Sebuah foto telah beredar luas di media sosial, khusus di Instagram. Tak terlihat dengan jelas, hanya punggung belakang seorang siswa laki-laki sedang mendekap seorang siswa perempuan. Meskipun begitu, sebagai orang tua Excel tau foto siapa yang sedang berkeliaran di media sosial. Jelas itu adalah foto Hazel dengan Rinjani yang sedang berada di toilet. Foto dengan caption so sweet itu menuai beranekaragam jenis komentar, bahkan ada yang membully foto tersebut.
Disebuah ruang keluarga, Excel mengumpulkan anggota keluarganya, termasuk juga Hazel yang akan di sidang malam ini.
"Jadi bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Excel sambil menunjukkan sebuah foto di ponselnya.
Mata Hazel membulat lebar karena terkejut. Dia tidak tahu siapa yang sudah berani mengambil foto tanpa seizin darinya dan bahkan berani mempublish ke media sosial. Padahal selama ini tidak ada yang berani untuk menyenggol dirinya.
"Ini kan ...." Hazel menjeda ucapannya.
"Iya. Ini kamu dan Rinjani kan? Apa yang sedang kalian lakukan di dalam toilet? Atau jangan-jangan kamu udah nggak sabar untuk memiliki Rinjani seutuhnya? Kalau seperti ini Daddy tidak yakin jika kamu bisa menjaga keutuhan Rinjani dengan baik," kata Excel dengan napas beratnya.
"Ini tak seperti yang Daddy pikirkan. Aku hanya menolong Rinjani saja Dad, dia terkunci di dalam toilet." Hazel membela diri, sebab apa yang dikatakan oleh Daddy tidak sesuai dengan apa yang terjadi.
"Daddy tidak mau dengar alasan apapun lagi. Daddy ingin kamu dan Rinjani segera melangsungkan pernikahan, dengan begitu kamu bisa bebas untuk menyentuh Rinjani. Terlebih itu tidak akan membuat aib keluarga, mengerti!"
Daisy sang Mommy tidak bisa berbuat apa-apa setelah dia melihat sebuah foto yang menampilkan Hazel dan Rinjani di dalam toilet. Bahkan meskipun wajah mereka tak terlihat, tetapi komentar-komentar para deterjen sangat menusuk hatinya.
"Kok Shereena gak tau kejadian ini? Ini kapan, Jak? Jangan-jangan kalian mengerjai Rinjani lagi ya, sampai dia harus terkurung di toilet?" celetuk Shereena, adik yang berbeda tiga menit dari Hazel.
"Apa?!" Excel dan Daisy sama-sama terlonjak dengan pengakuan Shereena. Kedua orang tua itu tidak pernah mengetahui bagaimana perkembangan Hazel dan Rinjani di sekolahan. Yang mereka tahu hubungan Hazel dan Rinjani selama ini baik-baik saja.
Mata Excel membulat lebar menatap Hazel yang tak berani untuk menegakkan kepalanya.
"Apa yang sudah kamu lakukan di sekolah sana, Zel? Apakah kamu sering membully Rinjani? Dasar, kamu sangat keterlaluan Hazel! Dia itu adalah calon istrimu kelak. Seharusnya kamu bisa melindungi dia bukan malah membully-nya!”
"Dad, bukan seperti itu! Hazel hanya menjalankan tugas. Dan kalaupun Rinjani mendapatkan hukuman itu sudah wajar! Karena dia memang anak pemalas yang selalu saja telat, telat dan telat!".
"Cukup Hazel, Daddy tidak ingin tahu." Excel membuang kasar napasnya. Sejenak kemudian dia menetap kembali ke arah sang istri. "Aku ingin mempercepat pernikahan mereka" Setelah itu Excel berdiri untuk meninggalkan anak dan istrinya yang masih ternganga mendengar ucapannya.
Begitu juga dengan Hazel yang tak kalah terkejutnya. "Dad, aku masih sekolah. Aku tidak mau menikah sekarang!" teriak Hazel yang sudah tak dihiraukan lagi oleh Daddy-nya.
"Semua ini gara-gara kamu, Shereena!" Hazel bangkit dari sofa dan meninggalkan dua orang yang masih ikut shock dengan keputusan Daddy-nya.
"Lho, kok jadi Shereena yang salah sih, Kak? Kan emang bener kalian sering ngasih hukuman yang enggak wajar sama Rinjani. Kalian itu para OSIS sangat keterlaluan tahu!"
Hazel sudah tak mendengarkan ocehan Shereena. Dia melihat Mommy-nya dan Shereena saling memeluk untuk saling menenangkan.
"Mom, ini bukan salah Shereena, kan Mom?"
Daisy hanya bisa mengelus rambut Shereena tanpa kata. Selama ini Daisy tak pernah tahu sampai mana perkembangan hubungan Hazel dengan Rinjani yang telah mereka jodohkan sejak mereka masih bayi. Karena selama ini keduanya terlihat baik-baik saja seperti tidak ada masalah. Namun, kenyataan Rinjani sering di hukum oleh Hazel.
