Rinjani melangkah gontai. Hatinya sangat sedih saat dia harus kehilangan semua nomor yang tersimpan di ponselnya. Hazel hanya menyisahkan nomor keluarga dan nomornya saja. Tentu saja membuat Rinjani tak bersemangat untuk menjalani harinya. Terlebih nomor Pangeran Cakra juga sudah masuk tong sampah. Padahal saat itu untuk mendapatkan nomor Pangeran Cakra, dia harus rela terkena bola basket.
"Ya Allah, sial amat hidup gue." Rinjani menggerutu kesal.
Tanpa disadari oleh Rinjani, dia menabrak seseorang di depannya. Alangkah terkejutnya saat dia melihat sosok pangeran Cakra yang dia tabrak. "Sorry," ucapannya.
Kebetulan sekali Cakra bertemu dengan Rinjani secepatnya, karena sejak kemarin Cakra mengirim pesan kepada Rinjani tetapi tidak terkirim. "Kamu gak papa?" tanya Cakra.
Rinjani menggeleng kaku, karena dia masih terpesona akan ketampanan Cakra.
"Syukurlah," ucap Cakra. "Oh iya, kemarin aku kirim pesan sama kamu, tapi kenapa nggak terkirim ya?" tanya Cakra kemudian.
Rinjani langsung tersentak mendengar ucapan Cakra. Semua ini karena ulah Hazel yang menghapus semua nomor dan juga aplikasi chatnya.
"Kamu kenapa kok diam? Ada yang salah?"
"Gak ada yang salah, cuma hp gue lagi pengen manja makanya dia gak mau loading," kilah Rinjani dengan gugup.
Cakra pun hanya bisa mengangguk pelan. "Jadi kamu gak ikut grup acara ulang tahun sekolah?"
Rinjani membeku untuk sesaat. Karena ulah Hazel, Rinjani harus ketinggalan informasi terupdate dari sekolah. Lagi-lagi Rinjani harus mengingat pesan yang disampaikan oleh Hazel malam tadi malam. Rinjani takut dosa jika dia melanggar peringatan Hazel.
"Sejak kapan gue takut dosa? Kenapa gue malah patuh sama larangan Hazel sih? Padahal kalau dipikir-pikir gak ada salahnya dong kalau gue juga punya teman. Masa cuma dia aja yang punya teman. Ini namanya enggak adil."
Rinjani dan Cakra masuk ke dalam kelas secara bersamaan. Banyak pasang mata yang memberikan siulan kepada keduanya. Bibir Rinjani hanya bisa diangkat kecil karena malu. Namun, tanpa sengaja matanya telah ditatap tajam oleh Hazel yang baru saja meletakkan tasnya di atas meja.
"Sepertinya ratu kita udah insaf," celetuk salah seorang siswa.
"Amazing ... lu kesambet jin mana, Rin? Ini jam berapa? Kalau lu insaf, kasihan pak Ujang nyikat wc sendirian," timpal seorang temannya lagi.
Rinjani mendengkus kesal. Seharusnya teman-temannya memberikan pujian karena Rinjani tidak lagi terlambat datang ke sekolah. Namun, nyatanya malah diledek.
"Sudah, kalian jangan seperti dong. Sebenarnya aku yang meminta Rinjani untuk datang lebih cepat agar kelas kita tidak kehilangan poin dan bisa lanjut ke acara puncak ulang tahun sekolah kita besok," jelas Cakra, membuat teman-teman salut padanya, karena bisa membuat ratu kelas insaf.
"Cakrawala menang keren. Semoga aja ratu kita insaf selamanya, ya."
Telinga Hazel tiba-tiba terasa sangat panas mendengar pengakuan Cakra. Padahal dibalik perubahan Rinjani ada dia yang berjuang dengan caranya sendiri. Namun, Hazel tidak ingin mempermasalahkan selagi itu bisa merubah Rinjani untuk lebih baik lagi.
***
Jam istirahat tiba. Seperti biasa, Rinjani dan Mentari pasti akan mojok di meja kantin paling belakang. Selain sepi, keduanya bisa mendengarkan gosip terupdate setiap harinya.
"Rin, lu jahat! Ganti nomer telepon gak bilang-bilang!" Mentari mendengkus pelan.
"Siapa juga yang ganti nomer? Hape gue disita sama si ketos killer itu. Game sama aplikasi chat juga masuk tong sampah. Yang lebih bikin gue kesel, nomer pangeran gue juga dihapus!"
Mentari merasa sangat terkejut saat Rinjani mengatakan jika hpnya disita oleh Hazel. Sebagai orang terdekat, Mentari merasa telah melewatkan sesuatu. "Apa lu bilang, Rin? HP lu di sita Hazel? Gimana ceritanya?"
Seketika Rinjani tersadar akan ucapannya. Dia sudah kebablasan dalam mengucapkan kata. Untuk sementara ini, Rinjani belum siap untuk menceritakan tentang pernikahannya kepada Mentari.
"Itu ... pas kejadian di toilet kemarin itu gak sengaja hp gue dibawa sama Hazel," kilah Rinjani.
Namun, Mentari tidak percaya akan pengakuan Rinjani. Alasan Rinjani tidak sesuai dengan kenyataan. Bagaimana bisa hp Rinjani bisa terbawa oleh Hazel sementara Mentari masih sempat saling kirim pesan beberapa hari yang lalu. Dan menurut pengakuan Rinjani, tadi malam Hazel menghapus game dan aplikasi chat. Itu berarti Rinjani dan Hazel melakukan pertemuan malam tadi. Atau diam-diam keduanya melakukan back street.
Mentari menatap tajam kearah Rinjani. "Rin, jawab jujur! Elu gak lagi back street sama si killer itu 'kan?" Mata mentari masih mendelik.
Rinjani terkejut, tetapi dia berusaha untuk tetap biasa saja. Mungkin saat ini hubungannya dengan Hazel termasuk juga back street, karena keduanya menyembunyikan dari publik atas pernikahan mereka.
"Eh, tapi gak mungkin juga si ketos killer itu pacaran sama lu. Tuh lihat dia aja sekarang lagi berdua sama Bella, si cewek paling cantik," ucap Mentari selanjutnya.
Rinjani langsung mengikuti ekor mata Mentari yang menyorot Hazel. Benar saja saat ini Hazel dan Bella sedang makan bersama dalam satu meja. Entah apa yang mereka bicarakan tetapi bibir Bella tak hentinya untuk mengembang.
"Ini kenapa hati panas kayak lagi di panggang sih?" batin Rinjani.
"Gerah banget disini, keluar yuk cari angin segar." Rinjani berdiri dengan sewot, membuat Mentari hanya ternganga. Padahal hawa di kantin biasa saja.
"Aneh tuh orang! Jelas-jelas disini adem." Mentari mengendikan bahunya sebelum dia ikut berlalu.
...~Bersambung~...
Halo-halo hari ini aku bawa rekomendasi Novel yang bagus dari kak Merpati_Manis. Mampir ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Merpati_Manis (Hind Hastry)
mksh kak Othor, perjuangan bang Zaki dalam novel _Finding Love_ udah dipromoin di sini kak 😊🙏
sukses selalu buat kakak 🤗🤗
2022-09-08
3
🦅ᴮᵀ⃝☽⃟☾fítrí
wihhh udah ada saling panas memanas nih
2022-09-04
1