Menikahi Ketua Osis | 14

Rinjani hanya bisa terdiam tanpa kata saat Hazel sudah menatapnya dengan tajam. Bahkan saat ini Rinjani tak punya nyali untuk menatap wajah Hazel. Rinjani tertunduk lesu sambil memainkan jemarinya.

"Kamu harus tahu batasan saat berteman dengan lawan jenis, terlebih saat ini kita sudah menikah. Meskipun kita masih sekolah, tetapi pernikahan kita sudah sah di mata Agama, walaupun belum tercatat di resmi di mata negara. Kamu harus bisa menjaga pernikahan kita, Rin! Aku mau kamu memutuskan hubungan mu dengan Cakrawala! Jika kamu masih tetap menjalin hubungan dengannya, aku akan mengadu kepada ayah Dirga!" ancam Hazel dengan serius.

Rinjani mengerucutkan bibirnya. Padahal dia sudah menyiapkan jawab apa yang akan diberikan kepada Hazel saat dirinya disidang. Namun, nyatanya lidah Rinjani terasa kelu untuk membela diri.

"Rin, aku lagi ngomong! Kamu dengar gak sih?" Hazel kesal karena diabaikan oleh Rinjani.

"Iya, gue dengerin kok. Lagian gue sama Cakrawala gak ada hubungan apa-apa. Kita cuma murni temenan."

"Bohong! Lalu apa tadi?"

"Yang mana? Yang lagi disuapin sama Bella?"

"Itu bukan kemauanku. Bella yang memaksa."

Kali ini Rinjani tersenyum getir. Saat Hazel melarangnya untuk dekat dengan lawan jenis, tetapi dia malah membuka peluang untuk pihak ketiga masuk. Bahkan Hazel diam saja saat ada wanita lain yang terbukti sedang ingin menggodanya. Apakah ini adil? Jelas tidak!

"Gue gak tahu apa yang ada di dalam pikiran lu saat ini. Lu sadar gak sih dengan apa yang Lu ucapin? Lu nyuruh gue ngejahuin Cakra tapi lu malah deket sama Bella. Apakah itu adil?"

"Bukan aku yang mendekati, tapi Bella yang mendekati."

Kini roda berputar. Jika tadi Rinjani yang sedang diintrogasi, maka saat ini Hazel yang sedang diinterogasi oleh Rinjani.

"Kan Lu bisa menghindari!"

Hazel membuang napas pelan. "Kan tadi juga udah menghindar. Dasar dianya aja yang genit," ujarnya.

"Udahlah Hazel, kita jalani aja apa adanya. Toh kita masih sama-sama muda. Masih waktunya untuk menikmati masa muda dan pernikahan ini seharusnya belum terjadi."

Rinjani melepaskan emosinya. Diusia yang masih muda dirinya masih labil, belum bisa meyakinkan perasaannya sendiri. Bahkan dia belum bisa membedakan apakah itu hanya sekedar rasa kagum semata ataukah memang itu rasa cinta.

"Aku capek, mau istirahat," lanjut Rinjani kemudian meninggalkan Hazel yang masih terdiam. Pria itu menatap punggung Rinjani hingga tenggelam kedalam kamar. Andaikan Rinjani tahu perasaan Hazel yang sebenarnya apakah Rinjani akan tetap mencari cinta yang lain? Namun, sayangnya Hazel tak pernah berani untuk mengungkapkan perasaan yang sebenarnya kepada Rinjani.

Hanyut dalam pemikirannya, tiba-tiba bel apartemen berbunyi. Hazel terkejut saat melihat wanita paruh baya yang mengaku sebagai utusan Daddy-nya untuk menjadi asisten rumah tangga.

"Maaf sudah menggangu waktu kalian," ujarnya kemudian nyelonong masuk kedalam. Sementara itu Hazel hanya bisa mengernyit melihat wanita itu tanpa permisi nyelonong begitu saja.

"Perkenalkan, nama saya Line. Tuan muda bisa memanggil saya bibi Line. Mulai saat ini saya akan bekerja disini. Semoga saya tidak merepotkan Anda," ujar Line.

"Tapi ... kamu tak terlihat seperti seorang ART. Tunggu aku telepon Mommy dulu."

Hazel merasa tidak yakin jika wanita yang mengaku calon ART itu benar-benar seorang ART. Bisa jadi dia hanya ingin menipunya dengan cara berpura-pura menjadi ART. Namun, Hazel harus menelan kasar dugaannya setelah sang Mommy meyakinkan jika Line adalah ART yang telah disiapkan untuk membantunya.

"Baiklah, itu kamar kamu. Semoga kamu bisa berkerja dengan baik."

"Terimakasih Tuan muda, Anda tak perlu khawatir. Saya akan bekerja dengan sebaik mungkin."

***

Karena tidur terlalu lama membuat Rinjani menjadi malas untuk beraktivitas lagi. Niatnya hanya tidur satu jam, nyatanya hingga tiga jam dia berada di pulau kapuk. Karena waktu juga sudah menunjukkan pukul lima sore, Rinjani memilih untuk langsung mandi agar merasa lebih segar.

