Menikahi Ketua Osis | 18

Ternyata acara ulang tahun Rinjani tidak sampai disitu saja. Excel selaku ayah mertua juga sudah menyiapkan kejutan untuk Rinjani, begitu juga dengan Dirga juga sudah menyiapkan sesuatu untuk sang putri.

Dalam dinner malam ini, Rinjani terlihat lebih anggun dari biasanya dengan balutan gaun putih. Hazel yang melihatnya terkesima hampir tak mengedipkan mata. Malam ini Rinjani mampu menghipnotis para keluarga yang turut hadir dalam acara dinner.

"Sekali lagi, selamat ulang tahun untuk Rinjani. Semoga diusianya yang baru bisa semakin dewasa dalam menyikapi masalah yang ada dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi," kata Excel, Daddy mertuanya.

"Selamat ya sayang," lanjut Mommy Daisy.

Senyum indah itu merekah mana kala sang ayah dan bundanya membawakan lagi kue ulang tahun yang lebih besar.

"Happy Birthday, Rinjani Asha Dirgantara. Selamat ulang tahun putri ayah," seru Dirga dengan langkah pelan. Begitu juga sang bunda yang turut memberi ucapan doa kepada anaknya. Bahkan tanpa sepengetahuan dari Rinjani, ternyata kedua belah pihak keluarga juga mengundang rekan kerja mereka.

"Ya ampun ... Ayah, Daddy. Ini sangat berlebihan," kata Rinjani dengan keterkejutan saat melihat satu persatu tamu mulai menunjukkan diri.

"Ini belum seberapa. Daddy juga punya hadiah untuk kamu. Tapi sebelum Daddy serahkan kita mulai dahulu acara malam ini."

Sejak kecil Rinjani memang dikelilingi oleh orang-orang yang sangat mencintainya terutama keluarganya. Dan hari ini tepat di ulang tahunnya dia mendapatkan kejutan yang luar biasa. Bagaimana tidak acara ulang tahunnya kali ini diadakan dengan begitu meriah dengan mengundang para rekan kerja Ayah dan Daddy-nya. Sebuah kebahagiaan luar bisa untuk Rinjani malam ini.

"Bagaimana, apakah kamu menyukai acara malam ini?" Tiba-tiba Hazel membuyarkan lamunan Rinjani.

"Iya, sangat suka. Terimakasih sudah memberikan kejutan yang luar biasa," ucap Rinjani.

Hazel tersenyum tipis. "Rin, bisakah kita berbicara sebentar?"

Rinjani mengangguk pelan, kemudian mengikuti langkah Hazel yang mulai meninggalkan kerumunan acara.

Setelah sampai disebuah taman, Hazel menatap Rinjani dengan lekat. Bibirnya tak henti untuk mengumbar senyuman saat melihat Rinjani yang terlihat sangat cantik. .

"Lu kenapa senyum-senyum sendiri?" Rinjani melihat aneh pada Hazel yang tak hentinya untuk tersenyum saat melihat wajah wajahnya.

"Gak ada. Kamu cantik banget, lebih terlihat seperti seorang perempuan sesungguhnya," kata Hazel menahan tawanya.

"Emangnya selama ini gue perempuan jadi-jadian gitu?"

"Bukan seperti itu, Rin. Yang aku lihat selama ini kamu itu gak kelihatan perempuan dengan gaya pakaian kamu yang hanya menggunakan kaos oblong milik ayah kamu dan celana pendek. Bahkan selama kita tinggal satu atap, aku belum pernah lihat kamu memakai pakaian perempuan, kecuali pas sekolah aja. Jadi dengan pakaian yang feminim ini kamu terlihat sangat cantik."

Sebuah pujian yang yang sangat jujur tetapi malah membuat Rinjani terpancing untuk marah. Bagaimana tidak, Hazel sempat mengatakan jika Rinjani menggunakan kaos oblong milik ayahnya.

"Sembarang lu ya, ngatain gue pakai koas oblong punya ayah. Yang namanya kenyamanan itu tidak bisa dipaksakan, Zel. Ibarat kata, ada cewek cantik luar biasa tapi lu merasa gak nyaman sama dia, pasti lu gak mau pacarin dia karena gak nyaman. Beda lagi kalau ada cewek biasa aja, tapi bisa bikin lu nyaman, pasti lu akan memilih dia, meskipun dia jauh dari kata sempurna. Nah, begitu juga pakaian yang gue pakai, kalau gue udah nyaman, ya pasti akan gue pakai. Buat apa dipakai kalau gak nyaman?" Rinjani mengeluarkan kata bijaknya.

"Tumben kamu pintar. Makin gemes liatnya."

"Hazel! Gue ngomong serius!" bentak Rinjani.

"Rin,"

"Hhmm,"

Hazel masih menatap lekat ke arah Rinjani. kini tangannya terulur untuk menggenggam tangan perempuan yang sudah dia nikahi beberapa minggu yang lalu. "Bisakah kamu berbicara lebih sopan dengan menyebut aku-kamu? gak usah lu-gue? Aku yang dengerin ngerasa geli."

"Kalau geli, gak usah di dengerin!"

"Rin, aku serius."

Kini tatapan Hazel semakin dalam penuh dengan keseriusan. Sebenarnya Rinjani hanya mengalihkan pembicaraan saja agar dadanya tidak bergerumuh. Semenjak tangan Hazel menggenggam tangannya, dada Rinjani sudah berdetak tak menentu.

"Rin," panggil Hazel lagi.

Semakin dekat, semakin berdebar. Rinjani hanya bisa memejamkan matanya saat wajah Hazel sudah mulai mendekat. Saat hampir saja mendarat sebuah ciuman, tiba-tiba sebuah panggilan membuat keduanya gelagapan. Hazel segera menarik tubuhnya untuk menjauhi. Dalam hati dia mengumpat kesal karena telah kehilangan kesempatan emasnya. Padahal tinggal sedikit lagi bibirnya sudah mendarat ke bibir Rinjani.

"Ups ... sorry. Aku gak tahu kalau kalian sedang .... " Shereena menggantung ucapannya dengan menggigit bibir bawahnya.

"Ada apa?" ketus Hazel pada adiknya.

"Kalian dicariin Daddy dan Mommy. Lagian siapa suruh mau ciuman di tempat umum. Di rumah kan bisa. Lebih leluasa lagi."

Rinjani tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang sudah merah padam. Saat ini dia benar-benar malu dan merebus kebodohannya.

"Bodoh ... bodoh ... bodoh." Rinjani mengetuk kepalanya dengan pelan.

"Rin, kita sambung lagi nanti pas di rumah ya. Sekarang kita masuk dulu." Tangan Hazel telah menggenggam erat tangan Rinjani untuk bergabung lagi bersama dengan orang tuanya.

Sesampainya di dalam, Excel sudah menyiapkan hadiah yang akan diserahkan kepada Rinjani, begitu juga dengan Dirga yang tidak mau kalah dengan besannya itu.

Excel memberikan sebuah kunci mobil keluaran terbaru. Begitu juga dengan Dirga yang juga memberikan sebuah kunci dengan merek yang sama kepada Rinjani.

"Lho ... kamu plagiat hadiah ku untuk Rinjani ya?" tuduh Excel pada Dirga.

"Enak saja! Ini aku beli jauh sebelum kamu membelinya. Bahkan aku juga sudah menyiapkan hadiah ini sejak tiga bulan yang lalu. Bagaimana bisa kamu menuduh ku plagiat?"

Excel merasa tidak terima saat dikatakan plagiat oleh Dirga. Meskipun Dirga telah membelinya sejak tiga bulan yang lalu akan tetapi yang memberikan hadiah pertama kepada Rinjani adalah dirinya.

"Tapi aku yang memberikan hadiah ini terlebih dahulu kepada Rinjani, itu berarti kamu yang plagiat!"

Seperti biasa kedua pria dewasa itu saling beradu mulut membuat para istri hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Hazel dan Rinjani hanya bisa memijat kepalanya jika sudah melihat kedua pria dewasa ini sama-sama tidak mau mengalah. Ditengah-tengah perdebatan kecil, tak sengaja mata Hazel menangkap bayangan Arga meninggalkan tempat acara. Matanya pun sempat mengedar kesegala penjuru arah untuk mencari keberadaan Shereena. Sayangnya dia sudah tak menemukan sosok Shereena di sana.

"Sial!" umpat Hazel pelan sambil mengepalkan tangannya. Tak perlu diragukan lagi dugaan Hazel selama ini. Dia yakin jika saat ini memang telah terjadi hubungan gelap Arga dengan Shereena.

"Rin, aku ke toilet dulu ya. Anggap aja kamu sedang nonton drama Korea." Hazel kemudian berlalu untuk mengejar bayangan Dirga yang sempat dia lihatnya tadi.

"Awas saja kalau sampai ketangkap!"

...~BERSAMBUNG~...

Halo-halo, seperti biasa jangan lupa tinggalkan jejaknya, oke!

Selagi menunggu novel ini update lagi mampir dulu yuk ke novel teman aku judulnya

SALAH RAHIM punya Author kak ALYA AZIZ mampir ya!

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kok hubungan gelap sih,wajar2 aja kalo mereka pacaran,mereka juga bukan adik bradik kandung,,kalo kalian gak nikah,mereka juga bisa nikah,,

2023-01-01

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Nah sekarang Rinjani bisa pergi dan pulang sekolah pake mobil sendiri,Gak perlu naik taxi lagi,,,

2023-01-01

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kode itu mah Rinjani,Suami mu pengen kamu lebih peminim dikit jgn kayak tomboi terus,,😂😂

2023-01-01

0

lihat semua
Episodes
1 Menikahi Ketua Osis | 01
2 Menikahi Ketua Osis | 02
3 Menikahi Ketua Osis | 03
4 Menikahi Ketua Osis | 04
5 Menikahi Ketua Osis | 05
6 Menikahi Ketua Osis | 06
7 Menikahi Ketua Osis | 07
8 Menikahi Ketua Osis | 08
9 Menikahi Ketua Osis | 09
10 Menikahi Ketua Osis | 10
11 Menikahi Ketua Osis | 11
12 Menikahi Ketua Osis | 12
13 Menikahi Ketua Osis | 13
14 Menikahi Ketua Osis | 13
15 Menikahi Ketua Osis | 14
16 Menikahi Ketua Osis | 15
17 Menikahi Ketua Osis | 16
18 Menikahi Ketua Osis | 17
19 Menikahi Ketua Osis | 18
20 Menikahi Ketua Osis | 19
21 Menikahi Ketua Osis | 20
22 Menikahi Ketua Osis | 21
23 Menikahi Ketua Osis | 22
24 Menikahi Ketua Osis | 23
25 Menikahi Ketua Osis | 24
26 Menikahi Ketua Osis | 25
27 Menikahi Ketua Osis | 26
28 Menikahi Ketua Osis | 27
29 Menikahi Ketua Osis | 28
30 Menikahi Ketua Osis | 29
31 Menikahi Ketua Osis | 30
32 Menikahi Ketua Osis | 31
33 Menikahi Ketua Osis | 32
34 Menikahi Ketua Osis | 33
35 Menikahi Ketua Osis | 34
36 Menikahi Ketua Osis | 35
37 Menikahi Ketua Osis 36
38 Menikahi Ketua Osis | 37
39 Menikahi Ketua Osis | 38
40 Menikahi Ketua Osis | 39
41 Menikahi Ketua Osis | 40
42 Menikahi Ketua Osis | 41
43 Menikahi Ketua OSIS | 42
44 Menikahi Ketua OSIS | 43
45 Menikahi Ketua Osis | 44
46 Menikahi Ketua Osis | 45
47 Menikahi Ketua Osis | 46
48 Menikahi Ketua Osis | 47
49 Menikahi Ketua Osis | 48
50 Promo : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
51 Menikahi Ketua OSIS | 49
52 Menikahi Ketua OSIS | 50
53 Menikahi Ketua OSIS | 51
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Menikahi Ketua Osis | 01
2
Menikahi Ketua Osis | 02
3
Menikahi Ketua Osis | 03
4
Menikahi Ketua Osis | 04
5
Menikahi Ketua Osis | 05
6
Menikahi Ketua Osis | 06
7
Menikahi Ketua Osis | 07
8
Menikahi Ketua Osis | 08
9
Menikahi Ketua Osis | 09
10
Menikahi Ketua Osis | 10
11
Menikahi Ketua Osis | 11
12
Menikahi Ketua Osis | 12
13
Menikahi Ketua Osis | 13
14
Menikahi Ketua Osis | 13
15
Menikahi Ketua Osis | 14
16
Menikahi Ketua Osis | 15
17
Menikahi Ketua Osis | 16
18
Menikahi Ketua Osis | 17
19
Menikahi Ketua Osis | 18
20
Menikahi Ketua Osis | 19
21
Menikahi Ketua Osis | 20
22
Menikahi Ketua Osis | 21
23
Menikahi Ketua Osis | 22
24
Menikahi Ketua Osis | 23
25
Menikahi Ketua Osis | 24
26
Menikahi Ketua Osis | 25
27
Menikahi Ketua Osis | 26
28
Menikahi Ketua Osis | 27
29
Menikahi Ketua Osis | 28
30
Menikahi Ketua Osis | 29
31
Menikahi Ketua Osis | 30
32
Menikahi Ketua Osis | 31
33
Menikahi Ketua Osis | 32
34
Menikahi Ketua Osis | 33
35
Menikahi Ketua Osis | 34
36
Menikahi Ketua Osis | 35
37
Menikahi Ketua Osis 36
38
Menikahi Ketua Osis | 37
39
Menikahi Ketua Osis | 38
40
Menikahi Ketua Osis | 39
41
Menikahi Ketua Osis | 40
42
Menikahi Ketua Osis | 41
43
Menikahi Ketua OSIS | 42
44
Menikahi Ketua OSIS | 43
45
Menikahi Ketua Osis | 44
46
Menikahi Ketua Osis | 45
47
Menikahi Ketua Osis | 46
48
Menikahi Ketua Osis | 47
49
Menikahi Ketua Osis | 48
50
Promo : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
51
Menikahi Ketua OSIS | 49
52
Menikahi Ketua OSIS | 50
53
Menikahi Ketua OSIS | 51

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!