Hazel melotot saat dia masuk kedalam kamarnya melihat Rinjani sudah terbaring diatas tempat tidur. Bahkan semua perlengkapan Rinjani juga sudah berada di dalam kamarnya.
"Ini maksudnya apa?" Hazel terheran
Rinjani bangkit dan langsung menyerahkan ponselnya pada Hazel. "Mommy bilang kamar sebelah akan digunakan oleh mbak yang akan ngurusin kita, jadi Mommy nyuruh gue buat pindah ke kamar Lu. Kata Mommy kalau lu keberatan bisa protes sama Daddy," ujarnya sedikit sinis.
Hazel mendengkus pelan. "Jadi Mommy tadi kesini dong? Dia juga tahu kalau kamu tidur di kamar sebelah?"
Rinjani mengangguk pelan. "Iya. Tadi Mommy kesini sama Bunda.".
"Apa?!" Hazel terkejut, akan tetapi segera menepisnya agar tak terlihat oleh Rinjani.
"Kenapa gak bilang?"
Rinjani menautkan kedua alisnya dan tersenyum tipis. "Lu aja yang sibuk sama perempuan cantik, maknanya gak tahu kalau gue telepon berkali-kali. Bahkan pesan gue satupun gak ada yang lu bales!"
Hazel segera mengecek ponselnya untuk meyakinkan ucapan Rinjani. Setelah benar apa yang dikatakan oleh Rinjani, Hazel pun membuang napas panjang. "Kami gak berdua, Rin. Ada Aura dan juga Bima," jelas Hazel.
Namun, Rinjani tak peduli, dia kembali keatas tempat tidur untuk memainkan ponselnya lagi. Hazel pun juga berlalu untuk membersihkan diri.
2 jam kemudian.
Hazel yang baru saja masuk kedalam kamar hanya bisa menggeleng pelan. Bagaimana tidak, hampir sebagian tempat tidur di kuasai oleh Rinjani. Kaki dimana, kepala dimana dan tangan dimana. Semua dikuasai oleh Rinjani.
"Rin, geser sedikit!" kata Hazel sambil menyingkirkan kaki Rinjani.
Gadis itu tak peduli dan malah meringkuk untuk memeluk erat gulingnya. "Ya Allah, berilah kesabaran untukku," ucap Hazel sambil merebahkan tubuhnya di sisa tempat yang ada.
****
Berhubung hari ini adalah hari Minggu, Rinjani merdeka dari suara alarm yang selalu berisik. Akhirnya setelah enam hari berusaha untuk bangun lebih awal, kini tiba saatnya untuk bangun siang.
Meskipun sedang tidur, kaki Rinjani tetap aktif untuk bergerak dengan leluasa. Bahkan dia tidak memikirkan bagaimana keadaan Hazel saat ini.
BRUUUKKK
Tubuh Hazel akhirnya jatuh juga ke lantai. Setelah hampir satu malam berjuang menahan diri diatas tempat tidur. Kaki Rinjani tidak bisa diam, terus menyepak tubuh Hazel
"Rinjani ....!" Hazel berteriak kesal akibat ulah kaki Rinjani yang telah menjatuhkan tubuhnya.
Rinjani mengerjap, dia berusaha untuk mencari keberadaan Hazel yang sudah tak berada di sampingnya. Karena masih diserang rasa kantuk, Rinjani hendak melanjutkan kembali tidurnya. Namun, dengan cepat Hazel menarik selimut yang membungkus tubuhnya.
"Hazel. Apa-apaan sih!" sentak Rinjani kesal.
"Bangun! Kamu benar-benar perempuan gak punya etika. Dimana-mana kalau perempuan tidur itu pasti elegan, gak jungkir balikan seperti kamu! Aku heran dulu bunda pas hamil kamu nyidam apa sih?" gerutu Hazel.
"Hazel, ini ini masih pagi. Gue belum ada mood untuk ngeladenin lu."
"Bangun gak! Ini kamarku!"
Rinjani menatap Hazel dengan kesal. Baru saja dia membuka mata, Hazel sudah mengajaknya untuk gelud. Jujur saat ini Rinjani belum mengumpulkan sebagian nyawanya dari alam bawah sadar.
"Ini kamar kita, Zel! Kalau lu ingin protes, protes aja sama Mommy. Aku ngantuk, Zel!"
Seketika Rinjani bangkit saat mengingat nama Mommy. Seperti yang sudah dikatakan oleh Mommy-nya kemarin, hari ini mereka akan datang. "Zel, hari ini keluarga besar kita akan datang. Gue pakai kamar mandinya dulu ya!" Rinjani bergegas dengan panik. karena tidak mungkin dia akan menyambut keluarga besarnya dalam keadaan tabungan tahi mata yang masih menempel di kelopak matanya.
