Saat ini Ardhan beserta anak buahnya menuju lokasi yang di duga dimana Mira berada,, mereka meminta bantuan polisi untuk melacak nomer plat mobil yang digunakan penculik itu.
Area yang terbilang cukup sepi,karena lokasi yang dekat pegunungan,hanya ada beberapa rumah itupun jarak antara satu dengan lain cukup jauh.
Empat mobil berjalan menanjak di perbukitan, salah satu mobil di kendarai Ardhan bersama supirnya saja sedangkan dua mobil berisi orang suruhan nya dan satu mobil polisi daerah tersebut.
Mobil mereka berhenti agak jauh dari rumah kayu yang sederhana,terlihat di samping rumah terdapat mobil berwarna hitam dengan plat yang sama seperti yang tengah mereka cari,Ardhan beserta rombongan langsung keluar dari mobil masing-masing dan mengepung rumah tersebut.
Ardhan yang hendak membuka pintu depan di cegah anak buahnya
"Maaf tuan,sebaiknya biar yang lain yang membukanya." Kerena Ardhan tau maksudnya yang mungkin cukup berbahaya,sehingga dia membiarkannya.
Oleh karena itu salah satu polisi dengan pakaian lengkap tak lupa senjata yang di tangannya maju ke depan dan mendobrak dengan tendangannya.
Brak..
Begitu pintu terbuka ,satu persatu masuk termasuk Ardhan.Namun yang mereka lihat hanya perabotan rumah lengkap tidak ada tanda -tanda kehidupan di dalamnya.
Semua anak buah ardhan menyusuri setiap ruangan begitupun aparat polisi,termasuk Ardhan sendiri.
Seketika Ardhan merasa kecewa dengan pencarian ini,rasa khawatir pada Mira semakin besar,bagaimana keadaannya sekarang,apa mereka menyiksanya, atau justru menghilangkan nyawanya.Begitu banyak hal negatif yang muncul di pikiran Ardhan.
"T**idak,tidak,Mira pasti selamat,dia pasti baik-baik saja.Secepatnya aku akan menemukannya."Ardhan terus menyakinkan dirinya sendiri.
Sampai akhirnya mereka di dikagetkan dengan kemunculan kakek-kakek dari arah pintu belakang.
"Kalian siapa?apa yang kalian lakukan di rumah ini." Kakek itu merasa ketakutan melihat banyaknya orang di rumah tersebut.
Melihat kedatangan kakek itu Ardhan langsung menghampirinya,
"Kau sembunyikan di mana Mira"? Dengan nada marah Ardhan langsung melayangkan pertanyaan, menuduh kakek itu yang menculik Mira.Kalau saja dia bukan seorang kakek-kakek mungkin ardhan sudah melayangkan pukulannya.
Sedangkan kakek merasa bingung sepulang dari hutan untuk mencari kayu di kejutkan kedatangan banyak orang di rumahnya.Di tambah laki-laki di depannya menuduhnya menculik seseorang.
Ardhan semakin murka karena kakek tersebut hanya diam ketakutan.
Oleh karena itu pihak polisi mencoba menenangkan Ardhan .
"Tenang tuan,sebaiknya biar kami yang menanyakannya karena sepertinya tidak mungkin jika kakek ini pelakunya." salah satu pihak polisi menyakinkan Ardhan .
Kini Ardhan mulai menyadari bahwa apa yang di katakan polisi tersebut mungkin ada benarnya.ardhan pun mundur dan lebih memilih untuk keluar dari rumah.Menenangkan pikirannya yang mulai kalut karena terlalu mengkhawatirkan keselamatan Mira.
Setelah beberapa saat setelah polisi mendapatkan keterangan dari kakek tersebut.
Polisi menghampiri Ardhan yang tengah duduk dengan kepala menunduk di setir mobil.
Tok. Tok.
Terdengar bunyi ketokan kaca pintu mobil,ardhan langsung mendongak melihat siapa yang mengetuknya.Bertepatan itu dia langsung keluar.
"Sesuai dugaan saya tuan Ardhan,beliau bukan termasuk pelaku dia hanya kakek pemilik mobil tersebut yang di sewakan."
"Lalu siapa yang menyewa mobil itu." Ardhan begitu tidak sabar ingin mendengar informasi yang polisi itu sampaikan.