Matanya merasa takjub saat dia baru saja keluar dari kamar. Sebuah hidangan telah tersaji diatas meja. Namun, matanya tak menemukan keberadaan Hazel. Mungkinkah ini adalah cara Hazel meminta maaf kepada dirinya.

"So Sweet banget sih tuh ketos," lirihnya.

Namun, detik kemudian dia menangkap sosok wanita yang sedang berada di dapur untuk membersihkan perkakas yang telah digunakan untuk memasak. Rinjani yang belum pernah melihat wanita itu merasa sangat terkejut. Tidak mungkin itu adalah kekasihnya Hazel, pikir Rinjani.

"Anda siapa?" Suara Rinjani membuat wanita itu membalikkan badan.

Terdiam untuk beberapa saat, wanita itu dengan senyum tipis dibibirnya berkata, "Saya Line, ART yang dikirim oleh nyonya Daisy untuk membantu kalian. Semoga kedatangan saya tidak mengganggu kalian."

Rinjani menatap lekat wanita yang mengaku sebagai ART. Jika dilihat dari wajahnya, Rinjani yakin jika wanita itu selalu melakukan perawatan rutin. Betapa tidak, wajahnya terlihat glowing, tak seperti para ART lainnya.

"Oh ... lalu dimana Hazel?" tanya Rinjani lagi.

"Tuan muda sedang keluar. Apakah Anda membutuhkan sesuatu Nona muda?"

Rinjani menggeleng pelan. "Tidak. Apakah ini bibi Line yang memasaknya? Sepertinya bibi Line pandai memasak ya? Aku cobain ya!"

Line tersenyum saat melihat wajah Rinjani yang polos. "Iya. Makanlah! Nanti kalau kurang saya akan memasakkan untuk Anda lagi."

Sudah satu jam Rinjani menunggu kedatangan Hazel. Namun, nyatanya pria itu belum juga pulang. Apakah Hazel benar-benar sedang marah kepada dirinya? Rinjani menyendikkan bahunya merasa bodoh. Apa yang dia ucapkan tadi itu adalah kebenaran yang sesungguhnya.

Konsentrasi Rinjani terpecah saat mendengar suara ketukan pintu.

"Masuk!" kata Rinjani dari dalam.

Ternyata bibi Line datang dengan membawakan susu untuk Rinjani. Rinjani menautkan kedua alisnya. Padahal dia tidak pernah memberitahukan kepada bibi Line jika dia menyukai minuman itu.

"Maaf, saya sengaja membuatkan susu untuk Anda menemani belajar Anda. Belajar yang semangat ya," kata bibi Line.

Rinjani mengangguk pelan. Dalam hati Rinjani terus bertanya-tanya. Siapakah sebenarnya bibi Line ini. Mengapa dia mengetahui semua kesukaannya, Padahal dia baru bekerja beberapa jam yang lalu. Apakah bundanya yang telah memberitahukan semua kesukaan Rinjani?

"Mencurigakan!" batin Rinjani yang masih menatap gelas susu. "Jangan-jangan di dalam gelas ini udah dikasih racun." Pikiran Rinjani terlalu jauh hingga dia menerka-nerka yang belum pasti.

"Gue harus selidiki siapa bibi Line sebenarnya. Jangan-jangan dia selingkuhannya Hazel."

Baru saja Rinjani hendak melanjutkan belajarnya, tiba-tiba dia mendengar ribut-ribut dari luar. Rinjani pun bangkit untuk mengeceknya. Namun, setelah membuka pintu kamar, dia melihat Hazel datang bersama dengan Bella. Wajah Rinjani ini mendadak menjadi merah padam.

"Gila, baru juga tadi dibahas, udah dibawa pulang aja tuh pelakor. Dasar Hazel brengsek! Nyuruh gue menjauhi Cakra tapi dia malah dekat-dekat sama cewek lain!" Rinjani mengerucutkan bibirnya sambil menutup pintunya dengan kasar.

Bella yang baru saja duduk di sofa terkejut dan bertanya kepada Hazel. "Apa itu, Zel?"

Hazel tahu jika itu adalah ulah Rinjani. "Mungkin bibi Line menutup pintu. Maklum pintunya memang sedang rusak."

...~BERSAMBUNG~...

Halo-halo Mohon maaf ada kesalahan untuk bab 13, yang up double. Tapi aku udah coba hubungi editor untuk memperbaikinya. maaf atas ketidaknyamanannya 🙏

Oh iya, sambil nunggu aku Up lagi mampir dulu yuk di novel kak Melisa dengan judul Novel PELABUHAN TERAKHIRKU [ Kamu Bukan pembawa Sial ] Mampir ya!

