Sudah tidak heran lagi jika hubungan Hazel dengan Arga tak bisa berjalan dengan baik. Itu semua bermula saat Hazel mengetahui jika Arga memiliki perasaan kepada Shereena. Sedangkan usia mereka terpaut sekitar enam tahun. Bagi Hazel, Arga tidak cocok untuk bersama dengan Shereena, terlebih saat ini kedua sudah menjadi keluarga.
"Berapa kali aku harus mengatakan jauhi Arga. Dia itu pria mesum!"
Shereena yang sedang ditahan oleh Hazel hanya bisa pasrah dengan sikap sang kakak yang memang tidak menyukai Arga sejak kecil. Dia tahu alasan apa yang membuat Hazel tidak menerima Arga.
"Kamu terlalu berlebihan. Saat ini kita sudah menjadi satu keluarga. Aku dan kak Arga tidak memiliki hubungan apa-apa. Hubungan kita adalah hubungan keluarga, tidak seperti yang kamu pikirkan, Hazel."
Hazel tetap tidak terima dengan penjelasan adiknya. Bisa saja saat ini Shereena sedang berkilah. Hazel bukan tipe orang yang bisa percaya begitu saja tanpa bukti, terlebih Hazel bisa melihat tatapan Arga kepada Shereena bukanlah tatapan biasa.
"Awas saja jika kamu berani mengkhianati kepercayaan ku!"
"Kamu itu terlalu berlebihan. Sudahlah, kamu hanya membuang waktuku. Aku pulang saja."
Shereena bangkit dari sofa dan beranjak untuk menemui Rinjani yang ada di dalam kamar.
"Rin, aku pulang ya. Kalau kamu ditindas oleh Hazel, segera kasih tahu aku biar aku laporin sama Daddy."
Kedua gadis itu saling cipika-cipiki sebelum berpisah. Meskipun keduanya berada dalam sekolah yang sama, tetapi Shereena tidak sekelas dengan Hazel dan Rinjani. Dia memilih untuk masuk ke kelas IPA, tak seperti Hazel dan Rinjani yang masuk ke kelas IPS.
"Aman itu. Hati-hati di jalan ya," pesan Rinjani.
Setelah keluar dari apartemen milik Hazel, Shereena bernapas dengan lega. Hazel yang selalu saja ikut campur membuat Shereena harus terus waspada dalam setiap langkah. Begitu juga saat dia sedang bersama dengan Arga.
"Bagaimana?"
Shereena terkejut saat melihat Arga yang sudah berada dibelakangnya. "Kak Arga." Shereena merasa sangat terkejut. "Kok masih ada disini? Nanti kalau Hazel tahu dia pasti akan sangat marah, Kak," lanjut Shereena dengan menarik tangan Arga menuju kedalam lift.
"Asalkan bersamamu aku rela,” bisik Arga manja.
Shereena tak bisa menyembunyikan senyum indah di wajahnya saat bisa menatap wajah teduh milik Arga. Kebersamaannya selama ini sudah menumbuhkan bibit cinta diantara keduanya, meskipun mereka tahu itu seharusnya tidak terjadi. Namun, keduanya tidak bisa untuk membohongi perasaannya mereka.
"Kak, seperti kita harus menjaga jarak dulu deh, karena saat ini Hazel akan mengawasi ku. Aku takut jika dia mengetahui hubungan kita," kata Shereena sambil menatap Arga dengan tatapan penuh cinta.
"Kamu tenang aja gak usah khawatir. Jika itu terjadi, aku akan tetap memperjuangkanmu."
Tangan Arga menarik pelan tubuh Shereena agar masuk kedalam pelukannya. Gadis yang di pacari secara diam-diam tanpa sepengetahuan siapapun
"Aku takut, Kak."
Arga mengelus pelan rambut Shereena dan mengecupnya pelan. Entah apa yang akan terjadi jika kedua orang tuanya mengetahui hubungan keduanya, sementara mereka berdua sudah menjadi saudara ipar. Namun, jika suatu saat hubungan mereka terendus, Arga akan tetap mempertahankan Shereena, wanita yang sejak kecil telah bersemayam dalam hatinya.
****
"Rin, geser dikit." Hazel mencoba untuk menggeser posisi tidur Rinjani.
"Apaan sih! Kan jadi kalah!" seru Rinjani dengan kesal.
Hazel perlahan mendekat dan mencoba untuk mengambil ponsel Rinjani, akan tetapi dengan cepat Rinjani menyimpan ponselnya di dalam bajunya.
"Kamu main game lagi?" tanya Hazel dengan alis yang menaut.
"Cuma sebentar, gak lama kok."
"Sini hp-nya!" bentak Hazel.
Rinjani menggeleng pelan. "Gak mau. Nanti kamu hapus lagi gamenya," tolak Rinjani.
"Tapi semua ini demi kebaikan kamu, Rin! Sebentar lagi ujian kenaikan kelas. Kamu harus banyak belajar daripada main game. Masa iya mau jadi juara satu dari belakang terus. Pokoknya aku gak setuju kalau kamu main game lagi! Sekarang serahkan hpnya!"
