Menikahi Ketua Osis | 12

Karena tergesa-gesa, Rinjani sampai melupakan jika ada buku tugas yang belum masuk ke dalam tas. Dan Rinjani juga lupa dia meletakkan buku tugas yang akan dikumpulkan itu dimana. Seluruh tempat sudah dia cari, akan tetapi buku itu entah menyelip di sebelah mana.

"Duh sial! Dimana gue naruh buku itu ya?" Rinjani sudah panik manakala jarum jam sudah menunjukkan pukul 06.45, itu artinya dia akan terlambat untuk sampai ke sekolah.

Dia sudah putus asa. Padahal dia sudah berjanji kepada pangeran Cakra untuk tidak mengecewakan kelas mereka. Namun sepertinya hari ini Rinjani benar-benar akan mengecewakan Cakra sebagai ketua kelasnya, terlebih hari ini adalah hari Senin.

"Mending gak usah sekolah deh, daripada gue ngecewain Cakra." keluhnya. Bukan hanya Cakra saja bahkan bisa mengecewakan teman satu kelasnya jika dia sampai datang terlambat.

Tak lama berselang, notifikasi ponsel Rinjani berbunyi. Terlihat sebuah pesan dari Hazel. dengan rasa malas Rinjani membuka pesan tersebut.

[ Rin, maaf aku nggak sengaja bawa buku tugasmu. Sekarang kamu di mana? Sebentar lagi pintu gerbang sudah mau ditutup. Jangan sampai kamu datang terlambat! ]

Rinjani melotot sambil membaca pesan dari Hazel. Percuma saja, meskipun Rinjani mengobrak-abrik apartemen dia tidak akan menemukan bukunya karena buku itu sudah dibawa oleh Hazel.

"Ah, sial! ternyata buku gue dibawa sama Hazel. Percuma gue bongkar semuanya!" gerutu Rinjani dengan rasa kesalnya.

[ Gue izinkan gak masuk sekolah. Gara-gara nyari buku yang lu bawa, gue sampai ngobrak-abrik kamar. Jahat lu! ]

Rinjani segera mengirim pesan kepada Hazel dan tak lama pesannya pun mendapat balasan dari Hazel.

[ Aku benar-benar minta maaf, aku nggak sengaja. Kamu berangkat aja ke sekolah, nanti aku yang atur semuanya. ]

Rinjani melotot lebar saat membaca sebuah pesan balasan dari Hazel. Ingin tertawa akan tetapi dia menahannya. Saat ini dia harus bergegas pergi sebelum Hazel berubah pikiran. Namun, Rinjani terdiam untuk beberapa saat. Dia bisa saja lolos dari Hazel, namun bagaimana dengan poin kelasnya. Pasti otomatis akan terpotong karena dia sudah terlambat. Rinjani tidak mau itu terjadi, maka dia harus membuat kesepakatan terlebih dahulu kepada.

[ Ok gue maafin. Tapi jangan potong poin kedisiplinan kelas ya. Kan gara-gara lu, gue jadi telat. Tapi kalau lu nggak bisa bantuin, gue bolos aja nggak sekolah ]

Rinjani mengangkat kedua garis bibirnya. Jika Hazel menyanggupi maka dia akan berangkat namun jika Hazel tidak bisa membantu, apa boleh buat hari ini dia akan menghabiskan waktunya di dalam apartemen.

Matanya langsung membulat dengan lebar saat sebuah pesan balasan mengatakan 'Oke' dari Hazel.

"Yes! Hari ini gue merdeka. Lolos dari kesialan." Rinjani tertawa pelan, sebelum meninggalkan apartemennya.

**

Cakra menghampiri Rinjani, setelah upacara selesai. Dia heran mengapa Rinjani bisa ikut dalam barisan, padahal saat dia absen tadi nama Rinjani tidak ada.

"Kamu kenapa bisa ada di sini? Bukannya kamu terlambat?" tanya Cakra cepat.

Rinjani hanya nyengir saat ditanya oleh pangerannya. "Iya. Tapi tenang aja, tidak akan mengurangi poin kelas kita kok. Aku sudah melakukan nego bersama ketos killer itu."

"Baiklah. Aku harap kamu tidak mengecewakanku." Cakra kemudian berlalu meninggalkan Rinjani.

"Cakra," panggil Rinjani.

Cakra menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya. "Ada apa?"

Rinjani segera mendekat dengan senyum yang tak pudar dari bibirnya. "Kalau kelas kita menang, lu mau kan temenan sama gue?"

Cakra hanya bisa tersenyum saat mendengar ucapan Rinjani. "Mengapa harus menunggu kelas kita menang jika sekarang kita bisa berteman?"

Tubuh Rinjani kaku, sengatan seperti arus listrik seakan mengalir ke seluruh tubuhnya. Dia benar-benar ternganga dan masih belum percaya jika Cakra mau berteman dengan dirinya. Selama ini yang Rinjani tahu, seorang Cakrawala tidak mudah untuk didekati. Bahkan hanya untuk bertanya kepada dia saja sangat sulit untuk mendapatkan jawabannya.

