi Ketua Osis | 46
48
Menikahi Ketua Osis | 47
49
Menikahi Ketua Osis | 48
50
Promo : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
51
Menikahi Ketua OSIS | 49
52
Menikahi Ketua OSIS | 50
53
Menikahi Ketua OSIS | 51

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!