Disini, di tempat baru Rinjani harus memulai kehidupan barunya. Jauh dari ayah bunda serta kakak, membuat dia harus kuat, terlebih saat ini dia tinggal bersama dengan ketos killer yang sangat menyebalkan. Rinjani tidak tahu apa yang akan terjadi dengan hidupnya selanjutnya.
"Kamar ini ada dua. Satu untukmu dan satu untukku, kamu mengerti kan?" Hazel menunjukkan dua pintu yang ada di depan matanya.
"Maksud Lu, kita ...."
"Tidak usah berpikir terlalu jauh!" potong Hazel.
Akhirnya Rinjani bisa bernapas lega. Itu artinya tidak akan ada malam pengantin. seperti apa yang dia pikirkan sebelumnya.
"Aman," batin Rinjani penuh dengan kelegaan.
Hazel menyeringai melihat Rinjani yang telah berlalu. Namun, detik berikutnya, teriakan itu menggema dari kamar Rinjani.
"Hazel," pekiknya
Hazel tertawa pelan. Dia sudah yakin jika Rinjani akan shock saat melihat kamarnya. Bagaimana tidak kamar yang disediakan Hazel untuk Rinjani adalah sebuah gudang. Berbeda dengan kamar yang akan dia tempati yang memegang adalah kamarnya.
"Hazel Lu keterlaluan!" teriak Rinjani kencang.
Hazel hanya bisa menutup kedua telinganya. Dia tidak menyangka jika kebiasaan buruk dari Rinjani adalah suka berteriak-teriak seperti orang hutan.
"Gue nggak mau nempatin gudang kotor in protes Rinjani.
"Tidak masalah. Carilah tempat tidurmu sendiri. Mau di dapur atau sofa itu, terserah kamu aja!" Tangan Hazel menunjuk sebuah sofa panjang di depan televisi.
Rinjani menautkan alisnya dengan mata yang membuat lebar. "Bener-benar Lu, ya! Gue mau pulang aja deh, kalau gitu." Dengan menghentakkan kakinya, Rinjani ingin meninggalkan apartemen Hazel. Namun, dengan cepat tangan Rinjani segera ditahan.
"Kalau kamu pulang, berarti kamu sudah menjadi istri yang durhaka. Karena saat ini, surgamu ada di bawah telapak kakiku. Kamu mau masuk surga atau Neraka?!" ancam Hazel.
"Tapi lu bener-bener keterlaluan! Masa gue di kasih gudang buat tidur, gak mau ah!"
"Kamu kan punya tangan, ya dibersihin dong! Bentar tunggu sini aku ambilin alat-alatnya dulu." Hazel berlalu menuju arah dapur dan tak lama kemudian dia datang dengan membawa sapu.
"Bersihkan sekarang! Jangan ganggu aku, karena aku akan ada rapat OSIS."
Rinjani hanya terbelalak lebar saat Hazel meninggalkannya dengan acuh. Seumur-umur Rinjani belum pernah memegang yang namanya sapu apalagi menggunakannya. Dan saat ini Hazel berani menyuruhnya untuk membersihkan gudang yang sangat kotor bahkan penuh dengan sarang laba-laba.
"Ya Allah mengapa dulu orang tuaku ketemu dengan orang tua Hazel, sih? Andaikan saja mereka tidak bertemu pasti aku tidak akan menikah dengan ketos killer itu." Rinjani menggerutu sambil membersihkan ruangan itu dengan rasa kesal. Beberapa kali dia harus terbatuk karena debu yang berterbangan. Karena merasa tidak tahan lagi, Rinjani memilih untuk meninggalkan pekerjaannya begitu saja.
"Enak aja gue dikerjain!" gerutunya.
Tanpa ketukan pintu, Rinjani langsung membuka pintu kamar yang dikatakan itu adalah kamar Hazel.
"Siapa suruh gue dikasih gudang. Ogah gue!" Rinjani tersenyum nakal.
Saat itu Hazel yang mengenakan seragam OSIS sedang menatap laptopnya dengan serius. Tanpa sengaja matanya menangkap sosok Rinjani yang sedang mengendap-endap masuk ke dalam kamarnya. Beruntung saja laptop membelakangi Rinjani yang sedang berjalan menuju tempat tidur. Tanpa rasa takut, Rinjani menjulurkan lidahnya ke arah Hazel, seolah sedang mengejeknya. "Siapa suruh ngerjain gue!"
***
Entah sudah berapa lama Rinjani tidur, tetapi saat dia membuka matanya tak ada sosok Hazel di dalam kamar. Sambil menguap lebar, Rinjani segera mencari keberadaan Hazel, karena perutnya sudah terasa lapar. Baru juga libur satu hari rasanya sudah seperti libur satu minggu, itu karena Rinjani tidak melakukan apa-apa.