"Eh ... berarti Cakra gak keberatan dong kalau aku jadi temennya. Yes!" Rinjani berlari kecil untuk mengejar Cakra yang sudah masuk ke dalam kelas.

Bunga-bunga di taman telah bermekaran seperti hati Rinjani saat ini. Bibirnya tak henti untuk terus tersenyum. Wajah Cakra terus saja melintas di dalam pikirannya. Bahkan dia tidak memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung.

Hazel yang bisa melihat Rinjani merasa heran mengapa Rinjani bisa terus tersenyum saat pelajaran sedang berlangsung. Apakah itu karena dia tidak memberinya hukuman? Hazel tersenyum tipis. Senyuman Rinjani mampu menggetarkan hatinya.

"Zel, lu kesambet apa senyum-senyum sendiri?" Baim yang ada disamping Hazel menyenggol lengannya.

Detik itu juga Hazel berusaha untuk menetralkan diri, berharap Baim tidak mengetahui jika saat ini Hazel sedang mencuri pandang kepada Rinjani.

"Apaan sih?" tepis Hazel.

"Jangan-jangan lu dah gak sabar ya mau lunch sama si Bella? Nunggu apa lagi sih Zel? Udah tembak aja. Kalau gue yang jadi elu, udah lama gue tembak si Bella. Secara dia itu cantik, tajir, idola sekolah lagi. Kurang apa lagi coba?"

"Belajar yang bener. Gak ada gunanya pacaran," kata Hazel. Lebih baik langsung menikah seperti aku. Kata yang hanya bisa tertahan di tenggorokan.

*

"Cakrawala," panggil Rinjani.

Cakra yang hendak keluar menoleh ke arah Rinjani. "Mau bareng ke kantin?" tawar Cakra tanpa diminta.

Rinjani mengangguk malu-malu mengikuti langkah Cakra untuk ke kantin. Disaat yang bersamaan, mata Rinjani menangkap Hazel tengah berjalan bersama dengan Bella. Tiba-tiba hatinya panas seperti sedang dipanggang di dalam oven.

"Rin, serius amat ngeliat mereka?" tanya Cakra yang sadar akan pandangan mata Rinjani. "Gak usah ngiri. Mereka memang pasangan yang serasi. Kamu bisa kok sama seperti mereka," lanjutnya lagi.

"Maksudnya?" Rinjani tidak paham akan ucapan Cakra. Meskipun bisa, tetapi Rinjani hanya menginginkan Cakra-lah yang akan menjadi pasangan.

"Dahlah gak usah dibahas. Ke kantin aja yuk!" Cakra segera menggandeng tangan Rinjani, membuat gadis itu hanya bisa melongo dengan hati yang tidak siap.

"Ya Allah, tadi malam aku mimpi apa ya? Tangan Cakra seperti ara arus listrik yang mampu menyengat tubuhku. Baru sehari saja udah mau kaku, gimana kalau setahun ya?" batin Rinjani.

Semua mata tertuju pada pasangan yang baru saja masuk ke kantin. Dengan heboh mereka membunyikan siulan untuk menggodanya.

"Cie ... cie ada yang baru nih. Pacar baru." ejek salah seorang teman.

Sontak kata langsung ditertawakan oleh yang lainnya. Wajah merah bersemu tak bisa disembunyikan lagi. Saat ini Rinjani benar-benar malu. Namun, dengan santai Cakra malah menggenggam erat tangan Rinjani sambil berkata, "Kalian semua dengarkan. Hari ini makan sepuasnya, aku yang akan bayar."

Semua yang ada di kantin bersorak ria. Mereka sangat bersemangat dan langsung memberikan ucapan terima kepada Cakrawala. Mereka semua mengira jika saat ini Cakrawala sedang merayakan, hari jadinya bersama dengan Rinjani.

"Terima kasih pak ketua kelas. Semoga kebaikanmu akan membawa berkah untukmu. Semoga hubungan kalian berdua langgeng."

Sungguh Rinjani sangat malu, terlebih saat ini ada Hazel yang ikut menatapnya. Matanya bertemu dengan mata Hazel, ada debaran lain dalam hati Rinjani. Tak dipungkiri, Rinjani merasa takut untuk memberikan menatapnya dan memberikan penjelasan kepada Hazel nanti. Namun, saat melihat sosok Bella yang ada di samping Hazel membuat Rinjani menepis rasa takutnya. Jika Hazel marah, Rinjani bisa membela diri.

...~BERSAMBUNG~...

Jangan lupa Jejaknya!

Selagi menunggu aku up lagi, mampir dulu ke novel kak Te_Mi ya, dengan judul DI UJUNG SAYAP RINDU . mampir ya!

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Jangan mamdang luaran nya aja Baim,,cewek cantik itu biasanya tukang selingkuh,cowok nya bukan hanya satu,,

2023-01-01

1

༄༅⃟𝐐 Tuan Muda Sehun¹☃️

༄༅⃟𝐐 Tuan Muda Sehun¹☃️

haduh gini nih klo menikah di bawah umur pikiran msh anak² blm paham arti suami istri🙆🙆🙆

2022-09-07

1

Nayra Syafira Ahzahra

Nayra Syafira Ahzahra

panas panas panas tu Hazel🤭🤭🤭 gengsimu tinggi amat babang,🤣🤣🤣 lnjut thor dan tetap semangat 💪💪💪

2022-09-07

3

lihat semua
Episodes
1 Menikahi Ketua Osis | 01
2 Menikahi Ketua Osis | 02
3 Menikahi Ketua Osis | 03
4 Menikahi Ketua Osis | 04
5 Menikahi Ketua Osis | 05
6 Menikahi Ketua Osis | 06
7 Menikahi Ketua Osis | 07
8 Menikahi Ketua Osis | 08
9 Menikahi Ketua Osis | 09
10 Menikahi Ketua Osis | 10
11 Menikahi Ketua Osis | 11
12 Menikahi Ketua Osis | 12
13 Menikahi Ketua Osis | 13
14 Menikahi Ketua Osis | 13
15 Menikahi Ketua Osis | 14
16 Menikahi Ketua Osis | 15
17 Menikahi Ketua Osis | 16
18 Menikahi Ketua Osis | 17
19 Menikahi Ketua Osis | 18
20 Menikahi Ketua Osis | 19
21 Menikahi Ketua Osis | 20
22 Menikahi Ketua Osis | 21
23 Menikahi Ketua Osis | 22
24 Menikahi Ketua Osis | 23
25 Menikahi Ketua Osis | 24
26 Menikahi Ketua Osis | 25
27 Menikahi Ketua Osis | 26
28 Menikahi Ketua Osis | 27
29 Menikahi Ketua Osis | 28
30 Menikahi Ketua Osis | 29
31 Menikahi Ketua Osis | 30
32 Menikahi Ketua Osis | 31
33 Menikahi Ketua Osis | 32
34 Menikahi Ketua Osis | 33
35 Menikahi Ketua Osis | 34
36 Menikahi Ketua Osis | 35
37 Menikahi Ketua Osis 36
38 Menikahi Ketua Osis | 37
39 Menikahi Ketua Osis | 38
40 Menikahi Ketua Osis | 39
41 Menikahi Ketua Osis | 40
42 Menikahi Ketua Osis | 41
43 Menikahi Ketua OSIS | 42
44 Menikahi Ketua OSIS | 43
45 Menikahi Ketua Osis | 44
46 Menikahi Ketua Osis | 45
47 Menikahi Ketua Osis | 46
48 Menikahi Ketua Osis | 47
49 Menikahi Ketua Osis | 48
50 Promo : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
51 Menikahi Ketua OSIS | 49
52 Menikahi Ketua OSIS | 50
53 Menikahi Ketua OSIS | 51
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Menikahi Ketua Osis | 01
2
Menikahi Ketua Osis | 02
3
Menikahi Ketua Osis | 03
4
Menikahi Ketua Osis | 04
5
Menikahi Ketua Osis | 05
6
Menikahi Ketua Osis | 06
7
Menikahi Ketua Osis | 07
8
Menikahi Ketua Osis | 08
9
Menikahi Ketua Osis | 09
10
Menikahi Ketua Osis | 10
11
Menikahi Ketua Osis | 11
12
Menikahi Ketua Osis | 12
13
Menikahi Ketua Osis | 13
14
Menikahi Ketua Osis | 13
15
Menikahi Ketua Osis | 14
16
Menikahi Ketua Osis | 15
17
Menikahi Ketua Osis | 16
18
Menikahi Ketua Osis | 17
19
Menikahi Ketua Osis | 18
20
Menikahi Ketua Osis | 19
21
Menikahi Ketua Osis | 20
22
Menikahi Ketua Osis | 21
23
Menikahi Ketua Osis | 22
24
Menikahi Ketua Osis | 23
25
Menikahi Ketua Osis | 24
26
Menikahi Ketua Osis | 25
27
Menikahi Ketua Osis | 26
28
Menikahi Ketua Osis | 27
29
Menikahi Ketua Osis | 28
30
Menikahi Ketua Osis | 29
31
Menikahi Ketua Osis | 30
32
Menikahi Ketua Osis | 31
33
Menikahi Ketua Osis | 32
34
Menikahi Ketua Osis | 33
35
Menikahi Ketua Osis | 34
36
Menikahi Ketua Osis | 35
37
Menikahi Ketua Osis 36
38
Menikahi Ketua Osis | 37
39
Menikahi Ketua Osis | 38
40
Menikahi Ketua Osis | 39
41
Menikahi Ketua Osis | 40
42
Menikahi Ketua Osis | 41
43
Menikahi Ketua OSIS | 42
44
Menikahi Ketua OSIS | 43
45
Menikahi Ketua Osis | 44
46
Menikahi Ketua Osis | 45
47
Menikahi Ketua Osis | 46
48
Menikahi Ketua Osis | 47
49
Menikahi Ketua Osis | 48
50
Promo : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
51
Menikahi Ketua OSIS | 49
52
Menikahi Ketua OSIS | 50
53
Menikahi Ketua OSIS | 51

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!