Rinjani kukuh dengan pendiriannya yang enggan menyerahkan ponselnya pada Hazel. Namun, siapa yang menyangka jika Hazel akan nekat untuk merebut paksa ponsel Rinjani yang sudah disembunyikan.
"Kamu pikir aku gak berani mengambilnya." Hazel sudah mendekat, bahkan wajah keduanya sudah sangat dekat. Rinjani tak berkedip dengan jantung yang berdebar. Bahkan untuk menelan salivanya saja terasa sangat berat.
"Lu mau apa jangan macam-macam!" ancam Rinjani.
Mata keduanya saling menatap hingga detik kemudian tangan Hazel sudah masuk ke dalam baju Rinjani. Gadis itu hanya bisa mendelik saat tangan Hazel tanpa sengaja menyentuh sesuatu di dalam sana. Begitu juga dengan Hazel. Dia merasa sangat kaget saat tangannya menyentuh benda yang terasa kenyal. Kedua matanya pun itu saling menatap.
"Hazel!" teriak Rinjani kuat. "Lu sengaja kan mau pegang-pegang buah gue!" sentak Rinjani yang kemudian menepis tangan Hazel agar keluar dari dalam bajunya.
Masih dalam keadaan shock atas apa yang dia sentuh, Hazel terdiam. Bahkan dia tidak bisa berpikir apa-apa lagi.
"Itu tadi .... " Hazel tak melanjutkan ucapannya karena dia tahu apa yang barusan dia sentuhnya. "Sorry, gak sengaja," ucapnya kemudian berlalu.
"Dasar mesum!" cibir Rinjani.
***
Meskipun Hazel berusaha untuk memejamkan matanya agar terlelap, akan tetapi mata itu masih enggan untuk memejam. Tubuh Rinjani yang ada di sampingnya, membuat detak jantungnya tak beraturan. Terlebih saat ini wajah itu sedang menghadap ke arahnya. Wajah yang damai dan polos itu hanya bisa dilihatnya saat gadis itu sedang terlelap.
Hazel tidak pernah menyangkal jika dia akan jatuh cinta kepada Rinjani. Namun, karena rasa gengsi yang diturunkan oleh Daddy-nya, Hazel hanya bisa memendam perasaannya untuk saat ini. Bisa menikahi Rinjani adalah sebuah kebahagiaan untuknya, tetapi Hazel selalu pandai untuk menyembunyikan perasaannya.
Rasanya baru saja terlelap sebentar, tetapi suara alarm telah bernyanyi kembali untuk membangunkannya. Hazel segera bangkit dari tempat tidur untuk membersihkan diri sebelum dia membangunkan Rinjani. Jangan ditanya lagi bagaimana posisi tidur Rinjani saat ini. Bukan kepala yang di atas bantal melainkan kakinya.
Tidak butuh waktu lama Hazel sudah bersiap dengan seragam putih dan abu-abunya. Karena hari ini adalah hari Senin, maka Hazel akan berangkat lebih awal dari biasanya. Banyak tugas yang harus dia kerjakan.
"Rin, bangun! Sekolah!"
Rinjani menguap sambil membuka pelan matanya. Perlahan dia menatap Hazel yang sudah berdiri di depannya dengan seragam lengkap. Tanpa rasa bersalah Rinjani bertanya, "Jam berapa ini? Rajin amat si lu, Zel." Rinjani berusaha untuk mengkorek tahi matanya.
"Sudah pukul 06.00. Aku akan segera berangkat, di bawah sana aku juga sudah memesankan taksi online, jadi kamu tak perlu lagi untuk naik angkot ke sekolahan," pesan Hazel sebelum berlalu dari kamar.
Seketika Rinjani mengingat jika ini adalah hari Senin, dimana mereka akan melakukan baris sebelum mengikuti upacara.
"Gawat, gue bisa telat." Rinjani segera turun dari tempat tidur dan bergegas untuk ke kamar mandi. Tidak akan heran jika Rinjani akan selalu saja tergesa-gesa di setiap paginya. Entah sampai kapan gadis itu akan merubah sikap malasnya.
"Jangan sampai gue ngecewain pangeran Cakra." Rinjani berusaha untuk mempercepat langkahnya.
...~Bersambung~...
Halo-halo, kali ini aku bawa satu novel keren dari kak Julia Fajar dengan judul MUTIARA TERABAIKAN UNTUK ADAM. Mampir ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Dahlia Anwar
egois banget Arga kan udah iparn kenapa engga kalian aja yang nikah
2023-04-12
1
Qaisaa Nazarudin
Oalah udah cinta rupanya,bagus dong tp kamu harus sabar mendidik Rinjani utk menjadi istri yg bertanggung jawab ya Zel,,👍🏻👍🏻💪🏻💪🏻
2023-01-01
1
Qaisaa Nazarudin
Tau gitu kenapa gak kalian aja yg gantiin perjohohan itu,,,??
2023-01-01
1