Berulang kali Rinjani memanggil, akan tetapi ketos killer itu tak juga menampakan batang hidungnya. Bahkan nomor ponselnya pun juga tidak bisa dihubungi. "Pergi ke mana dia ya?" gerutunya.
Tak ingin larut dalam memikirkan Hazel, Rinjani memilih memainkan ponselnya. Hampir satu hari dia tidak membuka akun sosial media. Sudah diduga pasti akan banyak chat yang masuk ke dalam ponselnya.
"Baru juga satu hari nggak masuk sekolah, udah pada nanyain gue. Giliran gue kena hukuman nggak ada satupun yang nongol. Dasar teman jahamin." Rinjani kembali membaca pesan-pesan yang belum dibacanya.
Jantungnya berdebar seakan ingin melompat saat sebuah pesan dari dari ketua kelasnya mengambang di layar ponsel.
Dia adalah Cakrawala, salah satu idola sekolah. Selain tampan, dia juga pintar. bahkan beberapa kali Cakra menjuarai olimpiade. Kepintaran yang dimiliki oleh Cakra hampir setara dengan Hazel, akan tetapi masih tetap unggul Hazel.
"Ya ampun, gue ditanyain sama pangeran gue kenapa gue nggak sekolah? Oh my God, mimpi apa gue semalam ya?" Rinjani kegirangan.
Dengan cepat tangan Rinjani mengetik sebuah pesan balasan. Rinjani membuat alasan jika dia sedang tidak enak badan. Namun, kebahagiaan itu seketika sirna saat Rinjani membaca balasan dari Cakra. Ternyata Cakra hanya mengingatkan Rinjani agar besok pagi dia tidak telat. Karena mulai besok pagi akan diadakan ketertiban antar kelas. Jika sampai ada yang telat maka akan mengurangi poin ketertiban. Kegiatan ini dilakukan untuk mengikuti lomba ulang tahun sekolah mereka.
"Dih ... gue pikir dia khawatir karena gue nggak masuk. Ternyata cuma titip salam." Rinjani membanting pelan hp-nya di atas sofa. Matanya mengedar untuk mencari sosok Hazel lagi. "Mungkin dia keluar," pikir Rinjani.
Saat Rinjani ingin beranjak ke dapur, telinganya mendengar suara dari kamar yang dianggap sebagai gudang tadi. Dalam kesendiriannya, bulu kudu Rinjani berdiri semua. "Masa sih, ada hantu. Bukannya hantu itu cuma ada di buku cerita aja." Rinjani bergidik ngeri dan ingin berlari ke kamar Hazel. Namun, tiba-tiba pintu itu terbuka.
"Aaaaaa ...." teriak Rinjani panjang seperti hendak merobohkan bangunan apartemen.
Hazel yang keluar dari kamar tersebut hanya bisa menutup kuat telinganya. Belum ada satu hari tinggal bersama dengan Rinjani telinganya sudah hampir pekak karena Rinjani terus saja berteriak.
"Rinjani!" bentak Hazel tak kalah kuat.
Rinjani hanya bisa terbelalak saat melihat Hazel yang keluar dari dalam kamar itu.
"Hazel? Itu kamu kan? Bukan hantu kan?"
"Rin, bisa gak, kamu gak teriak-teriak kayak gitu? Ini apartemen, bukan di hutan!" protes Hazel kesal.
Rinjani yang sudah percaya jika lelaki yang ada di depannya saat ini adalah Hazel, ketos killernya langsung nyengir.
"Lagian lu nakutin gue! Gue pikir Lu hantu!" ketus Rinjani.
"Sembarang!" Hazel menggelengkan kepalanya pelan. "Kamar ini udah aku bersihkan, jadi nggak ada alasan kamu untuk tidur di kamarku, mengerti?" lanjut Hazel lagi.
Saat itu juga Rinjani segera melihat kamar yang dianggap sebagai gudang tadi. Benar saja saat ini keadaan kamar berubah 360 derajat. Kamar yang dia anggap sebagai gudang telah bersih dan rapi, bahkan tidak ada lagi sarang laba-laba yang menggantung maupun debu yang berterbangan.
"Hebat kamu ya," puji Rinjani dengan garis bibir yang terangkat lebar.
...~Bersambung~...
Jangan lupa untuk mendukung novel ini dengan cara tinggalkan jejak, Like dan Komen. Kalau perlu Bunga dan kopi juga boleh hehe.
Sambil menunggu novel ini Up lagi, mampir dulu ke Novelnya Eveliniq dengan judul HARUSKAH GANTI SUAMI. Mampir ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Nah mulai dr sekarang kamu harus belajar semuanya,,Jangan manja ya🤣🤣🤣😜
2023-01-01
1
Ati Pct
banyak kalimat yg kurang & salah ketik ya thor 🙏🙏 maaf cuma kasih kritikan semoga kedepan lebih baik lagi semangaaat 💪💪💪💪
2022-09-27
3
Marlinah Linah
Asiaaaap
2022-09-03
1