***
Tak jauh berbeda dengan Excel, Dirga yang sudah melihat foto Hazel bersama dengan anaknya merasa sangat shock. Bisa-bisanya anak yang dia didik dengan baik mampu melakukan perbuatan tidak terpuji. Dirga tidak ingin apa yang telah menimpanya dulu juga menimpa kepada anaknya.
Dirga sangat takut jika anaknya sampai hamil diluar nikah seperti apa yang dirasakan oleh Vie, istrinya. Karena cinta mereka buta, karena cinta mereka lupa segalanya, karena cinta hanya akan membuat mereka gila.
"Kamu kenapa, Mas?" tanya Vie yang menghampiri Dirga di ruang kerjanya.
Dirga menatap sang istri kemudian menyerahkan ponselnya. "Astaga, ini apa, Mas?" pekik Vie sambil menutup mulut dengan kedua tangannya.
"Apakah ini Hazel dan Rinjani? Mereka tertangkap basah di kamar mandi?" celetuk Vie dengan rasa shock.
Dengan mata yang membulat, Vie membaca setiap komentar-komentar dari para deterjen. Beruntung saja wajah kedua anak itu tidak terlihat. Jika sampai terlihat maka hancurlah dunia, hancurlah nama baik keluarga.
"Jadi mereka ...."
Drrrrr .... drrrt ....
Ponsel yang berada di tangan Vie bergetar. Sebuah nama Excel mengambang di layar ponselnya. "Mas, tuan Excel," kata Vie sambil menyerahkan ponsel ke tangan Dirga. Saat ini Vie tengah gugup. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Vie juga takut jika Excel akan murka dan akan menarik semua saham yang telah tertanam di perusahaan Dirga.
Mata Dirga membulat lebar ketika mendengar apa yang disampaikan oleh Excel dari seberang telepon. Dengan lesu, Dirga duduk lagi di kursinya
"Ada apa, Mas?" tanya Vie penasaran.
Mata Dirga menatap lekat ke arah istrinya. Dengan napas berat Dirga berkata, "Tuan Excel ingin mempercepat pernikahannya. Beliau takut jika kedua anak ini khilaf dalam lautan cinta. Jika itu terjadi maka hanya akan membuat aib keluarga."
Malam ini Dirga memanggil kedua anaknya untuk ke ruangan kerja. Malam yang sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh malam, membuat kedua anaknya merasa heran saat sang ayah memanggilnya. Keduanya yakin jika ayahnya akan menyampaikan sesuatu yang sangat penting.
Setelah keduanya masuk ke dalam ruang kerja ayahnya, Dirga menatap wajah satu persatu kedua anaknya.
"Apakah ada masalah yang serius, Ayah?" tanya Arga penasaran.
"Jika tidak serius Ayah tidak akan memanggil kalian untuk ke sini," ucap ayahnya datar.
"Jadi ada masalah apa, Yah? Kalau masalah perusahaan 'kan Rinjani nggak tahu apa-apa. ngapain juga ikut dipanggil?" protes Rinjani.
Dirga segera menunjukkan sebuah foto yang ada di ponselnya kepada Rinjani. Mata Rinjani pun hampir terlepas karena saking terkejut melihat foto yang ada di ponsel ayahnya.
"Ini apa, Yah?" tanya Rinjani kaget.
"Kok malah tanya sama ayah? Itu kan sudah jelas Hazel dan kamu sedang .... " Dirga tidak melanjutkan ucapannya.
"Sedang apa?" timpal Arga.
Arga pun segera merampas ponsel yang sedang berada di tangan Rinjani. Sebuah helaan napas panjang keluar dari mulut Arga. Dia mencoba untuk tenang meskipun sebenarnya dia sangat terkejut saat melihat foto tersebut. Adiknya yang dianggap sangat polos ternyata adalah suhu.
"Ayah, Kak Arga, Bunda .... Kejadiannya tidak seperti itu. Tadi pagi Rinjani kena hukuman dan harus menyikat wc-nya guru. Rinjani nggak tahu kalau wc itu ternyata rusak. Kalian tahu sendiri kan kalau Rinjani punya penyakit sesak napas. Hazel hanya datang untuk menyelamatkan Rinjani." terang Rinjani dengan keras.
"Percuma kamu jelaskan, karena tuan Excel akan mempercepat pernikahan kalian," uj8 ayahnya menyela.
"Apa?" pekik Rinjani kuat.
...~BERSAMBUNG~...
Halo-halo sambil menunggu novel ini up lagi, mampir dulu ya ke novel FAKE LOVE punya Author Mayya_Zha
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
𝐬𝐚𝐟𝐫𝐢𝐚𝐭𝐢
Semngat selalu utk berkarya
2023-05-09
0
alvika cahyawati
alur ceritanya menarik dan lumayan bagus tp tolong kosak kata nya di perhatikan lg bnyk y salah tidak enak d bacanya.
2022-09-11
6