Benar saja 30 menit kemudian, keluarga besar keduanya pun sudah tiba di apartemen milik Hazel. Tidak hanya kedua orang tuanya, tetapi Arga dan juga Shereena juga turut ikut untuk mengunjungi pengantin baru itu.
Seperti biasa, jika Dirga sudah bertemu dengan Excel, maka keduanya akan meributkan masalah yang sepele. Terlihat saat ini keduanya tengah meributkan tentang keamanan untuk anak mereka. Dirga menginginkan jika Rinjani dan Hazel harus dipantau seseorang agar Rinjani tidak cepat-cepat hamidun terlebih dahulu. Dirga ingin keduanya menikmati masa mudanya terlebih dahulu. Jangan hanya karena pernikahan muda ini keduanya kehilangan masa muda yang indah.
Bertolak belakang dengan Dirga, Excel malah menginginkan jika setelah lulus sekolah nanti, Excel akan langsung menimang cucu yang imut dan lucu. Rasanya Excel sudah tak sabar lagi untuk menunggu waktu itu tiba.
Dua orang yang selalu berbeda pendapat dan berakhir dengan saling ngotot membuat semua anggota keluarga merasa bosan dan mengabaikan dua pria tua itu.
"Jika kamu sudah tidak sabar, nikahkan saja Shereena dengan seorang pria. Dengan begitu kamu akan segera memiliki seorang cucu yang imut dan lucu," kata Dirga dengan kesal.
"Enak saja. Dia masih harus sekolah!"
"Nah ... sama! Rinjani juga harus sekolah, tapi kamu yang memaksa keduanya untuk menikah. Jadi apa bedanya?"
"Tuan Dirga ... Anda tidak tahu bagaimana pergaulan anak zaman sekarang. Bisa saja nanti Rinjani memiliki tambatan hati lain dan berpaling dari Hazel. Apakah Anda bisa menjamin jika perjodohan kita akan berjalan dengan lancar, tidak kan! Karena jika sudah masalah hati itu sudah sangat sulit. Bukan hanya satu hati yang akan tersakiti, tetapi persahabatan dan perusahaan kita pasti akan ikut hancur, bukan begitu Tuan Dirga?"
Dirga hanya bisa terdiam. Kali ini dia membenarkan ucapan besannya. Apalagi Dirga juga mengetahui jika diam-diam anaknya sedang mengagumi seseorang dan itu bukanlah Hazel.
"Baiklah kali ini aku akan berada di pihakmu. Tetapi jangan berbesar kepala dahulu, karena sebelum mereka lulus, Hazel tidak boleh menyentuh Rinjani dalam arti melakukan hubungan suami istri!"
Excel menggangguk pelan. "Baiklah, tidak masalah. Asalkan setelah mereka lulus sekolah Rinjani harus segera mengandung!"
Rinjani dan Hazel hanya bisa menyimak obrolan ayah mereka. Namun, Hazel baru menyadari jika ada sesuatu yang kurang. Setelah dia mengamati di dapur hanya ada Mommy dan bundanya, dia mencari di mana keberadaan Arga dan Shereena berada.
Matanya mengedar untuk menangkap keberadaan dua tikus yang dia anggap tidak beres. Benar saja saat ini dua tikus itu sedang berada di balkon. Bahkan wajah manis Shereena terlihat sedang tertawa, begitu juga dengan Arga yang tak melepaskan pandangannya kepada Shereena.
"Lu liatin apa sih?" bisik Rinjani yang sadar akan mata Hazel yang terus menetap ke arah balkon.
Rinjani yang merasa sangat penasaran ikut menatap ke arah balkon, di mana Arga dan Shereena saling berhadapan. Bahkan saat ini Arga sedang menyelipkan anak rambut ke telinga Shereena.
"Wah ... so sweet banget sih mereka," lirih Rinjani pelan.
Tak ada kata yang terucap dari bibir Hazel, dia langsung berdiri dan menghampiri kedua tikus yang sedang bermesraan. Dengan kesal Hazel menepis tangan Arga. "Jangan macam-macam!" Hazel pun segera membawa Shereena masuk ke dalam.
"Setelah Daddy dan Mommy pulang aku ingin berbicara denganmu!" ketus Hazel kepada Shereena.
...~Bersambung~...
Baru bisa up, karena kurang sajen. Lemparkan kopi napa woiii 🙈🙈
Selagi nunggu novel ini up lagi, mampir dulu ke Novel SERPIHAN HATI YANG DISIA-SIAKAN punya kakak Sun_Flower95.
Mampir ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ehem ehem,,,kayak nya Arga dan Shereena baru lah pasangan yg cocok,harusnya mereka itu yg di nikahkan..😂😂
2023-01-01
2
Mommy Uni
sabar mak. nih aku kasih kopi, tapi balikin ya 🙈
2022-09-05
6
👑🇷🇦🇹🇺 ᵗʸᵖᵒ
wuaaa ... kemaren2 up 3 bab sehari anyep aja 😭😭
2022-09-05
2