"Menurut kakek itu teman cucunya, karena seminggu yang lalu dia datang bersama cucunya dan sebaiknya kita bergegas karena saya sudah mendapatkan alamatnya."
"Kenapa bapak tidak bicara dari tadi?"Ardhan menekan kata begitu geram, bisa-bisanya polisi tersebut,, ah
"Kita menuju ke sana sekarang."Ardhan langsung masuk mobil,diikuti yang lainnya.
Tak jauh dari tempat kakek tadi,mungkin sekitar satu jam perjalanan mereka akhirnya sampai namun mereka di kagetan dengan munculnya mobil lain dari arah belakang rumah melaju sangat kencang.
Rombongan Ardhan menjadi curiga,
"Tuan,sepertinya itu nona mira." salah satu anak buah Ardhan melihat siapa yang berada di dalam mobil, karena Mira sempat muncul di kaca bagian belakang mobil.
Kini mobil mereka saling kejar,mobil Ardhan berada pas di belakang mobil yang Mira tempati.
Jalanan pegunungan yang berbahaya menjadi hambatan mereka bahkan mobil yang di tempati Ardhan hampir saja menabrak pembatas jalan.Tapi untung saja keberuntungan masih di dirinya.
Para penculik itu berjumlah tiga orang,dua orang berada di bagian belakang bersama Mira karena Mira yang terus memberontak.
"Bos kita ketahuan ,sekarang mereka mengejar mobil kita."Salah satu penculik itu sembari menyetir mencoba menelpon bos mereka untuk melaporkan jika persembunyian mereka sudah diketahui.
"Bodoh, bukannya kemarin aku bilang kalian pindah!"
Di saat panggilan terputus karena hanya fokus dengan panggilannya di tambah kondisi jalan yang berkelok-kelok mengganggu konsentrasi menyetir alhasil penculik itu kehilangan keseimbangan dan menyebabkan mobil terpelosok ke jurang.
Sedangkan di seberang karena merasa geram dan marah terhadap orang suruhannya Jhon seketika langsung mematikan panggilannya.
Ya,dalang penculikan terhadap Mira adalah Jhon.
Detik itu juga dia langsung melakukan panggilan ke nomer lain.
"Awasi mereka, bunuh saja mereka semua jika sampai menyebut namaku ketika tertangkap."
"Ji**ka aku tidak bisa membalas mu dulu tapi ingat masih ada anakmu yang bisa aku hancurkan,Brenda."
Jhon mengepal tangannya kuat,menatap hiruk pikuknya kota dari ruangannya.Sekelebat mengingat dendamnya pada wanita yang pernah dicintanya.
Pengorbanannya yang harus rela menikah dengan istri majikannya.Jhon dan Brenda terpaksa menjalani hubungan secara diam-diam.
Awalnya Jhon dan Lyla sepakat jika tak lama setelah keadaan cukup aman untuk Jessica mereka akan bercerai.Mereka sama sekali tidak pernah menjalankan kehidupan sebagai mestinya pasangan suami-istri.
Karena mereka sama-sama menyadari jika pernikahan hanya sebatas untuk melindungi Jessica kala itu.
Namun siapa sangka dalam setahun pernikahannya Lyla ternyata menaruh hati dengan Jhon, dan dia membatalkan rencana perceraian nya.
Jhon di lema, di satu sisi dia merasa berhutang Budi terhadap keluarga Miller yang menaikan derajatnya, Ayah Alan kala itu mengangkatnya sebagai anak dan menjadikan orang kepercayaan anaknya.
Di sisi lain dia juga begitu mencintai Brenda wanita yang terlahir di kalangan yang sama.
Namun siapa sangka perasaan yang bertahun-tahun mereka miliki kini hanya karena kesalahpahaman berubah jadi kebencian yang mendarah daging.
Dia berasumsi jika Brenda kala itu selingkuh darinya sampai menghasilkan seorang anak perempuan.
Jhon tersadar dari lamunan ketika sekertaris nya mengetuk dan masuk ke ruangannya.
"Mobil mereka terpelosok ke jurang tuan, dan sepertinya mereka tidak ada yang selamat karena ledakannya cukup besar."
Jhon merasa kaget mendengar berita itu,namun setelahnya senyum menyeringai terbit di bibirnya.
" Ternyata kali ini keberuntungan berpihak denganku."
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments