Cecilia harus mengeluarkan uang lebih banyak dari pada yang dia kira sebelumnya, ponsel keluaran terbaru dan sebuah mobil, pergantian biaya pengrusakan di unit miliknya yang di lakukan oleh Dirga, juga hampir seratus juta melayang hanya unyuk membayar tagihan kartu kredit yang di pakai Dirga sebelum akhirnya dia blokir.
Cecilia menghempaskan bokongnya di sofa, sudah dua minggu semenjak pertengkarannya dengan Dirga. Dan Nita setiap hari harus tidur di apartemen milik Cecilia karena Cecilia tidak ingin sendirian.
"Dua minggu gue udah ilang duit hampir dua ratus juta! Itu cuma gara gara si Dirga doang!"
"Emang enak, lo sih bego! Gue udah suruh lo lapor polisi lo kagak mau terus. Alesannya ada terus." cibir Nita, dia memang masih tidak terima dengan sikap Cecilia yang masih baik hati terhadap pria brengsekk Dirga.
"Lo kok gitu!"
"Iya lah, giliran sama yang lain lo gak kenal takut! Tapi giliran sama Dirga, nyali lo jadi ciut. Emang bener lo bahaya kalau udah jatuh cinta, lo jadi orang tollol tahu gak!"
Lo masih gak nyadar juga Ce segimana brengsekknya dia, pengen gue pites emang tuh orang. Batin Nita.
"Gue emang pernah cinta sama dia Nit! Tapi gue fikir gak segede ini rasa cinta gue ke dia."
"Nah itu lo baru bego. Dah ah, cape gue lama lama dengerin lo! Mending gue balik. Gue mau istirahat, gue udah cape ngurusin lo dua minggu ini tapi lo masih terus bego. Percuma juga gue terus ngomong masalah ini, bahkan sampe mulut gue berbusa pun lo tetep kayak gitu." terang Nita kesal, dia bangkit dari duduknya dan menyambar tas lalu beranjak pergi meninggalkan Cecilia.
"Nit jangan marah dong! Ya elah, baperan amat sih lo!" Cecilia mengejarnya, namun Nita tidak menggubris teriakan Cecilia, dia terus berjalan keluar dan segera masuk kedalam pintu lift yang terbuka.
Cecilia kembali ke kamar setelah tak berhasil mengejar Nita yang pergi, dia kembali menghempaskan tubuhnya di atas sofa.
"Lo gak tahu Nit gimana susahnya gue nentuin pilihan gue, gue gak bisa gitu aja laporin Dirga ke polisi karena nanti gue juga yang bakal keseret! Seenggaknya gue udah gak mau lagi berurusan sama Dirga." gumam Cecilia membela diri, dia tidak ingin gegabah dengan melaporkannya ke polisi karena sudah tentu akan mengorek informasi juga padanya, bertanya banyak hal dan bisa jadi menguak apa yang dia sembunyikan.
Cecilia menggelengkan kepalanya saat membayangkan hal itu, hal paling menakutkan jika semua orang tahu apa yang terjadi. Hal yang dia tutupi selama ini. Maka dari itu dia segan melaporkan Dirga ke polisi.
"Mending gue jalan jalan aja deh! Pusing mikirin si Dirga! Otak gue harus adem,"
Cecilia merogoh ponsel miliknya, mencari tempat yang bisa dia datangi saat ini. Tempat yang cocok untuk menyenangkan dirinya.
"Aha ... Mall baru di pusat kota! Cocok nih, apa gue ke sana kesana ajak Nita ya? Tapi si Nita kan lagi ngambek." Cecilia bertanya, dirinya jugalah yang menjawab.
"Bodo amat deh! Nanti dia juga balik lagi." herdikan dibahunya tidaklah hanya ucapan belaka, Nita maupun dirinya sudah tahu sifat masing masing, pertengkaran mereka pun biasa, perkataan kasar bahkan umpatan umpatan yang keluar dari mulut keduanya bak bumbu yang saling melengkapi.
Akhirnya Cecilia berlalu pergi menuju mall yang baru saja di buka beberapa waktu lalu. Berjalan sendirian dengan mata lebar menyisir pertokoan yang mulai ramai pengunjung.
"Kali gue bisa ketemu mangsa di sini!" Cecilia terkikik sendiri, menyapu segala area mencari seseorang, melihat penampilan pria pria necis, yang berpakaian rapi dengan lipatan setrikaan bak baru keluar dari loundry, dompet tebal di saku belakang, senyum menebar kemana mana dengan langkah bak super model. Dia juga mampu mengenal setiap pria yang kerap menjadi sugar hanya dari tatapannya saja, atau dari wangi parfum yang dipakainya.
Tak lama dia menjajal setiap toko barang branded, no kaleng kaleng, dia tidak ingin mendapatkan sugar dibawah standar. Maka dari itu dia harus masuk ditempat tempat mewah.
"Huh! Gak asik, gak ada yang bisa jadi mangsa gue hari ini." gumamnya keluar dari toko tas branded.
Membelinya? Tentu saja tidak, dia tidak ingin mengeluarkan lagi uang untuk hal itu. Hanya melihat lihat saja karena tujuannya juga bukan untuk berbelanja.
Hingga langkahnya terhenti di sebuah toko kosmetik dengan branded ternama, bukan promo besar besaran yang dia lihat melainkan seseorang yang menarik perhatiannya.
Cecilia masuk kedalamnya, berjalan mendekati seseorang yang sejak tadi tidak lepas dari pandangannya.
"Hey!! Kau mencuri?" Sentak Cecilia dengan memegangi tangan seorang gadis berambut sebahu.
Gadis itu mengerjap, melihat ke arah Cecilia dengan tajam, "Sembarangan, aku tidak mencuri."
Cecilia mencekal tangannya saat gadis itu hendak pergi, dia menatap tas selendang yang di tutupi jaket.
"Kau mencuri lipstik! Aku melihatnya." bisiknya pada Gadis itu, membuatnya tercengang dan mngedarkan kedua matanya ke kiri dan ke kanan.
"Kalau iya? Emangnya mau apa? Mau laporin gue? Silahkan gue gak takut."
Cecilia berdecih, "Berani juga lo bocil!"
"Udah deh! Gak usah ikut campur," Gadis itu menepis tangan Cecilia dan berbalik.
Dua orang wanita yang menjadi sales promotion girl yang merasa curiga berjalan mendekat, membuat gadis berambut sebahu itu kembali berbalik. Cecilia melipat tangan di dadanya dengan tatapan mencibir.
"Dasar bocah tengil! Lo gak akan bisa lolos dari tempat ini kalau lo panik."
Gadis itu tertegun mendengarnya, dia manatap lama ke arah Cecilia, "Apa maksud lo?"
"Apa aja yang lo ambil?" tanya Cecilia, dia mengabaikan pertanyaan gadis itu, justru bertanya langsung pada intinya saja.
"Mampus deh gue!" gumamnya jelas dan bisa Cecilia dengar.
Cecilia menarik jaket yang di gunakan olehnya untuk menutupi tas selendang dengan barang curian di dalamnya. "Lo jangan bego! Dengan gini, semua orang bakal curiga, Lepas."
Gadis itu semakin terpaku dengan apa yang akan Cecilia lakukan padanya, melaporkan nya pada pihak toko.
"Jangan laporin gue kak!"
Cecilia terkekeh, dengan menarik tas selendang walau gadis itu enggan melepaskannya.
"Lo sekarang panggil gue kakak? Gak salah lo?"
"Mau apa kak? Gue---"
Cecilia menyampirkan tas itu di bahunya lagi, dan jaket yang tadi digunakannya dia pakaikan setengahnya, hingga menutupi setengah bahunya. Dia juga menarik dagu gadis itu dengan telunjuknya. "Angkat wajah lo! Jangan nunduk, karena bakal bikin orang lain curiga. Jalan seperti biasanya lo jalan dengan percaya diri."
Nih orang aneh banget, gue ketahuan mencuri kenapa malah ngasih tahu hal hal begini sih.
"Keluarin barang yang lo curi sekarang juga."
"Hah?"
"Ayo keluarin!" Bisiknya dengan tegas.
Gadis itu mengeluarkan beberapa lipstik dari dalam tasnya, maskara juga eyeliner dengan merek ternama, harganya juga tidak main main untuk ukuran anak sekolahan.
"Keren juga gaya lo! Mau cantik tapi gak modal."
Gadis itu terdengar mendengus, namun dia juga tidak berani mengatakan apa apa.
Cecilia mengambil semua yang dia bawa dengan tangannya, lalu berjalan dengan langkah pasti menuju sales yang tengah berjaga.
"Ikuti gue."
Gadis itu benar benar takut jika dia dilaporkan, namun juga bingung memilih antara lari atau pun mengikutinya. Cecilia menoleh dengan menyibak rambutnya ke belakang,
"Lihat ke depan, jangan ke bawah, di toko semewah ini gak akan ada duit receh."
.
...Cecilia jangan aneh aneh deh, othor pusing sama kelakuan random lo. Wkwkwk masih sepi yaa, yuk makin ramein lagi dong ih, kasih like sama komen yang banyak....
...Btw mampir juga di novel terbaru othor yang judulnya Love you Mr Amnesia yang baru banget, dan bakal berbeda....
...Dan maaf kalau komennya gak bisa othor bales semua, karena sekarang bales komentar aja di batasi sistem ya gaes. ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
lina
astaga 🏃🏼♀️🏃🏼♀️🏃🏼♀️🏃🏼♀️🏃🏼♀️🏃🏼♀️
2022-12-22
1
Erma Reyes BalaGtas
kangen nita juga nia yg selalu bocor wkwk wkwk
2022-11-14
2
Yanti Damay
cecil kdua nih romanny
2022-11-13
1