Terpopuler

Comments

Jenny Jenny

Jenny Jenny

Pandai ngator istri dri sndri yg buat olah😡😡

2023-01-14

2

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Loh kok Hazel sampai segitu jya sih,apa pun alasannya dia gak bisa seenaknya membawa Cewek nya datang kerumah,hais gue jadi panas nih,melarang Rinjani tp malah dia sendir yg melampui batas,,,😡😡😡

2023-01-01

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Hati2 kamu Rinjani,kalo kamu gak bisa berubah ke lebih baik sebagai istri,takutnya kamu ketikung sama ART kamu sendiri yg serba bisa,mana muda dan cantik juga😂😂

2023-01-01

0

lihat semua
Episodes
1 Menikahi Ketua Osis | 01
2 Menikahi Ketua Osis | 02
3 Menikahi Ketua Osis | 03
4 Menikahi Ketua Osis | 04
5 Menikahi Ketua Osis | 05
6 Menikahi Ketua Osis | 06
7 Menikahi Ketua Osis | 07
8 Menikahi Ketua Osis | 08
9 Menikahi Ketua Osis | 09
10 Menikahi Ketua Osis | 10
11 Menikahi Ketua Osis | 11
12 Menikahi Ketua Osis | 12
13 Menikahi Ketua Osis | 13
14 Menikahi Ketua Osis | 13
15 Menikahi Ketua Osis | 14
16 Menikahi Ketua Osis | 15
17 Menikahi Ketua Osis | 16
18 Menikahi Ketua Osis | 17
19 Menikahi Ketua Osis | 18
20 Menikahi Ketua Osis | 19
21 Menikahi Ketua Osis | 20
22 Menikahi Ketua Osis | 21
23 Menikahi Ketua Osis | 22
24 Menikahi Ketua Osis | 23
25 Menikahi Ketua Osis | 24
26 Menikahi Ketua Osis | 25
27 Menikahi Ketua Osis | 26
28 Menikahi Ketua Osis | 27
29 Menikahi Ketua Osis | 28
30 Menikahi Ketua Osis | 29
31 Menikahi Ketua Osis | 30
32 Menikahi Ketua Osis | 31
33 Menikahi Ketua Osis | 32
34 Menikahi Ketua Osis | 33
35 Menikahi Ketua Osis | 34
36 Menikahi Ketua Osis | 35
37 Menikahi Ketua Osis 36
38 Menikahi Ketua Osis | 37
39 Menikahi Ketua Osis | 38
40 Menikahi Ketua Osis | 39
41 Menikahi Ketua Osis | 40
42 Menikahi Ketua Osis | 41
43 Menikahi Ketua OSIS | 42
44 Menikahi Ketua OSIS | 43
45 Menikahi Ketua Osis | 44
46 Menikahi Ketua Osis | 45
47 Menikahi Ketua Osis | 46
48 Menikahi Ketua Osis | 47
49 Menikahi Ketua Osis | 48
50 Promo : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
51 Menikahi Ketua OSIS | 49
52 Menikahi Ketua OSIS | 50
53 Menikahi Ketua OSIS | 51
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Menikahi Ketua Osis | 01
2
Menikahi Ketua Osis | 02
3
Menikahi Ketua Osis | 03
4
Menikahi Ketua Osis | 04
5
Menikahi Ketua Osis | 05
6
Menikahi Ketua Osis | 06
7
Menikahi Ketua Osis | 07
8
Menikahi Ketua Osis | 08
9
Menikahi Ketua Osis | 09
10
Menikahi Ketua Osis | 10
11
Menikahi Ketua Osis | 11
12
Menikahi Ketua Osis | 12
13
Menikahi Ketua Osis | 13
14
Menikahi Ketua Osis | 13
15
Menikahi Ketua Osis | 14
16
Menikahi Ketua Osis | 15
17
Menikahi Ketua Osis | 16
18
Menikahi Ketua Osis | 17
19
Menikahi Ketua Osis | 18
20
Menikahi Ketua Osis | 19
21
Menikahi Ketua Osis | 20
22
Menikahi Ketua Osis | 21
23
Menikahi Ketua Osis | 22
24
Menikahi Ketua Osis | 23
25
Menikahi Ketua Osis | 24
26
Menikahi Ketua Osis | 25
27
Menikahi Ketua Osis | 26
28
Menikahi Ketua Osis | 27
29
Menikahi Ketua Osis | 28
30
Menikahi Ketua Osis | 29
31
Menikahi Ketua Osis | 30
32
Menikahi Ketua Osis | 31
33
Menikahi Ketua Osis | 32
34
Menikahi Ketua Osis | 33
35
Menikahi Ketua Osis | 34
36
Menikahi Ketua Osis | 35
37
Menikahi Ketua Osis 36
38
Menikahi Ketua Osis | 37
39
Menikahi Ketua Osis | 38
40
Menikahi Ketua Osis | 39
41
Menikahi Ketua Osis | 40
42
Menikahi Ketua Osis | 41
43
Menikahi Ketua OSIS | 42
44
Menikahi Ketua OSIS | 43
45
Menikahi Ketua Osis | 44
46
Menikahi Ketua Osis | 45
47
Menikahi Ketua Osis | 46
48
Menikahi Ketua Osis | 47
49
Menikahi Ketua Osis | 48
50
Promo : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
51
Menikahi Ketua OSIS | 49
52
Menikahi Ketua OSIS | 50
53
Menikahi Ketua OSIS | 51

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!